Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unsur di definisikan sebagai suatu zat yang tidak dapat diuraikan lagi
menjadi zat lain. Unsur berdasarkan sifatnya, dibedakan atas tiga macam, yaitu
unsur logam, nonlogam dan semi logam (metaloid). Dalam sistem periodik, unsur
digolongkan kedalam 18 golongan, penggolongan ini didasarkan atas kulit
elektron yang dimiliki setiap unsur.
Unsur logam terdiri atas beberapa golongan diantaranya golongan alkali,
alkali tanah, golongan 12, golongan 13,golongan 14 dan golongan 15. Unsur
golongan IA merupakan kelompok unsur-unsur di Unsur golongan IA pada tabel
periodik yang terdiri atas litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb),
Cesium (Cs) dan Fransium (Fr). Disebut sebagai Unsur golongan IA karena
oksida-oksida pada golongan tersebut mudah bereaksi dengan air dan
menghasilkan larutan yang bersifat basa kuat.
Unsur golongan IA hanya hanya memiliki 1 elektron pada kulit terluarnya
atau sering dsebut dengan valensi 1. Unsur golongan IA juga memiliki
kemampuan melepaskan melepaskan electron pada kulit terluarnya (bersifat
electropositive) sehingga membentuk ion yang bermuatan +1 atau dapat juga
bertindak sebagai kation.
Unsur golongan IA yang terdiri atas Hidrogen (H), Litium (Li), Natrium
(Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan Fransium (Fr) ini memiliki
berbagai sifat baik itu sifat umum maupun sifat khusus setiap unsur-unsurnya.
Bukan hanya dari segi sifat, Unsur golongan IA juga memiliki berbagai
kecenderungan serta berbagai reaksi yang dapat terjadi pada Unsur golongan IA.
Adanya berbagai sifat, kecenderungan, serta reaksi yang terdapat dalam Unsur
golongan IA menjadi acuan kita dalam memahami Unsur golongan IA, hal inilah
yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat-sifat umum unsur golongan IA?
2. Bagaimana kecenderungan unsur golongan IA?
3. Bagaimana kelimpahan unsur golongan IA?
4. Bagaimana reaksi pembuatan unsur golongan IA?
5. Apa saja jenis-jenis senyawa hidrida?
6. Apa manfaat unsur dan senyawaan golongan IA?
7. Apa saja reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur golongan IA?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat-sifat umum unsur golongan IA?
2. Untuk mengetahui kecenderungan unsur golongan IA?
3. Untuk mengetahui kelimpahan unsur golongan IA?
4. Untuk mengetahui reaksi pembuatan unsur golongan IA?
5. Untuk mengetahui jenis-jenis senyawa hidrida
6. Untuk mengetahui manfaat unsur dan senyawaan golongan IA?
7. Untuk mengetahui saja reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur golongan IA?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat-sifat Umum Unsur Golongan IA


Beberapa sifat umum senyawa Unsur golongan IA yaitu persifatan yang
berkaitan sifat kimianya, meliputi karakter ionik, kestabilan anion-anion besar
bermuatan rendah, hidrasi ion, dan kelarutan sebagaimana diuraikan berikut
ini.
1. Karakter Ionik
Ion Unsur golongan IA selalu mempunyai tingkat oksidasi +1, dan
sebagian besar senyawanya berupa padatan ionic dan stabil. Senyawanya
tidak berwarna kecuali dengan anion yang berwarna, misalnya kromat dan
permanganate.
2. Hidrasi Ion
Semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion terhidrasi. Karena
logam Unsur golongan IA mempunyai densitas yang sangat rendah
daripada densitas logam-logam pada umumnya, maka energy hidrasi
senyawaan Unsur golongan IA juga sangat rendah. Untuk ion Li + misalnya
mempunyai energi hidrasi sebesar 519 Kj/mol, sedangkan untuk Mg 2+
energinya 1920 Kj/mol. Kecenderungan energi hidrasi ini yaitu semakin
mengecil dengan naiknya jari-jari ion.
3. Kelarutan
Sebagian besar senyawaan Unsur golongan IA larut dalam medium air,
walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium
klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol L -1, tetapi larutan jenuh
litium karbonat (Li2CO3) mempunyai konsentrasi 0,18 mol L-1.
Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat
sebagai pereaksi dalam laboratorium. Namun demikian kelarutan ini
sangat bervariasi. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-
besaran entalpi yaitu energy kisi, entalpi hidrasi kation dan anion bersama-
sama dengan perubahan entropi yang bersangkutan.
Sebagian besar senyawaan alkali larut dalam air, sehingga uji pengendapan
mungkin dapat dipakai untuk identifikasi. Setiap Unsur golongan IA
menghasilkan warna nyala yang karakteristik apabila senyawaan alkali

3
dimasukkan dalam nyala api yaitu merah mudah (litium), kuning
(natrium), lilac (kalium), merah-violet (rubidium) dan biru (sesium).
Energy tertentu nyala api diserap oleh electron-elektron dalam atom logam
hingga terjadi eksitasi dan kembalinya electron keperingkat dasar
membebaskan energy nyala yang khas, sesuai dengan energy transisi
elektronik atom logam yang bersangkutan. Jadi setiap atom Unsur
golongan IA mengalami transisi elektronik yang unik bagi dirinya sendiri.

