Anda di halaman 1dari 49

Metabolisme Gizi Makro

Pengantar Kimia Dasar

SEMESTER I TA. 2019/2020


PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

Nazula Rahma Shafriani, S.Si., M.Biomed.


POKOK BAHASAN

1. Periodik Unsur
2. Ikatan Kimia
3. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
4. Reaksi Reduksi dan Oksidasi
MATERI

Segala sesuatu yang menempati ruang


dan mempunyai massa
UNSUR

SENYAWA
MATERI
CAMPURAN
UNSUR : bentuk tersederhana dari materi yg
tidak dapat diuraikan lebih lanjut secara kimia

SENYAWA : gabungan dua atau lebih unsur


dengan perbandingan tertentu dan tetap

CAMPURAN : berbagai jenis unsur


atau senyawa yg berada bersama
membangun materi
Tabel Periodik Unsur

Unsur kimia adalah zat kimia yang tidak dapat


diubah lagi menjadi zat yang kecil

Sampai saat ini diketahui dalam ilmu kimia jumlah


unsur di dunia ini totalnya adalah 118 unsur. Namun
tidak menutup kemungkinan jika nanti dimasa
mendatang ditemukan unsur yang baru.
Tabel Periodik Unsur
Tabel Periodik Unsur

➢ Pada contoh gambar di atas baris pada tabel (horizontal) disebut


dengan perioda, lalu kolom (vertikal) disebut dengan golongan.

➢ Sifat-sifat unsur tergantung pada konfigurasi elektron. Unsur-unsur


dgn konfigurasi elektron mirip mempunyai sifat-sifat kimia yg mirip.

➢ Elektron yg paling menentukan sifat kimia unsur : elektron terluar


(elektron valensi)

➢ Tabel periodik digunakan : menurunkan hubungan antara sifat –


sifat unsur, dan memperkirakan sifat unsur baru yang belum
ditemukan.
Tabel Periodik Unsur
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik
1. Golongan I A (Logam Alkali)
▪ Golongan I A semua logamnya tergolong logam yang lunak kira – kira sekeras
karet penghapus, dan dapat diiris dengan pisau serta ringan massa jenisnya
yaitu li, Na, dan K semua nya kurang dari 1 g/cm3.
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik

2. Golongan II A (Logam Akali Tanah)


▪ Logam alkali tanah atau disingkat II A
tergolong logam yang aktif, tapi
kereaktifannya kurang jika dibandingakan
dengan logam alkali seperiode, dan hanya
akan bisa terbakar di udara bila dipanaskan,
tapi terkecuali dengan berelium karena logam
alkali tanah hanya larut dalam air.
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik

3. Golongan III A
▪ Unsur-unsur pada golongan IIIA mencakup satu
unsur non-logam dan empat unsur lainnya yang
memiliki sifat kelogaman yang sama.
▪ Unsur-unsur pada golongan IIIA menunjukkan
perbedaan sifat yang cukup bervariasi.
▪ Boron merupakan unsur non-logam
▪ Aluminium merupakan unsur logam namun
menunjukkan banyak kemiripan sifat kimia dengan
boron, dan unsur sisanya seluruhnya memiliki
karakteristik sebagai unsur logam.
▪ Golongan III A terdiri dari boron, alumunium, galium,
indium, dan talium.
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik

4. Golongan IV A
▪ Unsur golongan IVA merupakan unsur yang sangat
penting, seperti karbon yang merupakan basis dari
kehidupan di bumi dan silikon yang sangat vital bagi
struktur fisik bagi lingkungan dalam bentuk kerak bumi.
▪ Unsur-unsur golongan IVA terdiri dari enam unsur, yaitu
Karbon (C), Silikon (Si), Germanium (Ge), Timah (Sn),
Timbal (Pb), dan Ununquadium (Uuq).
▪ Unsur golongan IVA terdiri dari unsur unsur nonlogam
(karbon), dua buah unsur metaloid (silikon dan
germanium), dan tiga buah unsur logam (timah, timbal,
dan ununquadium).
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik
5. Golongan V A

• Unsur golongan VA terdiri dari Nitrogen (N), Posfor (P), Arsen (As), Stibium
(Sb) dan Bismuth (Bi).
• Semua unsurnya, kecuali nitrogen, merupakan zat padat pada suhu kamar.
Secara keseluruhan, unsur – unsur golongan VA merupakan unsur non
logam, kecuali Arsen (As) dan Stibium (Sb) yang bersifat metaloid (semi
logam) dan Bismut (Bi) yang bersifat logam.
• Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan nonlogam.
• Unsur metaloid sulit dibedakan dengan unsur logam, perbedaan utamanya
yakni umumnya metaloid adalah semikonduktor sedangkan logam adalah
konduktor.
• Bahan yang bersifat semikonduktor ini tidak dapat menghantarkan listrik
dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran listriknya menjadi
lebih baik ketika suhunya lebih tinggi
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik

6. Golongan VI A
➢ Unsur golongan VIA terdiri dari tiga buah unsur nonlogam
(oksigen, belerang, dan selenium), dua buah unsur metaloid
(tellurium dan polonium) serta sebuah unsur logam
(ununheksium).
➢ Beberapa sifat-sifat metaloid yaitu lebih rapuh dari pada logam,
kurang rapuh dibandingkan dengan non logam, beberapa
metaloid berkilauan seperti logam, dan berbentuk padat
keperakan.
➢ Ada delapan unsur yang dikelompokkan sebagai metaloid, yaitu
boron (B), silikon (Si), germanium (Ge), arsen (As), antimon (Sb),
telurium (Te), polonium (Po), dan astatin (At).
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik

7. Golongan VII A (Halogen)


▪ Golongan dari VII A merupakan kelompok unsur nonlogam yang
sangat reaktif. Hal itu berkaitan dengan elektron valensinya yang
berjumlah 7, sehingga hanya memerlukan tambahan 1 elektron saja
untuk mencapai konfigurasi stabil seperti contoh nya pada gas mulia.

8. Golongan VIII A (Gas Mulia)


▪ Unsur – unsur dari golongan VIII A, yaitu helium, Neon, Argon,
Kripton, Xenon, dan sangat susah bereaksi dengan unsur yang lainnya,
di dalamnya tidak dapat ditemukan satu pun senyawa alami dari
unsur – unsur nya.
Unsur – Unsur dalam Sistem Periodik

9. Golongan B (Unsur Transisi)


▪ Unsur – unsur pada transisi ialah unsur – unsur yang terdapat di bagian
tengah sistem periodik unsur yaitu unsur – unsur golongan tambahan
(golongan B).

Seluruh unsur dari nomor atom 1 (hidrogen) hingga 118 (oganesson)


telah ditemukan, dengan penambahan terbaru (nihonium, moscovium,
tennessine, dan oganesson) yang telah dikonfirmasi oleh
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) pada
tanggal 30 Desember 2015 dan secara resmi telah diberi nama pada
tanggal 28 November 2016, mereka menyelesaikan 7 baris pertama
Tabel periodik.
RUMUS KIMIA
• RUMUS MOLEKUL :
Rumus yang menyatakan jumlah sesungguhnya tiap jenis
atom penyusun suatu senyawa. Kegunaannya : menyatakan
persamaan perubahan kimia.
Misalnya air, rumus kimianya : H2O
Persamaan reaksi pembentukan air ditulis dari reaksi antara
hidrogen (H2) dan oksigen (O2)
2H2 + O2 2H2O

• RUMUS EMPIRIS :
Misal rumus empiris glukosa (CH2O)n
nisbah C : H : O = 1 : 2 : 1
RUMUS KIMIA
PERSAMAAN KIMIA

Reaktan (Pereaksi) Produk (Hasil Reaksi)


IKATAN KIMIA

➢ Ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan


cara sebagai berikut :
- Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang
lain menerima elektron (serah terima elektron)
- Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari
masing-masing atom yang berikatan
- Penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah 1 atom yang berikatan
IKATAN KIMIA
➢ Tujuan pembentukan ikatan kimia: agar terjadi pencapaian kestabilan
suatu unsur.
➢ Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron
valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
➢ Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1
golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA (gas mulia).
➢ Dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi
elektron seperti pada unsur gas mulia.
➢ Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2
(duplet yaitu atom Helium).
➢ Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya
sama seperti gas mulia dikenal dengan istilah Aturan Oktet
ELEKTRONEGATIVITAS

• Elektronegativitas ialah besarnya daya menarik elektron ke


dalam suatu atom dalam penggabungan kimia.

