PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur-unsur alkali dalam sistem periodik merupakan golongan IA
yangmeliputi Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium, dan Fransium.
Yang paling banyak terdapat di alam adalah Natrium dan Kalium, masing-
masingmenempati peringkat ke-6 dan ke-7 sebagai atom terbanyak pada kulit
bumi.Yang paling sedikit dijumpai adalah Fransium, sebab bersifat radioaktif
sehinggamudah berubah menjadi unsur lain.
Dalam tabel periodik, unsur alkali dan alkali tanah adalah unsur yang
sangat reaktif. Unsur alkali termasuk golongan IA, yaitu litium, natrium, kalium,
rubidium, sesium, dan fransium. Unsur basa ini memiliki elektron valensi. Dalam
alkali, unsur-unsur tidak dalam keadaan bebas tetapi dalam keadaan terikat dalam
bentuk senyawa.
Unsur yang paling umum adalah natrium dan kalium. Kedua unsur
tersebut terdapat dalam airtanah berupa garam tanah yang terkandung dalam silvit
(KCl), karnalit (KCl-MgCl 6H2O). Unsur logam alkali sangat reaktif dan bereaksi
hebat dengan air, oksigen, hidrogen, dan halogen. Unsur-unsur ini juga bereaksi
dengan oksigen dan uap air di udara. Unsur alkali sangat reaktif dengan air,
sehingga gas hidrogen yang dilepaskan terbakar dengan cepat dengan nyala api
dan ledakan kecil. Oleh karena itu, unsur alkali disimpan dalam minyak tanah atau
hidrokarbon inert. Karena elektron valensi tunggal dan jari-jari atom yang relatif
besar, energi ionisasi logam ini rendah. Akibatnya, logam ini siap mendonorkan
elektron dan sangat reaktif ketika gas menjadi reduktor kuat. Dari atas ke bawah
(dari Li ke Cs) jari-jari atom bertambah dan energi ionisasi berkurang. Artinya,
elektron lebih mudah dikeluarkan dan menjadi lebih reaktif.
Logam alkali selembut penghapus dan dapat dipotong dengan pisau. Hal
ini terjadi karena unsur alkali hanya memiliki satu elektron valensi yang ikut
membentuk ikatan logam, sehingga logam tersebut memiliki ikatan logam yang
lemah. Dalam satu golongan, dari Li ke Cs, jari-jari atom bertambah dan ikatan
logam menjadi lebih kecil dan karenanya lebih lunak. Oleh karena itu, jari-jari
atom alkali meningkat (dari atas ke bawah) dan titik leleh dan titik didih
berkurang. Pembakaran logam alkali mengeluarkan warna api yang khas.
Dalam membandingkan sifat-sifat unsur dalam golongan yang sama, harus
diingat bahwa pembandingan paling berlaku dengan unsure-unsur sejenis. Paduan
ini berlaku untuk unsure-unsur golongan 1A dan 2A, yang seluruhnya logam, dan
golongan 7A seluruhnya non logam.
Definisi unsur yaitu suatu zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi
zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhana. Sedangkan
sistem periodik unsur adalah susunan yang menggambarkan suatu letak keadaan,
periode, golongan, dan unsur kimia. Sistem periodik unsur disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom (kenaikan jumlah proton dan muatan inti). Sistem periodik
dibagi menjadi periode yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang
horizontal dan golongan yaitu unsur yang terletak dalam kolom yang vertikal.
Sudah ada lebih dari 100 buah unsur kimia yang teridentifikasi dan juga
dikenal secara luas. Pada umumnya unsur dapat kamu temukan di alam, namun
ada juga unsur yang merupakan buatan manusia. Meskipun ada sejumlah kecil
unsur ditemukan dalam bentuk unsur yang bebas seperti nitrogen, oksigen dan
belerang, sebagian besar unsur ditemukan dalam bentuk senyawa.
A. Lavoisier
B. Dobereiner
C. Newlands
Pada teori Newlandsia membagi unsur berdasarkan 7 kelompok unsur.