Selain sifat kimia, unsur golongan IA juga memiliki karakteristik berupa sifat
fisiknya, yaitu:
H Li Na K Rb Cs Fr
Nomor atom 1 3 11 19 37 35 87
Konfigurasi elektron 1S1 2s1 3s1 4s1 5s1 6s1
Massa atom relatif (Ar) 1,00 6,941 22,9898 39,102 85,4678 132,9055
Titik leleh (K) 13,86 454 371 336 312 302 300
Kerapatan (g/cm3) 0,07 0,53 0,97 0,86 1,59 1,90
Entalpi peleburan 3,01 2,59 2,30 2,18 2,09
(kJ/mol)
Titik didih (K) 20,13 1604 1163 1040 975 960 950
Entalpi penguapan 0,4581 133 90 77,5 69,1 65,9
(kJ/mol)
Energi Ionisasi pertama 1312,0 519 498 418 401 376 380
(kJ/mol)
Keelektronegatifan 2,2 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7 0,7
Jari-jari kovalen/pm 134 154 196 211 225
Jarijari ion/pm (M+) 1,46 60 95 133 148 169 1194
Potensial elektroda -3,20 -2,71 -2,93 -2,93 -2,92
stabdard (V)
Entalpi hidrasi M+ -519 -407 -322 -301 -276
(kJ/mol)
Daya hantar molar 38,7 60,1 73,5 77,8 77,3
(ohm-1cm2mol-1)
Jumlah isotop dialam 2 1 3 2 1
Tabel 1. Sifat fisika unsur golongan alkali

B. Kecenderungan Unsur Golongan IA


Semua logam Unsur golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr)
berkenampakan mengkilat, berwarna keperakan, mempunyai konduktivitas
listrik dan panas yang tinggi. Unsur golongan IA bersifat sangat lunak, dan
semakin lunak dengan naiknya nomor atom. Sebagian besar logam

4
mempunyai titik leleh yang sangat tinggi tetapi alkali mempunyai titik leleh
rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomor atom.
Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam Unsur golongan IA dapat
dikaitkan dengan sangat lemahnya ikatan metalik dalam unsure-unsur ini.
Entalpi atomisasi logam-logam umumnya berharga 400-600 kJ mol -1, tetapi
logam-Unsur golongan IA nilai ini sangat lebih rendah (78-162 kJ mol-1)
Elektronegativitas
Pada Unsur golongan IA, dari atas ke bawah dalam sistem periodic,
elektronegativitas semakin berkurang. Hal ini disebabkan ukuran atom (jari-
jari atom) makin besar sehingga electron valensi menjauh dari inti logam.
Akibatnya kurang tertarik ke inti logam. Walaupun dari atas ke bawah muatan
inti bertambah tetapi pengaruh pertambahan muatan inti ini kalah oleh
pengaruh pertambahan ukuran atom.
Bersifat lunak
Unsur golongan IA hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat
dalam pembentukan logam. Oleh karena itu, Unsur golongan IA memiliki
energi kohesi yang kecil sehingga bersifat lunak. Dalam sistem periodik dari
atas ke bawah pada Unsur golongan IA maka kecil energi kohesinya sehingga
semakin lunak
Titik leleh dan titik didih
Pada golongan Unsur golongan IA, dari atas ke bawah dalam sistem
periodik titik didih dan titik leleh mengalami penurunan (lebih mudah
meleleh dan menguap). Sifat ini merupakan pengaruh dari ukuran atom yang
semakin besar sehingga kekuatan ikatan logam semakin lemah sehingga
atom-atom lebih mudah terpisah dan membentuk wujud cair dan akhirnya
gas.
Mempunyai kilap dan penghantar listrik dan panas yang baik
Unsur-unsur golongan alkali memiliki ciri khusus logam yaitu
mempunyai kilap dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.
Kilap disebabkan electron Unsur golongan IA apabila terkena energy (dalam
hal ini energy cahaya) akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi
(terkesitasi) kemudian akan kembali ke keadaan dasar sambil memancarkan
energy cahaya. Sifat penghantar listrik dan panas disebabkan oleh atom-atom

5
Unsur golongan IA membentuk ikatan logam sehingga electron valensinya
bergerak mobile dan dapat menghantarkan listrik maupun panas.
Energi ionisasi
Jari-jari atom pada golongan Unsur golongan IA dari atas ke bawah
sistem periodik jari-jarinya semakin besar sesuai dengan pertambahan jumlah
kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari
atomnya. Semakin besar jai-jari atom, maka daya tarik antara proton dan
electron terluarnya semakin kecil, sehingga energi ionisasinya pun semakin
kecil.

