Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur-unsur alkali dalam sistem periodik merupakan golongan IA
yangmeliputi Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium, dan Fransium.
Yang paling banyak terdapat di alam adalah Natrium dan Kalium, masing-
masingmenempati peringkat ke-6 dan ke-7 sebagai atom terbanyak pada kulit
bumi.Yang paling sedikit dijumpai adalah Fransium, sebab bersifat radioaktif
sehinggamudah berubah menjadi unsur lain.

Unsur-unsur alkali tanah (golongan IIA) terdiri dari Berilium,


Magesium,Kalsium,Stronsium, Barium, dan Radium. Yang terbanyak di alam
adalah kalsiumdan magnesium, yang menempati peringkat ke-5 dan ke-8 pada
kulit bumi.Adapun radium yang bersifat radioaktif merupakan unsur alkali tanah
yang palingsedikit didapatkan (Irfan,1986)

.Dari pemaparan diatas mengenai unolongan unsur-unsur golongan IA


dangolongan IIA, tentunya kita masih menerka-nerka mengenai bagaimana sifat-
sifatyang dapat ditunjukkan dari masing-masing unsur dari golonhan alkali (I A)
alkalitanah (II A). Melalui percobaan sifat-sifat unsur ini kita akan dapat
mengetahuiapa yang menjadi ciri khas dari setiap unsur sehingga kit dapat
membedakannya,dan sekaligus kita dapat mengetahui dan mendapatkan informasi
tentang beberapa sifat-sifat kimia maupun sifat-sifat fisika dari unsur-unsur
tersebut

.Pengetahuan kita mengenai sifat-sifat unsur ini menjadi sangat


pentingkarena dengan mengetahui sifat-sifat dari setiap unsur golongan IA dan
golongan IIA maka kita dapat memanfaatkan sifat-sifat tersebut dalam
bereksperimen.Selain itu mengapa praktikum ini menjadi sangat penting karena
denganmengetahui apa yang menjadi sifat dari setiap unsur tersebut maka akan
sangatmembantu dalam mereaksikan suatu unsur.
1.2.1 Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Materi Sifat-Sifat Unsur

Dalam tabel periodik, unsur alkali dan alkali tanah adalah unsur yang
sangat reaktif. Unsur alkali termasuk golongan IA, yaitu litium, natrium, kalium,
rubidium, sesium, dan fransium. Unsur basa ini memiliki elektron valensi. Dalam
alkali, unsur-unsur tidak dalam keadaan bebas tetapi dalam keadaan terikat dalam
bentuk senyawa.

Unsur yang paling umum adalah natrium dan kalium. Kedua unsur
tersebut terdapat dalam airtanah berupa garam tanah yang terkandung dalam silvit
(KCl), karnalit (KCl-MgCl 6H2O). Unsur logam alkali sangat reaktif dan bereaksi
hebat dengan air, oksigen, hidrogen, dan halogen. Unsur-unsur ini juga bereaksi
dengan oksigen dan uap air di udara. Unsur alkali sangat reaktif dengan air,
sehingga gas hidrogen yang dilepaskan terbakar dengan cepat dengan nyala api
dan ledakan kecil. Oleh karena itu, unsur alkali disimpan dalam minyak tanah atau
hidrokarbon inert. Karena elektron valensi tunggal dan jari-jari atom yang relatif
besar, energi ionisasi logam ini rendah. Akibatnya, logam ini siap mendonorkan
elektron dan sangat reaktif ketika gas menjadi reduktor kuat. Dari atas ke bawah
(dari Li ke Cs) jari-jari atom bertambah dan energi ionisasi berkurang. Artinya,
elektron lebih mudah dikeluarkan dan menjadi lebih reaktif.

Logam alkali selembut penghapus dan dapat dipotong dengan pisau. Hal
ini terjadi karena unsur alkali hanya memiliki satu elektron valensi yang ikut
membentuk ikatan logam, sehingga logam tersebut memiliki ikatan logam yang
lemah. Dalam satu golongan, dari Li ke Cs, jari-jari atom bertambah dan ikatan
logam menjadi lebih kecil dan karenanya lebih lunak. Oleh karena itu, jari-jari
atom alkali meningkat (dari atas ke bawah) dan titik leleh dan titik didih
berkurang. Pembakaran logam alkali mengeluarkan warna api yang khas.
            Dalam membandingkan sifat-sifat unsur dalam golongan yang sama, harus
diingat bahwa pembandingan paling berlaku dengan unsure-unsur sejenis. Paduan
ini berlaku untuk unsure-unsur golongan 1A dan 2A, yang seluruhnya logam, dan
golongan 7A seluruhnya non logam.

Definisi unsur yaitu suatu zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi
zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhana. Sedangkan
sistem periodik unsur adalah susunan yang menggambarkan suatu letak keadaan,
periode, golongan, dan unsur kimia. Sistem periodik unsur disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom (kenaikan jumlah proton dan muatan inti). Sistem periodik
dibagi menjadi periode yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang
horizontal dan golongan yaitu unsur yang terletak dalam kolom yang vertikal.

Sudah ada lebih dari 100 buah unsur kimia yang teridentifikasi dan juga
dikenal secara luas. Pada umumnya unsur dapat kamu temukan di alam, namun
ada juga unsur yang merupakan buatan manusia. Meskipun ada sejumlah kecil
unsur ditemukan dalam bentuk unsur yang bebas seperti nitrogen, oksigen dan
belerang, sebagian besar unsur ditemukan dalam bentuk senyawa.

