Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA UNSUR LOGAM ALKALI

MAKALAH KIMIA UNSUR


LOGAM ALKALI

Pengampu : Bu Sutjini SPd

Oleh :
1) Ahmad Rois ( )
2) Ahmad Soni ( )
3) Retno Puspa Rani ( )
4) Shofatur rohmania ( )
5) Sifa Rizkiati ( )
6) Sisca Dyah Octaviani (31)

SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH


Tahun Ajaran 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Penulisan makalah ini dimulai pada tanggal 15-30 Oktober 2012,dan dapat diselesaikan
berkat bantuan dari beberapa pihak.
Namun,sepenuhnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk
itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat saya harapkan guna penyempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya penyusun sendiri.
Karangtengah,28 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................................
1.4 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1 Pengertian Logam Alkali................................................................................
2.2 Karakteristik...................................................................................................
2.3 Unsur-Unsur Golongan Alkali.........................................................................
2.4 Kelimpahan Unsur Logam Alkali di Alam. ...................................................
2.5 Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali.....................................................................
2.6 Jari jari atom ................................................................................................
2.7 Titik Didih & Titik beku serta kerapatan.......................................................
2.8 Energi Ionisasi Logam Alkali .......................................................................
2.9 Afinitas Elektron..........................................................................................
2.10 Keelektronegatifan.......................................................................................
2.11 Sifat Magnetik..............................................................................................
2.12 Sifat Kimia...................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga
disebut dengan Golongan IA, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium
(Rb), cesium (Cs) dan francium ](Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi
dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Hal tersebutl menjadi latar belakang
penulisan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian logam alkali tanah ?
2. Bagaimana sifat fisis logam alkali tanah ?
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu selain mengetahui Logam Alkali lebih jelas, ,
Sifat-sifat dalam Logam Alkali, Kecenderungan Dalam Sistim Periodik, juga dapat mengenal lebih
jauh macam-macam logam Alkali secara rinci dan jelas.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui Logam
Alkali lebih jelas,Macam-macam Logam Alkali, Sifat-sifat dalam Logam Alkali, Kecenderungan
Dalam Sistim Periodik, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Logam Alkali
Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1 tabel periodik, kecuali
hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium
(Cs), dan fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak
pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali
harus disimpan dalam medium minyak.
2.2 Karakteristik

Beberapa jenis logam alkali


Seperti kelompok lainnya, anggota dari grup ini dapat ditunjukkan dari konfigurasi
elektronnya, terutama kulit terluarnya yang menghasilkan sifat sebagai berikut:
Z Elemen Jumlah elektron/kulit Konfigurasi elektron
3 litium 2, 1 [He]2s1
11 natrium 2, 8, 1 [Ne]3s1
19 kalium 2, 8, 8, 1 [Ar]4s1
37 rubidium 2, 8, 18, 8, 1 [Kr]5s1
55 caesium 2, 8, 18, 18, 8, 1 [Xe]6s1
87 fransium 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1 [Rn]7s1
2.3 Unsur-Unsur Golongan Alkali.
Unsur-unsur golongan IA disebut juga logam alkali. Unsur-unsur alkali merupakan logam
yang sangat reaktif. Kereaktifan unsur alkali disebabkan kemudahan melepaskan elektron valensi
pada kulit ns1 membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +1. Oleh sebab itu, unsur-unsur
logam alkali tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam, melainkan berada dalam bentuk
senyawa.
2.4 Kelimpahan Unsur Logam Alkali di Alam.
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan garam-garam
alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-
garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan
kalium adalah deposit mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl),
dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Mineral-mineral ini banyak ditemukan di berbagai belahan bumi.