C. Kelimpahan Unsur Golongan IA


1. Hidrogen
Hidrogen, yang pertama kali dikenal sebagai unsur oleh ahli kimia
Inggris Henry Cavendish (1731-1800), merupakan unsur yang paling
banyak dialam kira-kira 93% apabila dihitung sebagai atom. Unsur inti
merupakan zat penting di atmosfer matahari sebagai bahan bakar inti
bintang untuk membangkitkan energinya. Di bumi, jumlah hidrogen relatif
sedikit, kira-kira 3% sebagai atom atau kira-kira 0,14% sebagai massa,
mungkin karena gravitasi bumi kurang kuat mengikat hidrogen ketika
planet terbentuk.

Sebetulnya semua hidrogen yang ada dibumi berada dalam bentuk


kombinasi. Reaktivitasnya, terutama terhadap oksigen sedemikian kuat
sehingga tidak memungkinkannya berada dalam bentuk unsur murni
diatmosfer kecuali dalam jumlah sedikit sekali. Dengan demikian, air
terdiri dari dua pertiga hidrogen berdasarkan atom (kira-kira 11% berat)
dan larutan merupakan gudang simpanan yang sangat besar dari unsur ini.
Hidrogen juga merupakan unsur yang penting dalam zat organik. Zat
organik ini termasuk makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuh-
tumbuhan, termasuk juga fosilnya minyak bumi dan gas alam.
(Brady.2000.hal:400)

2. Litium

6
Sebanyak 0,005% adalah perkiraan besarnya kelimpahan unsur litium
di kerak bumi. Bijih yang paling umum sebagai sumber litium adalah
podumene, petalite, dan lepidalite. Litium juga diperoleh dari air laut.
Dengan menguapkan air laut akan meninggalkan padatan garam. Padatan
ini mengandung garam (NaCl), kalium klorida (KCl), dan sedikit litium
klorida (LiCl). Negara penghasil litum terbesar di dunia adalah Amerika
Serikat. Negara ini memiliki 3 tambang terbesar di Silver Peak, Nevada,
dan Kings Mountain.
3. Natrium
Natrium terdapat di lapisan bumi sekitar 23000 ppm, di air laut sekitar
10500 ppm, di matahari sekitar 1910000 relatif terhadap H=1exp12.
Natrium banyak ditemukan diberbagai mineral logam misalnya sebagai
NaCl, amphibole,kriolit, soda niter, dan zeolit. Natrium banyak terdapat di
bintang yang ada diluar angkasaberdasarkan spektra garis D-nya dan
bertanggung jawab terhadap cahaya hampir kebanyakanbintang.
4. Kalium
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung
sebanyak 2,1% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium
tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-
mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite,
langbeinite, dan polyhalite ditemukan di danau purba dan dasar laut yang
membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya dengan mudah
dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara bagian
New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar yang ditemukan pada
kedalaman 3000 kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan menjadi
tambang penting di tahun-tahun depan. Kalium juga ditemukan di
samudra, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium
(Mohsin,2006).
Kelimpahan di kerak bumi: 2.1% berat, 1,6% mol
Kelimpahan di tata surya: 4 bagian per juta berat, 100 bagian per miliar
mol
Harga, logam dalam keadaan murni: $ 100 per 100g

7
Isotop: Kalium memiliki 20 isotop yang setengah-hidup diketahui, dengan
nomor massa 35 sampai 54. terjadi secara alami kalium adalah campuran
dari tiga isotop dan mereka ditemukan dalam persentase yang ditunjukkan:
39 K (93,6%), 40 K (0,01% ), dan 41 K (6,7%).
5. Rubidium
Rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak
ditemukan di kerak bumi. Rubidium terdapat di pollucite, leucite, dan
zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Ia
ditemukan dilepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari
bahan ini. Mineral-mineral kalium, seperti yang ditemukan pada danau
Searles, California, dan kalium klorida yang diambil dari air asin di
Michigan juga mengandung rubidium dan sukses diproduksi secara
komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan cesium di dalam
deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.
6. Cesium
Cesium banyak terdapat di alam pada lapisan-lapisan batuan, dan
dalam bentuk mineral seperti pollux (pollucit), lepidotite, carnallite, dan
feldspar. Salah satu sumber terkaya yang mengandung Cesium terdapat di
danau Bernic di Manitoba, Kanada. Deposit di danau tersebut diperkirakan
mengandung 300.000 ton pollucite yang mengandung 20% Sesium. Dalam
laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis ekstrak
mineral dalam bentuk sianida (cianyde) atau melalui pemanasan
hidroksida atau karbonat magnesium atau aluminium.
Kelimpahan senyawa cesium :
1. Cesium bikarbonat (CsHCO3)
2. Cesium karbonat (Cs2CO3)
3. Cesium kromat (Cs2CrO4)
4. Cesium klorida (CsCl)
5. Cesium fluoride (CsF)
6. Cesium Hidrida (CsH)
Berikut merupakan tabel data kelimpahan Cesium

