Oleh :
1) Ahmad Rois ( )
2) Ahmad Soni ( )
3) Retno Puspa Rani ( )
4) Shofatur rohmania ( )
5) Sifa Rizkiati ( )
6) Sisca Dyah Octaviani (31)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Penulisan makalah ini dimulai pada tanggal 15-30 Oktober 2012,dan dapat diselesaikan
berkat bantuan dari beberapa pihak.
Namun,sepenuhnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk
itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat saya harapkan guna penyempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya penyusun sendiri.
Karangtengah,28 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................................
1.4 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1 Pengertian Logam Alkali................................................................................
2.2 Karakteristik...................................................................................................
2.3 Unsur-Unsur Golongan Alkali.........................................................................
2.4 Kelimpahan Unsur Logam Alkali di Alam. ...................................................
2.5 Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali.....................................................................
2.6 Jari jari atom ................................................................................................
2.7 Titik Didih & Titik beku serta kerapatan.......................................................
2.8 Energi Ionisasi Logam Alkali .......................................................................
2.9 Afinitas Elektron..........................................................................................
2.10 Keelektronegatifan.......................................................................................
2.11 Sifat Magnetik..............................................................................................
2.12 Sifat Kimia...................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga
disebut dengan Golongan IA, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium
(Rb), cesium (Cs) dan francium ](Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi
dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Hal tersebutl menjadi latar belakang
penulisan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian logam alkali tanah ?
2. Bagaimana sifat fisis logam alkali tanah ?
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu selain mengetahui Logam Alkali lebih jelas, ,
Sifat-sifat dalam Logam Alkali, Kecenderungan Dalam Sistim Periodik, juga dapat mengenal lebih
jauh macam-macam logam Alkali secara rinci dan jelas.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui Logam
Alkali lebih jelas,Macam-macam Logam Alkali, Sifat-sifat dalam Logam Alkali, Kecenderungan
Dalam Sistim Periodik, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Logam Alkali
Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1 tabel periodik, kecuali
hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium
(Cs), dan fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak
pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali
harus disimpan dalam medium minyak.
2.2 Karakteristik
Sekarang kita kembali ke EI-I. Mungkinkah logam alkali menjadi ion +2 dengan
melepaskan elektron kedua yang memerlukan EI-II? Tidak mungkin. Mangapa? Setelah menjadi
ion Na+(2,8), sudah stabil, isoelektronik dengan Ne(2,8). EI-II lebih besar dibanding EI-I karena
jumlah muatan positif inti lebih besar dari muatan negatif elektron, sehingga jari-jari ionnya juga
sudah mengecil. Karena EI-II sangat besar, maka logam alkali hanya membentuk ion +1 sesuai
elektron valensinya.
2.9 Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron pada satu
atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan 1. Afinitas elektron juga
dinyatakan dalam kJ mol1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti
mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas
elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar
kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).
Dari sifat ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah.
2. Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan.
3. Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas
elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.
2.10 Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap
atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron
lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar
daripada hidrogen. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901
1994) pada tahun 1932.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil sebab
gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke
kanan makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai
keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi
keelektronegatifan terbesar berada pada golongan VIIA.
2. 11 Sifat magnetic
Sifat magnet suatu atom unsure berkaitan dengan struktur elktronnya, sesuai dengan
aturan aufbau, larangan Pauli, dan aturan Hund. Electron di dalam orbital suatu atom ada yang
berpasangan dan ada yang tidak berpasangan. Beberapa atom misalnya atom-atom gas mulia
semua elektronnya berpasangan, tetapi beberapa atom yang lain tidak berpasangan. Akibat dari
kedua keadaan tersebut berakibat pula pada interaksinya terhadap medan magnet. Atom-atom yang
semua elektronnya telah berpasangan cenderung ditolak oleh medan magnet dan disebut sebagai
atom diamagnetic, sedangkan atom-atom yang mempunyai electron tidak berpasangan akan
tertarik oleh medan magnet dan disebut atom yang bersifat paramagnetic.