Unsur kedelapan memiliki sifat yang mirip dengan unsur pertama. Unsur
kesembilan memiliki sifat yang mirip dengan unsur kesembilan. Bisa disimpulkan
bahwa sifat unsur merupakan pengulangan 18 secara `oktaf (Sugiarto, 2013).
A. Jari-jari atom
Merupakan jarak dari inti atom dengan elektron kulit luar. Untuk
mengetahui sifat jari-jari atom bisa di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila
jari - jari atom semakin ke bawah maka ukuran jari - jari tersebut semakin besar.
Pada jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak, kulit semakin jauh dari inti
atom. Apabila di identifikasi berdasarkan periode maka jari - jari atom semakin
pendek. Dari kiri menuju kanan, apabila jumlah kulit sama elektron terluar tertarik
lebih dekat ke arah inti (Sugiarto, 2013).
B. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan
elektron pada kulit terluar. Untuk mengetahui sifat Energi Ionisasi bisa di
identifikasi berdasarkan golongan. Apabila Energi Ionisasi semakin ke bawah
maka ukuran jari - jari tersebut semakin kecil. Apabila di identifikasi berdasarkan
periode maka Energi Ionisasi semakin besar dari kiri menuju kanan (Rahayu,
2017).
C. Afinitas Elektron
Afinitas electron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom
untuk menerima sebuah electron. Suatu atom di samping melepas electron, juga
dapat menerima electron ,dan bermuatan negatif. Proses pengambilan elektron
oleh atom yang disertai pembebasan energy. Jadi besaran afinitas electron
merupakan besaran yang dapat digunakan untuk mudah tidaknya atom untuk
menarik electron. Semakin besar afinitas electron yang dimiliki oleh atom
menunjukan bahwa, atom itu mudah menarik electron dari luar dan membentuk
ion negatif (anion). Dalam satu periode dari kanan ke kiri jari-jari atom semakin
kecil,maka tarikan inti terhadap electron di kulit terluar semakin besar serta
electron bertambah mudah masuk ke dalam atom sehingga afinitas elektronnya
akan semakin besar . kemudian dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari
atom semakin besar, atom semakin sukar untuk mengambil electron, sehingga
afinitas elektronnya akan semakin kecil. Struktur dari atom ini menentukan
bagaimana unsur tersebut dapat mengikat unsur yang lain dan bagaimana unsur
tersebut dapat mengikat antar sesama unsur. (Makalah FMIPA UNG,2020)
Nilai ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan menawarkan
digunakan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan. Keterkaitan adalah sebagai
berikut, apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dan koefisien masing-masing
kurang dari nilai ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan. Apabila
hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp maka
kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan. Apabila hasil kali ion-ion
dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp, maka larutan disebut lewat jenuh
dan terbentuk endapan (Syukri, 2013).
Ada juga yang disebut blok p, karena pengisian elektronnya berakhir pada
orbital p. Unsur-unsur blok s maupun unsur-unsur blok p, semuanya termasuk
golongan A. Unsur-unsur golongan utama ini mempunyai nama-nama seperti
berikut
IA Alkali ns1
(Wicaksana, 2016)
Contoh :
1. 13 Al konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
2. 20 Ca konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
B. Golongan Transisi atau Peralihan (B)
Golongan transisi, yaitu golongan IB sampai dengan VII B. Unsur
golongan transisi adalah unsur yang elektron terkahirnya orbital d. Unsur-unsur
ini disebut juga unsur-unsur blok d.
Contoh :
1. 24Cr konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
2. 30Zn konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
Kelompok Lantanida
Unsur golongan IIIB, pada periode 6 yang mempunyai sifat mirip unsur
lantanida disebut unsur-unsur lantanida. Kelompok lantanida adalah unsur-unsur
yang elektron terkahirnya mengisi orbital-orbital 4f.
Kelompok Aktanida
D. Spektrum Unsur
Apabila suatu unsur dipanaskan dengan temperatur tinggi maka atom
unsur tersebut akan tereksitasi dan akan memancarkan energi radiasi atau cahaya.