Kelimpahan Ppb oleh berat Ppb oleh mol


Alam semesta 0,8 0,01
matahari 8 0,07
Meteorit 140 20
Kerak batuan 1900 290
Air laut 0,5 0,023

8
Aliran 0,05 0,0004
manusia 20 1

7. Fransium
Unsur fransium merupakan salah satu unsur terlangka. Keberadaannya
di bumi kurang dari satu ons dan dapat ditemukan pada mineral-mineral
uranium dalam kerak bumi. Hal ini disebabkan karena fransium
merupakan unsur yang sangat tidak stabil, sehingga mempunyai waktu
paruh yang sangat singkat. Namun, ia juga bisa dibuat secara buatan
dengan membombardir thorium dengan proton-proton.

D. Reaksi Pembuatan Unsur Golongan IA


1. Hidrogen
Hidrogen merupakan unsur yang melimpah di bumi dalam bentuk
gas diatomik H2. Akan tetapi, gas hidrogen sulit ditemukan di atmosfer
bumi karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas hydrogen
terlepas dari gravitasi bumi. Pada umumnya, hidrogen ditemukan dalam
keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air.
Oleh karena itu, untuk memperoleh gas hidrogen kita harus
melakukan pemisahan hidrogen dari senyawanya. Terdapat beberapa
metode dalam pembuatan gas hydrogen. Namun, pada dasarnya prinsip
dari metode tersebut sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain
dalam senyawanya.
Elektrolisis Air (H2O)
Elektrolisis memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air (H 2O)
menjadi H2 (g) dan O2(g). Energi listrik yang digunakan berasal dari arus
listrik yang searah (DC).
Molekul air tereduksi pada katoda atau teroksidasi pada anoda dengan
reaksi masing-masing:

Katoda : 2H2O (l ) + 2e 2O (aq) +2H2 (g)

Anoda : 2H2O (l ) 4 (aq) + O2 (g) + 4

Reaksi keseluruhan : 2H2O (l ) 2H2 (g) + O2 (g)
Pembuatan Hidrogen dari Reaksi Logam dan Asam Kuat Encer
Hidrogen dalam jumlah kecil dapat dibuat di laboratotium denga
mereaksikan logam dengan asam kuat encer.

9
Zn (s) + 2HCl (aq) → ZnCl2 (aq) + H2 (g)
Metode Gas Air
Bila kukus di lewatkan diatas arang panas, akan terbentuk karbon
monoksida dan hidrogen.
C + H2O → CO + H2
Campuran monoksida dan hidrogen ini,yang disebut gas air.Jika
diinginkan hidrogen murni, campuran itu diolah dengan kukus dengan
bantuan katalis,untuk mengoksidassi karbon monoksida menjadi karbin
dioksida :
CO + H2+ H2O → CO2 + 4H2
Karbon dioksida mudah dipisahkan dengan melewatkan campuran kedua
gas itu dalam air dibawah tekanan.Karbon dioksida larut ; hidrogen tidak.
Metode kukus hidrokarbon
Hidrogen komersial dalam jumlah besar dibuat dengan melewatkan
hidrokarbon dan lewat katalis nikel pada tempratur tinggi. Persamaan
untuk reaksi yang menggunakan hidrokarbon tersederhana metana adalah
CH4 + 2H2O → CO2 + 4H2
Kemudian karbon dan hidrogen dapat dipisahkan seperti yang
diterangkan di atas, atau karbon dioksidasi dan diambil dengan
melewatkan campuran pada kapur tohir :
CO2 + H2 +CaO → CaCO3 + H2
(Keenan.1991,hal : 355)
2. Litium
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam; ia selalu
terkombinasi dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan pada
sumber-sumber mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium
contohnya: lepidolite, spodumeme. Logam ini diproduksi secara
elektrolisis dari fusi klorida. Secara fisik, litium tampak keperak-perakan,
mirip natrium (Na) dan kalium (K), anggota seri Unsur golongan IA.
Litium bereaksi dengan air, tetapi tidak seperti natrium. Litium
memberikan nuansa warna pelangi yang indah jika terjilat lidah api, tetapi
ketika logam ini terbakar benar-benar, lidah apinya berubah menjadi
putih.