Adanya electron yang tidak berpasangan menimbulkan momen magnet yang diukur
dalam satuan bohr-magneton (BM). Besarnya momen magnet dapat di perkirakan dengan rumus :
= n(n+2)
dengan, = momen magnet dalam bohr-magneton
n = jumlah electron tidak berpasangan
a. Kereaktifan unsur
Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi - reaksinya dengan beberapa
unsur non logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida yang berikatan ion,
dalam hal ini bilangan oksidasi hydrogen adalah -1 dan bilangan oksidasi alkali +1. Dengan
oksigen dapat membentuk oksida, dan bahkan beberapa di antaranya dapat membentuk peroksida
dan superoksida. Litium bahkan dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk
litium nitrida (Li3N). Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam
air, dengan raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Beberapa reaksi
logam alkali dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Beberapa Reaksi Logam Alkali
Reaksi Umum Keterangan
4M(s) + O2(g) ->2M2O(s) jumlah oksigen terbatas dipanaskan di udara dengan
oksigen berlebihan.
2M(s) + O2(g) ->M2O2(s) Logam K dapat membentuk superoksida (KO2).
2M(s) + X2(g) ->2MX(s) X adalah F, Cl, Br, Ireaksi dahsyat, kecuali Li
2M(s) + S(g) ->M2S(s) dengan katalisator hanya Li yang dapat bereaksi
2M(s) + 2H2O(g) ->2MOH(aq) + gas H2 kering (bebas air) reaksi dengan asam (H+)
H2(g) dahsyat
2M(s) + H2(g) ->2MNH2(s) + H2(g)
6M(s) + N2(g) -> 2M3N(s)
Logam alkali dapat larut dalam ammonia pekat (NH3), diperkirakan membentuk senyawa
amida.
Na(s) + NH3(l) ->NaNH2(s) + H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen yang
mudah terbakar. Oleh karena itu, bila logam alkali dimasukkan ke dalam air akan terjadi nyala api
di atas permukaan air.
Dalam amonia yang sangat murni akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan
sumber elektron yang tersolvasi (larutan elektron).
Logam - logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na
(kuning), K (ungu), Rb (merah), dan Cs (biru/ungu). Warna khas dari logam alkali dapat digunakan
untuk identifikasi awal adanya unsur alkali dalam suatu bahan.
Senyawa LiCl memiliki kekuatan ikatan ion lebih lemah dibanding NaCl, apalagi KCl
yang ikatan ionnya lebih kuat. Oleh karena itu dikatakan sifat ion LiCl lemah.
Hal ini disebabkan letak pasangan elektron ikatan (PEI) pada LiCl sedikit lebih menjauhi
Cl dibanding pada NaCl. Untuk KCl PEInya lebih rapat ke arah Cl.
Perubahan sifat antara kovalen dan ionik seperti perubahan sifat logam dan non logam,
juga seperti halnya sifat asam basa hidroksida dalam suatu perioda. Oleh karena itu ada senyawa
yang sifat ionnya melemah dan sifat kovalennya menguat.
Jejaring Kimia - Asam basa merupakan dua larutan yang menghasilkan ion jika dilarutkan
dalam air (Asam Basa Arrhenius). Dikatakan asam jika larutan tersebut menghasilkan ion H+ dan
sisa asamnya berupa non logam.
HA --> H+ + A- (A- merupakan sisa asam/non logam).
Sedangkan basa merukapakan larutan yang menghasilkan ion OH- dan sisa basanya
berupa logam (golongan IA, IIA, Al dan Fe).
BOH --> B+ + OH- (B+ merupakan sisa basa/logam).
Untuk mempermudah dalam menyetarakan reaksi asam basa, maka saya membaginya dalam 4
kelompok.
d. Daya mempolarisasi dan terpolarisasi
Daya mempolarisasi kation ditentukan oleh perbandingan muatan kation terhadap jari-
jari kation. Daya polarisasi ini kuat bila muatan ionnya besar, tetapi jari-jari kationnya kecil.
Sebaliknya, ukuran dan muatan anion semakin besar akan semakin mudah anion tersebut
mengalami polarisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga disebut
dengan Golongan IA, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb),
cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan
listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam
harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain.
3.2 Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-
ilmu yang didapat dari berbagai sumber.
Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. KIMIA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga
Purba, Michael. 2004. KIMIA Untuk SMA Kelas XI Semester GanjilI. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://entoen.nu/beemster/id
http://id.wikipedia.org
http://entoen.nu/id
http://corrosion-doctors.org/Electrochem/Cell.htm