Tabel 3.7 Mineral Utama Logam Alkali

Unsur Sumber Utama


Litium Spodumen, LiAl(Si2O6)
Natrium NaCl
Kalium KCl
Rubidium Lepidolit, Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3
Cesium Pollusit, Cs4Al4Si9O26.H2O
Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses yang lama. Mineral Logam
Alkali berasal dari air laut yang menguap dan garam-garam terlarut mengendap sebagai mineral.
Kemudian, secara perlahan mineral Logam Alkali tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga
banyak ditemukan tidak jauh dari pantai. Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat.
Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit.
Cesium diperoleh dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif.
2.5 Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali.
Unsur-unsur logam alkali semuanya logam yang sangat reaktif dengan sifat-sifat fisika
ditunjukkan pada Tabel 3.8. Logam alkali sangat reaktif dalam air. Oleh karena tangan kita
mengandung air, logam alkali tidak boleh disentuh langsung oleh tangan. Tabel 3.8 Sifat-Sifat
Fisika Logam Alkali
Sifat Sifat Li Na K Rb Cs
Titik leleh (C) 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Titik didih (C) 1347 883 774 688 678
Massa jenis (g cm3) 0,53 0,97 0,86 1,53 1,88
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Jari-jari ion ( ) 0,9 1,7 1,5 1,67 1,8
Semua unsur golongan IA berwarna putih keperakan berupa logam padat, kecuali cesium
berwujud cair pada suhu kamar. Logam alkali Natrium merupakan logam lunak dan dapat dipotong
dengan pisau. Logam alkali Kalium lebih lunak dari natrium. Pada Tabel 3.8 tampak bahwa logam
litium, natrium, dan kalium mempunyai massa jenis kurang dari 1,0 g cm3. Akibatnya, logam
tersebut terapung dalam air (Gambar 3.12a). Akan tetapi, ketiga logam ini sangat reaktif terhadap
air dan reaksinya bersifat eksplosif disertai nyala.
Gambar 3.12 (a) Logam litium terapung di air karena massa jenisnya lebih kecil dari air. (b)
Logam natrium harus disimpan dalam minyak tanah.
Sifat-sifat fisika logam alkali seperti lunak dengan titik leleh rendah menjadi petunjuk bahwa
ikatan logam antaratom dalam alkali sangat lemah. Ini akibat jari-jari atom logam alkali relatif
besar dibandingkan unsur-unsur lain dalam satu periode. Penurunan titik leleh dari logam alkali
litium ke cesium disebabkan oleh jari-jari atom yang makin besar sehingga mengurangi kekuatan
ikatan antaratom logam. Logam-logam alkali merupakan reduktor paling kuat, seperti ditunjukkan
oleh potensial reduksi standar yang negatif.

Tabel 3.9 Potensial Reduksi Standar Logam Alkali


Logam Alkali Li Na K Rb Cs
Potensial reduksi (V) 3,05 2,71 2,93 2,99 3,02
Keelektronegatifan logam alkali pada umumnya rendah (cesium paling rendah), yang
berarti logam tersebut cenderung membentuk kation. Sifat logam alkali ini juga didukung oleh
energi ionisasi pertama yang rendah, sedangkan energi ionisasi kedua sangat tinggi sehingga hanya
ion dengan biloks +1 yang dapat dibentuk oleh logam alkali. Semua logam alkali dapat bereaksi
dengan air. Reaksi logam alkali melibatkan pergantian hidrogen dari air oleh logam membentuk
suatu basa kuat disertai pelepasan gas hidrogen.
2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g)
Kereaktifan logam alkali terhadap air menjadi sangat kuat dari atas ke bawah dalam tabel
periodik. Sepotong logam litium jika dimasukkan ke dalam air akan bergerak di sekitar permukaan
air disertai pelepasan gas H2. Logam alkali Kalium bereaksi sangat dahsyat disertai ledakan dan
nyala api berwarna ungu. Dalam udara terbuka, logam alkali bereaksi dengan oksigen membentuk
oksida. Logam alkali Litium membentuk Li2O, natrium membentuk Na2O, tetapi produk yang
dominan adalah natrium peroksida (Na2O2). Jika kalium dibakar dengan oksigen, produk dominan
adalah kalium superoksida (K2O), suatu senyawa berwarna kuning-jingga. Oksida ini merupakan
senyawa ion dari ion K+ dan ion O2.
Sifat-sifat logam Alkali:
1. Sangat reaktif
2. Bereaksi dengan halogen membentuk garam
3. Bereaksi dengan air membentuk basa kuat
4. Elektron terluar 1
5. Lunak
6. Titik lebur rendah
7. Massa Jenis rendah
8. Potensial untuk ionisasi sangat rendah
9. Tingkat elektronegativitas : Li > Na > K > Rb > Cs > Fr
10. Tingkat reaktivitas : Li < Na < K < Rb < Cs < Fr
11. Titik lebur dan titik uap : Li > Na > K > Rb > Cs > Fr
2.6 Jari jari atom

Pengertiannya adalah jarak dari inti kekulit terluar. Jari2 atom


dari atas kebawah semakin besar.
Mengapa??
karena jumlah lintasan semakin besar.
Masih ingatkan tentang pelajaran kuliat K,L,M
Ya, semaking besar nomor atom unsur tersebut semakin banyak kulit yang di milikinya.

2.7 Titik Didih & Titik beku serta kerapatan

Semakin besar titik didih maka semakin besar nomor atom.