10
3. Natrium
Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk
dipakai sebagaipembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah
NaCl yang dapat diperoleh dari air lautdengan cara penguapan.NaCl
memiliki titik leleh lebih dari 800 C oleh sebab itu pembuatan natrium
hanya dengan NaCl saja akan membutuhkan energi yang cukup besar.
Untuk menghemat energi maka NaCl dicampur dengan CaCl2 dengan
perbandingan masing-masing 40% dan 60% sehingga titik lelehnya turun
menjadi 580o C.
Reaksi yang terjadi:
Katoda : Na+ + e  Na

Anoda: Cl-  Cl2 + e-

Proses elektrolisis dilakukan dengan cara mencairkannya dalam peralatan “Down


Cell”. Dalam prakteknya sering diikuti dengan pembentukan logam
kalsium akan tetapi padatan ini dikembalikan lagi ke tempat pelelehan.
4. Kalium
Atom kalium/potasium di alam semesta dibuat di saat-saat pada peristiwa
ledakan supernova dari ‘bintang raksasa’. Kalium/potasium terbuat dari
pembakaran oksigen pada kulit bintang ketika mereka meledak. Reaksi
pembakaran ini disebut reaksi fusi nuklir.
Di alam Kalium/potasium tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas
karena, melainkan dalam bentuk senyawa karena terlalu reaktif.
Kalium/potasium diperoleh secara komersial dengan elektrolisis dari
kalium hidroksida atau kalium klorida. Pembuatan Logam Kalium (K) :
a. Elektrolisis lelehan KOH
b. Elektrolisis lelehan KCN
c. Reduksi garam kloridanya
d. Reduksi KCl dengan natrium
Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena
logam kalium, awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut
dalam garam yang dilelehkan
Katoda : K+(l) + e- → K(l)

Anoda : Cl-(l) → Cl2-(g) + e-

Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850
°C berdasarkan reaksi:
Na + KCl → K + NaCl

11
5. Rubidium
Untuk memperoleh Rb dapat dilakukan dengan cara mereduksi garam
kloridanya. Dalam temperature tinggi, sehingga Rb yang dihasilkan
dalam keadaan uap.
Ca (s) + 2RbCl (s) → CaCl2 (s) + 2 Rb (g)
Karena rubidium sangat mudah diionasi, unsur ini pernah dipikirkan
sebagai bahan bakar mesin ion untuk pesawat antariksa. Hanya saja,
cesium sedikit lebih efisien untuk hal ini.
6. Cesium
Unsur ini dapat diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida. Cesium
murni yang bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi panas
Cesium azida
7. Fronsium
Fransium dapat diperoleh dalam mineral-mineral uranium. Fransium juga
dapat di peroleh dalam kerak bumi, namun kandungannya mungkin tidak
lebih dari 1 ons.

E. Senyawa Hidrida
Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida. Hidrida dapat dibentuk
dengan hampir semua golongan unsur, jumlah dan kombinasi dari senyawa
bervariasi, sebagai contoh terdapat lebih dari 100 hidrida borana biner yang
diketahui, namun hanya satu hidrida aluminium biner yang diketahui. Hidrida
biner diklasifikasikan sesuai dengan posisi unsurnya dalam tabel periodik,
dan oleh karakter ikatannya. Hidrida alkali dan alkali tanah di blok s adalah
senyawa ionik yang analog dengan halida dan disebut dengan hidrida salin.
Unsur blok p golongan 13-17 membentuk hidrida kovalen molekular. Belum
ada senyawa hidrida gas mulia yang pernah dilaporkan.
Beberapa unsur transisi blok d dan f membentuk hidrida logam yang
menunjukkan sifat logam. Logam-logam transisi yang tidak membentuk
hidrida biner membentuk hidrida molecularkompleks yang dikoordinasikan
oleh ligan penstabil, seperti karbonil (CO), fosfin tersier (PR3), atau
siklopentadienil (C5H5) .Contoh-contoh khas hidrida diberikan di bawah ini.
a. Hidrida salin
Hidrogen mempunyai 1 elekron dan cendrung menerima 1 elektron dari
atom lain. Akibatnya, hidrogen dapat bereaksi dengan logam yang reaktif,

12
yaitu (Li,Na,K,Mg,dan Ca) membentuk senyawa hidrida ionik,
contohnya:
Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh (melting
point, mp) 680oC). Li+ danH- membentuk kristal berstruktur garam
dapur. Pelepasan kuantitatif gas hidrogen di anoda saat dilakukan
elektrolisis garam leburnya menyarankan keberadaan H-.Air bereaksi
dengan hebat dengan litium hidrida membebaskan gas hidrogen.Karena
senyawa ini agak melarut dalam eter, hidrida ini digunakan sebagai
pereduksi di kimia organik.
Kalsium hidrida, CaH2, adalah padatan kristalin tak bewarna (mp 816
oC), dan bereaksi denganhebat dengan air membebaskan gas
hidrogen.Hidrida ini digunakan sebagai pembentuk gas hidrogen, atau
bahan dehidrator untuk pelarut organik. Hidrida ini juga digunakan
sebagai reduktor. Litium tetrahidridoaluminat, LiAlH4, adalah padatan
kristalin tak bewarna (terdekomposisi di atas 125oC) biasanya disebut
litium aluminum hidrida.Hidrida melarut dalam eter, dan bereaksi hebat
dengan air.Hidrida ini digunakan sebagai reduktor dan bahan untuk
hidrogenasi dan untuk pengering pelarut organik. Natrium tetrahidroborat,
NaBH4, adalah senyawa padatan kristalin bewarna putih (terdekomposisi
pada 400 oC) biasanya disebut natrium borohidrida. Padatan ini larut
dalam air dan terdekomposisi pada suhu tingggi dengan melepaskan gas
hidrogen. Padatan ini digunakan sebagai bahan pereduksi untuk senyawa
anorganik dan organik, dan untuk mempreparasi kompleks hidrida, dsb.
b. Hidrida molecular
Semua hidrida kecuali hidrida karbon (metana) dan oksigen (air) adalah
gas beracun dengankereaktifan sangat tinggi dan harus ditangani dengan
sangat hati-hati.Walaupun terdapat berbagai metoda untuk menghasilkan
gas-gas ini di laboratorium, kini banyak gas ini mudah didapat di silinder.
Diboran, B2H6, adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -164.9o C dan
bp -92.6o C) dengan bau iritatif yang khas. Hidrida ini merupakan bahan
reduktor kuat senyawa anorganik dan organik.Bahan ini juga bermanfaat
sebagai bahan hidroborasi untuk memasukkan gugus fungsi padaolefin,
setelah adisi olefin dengan reaksinya dengan reagen yang cocok.

13
Silan, SiH4, gas yang sangat mematikan dan tak bewarna (mp -185 oC
dan bp -111.9 oC) denganbau yang menyengat dan juga disebut dengan
monosilan.
Amonia, NH3, adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -77.7 oC dan bp
-33.4 oC) dengan baumengiritasi yang khas. Walaupun gas ini digunakan
dalam banyak kasus sebagai larutan ammonia dalam air, yakni dengan
dilarutkan dalam air, amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air
untuk reaksi khusus. Sejak dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk
sintesis amonia ditahun 1913, amonia telah menjadi senyawa yang paling
penting dalam industri kimia dan digunakan sebagai bahan baku banyak
senyawa yang mengandung nitrogen. Amonia juga digunakan sebagai
refrigeran (di lemari pendingin).
Fosfin, PH3, gas sangat beracun dan tak bewarna (mp -133 oC dan bp
-87.7oC) dengan bau yangbusuk, juga disebut dengan fosfor hidrida.
Fosfin terbakar spontan di udara.Fosfin digunakan dalam pertumbuhan
epitaksi, dalam kimia koordinasi logam transisi, dsb.
Hidrogen sulfida, H2S, gas beracun dan tak bewarna (mp -85.5 oC and bp
-60.7oC) dengan bau telur busuk.Gas ini sering ditangani dengan tidak
cukup hati-hati, gas ini sangat berbahaya dan harus ditangani dalam
lingkungan yang ventilasinya baik. Gas ini digunakan untuk analisis
kimia dengan cara pengendapan ion logam, pembuatan senyawa yang
mengandung belerang, dsb.
Hidrogen fluorida, HF, adalah gas tak bewarna, berasap, bertitik didih
rendah (mp -83oC danbp 19.5oC), dengan bau yang mengiritasi.Gas ini
biasa digunakan untuk mempreparasi senyawa anorganik dan organik
yang mengandung fluor.Karena permitivitasnya yang tinggi, senyawa ini
dapat digunakan sebagai pelarut non-air yang khusus.Larutan dalam air
gas ini disebut asam fluorat dan disimpan dalam wadah polietilen karena
asam ini menyerang gelas.
c. Hidrida logam
Hidrida MHx yang menunjukkan sifat logam biasanya bertipe intertisi
dan non stoikiometribiasanya hidrogen menempati sebagian lubang dalam
kisi logam. Biasanya x bukan bilangan bulat dalam senyawa ini.Hidrida
jenis ini yang dikenal meliputi hidrida dari Golongan 3 (Sc, Y), Golongan

14
4 (Ti, Zr, Hf), Golongan 5 (V, Nb, Ta), Cr, Ni, Pd, dan Cu, tetapi hidrida
logam lain diGolongan 6 sampai 11 tidak dikenal.Paladium Pd bereaksi
dengan gas hidrogen pada suhu kamar, dan membentuk hidrida yang
mempunyai komposisi PdHx (x < 1).Banyak hidrida logam yang
menunjukkan sifat hantaran logam.LaNi5 adalah senyawa paduan antara
lantanum dan nikel, yang dapat menampung sampai 6 atom hidrogen
atoms per sel satuan dan berubah menjadi LaNi5H6.Paduan ini menjadi
salah satu kandidat untuk digunakan sebagai bahan penyimpan hidrogen
untuk pengembangan mobil berbahan hidrogen.
d. Kompleks hidrida
Senyawa kompleks yang berkoordinasi dengan ligan hidrida disebut
kompleks hidrida. Logamtransisi Golongan 6 sampai 10 yang tidak
membentuk hidrida biner menghasilkan banyak kompleks hidrida dengan
ligan tambahan seperti karbonil dan fosfin tersier. Walaupun baru akhir
tahun 1950-an hidrida diterima sebagai ligan, ribuan senyawa kompleks
kini telah dikenal. Lebih lanjut, dengan sintesis kompleks hidrogen
molekul di tahun 1980-an, kimia hidrogen mengambil peran baru. Riset
dalam katalisis hidrokarbon homogen dengan peran penting dimainkan
oleh hidrida atau hidrogen terus berkembang.