Dalam pembahasan kali ini, kamu akan menemukan pembahasan mengenai


unsur dimulai dari unsur kimia, pengelompokan unsur kimia, sifat unsur, manfaat
unsur, juga cara untuk kemudian dapat menentukan kadar suatu unsur kimia yang
terdapat di dalam suatu zat atau produk.

Dari 118 jenis unsur kimia yang sudah teridentifikasi, dilakukan


pengelompokan atau klasifikasi terhadap unsur – unsur tersebut. Untuk dapat
memudahkan klasifikasi atau pengelompokan, ahli kimia Mendeleev kemudian
membuat suatu tabel yang kemudian disebut sebagai Tabel Periodik Unsur.

2.2 Sistem Periodik

Sistem periodik adalah susunan berkala yang menggambarkan suatu letak,


keadaan, periodik dan golongan dari unsur-unsur kimia. Sistem periodic disusun
berdasarkan kenaikan atom (jumlah proton atom muatan inti). Sistem periodic
dibagi menjadi periode, yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang
horizontal (mendatar) dan golongan yaitu unsur-unsur yang terletak dalam kolom
vertikal (Basri, 2012).

Sistem periodik merupakan salah satu cara untuk mengklasifikasikan


unsur unsur yang memiliki sifat yang mirip. Tabel sistem periodik memberikan
informasi mengenai unsur yang serupa. Pengelompokan unsur dikategorikan
berdasarkan sifat adalah dibagi 2 kelompok yaitu sifat logam dan non logam.
Berikut merupakan Pengelompokan Unsur-Unsur dan Perkembangannya.
(Sugiarto, 2013).

A. Lavoisier

Untuk sifat Logam maka unsur tersebut memiliki karakteristik berbentuk


padatan. Sifat lain logam bisa menghantarkan listrik. Unsur logam yang
ditemukan oleh Lavoisier pada tahun 1798 terdapat 16 unsur logam. Diantaranya
yaitu emas, tembaga, timah, seng, antimon, besi, moliben, wolfarm, kobal,
mangan, nikel, timbal, bismut, perak, timah, dan raksa. Bagi sifat non logam maka
unsur memiliki karakteristik tidak mengkilap. Sifat lain tidak bisa menghantarkan
listrik, berbentuk gas atau cairan. Unsur logam yang ditemukan oleh Lavoisier
pada tahun 1978 terdapat 6 unsur non logam. Diantaranya belerang, arsen,
karbon, hidrogen, pospornitogen, oksigen (Sugiarto, 2013).

B. Dobereiner

Pada teori Dobereiner ia mengklasifikasikan apabila terdapat tiga unsur


memiliki sifat mirip maka disusun berurutan berdasarkan bertambahnya massa
atom relatif. Massa atom relatif unsur yang kedua merupakan rata-rata massa
atom relatif unsur pertama dan ketiga. Sifat lain unsur kedua menunjukkan sifat
antara unsur pertama dan ketiga (Sugiarto, 2013).

C. Newlands
Pada teori Newlandsia membagi unsur berdasarkan 7 kelompok unsur.
Unsur kedelapan memiliki sifat yang mirip dengan unsur pertama. Unsur
kesembilan memiliki sifat yang mirip dengan unsur kesembilan. Bisa disimpulkan
bahwa sifat unsur merupakan pengulangan 18 secara `oktaf (Sugiarto, 2013).

2.3 Sistem periodik Unsur Menurut Dmitri Ivanovich


Mendeleev

Perkembangan sistem periodik unsur oleh Mendeleyev disusun


berdasarkan tabel yang ditata dalam baris horizontal dengan panjang baris yang
dipilih sedemikian sehingga unsur-unsur yang serupa akan membentuk kolom
vertikal. Unsur yang ditata menyusun ke arah kanan (yang disebut dengan
periode) berdasarkan kenaikan massa atom relatif sedangkan unsur yang ditata
menyusun ke bawah (yang disebut dengan golongan) berdasarkan kemiripan sifat.
Tabel system periodik unsur yang disusun oleh Mendeleyev memiliki kelebihan
yaitu mampu menuliskan rumus klorida, hidrida, oksida, dan menghubungkan
rumus tersebut dengan nomor golongan (contohnya : NaCl, Na2O) dan bisa
meramalkan sifat-sifat unsur yang belum ditemukan. Tabel berdasarkan
Mendeleyev juga memiliki kelemahan yaitu beberapa urutan unsur terbalik
apabila ditinjau dari urutan bertambahnya massa atom relatifnya (contohnya : Ar
[39,9] ditempatkan sebelum K [39,1]) dan isotop dari unsur yang sama harus
ditempatkan pada golongan yang berbeda begitu juga isobar (seperti 40Ar, 40K,
40Ca) yang harus ditempatkan dalam satu golongan.( Makalah FMIPA
UNG,2020)

Mendeleyef menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya,


menurut lajur horizontal yang disebut perioda. Secara berkala ia mendapatkan ada
unsur-unsur yang sifatnya mirip. Unsur-unsur yang sifatnya mirip diletakkan pada
satu lajur vertikal yang disebut golongan. Dalam susunan sistem periodik
Mendeleyef terdapat tempat-tempat kosong, dan

berdasarkan pengamatannya diramalkan ada unsur-unsur tersebut


diketemukan dan sifat-sifatnya sesuai dengan unsur yang diramalkan oleh
Mendeleyef, tetapi ada kesukaran-kesukaran yang dijumpai oleh Mendeleyef. Bila
unsur disusun berdasarkan massa atom, maka kalium (K = 39,10) akan
ditempatkan sebelum argon (Ar = 40) dan nikel (Ni = 58,71) ditempatkan sebelum
kobait (Co = 58,94), serta yod ( I = 126,91) ditempatkan sebelum telerium (Te =
127,61). Ketiga pasang unsur ini ternyata tempatnya terbalik, tetapi jika ditinjau
dari suifat kimianya, Argon lebih mirip dengan gas mulia dan tidak serupa dengan
logam alkali. Demikian pula yod lebih serupa dengan golongan halogen

Walaupun demikian daftar Mendeleyef tetap merupakan fakta ilmiah yang


sangat berharga yang menjelaskan bahwa sifat unsur-unsur merupakan fungsi
berkala dari massa atom. Daftar Mendeleyef ini telah dipergunakan berpuluh-
puluh tahun dan selama itu telah mengalami perbaikan, yaitu baris horizontal
diubah menjadi vertikal, serta ada penambahan kolom untuk gas-gas mulia. Pada
prinsipnya daftar Mendeleyef merupakan dasar pengelompokan unsur- unsur.
(Wicaksana, 2016)

2.4 Sistem Periodik Modern

Perkembangan SPU Mendeleyev selanjutnya dikembangkan oleh Henry


Moseley yang sekarang dikenal sebagai sistem periodik unsur modern. Henry
Moseley melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai logam sebagai
anoda pada tabung sinar X. Pada percobaan tersebut ada perubahan yang teratur
dari energi sinar X sesuai dengan perubahan nomor atom bukan massa atom
relatifnya. Daftar system periodik modern disusun berdasarkan konfigurasi
elektron. Pada 1913, seorang kimiawan Inggris bernama Henry Moseley
melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan
sinar-X. Ia menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasarkan oleh massa
atom relatif, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut karena
adanya unsurunsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah
proton sama atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan
kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sisitem
periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev yang
disebut juga sistem periodik bentuk panjang. Sistem periodik modern disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal
yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, sedangkan lajur-
lajur vertikal yang disebut golongan disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem
periodik modern terdiri dari tujuh periode dan delapan golongan. Setiap golongan
dibagi lagi menjadi delapan golongan yaitu golongan A( IA-VIIIA ) dan delapan
golongan B (IB – VIIIB). Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama,
sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan dapat
ditandai dengan bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan.
Unsur-unsur transisi dalam semuanya termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur
lantanida pada periode 6 golongan IIIB dan unsur-unsur aktinida pada periode 7
golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut dibagian bawah tabel periodik
adalah untuk alasan teknis sehingga daftar tidak terlalu panjang. ( Makalah
FMIPA UNG,2020)
2.5 Sifat Keperiodikan Unsur

Sifat keperiodikan unsur merupakan hubungan antara sifat sebuah unsur


dengan tempat peletakan unsur. Sifat tersebut berubah dan berulang secara
periodik. Perubahan sesuai dengan nomor atom dan konfigurasi elektron pada
unsurtersebut. Berikut sifat keperiodikan unsur jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, keelektronegatifan, dan kelogaman (Sugiarto, 2013).

A. Jari-jari atom

Merupakan jarak dari inti atom dengan elektron kulit luar. Untuk
mengetahui sifat jari-jari atom bisa di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila
jari - jari atom semakin ke bawah maka ukuran jari - jari tersebut semakin besar.
Pada jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak, kulit semakin jauh dari inti
atom. Apabila di identifikasi berdasarkan periode maka jari - jari atom semakin
pendek. Dari kiri menuju kanan, apabila jumlah kulit sama elektron terluar tertarik
lebih dekat ke arah inti (Sugiarto, 2013).

B. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan
elektron pada kulit terluar. Untuk mengetahui sifat Energi Ionisasi bisa di
identifikasi berdasarkan golongan. Apabila Energi Ionisasi semakin ke bawah
maka ukuran jari - jari tersebut semakin kecil. Apabila di identifikasi berdasarkan
periode maka Energi Ionisasi semakin besar dari kiri menuju kanan (Rahayu,
2017).

C. Afinitas Elektron

Afinitas electron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom
untuk menerima sebuah electron. Suatu atom di samping melepas electron, juga
dapat menerima electron ,dan bermuatan negatif. Proses pengambilan elektron
oleh atom yang disertai pembebasan energy. Jadi besaran afinitas electron
merupakan besaran yang dapat digunakan untuk mudah tidaknya atom untuk
menarik electron. Semakin besar afinitas electron yang dimiliki oleh atom
menunjukan bahwa, atom itu mudah menarik electron dari luar dan membentuk
ion negatif (anion). Dalam satu periode dari kanan ke kiri jari-jari atom semakin
kecil,maka tarikan inti terhadap electron di kulit terluar semakin besar serta
electron bertambah mudah masuk ke dalam atom sehingga afinitas elektronnya
akan semakin besar . kemudian dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari
atom semakin besar, atom semakin sukar untuk mengambil electron, sehingga
afinitas elektronnya akan semakin kecil. Struktur dari atom ini menentukan
bagaimana unsur tersebut dapat mengikat unsur yang lain dan bagaimana unsur
tersebut dapat mengikat antar sesama unsur. (Makalah FMIPA UNG,2020)