Semakin besar Nomor atom maka semakin besar pula kerapatan pada atom tersebut, maka semakin
banyak membentuk ikatannya dan semakin membutuhkan waktu yang lama untuk memisahkan
ikatanikatan tersebut sehingga titik didih dan titik beku semakin tinggi.
2.8 Energi Ionisasi Logam Alkali

Apa arti energi ionisasi pertama (EI-I)?


Misalnya natrium, Na.
Persamaan ionisasinya dapat ditulis sebagai berikut:
Na(g) + EI-I --> Na+(g) + e
Bagaimana menjelaskan persamaan reaksi di atas?
Energi ionisasi pertama adalah sejumlah energi yang diperlukan oleh suatu atom netral dalam
wujud gas, Na(g) untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah, membentuk ion positif
dalam bentuk gas, Na+(g).
Mengapa atom Na dan ion Na+ keduanya dalam bentuk gas? Menurut kenyataan, jika logam
natrium direaksikan dengan gas khlor, persamaan reaksinya adalah:
2 Na(s) + Cl2(g) --> 2 NaCl(s).

Sekarang kita kembali ke EI-I. Mungkinkah logam alkali menjadi ion +2 dengan
melepaskan elektron kedua yang memerlukan EI-II? Tidak mungkin. Mangapa? Setelah menjadi
ion Na+(2,8), sudah stabil, isoelektronik dengan Ne(2,8). EI-II lebih besar dibanding EI-I karena
jumlah muatan positif inti lebih besar dari muatan negatif elektron, sehingga jari-jari ionnya juga
sudah mengecil. Karena EI-II sangat besar, maka logam alkali hanya membentuk ion +1 sesuai
elektron valensinya.
2.9 Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron pada satu
atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan 1. Afinitas elektron juga
dinyatakan dalam kJ mol1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti
mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas
elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar
kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).
Dari sifat ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah.
2. Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan.
3. Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas
elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.

2.10 Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap
atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron
lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar
daripada hidrogen. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901
1994) pada tahun 1932.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil sebab
gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke
kanan makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai
keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi
keelektronegatifan terbesar berada pada golongan VIIA.
2. 11 Sifat magnetic
Sifat magnet suatu atom unsure berkaitan dengan struktur elktronnya, sesuai dengan
aturan aufbau, larangan Pauli, dan aturan Hund. Electron di dalam orbital suatu atom ada yang
berpasangan dan ada yang tidak berpasangan. Beberapa atom misalnya atom-atom gas mulia
semua elektronnya berpasangan, tetapi beberapa atom yang lain tidak berpasangan. Akibat dari
kedua keadaan tersebut berakibat pula pada interaksinya terhadap medan magnet. Atom-atom yang
semua elektronnya telah berpasangan cenderung ditolak oleh medan magnet dan disebut sebagai
atom diamagnetic, sedangkan atom-atom yang mempunyai electron tidak berpasangan akan
tertarik oleh medan magnet dan disebut atom yang bersifat paramagnetic.
Adanya electron yang tidak berpasangan menimbulkan momen magnet yang diukur
dalam satuan bohr-magneton (BM). Besarnya momen magnet dapat di perkirakan dengan rumus :
= n(n+2)
dengan, = momen magnet dalam bohr-magneton
n = jumlah electron tidak berpasangan

2.12 Sifat Kimia


Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain.
Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih
kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam
alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor atom.
Reaksi dengan Air : Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah
gas hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa
kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa
paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi
dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan
rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
Reaksi dengan Udara : Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air
dan oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam
minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.
Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen membentuk
Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang
dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa oksida
logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4L + O2 2L2O (L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada
jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk peroksida,
sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk membentuk
superoksida. Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) Na2O2(s)
L(s) + O2(g) LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
Reaksi dengan Hidrogen : Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan
hidrogen membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom
hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) 2LH(s) (L = logam alkali)
Reaksi dengan Halogen : Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan
logam alkali merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali
dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini berupa garam
halida.
2L + X2 2LX (L = logam alkali, X = halogen)
Reaksi dengan Senyawa : Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila
dipanaskan dan akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl LCl + H2
2L + 2NH3 LNH2 + H2 L = logam alkali