F. Manfaat Unsur dan Senyawaannya Golongan IA


1. Hidrogen
- MgH2.NaH, dan LiH sering dipakai untuk reagen pereduksi senyawa
organik dan hal ini sering dipakai dalam proses sistesis senyawa
organik misalnya untuk reduksi senyawa aldehid atau keton.
- Digunakan dalam industry pupuk
- Proses hidrogenasi dengan penambahan ion hidrogen , ikatan asam
lemak yang awalnay tidak jenuh akan menjadi jenuh sehinnga membuat
minyak nabati semakin padat sehinnga tidak mudah rusak
- Produksi benzena melalui reaksi hidrodealkilasi toluena
2. Litium
- Digunakan pada proses yang terjadi pada tungku peleburan logam
(misalnya baja).
- Digunakan untuk mengikat karbondioksida dalam sistem ventilasi
pesawat dan kapal selam.
- Digunakan pada pembuatan bom hidrogen.

15
- Litium karbonat digunakan pada proses perawatan penyakit atau
gangguan sejenis depresi.
- Senyawa lithium utama hasil industri adalah monohidrat lithium
hidroksida yang lazim digunakan dalam industri keramik dan dalam
kedokteran sebagai antidepresan.
- Litium klorida dikenal membentuk air garam terkonsentrasi yang
memiliki sifat menyerap kelembaban dalam berbagai macam interval
suhu.
- Penggunaan utama industri litium adalah dalam bentuk litium stearatum
sebagai pengental pelumas dan gemuk.
- Paduan lithium dengan aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan
digunakan untuk membuat bagian-bagian pesawat kinerja tinggi.
3. Natrium
- Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku pembuatan garam
dapur, NaOH, Na2CO3.
- Natrium hidrosikda atau soda kaustik (NaOH). Digunakan dalam
industri pembuatan sabun, kertas dan tekstil, dalam kaleng minyak
digunakan untuk menghilangkan belerang.
- Soda cuci (Na2CO3), zat pembersih (cleanser) peralatan rumah tangga,
industri gelas.
- Natrium hidroksi karbonat (NaHCO3) atau soda kue, campuran pada
minuman dalam botol.
- Natrium nitrat (NaNO3), pupuk, sebagai pereaksi dalam pembuatan
senyawa nitrat yang lain.
- Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi),
pencegahan korosi.
- Natrium sulfat (Na2SO4) digunakan sebagai obat pencahar (cuci perut),
zat pengering untuk senyawa organik.
- Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci dalam fotografi.
- Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
- Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) digunakan oleh industri
pembuat kaca.
- Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
- Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
- Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.
- Na-sitrat, zat anti beku darah.
- Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
- Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).
4. Kalium

16
- Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan
membutuhkan garam-garam kalium, tidak sebagai ion K+ sendiri, tetapi
bersama-sama dengan ion Ca2+ dalam perbandingan tertentu.
- Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO2)
yang dapat bereaksi dengan air membentuk oksigen.
Persamaan reaksinya:
4KO2 (s) + H2O (l) → 4KOH (aq) + 3O2 (g)
- Senyawa KO2 digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam
tambang (bawah tanah), kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan
seseorang yang keracunan gas.
- KOH digunakan pada industri sabun lunak atau lembek.
- KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
- KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan peledak,
petasan dan kembang api.
- KClO3 digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan
mercon. KClO3 dapat juga digunakan sebagai bahan pembuat gas Cl2,
apabila direaksikan dengan larutan HCl pada laboratorium.
- K2CO3 digunakan pada industri kaca.
5. Rubidium
- Dibutuhkan untuk kelangsungan hidup beberapa mahluk hidup
(misalnya oleh tumbuhan).
- Digunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia.
- Digunakan sebagai sel fotolistrik.
- Sifat radioaktif rubidium-87 digunakan dalam bidang geologi (untuk
menentukan umur batuan atau benda-benda lainnya).
- Sebagai fluida penggerak turbin uap dan untuk generator elektro-panas
menggunakan prinsip kerja magnetohydrodynamic
- RbAg4I5 sangat penting karena memiliki suhu ruangan tertinggi sebagai
konduktor di antara kristal-kristal ion
- Rubidium digunakan pada filament sel fotolistrik yang mengubah
energi cahaya menjadi energy listrik.
6. Cesium
- Digunakan untuk menghilangkan sisa oksigen dalam tabung hampa.
- Cesium klorida (CsCl), sulfat (Cs2SO4), dan trifluoroacetate
(Cs(O2CCF3)) yang umumnya digunakan dalam biologi molekuler
untuk ultrasentrifugasi gradien densitas.
- Karena mudah memancarkan elektron ketika disinari cahaya, maka
cesium digunakan sebagai keping katoda photosensitive pada sel foto
listrik.

17
- Isotop radioaktif cesium-137 yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir
digunakan dalam bidang kedokteran dan penelitian.
- K2CsSb memiliki tegangan ambang rendah yang digunakan untuk emisi
elektron.
- Fluorida Cesium atau aluminium fluorida cesium digunakan dalam
fluks diformulasikan untuk mematri paduan aluminium yang
mengandung magnesium.
- Garam Cesium telah dievaluasi sebagai reagen antishock. untuk
digunakan setelah pemberian obat arsenik.
7. Fransium
Untuk Fransium (Fr), karena umurnya pendek, penggunaan Fr terbatas dan
tidak secara komersial. Fr telah digunakandalam penelitian biologi untuk
mempelajari organ tubuh tikus.

G. Reaksi-Reaksi Unsur golongan IA


Unsur golongan IA merupakan unsur logam yang
sangat reaktif dibanding logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit
terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil
dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah,
kereaktifan Unsur golongan IA makin bertambah seiring bertambahnya
nomor atom.
Reaksi Umum
4M(s) + O2(g) → 2M2O(s)
2M(s) + O2(g) → M2O2(s)
2M(s) + X2(g) → 2MX(s)
2M(s) + S(g) → M2S(s)
2M(s) + 2H2O(g) → 2MOH(aq) +H2(g)
2M(s) + H2(g)→ 2MNH2(s)+ H2(g)
6M(s) + N2(g) →2M3N(s)
Keterangan : M = Unsur golongan IA

1. Reaksi dengan air


Produk yang diperoleh dari reaksi antara unsur golongan IA dan air
adalah gas hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang
dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang
dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu
dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara Unsur golongan IA dan air adalah
sebaga berikut:

18
2M(s) + 2H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g) (M = Logam alkali)
Reaksi antara Unsur golongan IA dengan air merupakan reaksi yang
eksotermis. Li bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan
kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium dan sesium
bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
2. Reaksi dengan udara
Unsur golongan IA pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air
dan oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan
kalium disimpan dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari
terjadinya kontak dengan udara. Litium merupakan satu-satunya unsur alkali
yang bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran
kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang dihasilkan pun sangat
kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara Unsur golongan IA dengan
oksigen yakni berupa oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali
dengan oksigen
4L + O2 2L2O (L = Unsur golongan IA)
Pada pembakaran Unsur golongan IA, oksida yang terbentuk bermacam-
macam tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen
berlebih, natrium membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan
sesium selain peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida.
Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) →Na2O2(s)
L(s) + O2 (g) → LO2 (s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
3. Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan Unsur golongan IA dapat bereaksi dengan hidrogen
membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan Unsur
golongan IA yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) → 2LH(s) (L = Unsur golongan IA)
4. Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan Unsur
golongan IA merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi
antara Unsur golongan IA dengan halogen merupakan reaksi yang kuat.
Produk yang diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.
2L + X2 → 2LX (L = Unsur golongan IA, X = halogen)
5. Reaksi dengan senyawa

19
Logam-Unsur golongan IA dapat bereaksi dengan amoniak bila
dipanaskan dan akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl→LCl + H2
2L + 2NH3→LNH2 + H2 (L = Unsur golongan IA)

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan
garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut
utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk
kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah
deposit mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit
(KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Unsur golongan IA lain diperoleh dari
mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO 3)2.
Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari pollusit
yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif.
Beberapa sifat umum senyawa unsur golongan IA yaitu persifatan yang
berkaitan dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan
rendah, hidrasi ion, dan kelarutan. Pada golongan unsur golongan IA, dari
atas ke bawah dalam sistem periodic, elektronegativitas semakin berkurang.
Unsur golongan IA hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat
dalam pembentukan logam. Oleh karena itu, unsur golongan IA memiliki
energi kohesi yang kecil sehingga bersifat lunak. Pada golongan Unsur
golongan IA, dari atas ke bawah dalam sistem periodik titik didih dan titik
leleh mengalami penurunan (lebih mudah meleleh dan menguap). Unsur-
unsur golongan IA memiliki ciri khusus logam yaitu mempunyai kilap dan
merupakan penghantar listrik dan panas yang baik. Jari-jari atom pada
golongan Unsur golongan IA dari atas ke bawah sistem periodik jari-jarinya
semakin besar sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya. Semakin banyak
jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya.
Beberapa reaksi yang dapat berlangsung dengan unsur golongan IA
diantaranya dapat bereaksi dengan air, udara, hidrogen, halogen dan senyawa.

22

Anda mungkin juga menyukai