Atom berwujud gas menerima elektron akan melepaskan sebuah energi


yang disebut afinitas elektron. Semakin besar harga afinitas elektron pada suatu
atom, maka akan semakin mudah unsur tersebut membentuk ion negatif. Untuk
mengetahui sifat Afinitas Elektron bisa di identifikasi berdasarkan golongan.
Apabila semakin ke bawah maka harga afinitas elektron semakin kecil.
Berdasarkan periode maka afinitas elektron semakin besar dari kiri menuju kanan
(Sugiarto, 2013).
D. Kelektronegatifan

Keelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan suatu atom untuk


menarik elektron dalam ikatannya. Untuk mengetahui sifat Kelektronegatifan bisa
di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila semakin ke bawah maka harga
Kelektronegatifan tersebut semakin kecil. apabila di identifikasi berdasarkan
periode maka Kelektronegatifan semakin besar dari kiri menuju kanan (Sugiarto,
2004).

Nilai ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan menawarkan
digunakan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan. Keterkaitan adalah sebagai
berikut, apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dan koefisien masing-masing
kurang dari nilai ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan. Apabila
hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp maka
kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan. Apabila hasil kali ion-ion
dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp, maka larutan disebut lewat jenuh
dan terbentuk endapan (Syukri, 2013).

Kelarutan sama dengan kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut


(solute) untuk dapat larutan pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen,
kelarutan suatu zat pada dasarnya sangat bergantung pada sifat fisik dan kimia
solute dan pelarut pada suhu tekanan dan pH larutan. Secara luas kelarutan suatu
zat pada pelarut tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi, kejenuhan
dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit solute pada pelarut sampai solute
terlarut mengendap (Anonim, 2013).

Unsur-unsur golongan 1 dan 2 dalam tabel periodik merupakan unsur-


unsur logam, unsur golongan 1 disebut kelompok logam alkalisedang unsur
golongan 2 disebut logam-logam alkali tanah. Unsur- unsur yang terdapat dalam
satu golongan mempunyai kemiripan konfigurasi elektron, Adanya kemiripan
tersebut yang menyebabkan unsur-unsur yang berada dalam satu golongan
mempunyai sifat- sifat kimia yang mirip.
2.6 Penggolongan Unsur

Penggolongan unsur didalam sistem periodik disusun berdasarkan jumlah


elektron yang terdapat dikulit terluar (elektron valensi). Unsur-unsur dalam sistem
periodik bentuk panjang dapat digolongkan menjadi hal berikut ini.

A. Golongan Utama (A)

Golongan Utama, yaitu golongan IA sampai dengan VIIA. Unsur-unsur


pada golongan utama(A) adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi
orbital-orbital s atau p. Bila elektron terakhir mengisi orbital s, maka disebut bloks

Ada juga yang disebut blok p, karena pengisian elektronnya berakhir pada
orbital p. Unsur-unsur blok s maupun unsur-unsur blok p, semuanya termasuk
golongan A. Unsur-unsur golongan utama ini mempunyai nama-nama seperti
berikut

Tabel 2.6 Nama Golongan Utama

Nomor Golongan Tertular Nama Golongan Konfigurasi Elektron

IA Alkali ns1

II A Alkali tanah ns2

III A Boron ns2 np1

IV A Karbon ns2 np2

VA Nitrogen ns2 np3

VI A Oksigen ns2 np4

VII A Halogen ns2 np5

VIII A Gas Mulia ns2 np6

(Wicaksana, 2016)

Contoh :
1. 13 Al konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
2. 20 Ca konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
B. Golongan Transisi atau Peralihan (B)
Golongan transisi, yaitu golongan IB sampai dengan VII B. Unsur
golongan transisi adalah unsur yang elektron terkahirnya orbital d. Unsur-unsur
ini disebut juga unsur-unsur blok d.
Contoh :
1. 24Cr konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
2. 30Zn konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10

C. Golongan Transisi Dalam

Golongan trsnsisi dalam, yaitu unsur golongan IIIB. Unsur-unsur golongan


trsnsisi dalam,adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi orbital f.
Oleh karena itu, unsur ini disebut juga unsur-unsur blok f. Unsur-unsur ini juga
dibagi menjadi 2 kelompok tersendiri, yaitu : Lantanida dan Aktanida.

 Kelompok Lantanida

Unsur golongan IIIB, pada periode 6 yang mempunyai sifat mirip unsur
lantanida disebut unsur-unsur lantanida. Kelompok lantanida adalah unsur-unsur
yang elektron terkahirnya mengisi orbital-orbital 4f.

 Kelompok Aktanida

Unsur golongan IIIB pada periode 7 yang mempunyai sifat seperti


aktanida, disebut unsur-unsur aktanida. Kelompok aktanida adalah unsur-unsur
yang elektronik terkahirnya menjadi orbital-orbital 5f

D. Spektrum Unsur
Apabila suatu unsur dipanaskan dengan temperatur tinggi maka atom
unsur tersebut akan tereksitasi dan akan memancarkan energi radiasi atau cahaya.
Bila diamati dengan alat spektroskop, ternyata spektrum cahaya itu terdiri atas
sejumlah garis dengan panjang gelombang tertentu. Masing-masing unsur
mempunyai spektrum garis yang khas, jumlah, warna dan susunan garisnya.
(Wicaksana, 2016)
2.7 Zat Murni

Dalam metode penggolongan materi yang berdasarkan pada komposisinya,


sebuah sampel materi yang diberikan dapat dianggap sebagai zat murni atau
campuran. Istilah zat murni mengacu pada materi yang memiliki komposisi yang
benar-benar sama pada semua bagiannya serta memiliki sifat unik tertentu
(Goldberg,2004). Setiap zat murni mempunyai sifat-sifat khusus yang
membedakannya dari zat murni lainnya. Karenanya, zat murni dapat dikenali
berdasarkan penampilannya, baunya rasanya, warnanya, dan berbagai sifat
lainnya. Beberapa zat murni idapat dibentuk dari beberapa zat lain tetapi sifat-sifat
zat penusunnya itu tidak nampak. Sebagai contoh, air murni dapat dibentuk dari
gas oksigen dan gas hidroge, tapi sifat mudah meledak dari gas hydrogen tak
nampak pada air murni. Dalam pengertian kimia modern, zat murni dibedakan
menjadi unsur dan senyawa. Unsur adalah zat yang paling sederhana yang tidak
diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhan. Misalnya tembaga, besi, emas
dan lain sebagainya, yang masing-masing memiliki sifat khas. Sedangkan
senyawa adalh zat unsur-unsur penyusunnya melalui reaksi kimia (Chandra,
2012)

Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis
atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi kita tersusun atas substansi-
substansi bisa juga disebut dengan unsur. Unsur adalah suatu bahan murni yang
terdiri dari proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut
harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa unsur kimia. Adapun
senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur
yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi
kimia yang membentuknya. Contohnya, dihidrogen monoksida (air, H 2O) adalah
sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen.
(Rian, dkk. 2016)

Tabel periodik unsur adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk


sebuah tabel. Unsur-unsur tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya
sehingga sifat kimia unsur-unsur tersebut berubah-ubah secara teratur sepanjang
tabel. Setiap unsur didaftarkan berdasarkan nomor atom dan lambang unsurnya
(Rian, dkk., 2016).

2.8 Golongan Logam Alkali

Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling
aktif). Logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi
elektrodenya besar dan negatif.. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang
besar dan energy ionisasi yang kecil. Berarti unsure-unsur logam alkali tanah
mudah melepaskan electron. Mudah melepaskan electron artinya mudah
mengalami oksidasi sehinggaunsure ini bersifat pereduksi kuat akan tetapi karena
electron valensinya terdiri dari dua electron, sifat pereduksinya tidak sekuat
golongan alkali yang memiliki satu electron valensi. Hal ini dapat dilihat dari
gejala reaksinya dengan air yang tidak sehebat unsur golongan alkali (Sutresna,
2012).

Golongan 1 – lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium. Muatan


positif pada inti berkurang akibat kenegatifan elektron-elektron terdalam. Ini juga
berlaku bagi atom-atom lain dalam Golongan 1. Kelektronegatifan merupakan
ukuran kecenderungan sebuah atom untuk menarik sepasang elektronikatan.
Keelektronegatifan biasanya diukur dalam skala Pauling, dimana pada skala ini
unsur yang paling elektronegatif (fluorine) diberi nilai kelektronegatifan 4,0.
Semua unsur pada gambar di atas memiliki kelektronegatifan yang sangat rendah.
(Zulfina, 2011).

Kata alkali berasal dari bahasa arab yang bearti abu. Air abu bersifat basa,
oleh karena itu logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut
dalam air. Logam Alkali meliputi Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K),
Rubidium (Rb), Cesium (Cs), Fransium (Fr).(Fitri, 2019)

Logam-logam alkali dikhususkan pada logam Li, Na, K, Rb dan Cs


dengan konfigurasi elektron terluar (ns1 , n≥2). Logam alkali mempunyai energi
ionisasi rendah dan kecenderugannya kuat melepaskan elektron valensi
tunggalnya, cukup reaktif sehingga jarang ditemukan secara bebas di alam.
Logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk hidroksida logam alkali
dengan melepaskan gas hidrogen, dapat membentuk oksida, peroksida, bahkan
superoksida yang ketiganya menghilangkan bentuk kilapan logamnya. Selain
Litium yang hanya dapat membentuk oksida, maka logam alkali yang lain dapat
membentuk peroksida dan untuk K, Rb, dan Cs dapat pula membentuk
superoksida logam alkali artinya reaktifitas logam alkali dengan oksigen
meningkat dari atas ke bawah dalam golongannya (Tim Dosen Kimia, 2012)

Logam-logam alkali tanah adalah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba, logam ini juga
cukup reaktif namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
Konfigurasi elektron terluarnya adalah (ns2 , ≥ 2), memiliki kecenderungan
melepaskan kedua elektron terluarnya untuk membentuk ion M+ dengan bentuk
konfigurasinya menyerupai konfigurasi gas mulia yang stabil dan karakter ini
meningkat dari Berilium ke Barium dan khusus untuk Berilium di alam lebih
cenderung berbentuk molekular dibanding berbentuk ionik terutama oksidanya
berbentuk oksida amfoter bukan oksida logam yang bersifat basa (Tim Dosen
Kimia, 2012).

Berilium dan magnesium membentuk oksida (BeO dan MgO) hanya pada
suhu tinggi, sedangkan CaO, SrO, dan BaO terbentuk pada suhu kamar. Kalsium,
Strontium,dan Barium juga bereaksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen.
Tetapi, karena logam-logam ini juga menyerang air, dua reaksi yang berbeda akan
terjadi secara serentak (Chang,2003).

Unsur-unsur golongan II A tersebar di alam dalam bentuk batuan (Sri


Wardhani, 2014):

1. Magnesium Mineral utama yang mengandung magnesium adalah carnelitte,


magnesite, dan dolomite. Kelimpahan magnesium terdapat pada urutan kedelapan
pada kulit bumi.
2. Kalsium Ditemukan dalam kalsium, limestone, gypsum, fluorite, stalaktit dan
stalaknit, mengandung kalsium karbonat. Kelimpahan kalsium terletak pada
urutan kelima pada kulit bumi.

A. Sifat –Sifat Fisika Unsur Golongan 1

Kecenderungan periodik unsur-unsur golongan 1 dan 2 memenuhi untuk


berbagai sifat kimia dan fisika, unsur-unsur tersebut mentaati model-model
teoritis yang telah dikembangkan lebih baik dari pada unsur-unsur dari kelompok
lain. Atom-atom unsur alkali mempunyai jari-jari atom terbesar dibandingkan
atom lain yang terletak dalam satu perioda, besarnya jari-jari atom tersebut akan
menyebabkan rendahnya berat jenis unsur-unsur tersebut. Jika atom unsur alkali
melepaskan elektron terluarnya akan terbentuk muatan positif, muatan positip inti
dalam ion alkali akan menjadi lebih besar dari muatan negatif elektronnya
sehingga tarikan inti menjadi lebih efektif oleh karenanya jari-jari ion yang
terbentuk menjadi lebih kecil dibandingkan jari-jari atomnya. Dari Li hingga Fr
berturut-turutukuran atomnya semakin besar, hal ini sebagai akibat makin
bertambahnya bilangan kuantum utama maka akan bertambah pula lintasan
elektron dalam atom tersebut.Sesuai dengan besarnya jari-jari atom, unsur alkali
lebih mudah melepaskan elektron terluarnya untuk membentuk ion
positipdibandingkan dengan atom unsur lain yang terletak dalam satu perioda dan
dari Li ke Fr karena ukurannya semakin besar maka makin mudah melepaskan
elektron terluarnya sehingga besarnya potensial ionisasi dari Li ke Fr semakin
menurun. Unsur alkali dapat memancarkan elektronnya bila dikenai radiasi
cahaya sehingga lithium sering digunakan sebagai sel fotolistrik.

Semua ion unsur alkali mempunyai konfigurasi elektron gasmulia yakni


semua elektronnya berpasangan sehingga bersifat diamagnetic dan tak berwarna,
hal ini dapat ditunjukkan oleh fakta bahwa semua senyawa alkali berwarna putih,
kecuali senyawanya dengan radikal asam seperti kromat dan permanganat.
Elektronegatifitas unsur-unsur alkali lebih rendah dari unsur- unsur lain yang
terletak dalam satu perioda dan dari Li ke Fr elektronegatifitasnya semakin
menurun sehingga bila logam alkali membentuk ikatan dengan unsur lain yang
elektro-negatifitasnyajauh lebih tinggi akan terbentuk senyawa ionic.

Titik lebur dan titik leleh unsur-unsur alkali relatif sangat rendah dan
semakin menurun dengan meningkatnya ukuran atom,(hal ini sesuai dengan sifat
logam alkali yang lunak) kecuali litium yang mempunyai titik lebur yang berbeda
dibandingkan unsuralkali yang lain, beberapa sifat fisik unsur alkali diberikan.

B. Sifat-sifat kimia unsur alkali (golongan 1)

Logam-logam golongan 1 adalah diatomik dalam keadaan uap dengan


orde ikatan 1,0. Energi dissosiasi berkurang secara teratur dari untuk unsur-unsur
satu golongan dari atas ke bawah, hal ini disebabkan karena efek ukuran,
bertambah besarnya ukuran menyebabkan berkurangnya overlap orbital dan akan
melemahkan ikatan.

1. Tetapan hidrolisis

Tingkat hidrolisis ion logam berkurang dengan meningkatnya nomer atom


untuk unsur-unsur satu golongan, hal ini dikarenakan pengaruh rasio muatan
terhadap ukuran (rapat muatan) dari kation, makin besar rapat muatan suatu kation
akan makin besar kemampuannya untuk mengikat air.

2. Reaktifitas relatif

Semua logam bebas dari unsur golongan 1 reaktif terhadap reaktan kimia
kecuali N2, reaktifitasnya meningkat dengan berkurangnya harga potensial
ionisasi unsurunsur tersebut. Logam-logam bebas bereaksi cepat dengan udara
membentuk oksida-oksida (atau nitrida untuk litium)., oksida yang dihasilkan
bermacammacam. Superoksida merupakan hasil oksidasi lanjut dari
peroksidanya.Monoksida merupakan anion oksigen bermuatan –2 (O 2- ),
peroksidamempunyai bentuk (-O-O- ) 2- dan super oksida merupakan ion yang
memiliki tiga elektron tak berpasangan oleh karena itu ion superoksida bersifat
paramagnetik dan berwarnaperoksida dan superoksida bersifat sebagai oksidator,
dan bila bereaksi dengan air akan menghasilkan peroksida dan oksigen. Litium
dengan gas N2 akan bereaksi membentuk nitrida litium kristal yang berwarna
merah-ruby, pada 25 oC reaksinya berjalan lambat tetapi reaksi cukup cepat pada
400 oC, karenanya litium dapatdigunakan untuk menghilangkan nitrogen dari gas-
gas yang lain.

2.9 Golongan Logam Alkali Tanah

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang
termasuk ke dalam golongan IIA yaitu Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium
(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Konfigurasi elektron
terluaranya membentuk ion M2+ dengan konfigurasinya menyerupai konfigurasi
gas mulia yang stabil dan karakter meningkat dari berilium ke barium. Reaktifitas
logam alkali tanah dengan air sangat berbeda-beda yaitu , Berilium tidak bereaksi
dengan air, magnesium bereaksi lambat dengan air mendidih dan Kalsium,
Stronsium serta Barium cukup reaktif dengan air dingin.

Unsur-unsur golongan II A disebut alkali tanah karena dapat membentuk


basa, tetapi senyawa-senyawanya kurang larut dalam air. Unsur alkali tanah
umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa berupa deposit (endapan) dalam
tanah. Logam alkali tanah juga tergolong aktif tetapi kereaktifannya kurang
dibandingkan logam alkali seperiode dan hanya akan terbakar di udara bila
dipanaskan, kecuali Berilium. Logam alkali tanah larut dalam air membentuk basa

Tiap logam memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau
golongan VIII A, setelah ditambah 2 elektron pada lapisan kulit spaling luar.
Contohnya konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 atau
(Ne) 3s2 . Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah
ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk dilepaskan, agar
mencapai kestabilan.
Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan
dalam bentuk monoatomik. Unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam
murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.

Golongan ini merupakan unsur-unsur yang terletak pada golongan II A,


diantaranya Berilium, Magnesium, Kalsium, Stronsium, Barium, Radium.
Integrasi keislaman pada logam alkali tanah ini yaitu terdapat pada pesawat
terbang yang salah satu bahan yang digunakan untuk pembentukannya
menggunakan logam alkali tanah yang memiliki sifat fisika yang kuat, ringan
namun tahan korosi.

Golongan alkali tanah elemennya semua adalah logam yang mengilap,


warna putih keperakan. Logam alkali tanah yang tinggi dalam rangkaian
reaktivitas logam, tapi tidak setinggi logam alkali golongan 1A.

A. Sifat Fisik Alkali tanah

1. Lebih keras dan padat dibandingkan natrium dan kalium

2. Memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Disebabkan oleh kehadiran dua valensi
elektron pada setiap atom, yang mengarah pada ikatan logam yang lebih kuat
daripada terjadi di golongan 1A.

3. Tiga elemen ini memberikan karakteristik warna ketika dipanaskan dalam api:
Putih cemerlang : Mg Merah bata : Ca Merah : Sr Hijau : Ba

4. Jari-jari atom dan ion semakin besar (dari atas ke bawah). Jari-jari ion jauh
lebih kecil daripada jari-jari atom. Hal ini karena atom mengandung dua elektron
dalam tingkat s relatif jauh dari nukleus, dan inilah elektron yang dikeluarkan
untuk membentuk ion. Sisa elektron dengan demikian dalam tingkat lebih dekat
ke inti, dan di samping meningkatnya biaya nuklir efektif menarik elektron
menuju inti dan mengurangi ukuran ion.

B. Sifat Fisika
Golongan ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA.
Kecuali Berilium , unsur alakli tanah mempunyai sifat umum logam, seperti
konduktor panas dan listrik yang baik. Meskipun lebih keras dari golongan IA,
tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, kekerasan ada pada
barium yang sama keras dengan timbal. Alkali Tanah ini mempunyai titik leleh
dan kerapatan lebih tinggi.

C. Sifat Kimia

Golongan ini mempunyai struktur elektron yang sederhana yaitu ns2 pada
elektron valensinya, Elektron valensi tersebut relatif mudah dilepaskan. Selain
energi ionisasi yang relatif rendah, keelektronegatifan rata-rata golongan ini juga
rendah dikarenakan ukuran atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron
terluar dengan inti

Logam alkali tanah mengalami reaksi redoks yang sama dengan logam
alkali, hanya saja mereka melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion 2+.
Logam alkali tanah cenderung kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali
karena energi ionisasinya lebih besar daripada logam alkali tanah, sehingga tren
kereaktifannya adalah Ba > Sr > Ca > Mg > Be

Sifat-sifat kimia unsur-unsur kelompok 2 didominasi oleh mengurangi


tenaga yang kuat dari logam. Unsur-unsur menjadi semakin turun elektropositif di
golongan. Begitu dimulai, reaksi dengan oksigen dan klorin yang kuat. (Zulfina,
2011).

Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi
logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode.Jadi, berilium
kurang reaktif dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium, dan seterusnya.Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali
tanah lebih kecil sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali
tanah hanya satu.Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu
berbeda dari logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif
(Anonim, 2012).
2.10 Sifat logam dan Non logam

Sifat unsur-unsur logam adalah mudah melepaskan elektron, sehingga


mudah menjadi ion positif atau bersifat elektropositif. Dalam sistem periodik bila
jumlah kulit semakin banyak maka jari-jari semakin panjang berarti semakin
mudah melepaskan elektron. Dengan demikian pada sistem periodik dari atas
kebawah, sifat logamnya semakin kuat. Sifat logamnya makin lemah dari kiri
kekanan. Hal ini disebabkan jari-jari atomnya semakin kecil, sehingga gaya tarik
terhadap elektron semakin kuat, elektron semakin sukar dilepaskan. Bagaimana
dengan sifat bukan logamnya? Tentu saja kebalikan dari sifat logamnya, yaitu dari
atas kebawah, sifat bukan logamnya berkurang bukan logamnya bertambah dari
kiri kekanan. Hal ini disebabkan jari-jari atom makin ke kanan dan ke atas
semakin pendek sehingga makin mudah menarik electron(Wicaksana, 2016).