Bila diamati dengan alat spektroskop, ternyata spektrum cahaya itu terdiri atas
sejumlah garis dengan panjang gelombang tertentu. Masing-masing unsur
mempunyai spektrum garis yang khas, jumlah, warna dan susunan garisnya.
(Wicaksana, 2016)
2.7 Zat Murni
Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis
atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi kita tersusun atas substansi-
substansi bisa juga disebut dengan unsur. Unsur adalah suatu bahan murni yang
terdiri dari proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut
harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa unsur kimia. Adapun
senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur
yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi
kimia yang membentuknya. Contohnya, dihidrogen monoksida (air, H 2O) adalah
sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen.
(Rian, dkk. 2016)
Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling
aktif). Logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi
elektrodenya besar dan negatif.. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang
besar dan energy ionisasi yang kecil. Berarti unsure-unsur logam alkali tanah
mudah melepaskan electron. Mudah melepaskan electron artinya mudah
mengalami oksidasi sehinggaunsure ini bersifat pereduksi kuat akan tetapi karena
electron valensinya terdiri dari dua electron, sifat pereduksinya tidak sekuat
golongan alkali yang memiliki satu electron valensi. Hal ini dapat dilihat dari
gejala reaksinya dengan air yang tidak sehebat unsur golongan alkali (Sutresna,
2012).
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang bearti abu. Air abu bersifat basa,
oleh karena itu logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut
dalam air. Logam Alkali meliputi Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K),
Rubidium (Rb), Cesium (Cs), Fransium (Fr).(Fitri, 2019)
Logam-logam alkali tanah adalah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba, logam ini juga
cukup reaktif namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
Konfigurasi elektron terluarnya adalah (ns2 , ≥ 2), memiliki kecenderungan
melepaskan kedua elektron terluarnya untuk membentuk ion M+ dengan bentuk
konfigurasinya menyerupai konfigurasi gas mulia yang stabil dan karakter ini
meningkat dari Berilium ke Barium dan khusus untuk Berilium di alam lebih
cenderung berbentuk molekular dibanding berbentuk ionik terutama oksidanya
berbentuk oksida amfoter bukan oksida logam yang bersifat basa (Tim Dosen
Kimia, 2012).
Berilium dan magnesium membentuk oksida (BeO dan MgO) hanya pada
suhu tinggi, sedangkan CaO, SrO, dan BaO terbentuk pada suhu kamar. Kalsium,
Strontium,dan Barium juga bereaksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen.
Tetapi, karena logam-logam ini juga menyerang air, dua reaksi yang berbeda akan
terjadi secara serentak (Chang,2003).
Titik lebur dan titik leleh unsur-unsur alkali relatif sangat rendah dan
semakin menurun dengan meningkatnya ukuran atom,(hal ini sesuai dengan sifat
logam alkali yang lunak) kecuali litium yang mempunyai titik lebur yang berbeda
dibandingkan unsuralkali yang lain, beberapa sifat fisik unsur alkali diberikan.
1. Tetapan hidrolisis
2. Reaktifitas relatif
Semua logam bebas dari unsur golongan 1 reaktif terhadap reaktan kimia
kecuali N2, reaktifitasnya meningkat dengan berkurangnya harga potensial
ionisasi unsurunsur tersebut. Logam-logam bebas bereaksi cepat dengan udara
membentuk oksida-oksida (atau nitrida untuk litium)., oksida yang dihasilkan
bermacammacam. Superoksida merupakan hasil oksidasi lanjut dari
peroksidanya.Monoksida merupakan anion oksigen bermuatan –2 (O 2- ),
peroksidamempunyai bentuk (-O-O- ) 2- dan super oksida merupakan ion yang
memiliki tiga elektron tak berpasangan oleh karena itu ion superoksida bersifat
paramagnetik dan berwarnaperoksida dan superoksida bersifat sebagai oksidator,
dan bila bereaksi dengan air akan menghasilkan peroksida dan oksigen. Litium
dengan gas N2 akan bereaksi membentuk nitrida litium kristal yang berwarna
merah-ruby, pada 25 oC reaksinya berjalan lambat tetapi reaksi cukup cepat pada
400 oC, karenanya litium dapatdigunakan untuk menghilangkan nitrogen dari gas-
gas yang lain.
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang
termasuk ke dalam golongan IIA yaitu Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium
(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Konfigurasi elektron
terluaranya membentuk ion M2+ dengan konfigurasinya menyerupai konfigurasi
gas mulia yang stabil dan karakter meningkat dari berilium ke barium. Reaktifitas
logam alkali tanah dengan air sangat berbeda-beda yaitu , Berilium tidak bereaksi
dengan air, magnesium bereaksi lambat dengan air mendidih dan Kalsium,
Stronsium serta Barium cukup reaktif dengan air dingin.
Tiap logam memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau
golongan VIII A, setelah ditambah 2 elektron pada lapisan kulit spaling luar.
Contohnya konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 atau
(Ne) 3s2 . Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah
ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk dilepaskan, agar
mencapai kestabilan.
Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan
dalam bentuk monoatomik. Unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam
murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.
2. Memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Disebabkan oleh kehadiran dua valensi
elektron pada setiap atom, yang mengarah pada ikatan logam yang lebih kuat
daripada terjadi di golongan 1A.
3. Tiga elemen ini memberikan karakteristik warna ketika dipanaskan dalam api:
Putih cemerlang : Mg Merah bata : Ca Merah : Sr Hijau : Ba
4. Jari-jari atom dan ion semakin besar (dari atas ke bawah). Jari-jari ion jauh
lebih kecil daripada jari-jari atom. Hal ini karena atom mengandung dua elektron
dalam tingkat s relatif jauh dari nukleus, dan inilah elektron yang dikeluarkan
untuk membentuk ion. Sisa elektron dengan demikian dalam tingkat lebih dekat
ke inti, dan di samping meningkatnya biaya nuklir efektif menarik elektron
menuju inti dan mengurangi ukuran ion.
B. Sifat Fisika
Golongan ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA.
Kecuali Berilium , unsur alakli tanah mempunyai sifat umum logam, seperti
konduktor panas dan listrik yang baik. Meskipun lebih keras dari golongan IA,
tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, kekerasan ada pada
barium yang sama keras dengan timbal. Alkali Tanah ini mempunyai titik leleh
dan kerapatan lebih tinggi.
C. Sifat Kimia
Golongan ini mempunyai struktur elektron yang sederhana yaitu ns2 pada
elektron valensinya, Elektron valensi tersebut relatif mudah dilepaskan. Selain
energi ionisasi yang relatif rendah, keelektronegatifan rata-rata golongan ini juga
rendah dikarenakan ukuran atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron
terluar dengan inti
Logam alkali tanah mengalami reaksi redoks yang sama dengan logam
alkali, hanya saja mereka melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion 2+.
Logam alkali tanah cenderung kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali
karena energi ionisasinya lebih besar daripada logam alkali tanah, sehingga tren
kereaktifannya adalah Ba > Sr > Ca > Mg > Be
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi
logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode.Jadi, berilium
kurang reaktif dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium, dan seterusnya.Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali
tanah lebih kecil sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali
tanah hanya satu.Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu
berbeda dari logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif
(Anonim, 2012).
2.10 Sifat logam dan Non logam
3. Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai
elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit
4s1. Pengisian orbital d (d1 s/d d10) dan f (f1 s/d f14) unsur transisi tidak selalu
beraturan. Dalam pengisian d terjadi kombinasi orbital d dengan s, sedangkan
dalam pengisian f terjasi kombinasi antara f dengan s, dan kadang-kadang
ditambah dengan d. Unsur transisi periode keempat dalam upaya mencapai
konfigurasi gas mulia, akan melepas elektron – elektron di subkulit s dan d nya.
Karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak, maka dibutuhkan
energi yang lebih besar untuk melepaskan elektron tersebut. