2.
Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
kedua disebut energi ionisasi kedua dan seterusnya. Bila tidak ada keterangan khusus
maka yang disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi pertama.
Dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah.
Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik
inti terhadap elektron terluar semakin
kecil. Elektron semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya
makin kecil.
b. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar
sehingga elektron semakin sukar
dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya semakin besar.
Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur (kJ/mol)
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud
gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.
Penjelasan:
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda
negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan/diserap
dinyatakan dengan tanda positif (+). Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih
bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi.
G
rafi
k
dengan tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam
dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Beberapa hal yang berkaitan antara unsure logam dan non-logam antara lain :
1 Sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom untuk
melepaskan elektron membentuk kation.
2 Sifat logam bergantung pada besarnya energi ionisasi ( EI ).
3 Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin
berkurang sifat logamnya.
4 Sifat non logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom untuk
menarik elektron.
5 Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat logam berkurang sedangkan sifat non
logam bertambah.
6 Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat logam bertambah sedangkan sifat non
logam berkurang.
7 Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam sistem periodik unsur, sedangkan
unsur non logam terletak pada bagian kanan-atas.
8 Unsur yang paling bersifat non logam adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan
VIIA, bukan golongan VIIIA.
Semoga bisa membantu
materi referensi:
http://id.answers.yahoo.com/question/ind
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06
a. Sifat Logam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan
melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi
ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur- unsur logam cenderung melepaskan
elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam
cenderung menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logamnonlogam dalam periodik unsur adalah:
1 Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
nonlogam bertambah.
2 Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur,
sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan
nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris
tebal, sehingga unsurunsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu
mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur
metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon. Selain itu, sifat logam juga berhubungan
dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada
sistem periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena
semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem
periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin
sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA
(logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen)
(Martin S. Silberberg, 2000).
b. Titik Leleh dan Titik Didih
Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut.
1 Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan
IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur
golongan VIIIA.
2 Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur golongan
IA IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur-unsur golongan
VA VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
Sifat Keperiodikan
Unsur Part 3
OK, aku akan mengupas lagi tentang keperiodikan. Sebagaimana dahulu yang telah aku
tulis, Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-Unsur Part 1 dan Part 2 kini akan aku teruskan ke
Part 3.
Dalam Part ke-3 ini, akan sedikit aku bahas tentang sifat keasaman dan kebasaan suatu
unsur.
Sebelumnya, yang aku maksud di sini adalah unsurnya. Unsur itu lebih mudah
membentuk asam, lebih mudah membentuk basa atau amfotir. Jadi, pada dasarnya asam
dan basa dipengaruhi oleh ion H+ dan ion OH-. Aku menyampaikan ini, supaya bisa
mengerti dan tidak salah persepsi tentang asam dan basa. Untuk pembahasan asam dan
basa akan dibahas kemudian.
Sifat Keasaman
Sedikit aku singgung masalah asam. Suatu senyawa dikatakan asam apabila:
A.
157
136
125
117
110
104
Cl
Ar
99
Keelektronegatifan
( skala Pauling )
Energi Ionisasi
( Kj mol-1 )
Titik Leleh ( 0C )
0,9
1,2
1,4
1,7
2,1
2,5
3,0
498
740
577
787
1060
1000
1260
1520
98
650
660
1410
44
119
-100
-189
Titik Didih ( 0C )
883
109
0
2470
253
5
280
445
-35
186
Potensial
Electode ( volt )
-0,51
+1,36
Unsur unsur periode ketiga dari kiri ke kanan memiliki jari jari atom yang
makin kecil. Meskipun sama sama terdiri atas tiga lapis kulit, jumlah proton dan jumlah
elektron dalam masing masing atom makin ke kanan makin banyak. Hal itu
menyebabkan gaya tarik inti atom terhadap elektron elektron makin kuat, sehingga
elektron elektron tertarik lebih dekat kearah inti atom.
Harga keelektronegatifan unsur unsur periode ketiga makin ke kanan makin
besar . Artinya, makin ke kanan kemampuan atom untuk menarik elektron dari atom lain
( demi memenuhi kaidah oktet ) makin bertambah. Harga keelekrtonegatifan terbesar
dalam periode ketiga dimiliki oleh klorin. Adapun argon tidak memiliki
keelektronegatifan dalam struktur elektronnya sudah stabil.
Dengan jari jari atom yang makin kecil ( makin kuatnya gaya tarik inti atom ), unsur
unsur periode ketiga dari kiri ke kanan pada umumnya memiliki energi ionisasi yang
makin besar.
Sesuai dengan pola umum sistem periodik bahwa dari kiri ke kanan sifat logam
makin berkurang, maka unsur unsur periode ketiga dapat di kelompokkan menjadi :
1 Unsur unsur logam, yaitu Na, Mg, dan Al
2