LOGAM NON-LOGAM
- mudah menyerahkan e- - mudah menerima e-
- membentuk kation - membentuk anion
- elektropositif - elektronegatif
IKATAN KIMIA
Lambang Lewis

❖ Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.

❖ Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).

❖ Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya


elektron tunggal (belum berpasangan).

❖ Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada


pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu :
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan ikatan logam.
IKATAN KIMIA
ELEKTRON
VALENSI
– KULIT
– ATOM
+
INTI
ATOM

Model titik-elektron Lewis

1. Elektron valensi digambarkan dengan titik.


2. Elektron teras tidak digambarkan.
3. Empat titik pertama ditulis satu per satu di keempat sisi
lambang unsur.
4. Titik-titik berikutnya dipasangkan pada yang sudah ada.
IKATAN KIMIA

H He

Li Be B C N O F Ne

Na Mg Al Si P S Cl Ar
IKATAN KIMIA
Ikatan Ion (elektrovalen)

• Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah


melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain
yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima
elektron tersebut (membentuk anion).

• Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis


(sesuai hukum Coulomb).

• Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan


unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
IKATAN KIMIA
IKATAN KIMIA
Contoh 2 : Ikatan antara Na dan O
Supaya mencapai oktet, maka Na harus melepaskan 1 elektron menjadi kation Na+
IKATAN KIMIA

Ciri-ciri senyawa ionik:

1. Padatan pada suhu kamar.


2. Titik leleh dan titik didih tinggi
Misal: NaCl titik leleh = 801oC dan
titik didih = 1413oC.
3. Senyawa ionik padat umumnya kurang baik menghantar listrik,
tetapi lelehannya menghantar dengan baik.
IKATAN KIMIA
Ikatan Kovalen
Atom-atom yang identik dapat memperoleh konfigurasi e- yang stabil dengan
cara penggunaan bersama elektron.
Contoh: elektron elektron
takberpasangan berpasangan

Cl + Cl Cl Cl atau Cl Cl

elektron
nonikatan

H + H H H atau H H
Cl
4 Cl + C Cl C Cl
Cl
IKATAN KIMIA
Ikatan Kovalen
Tulislah struktur titik-elektron untuk senyawa yang dihasilkan
nitrogen (N) dan hidrogen (H) ketika berikatan kovalen.

Penyelesaian:

N + 3H H N H atau H N H
H H
amonia (NH3)
IKATAN KIMIA
IKATAN KIMIA
Ikatan Logam

➢ Ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi


antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari
elektron-elektron yang bebas bergerak.
➢ Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
➢ Kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain.
➢ Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron
valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan elektron
valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa
berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

• Larutan adalah campuran yang homogen terdiri dari dua zat atau
lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya
tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.
• Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent).
• Zat yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat
yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut.
• Larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik dan tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
• Kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik bergantung
pada jumlah ion yang dikandungnya.
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
▪ Berdasarkan kemampuan menghantarkan listrik, larutan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menghantarkan listrik. Larutan ini dapat
menghantarkan listrik disebabkan karena zat elektrolit terurai
menjadi ion-ion karena pengaruh arus listrik.
▪ Pada larutan elektrolit gaya tarik menarik antar molekul-molekul
air dengan partikel-partikel zat cukup kuat untuk memutuskan
ikatan antar partikel zat sehingga partikel-partikel zat dapat lepas
sebagai ion-ion bebas.
▪ Contoh larutan elektrolit adalah NaCl (Natrium klorida), H2SO4
(Asam sulfat), CH3COOH (Asam asetat), Na2SO4 (Natrium sulfat),
KI (Kalium iodida), CaCl2 (Kalsium korida).
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dibagi
menjadi dua sebagai berikut :

1. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar
listrik besar, sehingga pada uji elektrolit menyebabkan lampu menyala
terang dan banyak gelembung disekitar elektroda. Larutan elektrolit kuat
dapat terurai sempurna atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam
pelarutnya dan umumya menghasilkan larutan dengan daya hantar listrik
yang baik. Contoh larutan elektrolit kuat adalah larutan asam kuat
(HCl(Asam klorida), HBr(Asam bromida), H2SO4(Asam sulfat), HNO3(Asam
nitrat)), basa kuat (LiOH(Litium hidroksida), NaOH(Natrium hidroksida),
KOH(Kalium hidroksida)), garamgaram (NaCl(Natrium klorida), KCl(Kalium
klorida)).
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