a. Kereaktifan unsur
Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi - reaksinya dengan beberapa
unsur non logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida yang berikatan ion,
dalam hal ini bilangan oksidasi hydrogen adalah -1 dan bilangan oksidasi alkali +1. Dengan
oksigen dapat membentuk oksida, dan bahkan beberapa di antaranya dapat membentuk peroksida
dan superoksida. Litium bahkan dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk
litium nitrida (Li3N). Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam
air, dengan raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Beberapa reaksi
logam alkali dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Beberapa Reaksi Logam Alkali
Reaksi Umum Keterangan
4M(s) + O2(g) ->2M2O(s) jumlah oksigen terbatas dipanaskan di udara dengan
oksigen berlebihan.
2M(s) + O2(g) ->M2O2(s) Logam K dapat membentuk superoksida (KO2).
2M(s) + X2(g) ->2MX(s) X adalah F, Cl, Br, Ireaksi dahsyat, kecuali Li
2M(s) + S(g) ->M2S(s) dengan katalisator hanya Li yang dapat bereaksi
2M(s) + 2H2O(g) ->2MOH(aq) + gas H2 kering (bebas air) reaksi dengan asam (H+)
H2(g) dahsyat
2M(s) + H2(g) ->2MNH2(s) + H2(g)
6M(s) + N2(g) -> 2M3N(s)

Logam alkali dapat larut dalam ammonia pekat (NH3), diperkirakan membentuk senyawa
amida.
Na(s) + NH3(l) ->NaNH2(s) + H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen yang
mudah terbakar. Oleh karena itu, bila logam alkali dimasukkan ke dalam air akan terjadi nyala api
di atas permukaan air.
Dalam amonia yang sangat murni akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan
sumber elektron yang tersolvasi (larutan elektron).
Logam - logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na
(kuning), K (ungu), Rb (merah), dan Cs (biru/ungu). Warna khas dari logam alkali dapat digunakan
untuk identifikasi awal adanya unsur alkali dalam suatu bahan.

b. Kelarutan Garam Alkali


Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat sebgai pereaksi
dalam laboratorium. Namun demikian kelarutan ini sangat bervariasi sebagaimana ditunjukkan
oleh seri natrium halide
Kelaruna suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi,
entalpi hidrasi kation dan anion bersama-sama dengan perubahan entropi yang bersangkutan
Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari
kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan
kemiringan (slope) positif maupun negatif.

C. Sifat Asam & Sifat Basa

Senyawa LiCl memiliki kekuatan ikatan ion lebih lemah dibanding NaCl, apalagi KCl
yang ikatan ionnya lebih kuat. Oleh karena itu dikatakan sifat ion LiCl lemah.
Hal ini disebabkan letak pasangan elektron ikatan (PEI) pada LiCl sedikit lebih menjauhi
Cl dibanding pada NaCl. Untuk KCl PEInya lebih rapat ke arah Cl.
Perubahan sifat antara kovalen dan ionik seperti perubahan sifat logam dan non logam,
juga seperti halnya sifat asam basa hidroksida dalam suatu perioda. Oleh karena itu ada senyawa
yang sifat ionnya melemah dan sifat kovalennya menguat.

Persamaan Reaksi Kimia antara Larutan Asam dan Basa

Jejaring Kimia - Asam basa merupakan dua larutan yang menghasilkan ion jika dilarutkan
dalam air (Asam Basa Arrhenius). Dikatakan asam jika larutan tersebut menghasilkan ion H+ dan
sisa asamnya berupa non logam.
HA --> H+ + A- (A- merupakan sisa asam/non logam).
Sedangkan basa merukapakan larutan yang menghasilkan ion OH- dan sisa basanya
berupa logam (golongan IA, IIA, Al dan Fe).
BOH --> B+ + OH- (B+ merupakan sisa basa/logam).

Secara umum reaksi asam basa adalah sebagai berikut:


HA + BOH --> BA + H - OH (BA merupakan garam)

Untuk mempermudah dalam menyetarakan reaksi asam basa, maka saya membaginya dalam 4
kelompok.
d. Daya mempolarisasi dan terpolarisasi
Daya mempolarisasi kation ditentukan oleh perbandingan muatan kation terhadap jari-
jari kation. Daya polarisasi ini kuat bila muatan ionnya besar, tetapi jari-jari kationnya kecil.
Sebaliknya, ukuran dan muatan anion semakin besar akan semakin mudah anion tersebut
mengalami polarisasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga disebut
dengan Golongan IA, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb),
cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan
listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam
harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain.

3.2 Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-
ilmu yang didapat dari berbagai sumber.
Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.

DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. KIMIA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga
Purba, Michael. 2004. KIMIA Untuk SMA Kelas XI Semester GanjilI. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://entoen.nu/beemster/id
http://id.wikipedia.org
http://entoen.nu/id
http://corrosion-doctors.org/Electrochem/Cell.htm

Anda mungkin juga menyukai