Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang

meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang

meyertainya. Ilmu kimia besar kaitannya dengan ilmu geologi terutama dalam bidang

mineralogi. Mineralogi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai sifat fisik dan

sifat kimia dari suatu mineral, dimana sifat tersebut menjadi suatu ciri khas dari

mineral tersebut

Pembentukan mineral tidak terlepas dari proses kimiawi. Proses kimiawi yang

dimaksud disini ialah prose pelepasan ion dan juga reaksi-reaksi lainnya yang

menyebabkan suatu mineral tersebut terbentuk. Mineral itu sendiri terususun oleh

unsur-unsur kimia yang ada dalam tabel periodik. Adapun di dalam tabel periodik

mempunyai karakteristik tersendiri di setiap golongan maupun periodenya. Oleh

karena itu, penulis akan membahas mengenai karakteristik pada tabel periodik unsur.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

a. Apa saja sifat-sifat dalam tabel periodik?

b. Bagaiaman sifat dari tiap golongan dalam tabel periodik?

c. Bagaimana sifat dari tiap periode dalam tabel periodik?

1
2

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

a. Mengetahui sifat-sifat dalam tabel periodik

b. Mengetahui sifat pada tiap golongan dalam tabel periodik

c. Mengetahui sifat pada tiap periode dalam tabel periodik


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat pada Tabel Periodik

Ada beberapa sifat periodik unsur yang terdapat dalam tabel periodik, yaitu:

2.1.1 Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai menuju elektron di kulit

terluar, besarnya jari-jari dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.

Dalam satu golongan (dari atas ke bawah) jari-jari atom semakin besar. Sementara

itu dalam satu periode (dari kiri ke kanan) jari-jari atom cenderung semakin kecil

karena tarikan dari inti atom yang semakin besar.

Gambar 2.1 Jari-Jari Atom

2.1.2 Energi Ionisasi

Merupakan energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas

untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).

3
4

Dalam satu golongan (atas ke bawah) Energi ionisasi semakin kecil karena jari-jari

yang makin besar sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil. Sementara

itu dalam satu periode (kiri ke kanan) energi ionisasi semakin kecil karena jari-jari

atom yang makin kecil.

2.1.3 Afinitas Elektron

Afinitas energi merupakan energi yang dilepaskan atau diserap ketika atom

netral menerima sebuah elektron. Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi,

maka harga afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif, dan sebaliknya.

Semakin negatif nilai afinitas elektron berarti semakin mudah bagi sebuah atom

untuk menghasilkan ion anion. Dalam satu golongan, harga afinitas elektron semakin

kecil. Sementara dalam satu periode, harga afinitas elektron semakin besar

2.1.4 Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron

dalam senyawa (ikatannya). Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang

besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).

Semakin besar nilai keelektronegaifan berarti kecenderungan membentuk anionnya

sangat besar, dan sebaliknya. Dalam satu golongan nilai keelektronegatifan semakin

kecil, sementara dalam satu periode nilai keelektronegatifan semakin besar.


5

Gambar 2.2 Sifat Kimia pada Tabel Periodik

2.1.5 Kebebasan dan Keraktifan

Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik,

makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-

unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reaktif,

karena makin sukar menangkap electron.

Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau

menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling k adalah golongan VIIA (halogen).

Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian

bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIIA tidak reaktif.

Kebasaan dari suatu unsur berbanding terbalik dengan afinitas elektron.

Sedangkan kereaktifan dalam sistem periodik bertambah dari atas ke bawah.

2.1.6 Sifat Logam

Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan

panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan

menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan
6

dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin

kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.

Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur

bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan

tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam

dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.

2.2 Kelompok Golongan dalam Tabel Periodik

Setiap atom memiliki konfigurasi elektron yang berbeda dengan atom lain. Dan

konfigurasi elektronik tersebut, diketahui elektron valensi suatu atom. Penyusunan

unsur-unsur dalam satu golongan berdasarkan banyaknya elektron valensi unsur-

unsur tersebut. Elektron valensi merupakan elektron yang terletak pada kulit terluar.

Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang mirip.

Secara umum, sekarang ini terdapat dua jenis bentuk TPU yang banyak digunakan

yaitu berdasarkan aturan Amerika dan atiran IUPAC (International Union of Pure

and Applied Chemistry).

Menurut aturan Amerika, unsur-unsur dibagi dalam dua kelompok besar yaitu

golongan A dan B. Unsur-unsur yang terletak pada golongan A disebut sebagai

unsur-unsur golongan utama. Unsur-unsur golongan utama biasanya dinamai

berdasarkan nomor kelompok mereka dalam tabel periodik seperti golongan IA,

golongan IIA dan seterusnya. Namun agar lebih memudahkan, beberapa golongan

memiliki nama khusus seperti golongan IA(Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) disebut

golongan alkali. Sedangkan unsur-unsur golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra)

disebut golongan alkali tanah. Sedangkan unsur-unsur VIIA (F, Cl, Br, I, dan At)
7

biasanya disebut golongan halogen dan unsur-unsur golongan VIIIA (He, Ne, Ar, Kr,

Xe, dan Rn) disebut golongan gas mulia. Adapun yang lebih jelas pembagian

golongan pada sistem periodic unsur adalah seperti table dibawah ini.

Golongan Nama Unsur-unsur


Khusus

IA 1 Alkali Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr

IIA 2 Alkali Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan


Tanah Ra

IIIA 13 Boron B, Al, Ga, In, dan Tl

IVA 14 Karbon C, Si, Ge, Sn, dan Pb

VA 15 Nitrogen N, P, As, Sb, dan Bi

VIA 16 Oksigen O, S, Se, Te, dan Po

VIIA 17 Halogen F, Cl, Br, I, dan At

VIIIA 18 Gas He, Ne, Ar, Kr, Xe, d


Mulia

Gambar 2.3 Golongan golongan dalam sistem periodik

2.2.1 Golongan Alkali ( Golongan I A )

Golongan alkali adalah unsur-unsur golongan IA dalam tabel unsur, yaitu

Li(litium), Na(natrium), K(kalium), Rb(rubidium), Cs(sesium), dan Fr (fransium).

Fransium merupakan zat radioaktif. Semuanya merupakan unsur logam yang lunak
8

(mudah diiris dengan pisau). Pada saat logam dibersihkan, terlihat warna logam putih

mengkilap (seperti perak). Disebut logam alkali karena oksidanya yang mudah larut

dalam air dan menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkalis). Semua logam alkali

sangat reaktif sehingga di alam tidak pernah diperoleh dalam keadaan bebas.

Logam-logam alkali mempunyai titik leleh yang rendah. Hal ini disebabkan

atom-atom logam alkali mempunyai satu elektron valensi sehingga gaya yang

mengikat parikel-partikel terjejal relatif lemah. Berbeda dengan halogen dalam

golongan (IA) dari atas ke bawah titik lelehnya makin rendah. Ini menunjukan bahwa

dari atas kebawah kerapatan delakolisasi elektron (ikatan logam) makin rendah

sehingga atom-atomnya makin mudah dipisahkan. Bilangan oksidasi logam-logam

alkali = +1 ditunjukan oleh konfigurasi elektron ns1 yang mudah melepaskan 1

elektron. Rendahnya energi ionisasi jika disebandingkan dengan unsur-unsur logam

golongan lain menunjukan bahwa logam alkali lebih mudah melepaskan daripada

unsur logam lainnya. Oleh karena itu, logam alkali lebih reaktif daripada logam yang

lain. Mudahnya melepaskan elektron menunjukan mudahnya membentuk ion positif.

Akibatnya, kebanyakan senyawa logam alkali berikatan ion. Besarnya harga

potensial oksidasi standar logam alkali menunjukan bahwa logam alkali merupakan

reduktor yang kuat.