A. Sifat Unsur Transisi.

Unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-


sifat khas unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
1. Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
2. Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada
umumnya lebih dari satu.
3. Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
4. Pada umumnya senyawanya berwarna
5. Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
6. Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
7. Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap
8. Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
9. Dapat menghantarkan arus listrik.
10. Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif. (Yusnidar Yusuf,
2018: 111)
A. Sifat Kimia Unsur Transisi
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya,
sehingga jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil. (Yusnidar Yusuf,
2018: 113)
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit
fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn.
Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron
pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian
dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih
dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang
fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu
besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang
terlebih dahulu terionisasi. (Yusnidar Yusuf, 2018: 113)

3. Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai
elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit
4s1. Pengisian orbital d (d1 s/d d10) dan f (f1 s/d f14) unsur transisi tidak selalu
beraturan. Dalam pengisian d terjadi kombinasi orbital d dengan s, sedangkan
dalam pengisian f terjasi kombinasi antara f dengan s, dan kadang-kadang
ditambah dengan d. Unsur transisi periode keempat dalam upaya mencapai
konfigurasi gas mulia, akan melepas elektron – elektron di subkulit s dan d nya.
Karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak, maka dibutuhkan
energi yang lebih besar untuk melepaskan elektron tersebut. Hal ini ditunjukkan
dari kecendrungan nilai energi ionisasinya yang secara umum bertambah dari Sc
ke Zn. (Yusnidar Yusuf, 2018: 114)
4. Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan
oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang
memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat
semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium
dengan konfigurasi elektron (n-1) d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan
konfigurasi (n-1) d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7. Bila jumlah
elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1) d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi
penting seperti Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah
dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d dan nsnya. Di
antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan
oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih besar. (Yusnidar
Yusuf, 2018: 114)

C. Konfigurasi Elektron Unsur Transisi.

Berdasarkan aturan membangun dari Aufbau, pengisian elektron dalam


orbital d mulai terjadi setelah elektron menghuni orbital 4s2 atau setelah atom
kalsium, 20Ca: [Ar] 4s2 . Oleh karena itu, unsur-unsur transisi dimulai pada
periode keempat dalam tabel periodik, sesuai dengan bilangan kuantum utama
terbesar (4s 3d). Oleh karena orbital d maksimum dihuni oleh sepuluh elektron
maka akan terdapat sepuluh unsur pada periode keempat, yaitu mulai dari Sc
dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d1 4s2 sampai dengan Zn dengan konfigurasi
elektron [Ar] 3d10 4s2. (Yusnidar Yusuf, 2018: 115
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

a. b. c.

d. e.

3.2 Bahan

1. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, denfan konsentrasi 0,5 M

2. Magnesium dan Kalsium

3. H2SO4 0,5 M
4. NaOH 0,5 M

5. Aquadest

3.3 Cara Kerja

1. Reaktifitas Unsur

Pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Lalu


menyiapakan dua buah tabung reaksi, kemudian diisi dengan 2 mL aquadest.
Masukkan Magnesium dan kalsium dalam jumlah tertentu kedalam tabung reaksi
dan amati reaksi yag terjadi, jika tidak terjadi reaksi (ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung gas), tabung reaksi kemudian dipanaskan hingga
terjadinya reaksi. Setalah tabung reaksi di panaskan, dinginkan tabung reaksi,
kemudian ditambahkan indikator fenoftalin, dan amatilah perubahan yang terjadi.

2. Kelarutan Garam Sulfat

Siapkan 4 buah tabung reaksi, tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2,
tabung reaksi (II) dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl2,
dan pada tabung reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl 2, masing-masing diisi
larutan sebanyak 1 ml. Lalu setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan
H2SO4 0,5 M sebanyak 1ml. Maka amatilah setiap perubahan yang terbentuk, dan
kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.

1. Kelarutan garam hidroksida

Disiapakan 4 buah tabung reaksi. Pada tabung reaksi (I) diisi dengan larutan
MgCl2, tabung reaksi (II) diisi dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) diisi
dengan larutan SrCl2, dan tabung reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl2.
Kemudian pada setiap tabung diisi larutan sebanyak 1 mL. Setiap tabung reaksi
ditambahkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL. Setelah itu amati endapan
yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk
pada setiap tabung
BAB IV

TABEL PENGAMATAN

4.1Tabel Hasil Pengamatan


1. Reaktifitas Unsur

Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan Keterangan


Indikatir PP
Magnesium Tidak Menghasilkan Bereaksi Bereaksi
bereaksi gelembung (warna
kurang
pekat)
Kalsium Tidak Menghasilkan Bereaksi Bereaksi
bereaksi gelembung (berwarna
pekat)

2. Pengendapan garam sulfat

Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan

MgCl2 Sedikit Bereaksi

CaCl2 Sedikit Bereaksi

SrCl2 Endapan banyak Bereaksi

BaCl2 Endapan banyak Tidak bereaksi


3. Pengendapan garam hidroksida

Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl2 Sedikit Bereaksi

CaCl2 Endapan banyak Bereaksi

SrCl2 Endapan sedikit Bereaksi

BaCl2 Endapan sedikit Bereaksi

Anda mungkin juga menyukai