2. Larutan elektrolit lemah yaitu larutan elektrolit dengan daya hantar


listrik lemah atau kecil. Larutan elektrolit lemah hanya terurai sebagian
kecil menjadi ion-ion dalam pelarutnya dan menghasilkan larutan
dengan daya hantar listrik yang buruk, sehingga pada uji elektrolit
menyebabkan nyala lampu redup atau hanya timbul gelembung gas
saja. Hal ini disebabkan tidak semua zat terurai menjadi ion-ion
(ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-
ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contoh senyawa yang
termasuk elektrolit lemah: CH3COOH(Asam asetat), NH4OH(Amonium
hidroksida), NH3(Amonia), HCN(Asam sianida).
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit
• Senyawa yang dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik
berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, karena senyawa-
senyawa tersebut dapat terionisasi saat dilarutkan dalam air.
• Senyawa Ion tersusun dari ion-ion yang bentuknya padat dan kering,
penyusun senyawa ion dalam pelarutnya akan bergerak bebas sehingga
larutan ion dapat menghantarkan arus listrik.
• Senyawa ion dalam bentuk kristal, ion-ion tidak dapat bergerak bebas
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi bila padatan
senyawa ion dilarutkan atau dilelehkan maka senyawa ion tersebut
dapat menghantar listrik.
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit
• Senyawa Kovalen Polar apabila dilarutkan dalam air, maka akan terurai
menjadi ion-ion karena mengalami ionisasi, sehingga larutannya dapat
menghantarkan listrik.
• Hal ini terjadi karena antar molekul polar tersebut terdapat suatu gaya
tarik menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan tertentu dalam
molekul tersebut.
• Padatan dan lelehan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan
listrik karena senyawa tersebut terdiri atas molekul-molekul yang bersifat
netral. Contohnya adalah HCl (Asam klorida), NH3(Amonia), H2SO4(Asam
asetat)
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
➢ Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
➢ Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik
disebabkan karena larutan tersebut tidak dapat membentuk ion-ion
dalam pelarutnya.
➢ Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi
dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat
menghantarkan arus listrik.
➢ Pada non elektrolit gaya tarik menarik antar molekul-molekul air
dengan partikel-partikel zat tidak cukup kuat untuk memutuskan
ikatan antar partikel zat sehingga partikel-partikel zat tidak dapat
lepas sebagai ion-ion bebas.
➢ Contoh larutan non elaktrolit adalah: C12H22O11(Sukrosa),
C2H5OH(Etanol), CO(NH2)2( Urea), C6H12O6(Gula).
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Gambar Uji daya hantar listrik larutan


Reaksi Reduksi Oksidasi

REAKSI REDOKS SELALU TERJADI BERSAMAAN


Reaksi Reduksi Oksidasi

OKSIDASI REDUKSI

Menerima Oksigen O Kehilangan Oksigen

Kehilangan Hidrogen H Menerima Hidrogen

Kehilangan Elektron e- Menerima Elektron

Kenaikan Bilangan Penurunan Bilangan


Oksidasi Oksidasi
Reaksi Reduksi Oksidasi

Bilangan Oksidasi : jumlah muatan negatif dan


positif atom yang secara tidak langsung menandakan
jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan.
Atom yang menerima elektron akan bertanda negatif (-)
dan atom yang melepaskan elektron bertanda positif (+)
Reaksi Reduksi Oksidasi

Contoh
Identifikasikan manakah reduktor dan oksidator pada reaksi berikut
a. MnO2(s) + H2(g) → Mn2O3(s) + H2O(l)
b. Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s)
c. 2H2 + O2(g) → 2H2O(l)

Penyelesaian

a. H2 sebagai reduktor karena mengalami kenaikan biloks dan MnO2


sebagai oksidator karena mengalami penurunan biloks
b. Ca sebagai reduktor dan Cl2 sebagai oksidator
c. H2 sebagai reduktor dan O2 sebagai oksidator
REFERENSI

Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition).
New Jersey: Pearson Education, Inc
Mulyani, S., Hendrawan. 2003. Kimia Fisika II. (Semarang: JICA-IMSTEP)
Raymond, C. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, jilid 1, Edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Shriver, D., et al. 2014. Inorganic Chemistry (6th edition). New York: W.H.
Freeman & Company
Sukarna, I.M. 2003. Kimia Dasar 1. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai