◦ Membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Biji timah
yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%, kemudian dihancurkan dan
kemudian dipisahkan dari material-material yang diperlukan.
◦ Kemudian biji timah dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetic sehingga kita dapat
memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki
konsentrasi antara 70-77% semua hampir mineral cassiterite.
◦ Cassiterite diletakkan difurnace. Karbon bereaksi dengan CO₂ yang ada didalam furnance membentuk
CO, CO ini kemudian bereaksi membentuk timah.
Cara Pembuatan Timah
◦Proses Peleburan
untuk memisahkan timah dari pengotor-pengotornya mak biji timah harus dilebur dan
di tambahkan senyawa-senyawa lain seperti antrasite dan limestone.peleburan
dilakukan di dalam burning chamber (tanur) hingga suhu 1350°C selama 8-12jam
sehingga dapat memisahkan timah dengan pengotor-pengotornya seperti:
Pb,As,Sb,Cu,Fe,Ni. Proses peleburan imah menggunakan reduktor gas CO, gas ini
dipearoleh dari pembakaran C (karbon) dalm antrasit dengan reaksi sebagai berikut:
C(s) + O2 (g) ===> CO2(g)
CO2(g) + C(s) ===> 2CO(g)
Pada temperatur operasi 1400°C gas CO lebih stabil dari pada gas CO2 , sehingga
reaksi berjalan ke kanan dan diperoleh gas CO
Reaksi reduksi biji timah menjadi bebas , sebagai berikut :
SnO2(s) + CO(g) ===> SnO(s) + CO2(g)
SnO(s) + CO(g) ===> Sn(I) + CO2(g)
Cara pembuatan Timbal (Pb)
◦ Timbal disediakan terutama dari bijih galena. Ia seringkali bercampur dengan sedikit seng sulfida, dan
ini dipisahkan dengan cara apungan minyak. Bijih yang sudah dihancurkan, dilarutkan dalam
campuran air dan minyak dengan perbandingan tertentu, kemudian udara ditiupkan pada larutan
itu sehingga berbuih. Biji terangkat (terapung). Dengan cara ini diperoleh konsentrat hingga 60-80%
galena. Konsentrat dicampur dengan batu kapur kemudian dipanggang. Batu kapur bertindak sebagai
penutup guna menjaga tekanan dalam pemanggangan.
2PbS(s) + 3O2(g) 2PbO(s) + 2SO2(g)
◦ Konsentrat yang berkapur ini dicampur dengan kokas (sebagai pereduksi PbO), batukapur (sebagai
penghilang bahan dari silikon), dan oksida besi (guna mereduksi PbS agar tidak tertukar dengan PbO).
Campuran dilebur pada suhu 900°C.
2C(s)+ O2(g) 2CO(g)
PbO(s) + C(s) Pb(s) + CO(g)
PbO(s) +CO(g) Pb(s) +CO(g)
PbS(s) + Fe(s) Pb(s) + FeS(s)
Dampak bahaya penggunaan unsur golongan IV A
Dampak penggunaan karbon
◦ Mereka yang mengonsumsi karbon aktif karena keracunan biasanya mual dan
muntah, mengalami obstruksi usus halus dan perforasi saluran pencernaan. Efek
samping lainnya meliputi tinja menghitam dan sembelit.
◦ Efek samping terkait metabolisme antara lain dehidrasi, syok, gangguan elektrolit,
hipernatremia (peningkatan kadar natrium dalam darah) dan hipermagnesemia
(peningkatan kadar magnesium dalam darah).
Dampak penggunaan Silikon
◦ Silicon yang dipakai untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan
bentuk dan kelumpuhan beberapa otot wajah. Hal ini karena silicon dapat
membentuk gumpalan dan dapat memblokir aliran darah kejaringan/ organ tubuh.
◦ silikon bisa menimbulkan sumbatan dan menghalangi aliran darah pada pembuluh
darah di otak. Jika hal ini terjadi, maka bisa menimbulkan stroke.
◦ Suntik silikon dapat menyebabkan peradangan pada jaringan tubuh yang membuat
jaringan tersebut rusak dan mengeras.
Dampak Germanium
◦ Gas germanium lebih berat daripada udara dan jika terbebas dalam
konsentrasi tinggi berpotensi menimbulkan ledakan. Sebagai logam
berat, germanium dianggap memiliki berbagai dampak negatif pada
ekosistem perairan.
◦ Bahaya fisik yang dapat ditimbulkan oleh germanium dilihat dari
bentuk gasnya yang lebih berat dari pada udara sehingga dapat
berpindah dengan cepat sepanjang permukaan bumi.
Dampak penggunaan Timah