Sifat – sifat fisis logam alkali cenderung beraturan. Dari atas ke bawah, jari –

jari atom dan massa jenis bertambah, sedangkan titik leleh dan titik didih berkurang.

Sementara itu, energi pengionan dan keelektronegatifan berkurang. Potensial

elektrode dari atas ke bawah cenderung bertambah, kecuali litium, yang mempunya

potensial elektroda paling besar. Logam Alkali sangat reaktif, karena itu harus
9

disimpan dalam minyak. logam alkali merupakan lobam sebagai konduktor panas

yang baik, titik didih tinggi, permukaan berwarna abu-abu keperakan. Atom logam

alkali bereaksi dengan melepaskan 1 elektron membentuk ion bermuatan +1.

Logam alkali merupakan logam yang paling reaktif. Semakin reaktif

logam, semakin mudah logam itu melepaskan elektron, sehingga energi

ionisasi alkali cenderung rendah. Logam alkali memiliki energi ionisasi yang

semakin rendah dari atas ke bawah. Sehingga kereaktifan logam alkali

semakin meningkat dari atas ke bawah. Hampir semua senyawa logam alkali

bersifat ionik dan mudah larut dalam air. Bereaksi dengan halogen membentuk

garam, dan bereaksi dengan air membentuk basa kuat.

Begitu banyak logam-logam yang terdapat di dunia ini yang tentunya bukan

hanya untuk kita pelajari, tapi adanya logam pun memberikan manfaat pada seluruh

alam jika di gunakan dengan baik dan proporsional dan beberapa kegunaan logam

alkali seperti dibawah :

1. Na dulunya banyak digunakan untuk pembuatan TEL. (Tetra Ethyl Lead), yaitu

untuk menaikkan bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena

mengandung racun yang berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk

pengisi lampu penerangan di jalan maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan emisi

warna kuningnya yang mampu menembus kabut dan dapat digunakan juga sebagai

cairan pendingin pada reaktor atom pada percobaan percobaan yang dilakukan.

2. NaOH : Disebut soda api. Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun,

detergen yang digunakan untuk membersihkan pakaian, kertas, serat rayon.

3. Na2CO3: Natrium karbonat dikenal dengan nama soda. Digunakan dalam industri
10

kaca yang ada diperusahaan, melunakkan air sodah dan menghilangkan noda

minyak.

4. NaHCO3: Natrium bikarbonat juga disebut soda kue. Digunakan untuk pembuatan

jenis kue apapun dan sebagai bahan baku natrium silikat pada pembuatan kertas..

5. Na-benzoat, digunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.

2.2.2 Golongan Alkali Tanah

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang

termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium

(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena

memiliki sifat-sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin atau

basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut

dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi.

Tiap logam memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau

golongan VIII A, setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar.

Contohnya konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2 atau (Ne)

3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan

ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk di lepaskan, agar mencapai

kestabilan. Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan

dalam bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam

murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.


11

2.2.3 Golongan Transisi

Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3

sampai 12 (IB sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38 unsur.

Semua logam transisi adalah unsur blok-d yang berarti bahwa elektronnya terisi

sampai orbit d. Dalam ilmu kimia, logam transisi mempunyai dua pengertian:

 Definisi dari IUPAC mendefinisikan logam transisi sebagai “sebuah unsur yang

mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk kation

dengan subkulit d yang tidak terisi penuh”

 Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan "logam transisi" sebagai semua elemen

yang berada pada blok-''d'' pada tabel periodik (semuanya adalah logam) yang

memasukkan golongan 3 hingga 12 pada tabel periodik. Dalam kenyataan,

barisan blok-f lantanida dan aktinida juga sering dianggap sebagai logam transisi

dan disebut "logam transisi dalam".

Bentuk konfigurasi elektron pada atom logam transisi dapat ditulis sebagai

[]ns2(n-1)dm di mana subkulit d mempunyai energi yang lebih besar daripada subkulit

valensi s. Pada ion dengan dua dan tiga elektron valensi, yang terjadi adalah

sebaliknya dengan subkulit s mempunyai tingkat energi yang lebih besar.

Dampaknya, ion seperti Fe2+ tidak mempunyai elektron pada subkulit s: ion tersebut

memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d6 dibandingkan dengan elektron konfigurasi

pada atom Fe, yaitu [Ar]4s23d6. Unsur pada golongan 3 hingga 12 sekarang secara

umum dikenal sebagai unsur logam transisi, meskipun unsur-unsur dari La-Lu, Ac-

Lr, dan golongan 12 (dahulu disebut IIB) mempunyai definisi yang berbeda pada

penulis yang berbeda.


12

1. Banyak buku teks kimia dan tabel periodik yang mencantumkan La dan Ac

sebagai unsur golongan 3 dan termasuk golongan logam transisi, dikarenakan

atom-atom tersebut mempunyai konfigurasi elektron terluar s2d1 seperti Sc dan

Y. Elemen dari Ce-Lu dimasukkan ke dalam baris lantanida ( atau "lanthanoid"

menurut IUPAC dan Th-Lr dalam baris aktinida. Kedua baris tersebut bersama-

sama digolongkan dalam unsur blok-f atau (pada buku-buku lama) sebagai "unsur

transisi dalam".

2. Beberapa buku teks kimia memasukkan La ke dalam lantanida dan Ac ke dalam

aktinida. Klasifikasi ini didasarkan pada kemiripan sifat-sifat kimia, dan

mendefinisikan kelima belas elemen pada masing-masing baris ke dalam blok-f

meskipun mereka mengakui bahwa blok-f hanya dapat diisi oleh 14 unsur saja.

3. Klasifikasi ketiga mendefinisikan bahwa unsur-unsur blok-f terdiri atas La-Yb

dan Ac-No dan meletakkan Lu dan Lr pada golongan 3. Hal ini didasarkan pada

aturan Aufbau (atau aturan Madelung) dalam pengisian subkulit elektron, di

mana 4f diisi sebelum 5d (atau 5f sebelum 6d), sehingga subkulit f sudah terisi

penuh pada unsur Yb (dan No) sedangkan Lu (dan Lr) mempunyai konfigurasi

s2f14d1. Meskipun demikian, La dan Ac adalah pengecualian pada aturan Aufbau

dengan konfigurasi elektron s2d1 (bukan 4s2f1 seperti prediksi aturan aufbau)

sehingga tidaklah pasti dari konfigurasi elektronnya apakah La atau Lu (Ac atau

Lr) yang seharusnya diklasifikasikan dalam logam transisi.


13

Ada beberapa ciri yang dimiliki bersama oleh unsur transisi yang tidak dimiliki

unsur-unsur lain, yang disebabkan oleh terisinya sebagian dari subkulit d. Di

antaranya adalah:

1. pembentukan senyawa yang warnanya disebabkan oleh transisi elektron d-d

2. pembentukan senyawa dengan banyak bilangan oksidasi, dikarenakan kereaktifan

yang relatif rendah pada elektron subkulit d yang tidak berpasangan

3. pembentukan beberapa senyawa paramagnetik disebabkan oleh adanya elektron

subkulit d yang tidak berpasangan. Beberapa senyawa dari unsur golongan utama

juga merupakan paramagnetik (seperti nitrogen oksida dan oksigen).

2.2.4 Golongan Halogen

Di dalam sistem periodik modern, Halogen terdapat pada golongan

VIIA. Halogen berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata halos yang berarti

garam dan kata genes yang berarti pembentuk. Jadi halogen merupakan pembentuk

garam. Hal ini didasarkan pada sejarah penemuan unsur – unsur halogen yang selalu

didapatkan dari garam. Unsur – unsur yang termasuk golongan halogen adalah Fluor

( F ), Klor ( Cl ), Brom ( Br ), Iod ( I ), dan Astatin ( At ). Halogen memiliki 7

elektron valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1 elektron. Karena

kereaktifannya unsur – unsur halogen tidak dijumpai dalam keadaan bebas.

Halogen banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam tubuh

manusia beberapa unsur halogen berperan dalam metabolism tubuh. Misalnya, ion

klorida yang mengatur osmosis pada jaringan sel dan plasma darah. Iodin terdapat

pada kelenjar tiroid sebagai hormon tiroksin (C15H11O4NI4 ). Natrium klorida (NaCl )

digunakan sebagai garam dapur. Dan masih banyak lagi kegunaan unsur – unsur
14

halogen. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatom (misalnya

Br2 dan Cl2). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit

elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion

negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.

Unsure halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebasnya dialam karena

sangat reaktif sehingga hanya dapat ditemukan dalam bentuk garam-garamnya.

Sifat fisik golongan halogen dapat dijelaskan bahwa titik didih dan titik didih

molekul diatomik halogen naik secara perlahan dan hal ini berkaitan dengan sifat

polarisabilitas molekul-molekul yang bersangkutan. Sifat polarisabilitas molekul

diatomik halogen naik secara perlahan disebabkan dengan naiknya nomor atom

disebabkan oleh naiknya jari-jari atau volume atom dan jumlah total elektron

sehingga posisi elektron makin mudah terdistribusi secara tak homogeni sepanjang

waktunya. Dengan demikian berakibat pada naiknya gaya dispersi atau gaya London

dan pada gilirannya mengakibatkan naiknya titik didih dan titik leleh molekulnya.

Halogen memiliki berbagai kegunaan penting, seperti mencegah kerusakan gigi

dan membunuh kuman. Halogen adalah unsur bukan logam yang sangat reaktif

dalam golongan 7 dari tabel periodik.

2.2.5 Gas Mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang

memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam

bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He),

Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun
15

sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan

kandungan gas mulia sebagai berikut :

Helium = 0,00052 %, Neon = 0,00182 %, Argon = 0,934 %, Kripton = 0,00011 %

Xenon = 0,000008, Radon = Radioaktif. Tapi di alam semesta kandungan Helium

paling banyak diantara gas mulia yang lain karena Helium meupakan bahan bakar

dari matahari. Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia,

sebelum membahas hal tersebut mari kita lihat data-data dari gas mulia.

Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya

beberapa derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya

mulanya bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi

pengionnya berkurang. Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-

jari atom, massa atom, massa jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan

entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke Rn. Sedangkan energi ionisasi

mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut mengalami

kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi

penguapan. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan

kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak

memiliki nilai keelektronegatifan. Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah

bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga sekarang. Adapun kegunaan dari

unsur unsur yang ada pada gas mulia yaitu :

a. Helium (He) yang ringan dan tidak dapat terbakar digunakan untuk pengisi balon

udara, isi tabung udara bagi penyelam. Dalam bentuk cair He dapat digunakan
16

sebagai pendingin atau penyejuk suatu ruagan yang hampa udara (refrigerant).

b. Neon dan Argon digunakan sebagai pengisi lampu listrik.

Dalam bentuk cair, Ne digunakan sebagai pendingin dalam reaktor nuklir, membuat

indikator tekanan tinggi, penangkal petir pada saat terjadi hujan dan tabung televisi.

c. Kripton (Kr) bersama Ar digunakan untuk mengisi lampu fluoresensi, spektrum

atom Kr untuk menetapkan standar ukuran “satu meter”, lampu kilat fotografi

berkecepatan tinggi.

d. Xenon (Xe) digunakan untuk membuat tabung elektron, pembiusan saat

pembedahan

e. Radon (Rn) bisa digunakan dalam terapi radiasi kanker.

2.2.6 Lantinida dan Aktinida

Lantanoid dan aktinoid adalah unsur-unsur transisi blok f, sifat-sifatya berbeda

secara signifikan dengan unsur-unsur transisi blok d. Unsur-unsur ini ditempatkan

terpisah dalam tabel periodik untuk menunjukkan bahwa keperiodikan struktur

elektroniknya berbeda dengan umumnya unsur lain. Walaupun lantanoid disebut

unsur tanah jarang, kelimpahannya di kerak bumi tidak sedikit dan kimia

penggunaan sifat-sifat lantanoid yang unik sangat mungkin akan berkembang cepat

dalam waktu yang tidak terlalu lama. Aktinoid sangat erat dengan kimia dan energi

nuklir. Karena jumlah unsur superberat “yang disintesis” dalam akselerator sangat

kecil, unsur-unsur ini sangat tidak signifikan dalam pandangan kimia terapan.

A. Lantanoid

Lima belas unsur dari lantanum, La (4f), sampai lutetium, Lu (4f4), merupakan

lantanoid. Ln biasanya digunaan sebagai simbol umum unsur-unsur lantanoid.


17

Walaupun lantanoid, bersama dengan skandium (Sc), dan Itrium (Y), sering disebut

unsur-unsur tanah jarang, unsur-unsur ini relatif melimpah di kerak bumi. Kecuali

prometium (Pm), yang membentuk isotop stabil, bahkan yang paling kecil

kelimpahannya tulium (Tm), dan lutetium (Lu), kelimpahannya sama dengan

kelimpahan iodin. Karena lantanoid memiliki sifat yang sangat mirip dan sukar

dipisahkan satu sama lain, di waktu yang lalu unsur-unsur ini belum banyak

dimanfaatkan dalam riset dasar dan terapan, jadi nama tanah jarang berasal dari fakta

ini. Karena adanya metoda ekstraksi pelarut cair-cair dengan menggunakan

tributilfosfin oksida sejak tahun 1960-an, unsur-unsur lantanoid menjadi mudah

didapat dan mulai banyak dimanfaatkan tidak hanya untuk riset dasar tetapi juga

dalam material seperti dalam paduan logam, katalis, laser, tabung sinar katoda, dsb.

Karena entalpi ionisasi tiga tahap unsur lantanoid cukup rendah, unsur-unsur ini

membentuk kation trivalen. Sebagian besar senyawa lantanoid kecuali senyawa

Ce4+(4f0), Eu2+(4f7) dan Yb2+(4f14) biasanya lantanoidnya berupa ion Ln3+.

Ln3+ adalah asam keras, dan karena elektron f terpendam jauh dan tidak digunakan

dalam ikatan, elektron-elektron f ini hampir tidak dipengaruhi ligan. Ada

kecenderungan jari-jari atom dan ion lantanoid menurun dengan kenaikan nomor

atom, dan fenomena ini disebut kontraksi lantanida. Kontraksi ini disebabkan

kecilnya efek perisai elektron 4f, yang menyebabkan inti atom menarik elektron

dengan kuat dengan meningkatnya nomor atom. Kompleks logam lantanoid biasanya

berkoordinasi antara 6-12 dan khususnya banyak yang berkoordinasi 8 dan 9.

Senyawa organologam dengan ligan siklopentadienil jenis Cp3Ln atau Cl2LnX juga

dikenal, semua senyawa ini sangat reaktif pada oksigen atau air.
18

B. Aktinoid

Lima belas unsur dari aktinium, Ac, sampai lawrensium, Lr, disebut dengan

aktinoid. Simbol umum untuk unsur-unsur ini adalah An. Semua unsur aktinoid

bersifat radioaktif dan sangat beracun. Di alam aktinoid yang ada dalam jumlah yang

cukup adalah torium (Th), protaktinium (Pa), dan uranium (U). Unsur-unsur tadi

diisolasi dari bijihnya dan digunakan dalam berbagai aplikasi. Logam plutonium (Pu)

diproduksi dalam jumlah besar dan efisiensi ekonomisnya dan keamanan

penggunaannya sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan reaktor pembiak saat ini

sedang banyak dipelajari. Untuk unsur yang lebih berat dari amerisium (Am), karena

jumlah yang dapat diisolasi sangat kecil dan waktu paruhnya sangat pendek, studi

sifat-sifat kimia unsur-unsur ini sangat terbatas.

Walaupun aktinoid mirip dengan lantanoid dalam pengisian elektron 5fnya,

sifat kimianya tidak seragam dan masing-masing mempunyai sifat yang unik.

Promosi elektron dari 5f-6d memerlukan energi yang besar dan contoh senyawa

dengan ligan asam π telah dikenal dan orbital 5f, 6d, 7s dan 7p berpartisipasi dalam

ikatan. Senyawa trivalen aktinoid umum dijumpai tetapi bilangan oksidasi selain tiga

bukan tidak umum. Khususnya torium, protaktinium, uranium and neptunium yang

cenderung berbilangan oksidasi +4 atau bilangan oksidasi yang lebih tinggi. Karena

keradioaktifannya rendah, torium dan uranium yang ditemukan sebagai mineral

dapat ditangani dengan legal di laboratorium biasa. Senyawa seperti ThO2, ThCl4,

UO2, UCl3, UCl4, UCl6, UF6, dsb bermanfaat untuk berbagai kegunaan. Khususnya

UF6, yang mudah menyublim dan merupakan gas yang cocok untuk difusi gas dan
19

melalui proses sentrifugasi gas dalam preparasi 235U. Torium adalah unsur yang

oksofilik mirip dengan lantanoid.


20

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

a. Sifat-sifat unsur kimia pada tabel periodik ialah jari-jari atom, energi ionisasi,

afinitas elektron elektronegatifan, kebebasan dan kereaktifan, dan sifat logam.

b. Dalam suatu golongan pada tabel periodik unsur, semakin ke atas maka afinitas

elektron lebih negatif, energi ionisasi meningkat, dan lebih berkarakter

nonlogam. Semakin ke bawah, jari-jari atom semakin meningkat dan lebih

berkarakter logam.

c. Dalam suatu periode pada tabel periodik unsur, semakin ke kanan afinitas

elektron lebih negatif, energi ionisasi semakin meningkat dan lebih berkarakter

nonlogam. Semakin ke kiri jari-jari atom meningkat dan lebih berkarakter logam.

d. Adapun jenis-jenis ikatan kimia yang terjadi antara unsur-unsur tabel periodik

ialah ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam.

e. Berdasarkan kecenderungan sifatnya, unsur-unsur dalam tabel periodik

dikelompokkan menjadi golongan alkali, alkali tanah, logam transisi, halogen,

gas mulia, lantanida dan aktinida.

3.1 Saran

Adapun saran yang ditujukan kepada calon geologist agar kiranya materi

mengenai ikatan kimia lebih didalami lagi agar lebih memahami mineral-mineral

penyusun batuan dimana batuan merupakan pokok pelajaran dari bidang geologi.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, H. 2015. Jenis-Jenis Ikatan Kimia http://www.softilmu.com/2015/

11/Pengertian-Jenis-Macam-Ikatan-Kimia-Adalah.html diakses pada

tanggal 14 April 2016 pukul 23.45 WITA

Faldo, M. 2002. Sistem Periodik Unsur http://www.nusaprivat.com/ sistem-periodik-

unsur.html diakses pada tanggal 14 April 2016 pukul 03.45 WITA

Kenny, L.2009. Sifat-Sifat Periodik Unsur https://lischer.wordpress.com

/2009/08/20/sifat-periodik-unsur-dalam-tabel-periodik-unsur/ diakses pada

tanggal 15 April 2016 pukul 01.15 WITA

Mutia, 2011. Sistem Periodik Unsur https://mutia1124.blogspot.com/2012/

sistem-periodikdisusun-berdasarkan.html diakses pada tanggal 15 April

2016 pukul 01.15 WITA

21

Anda mungkin juga menyukai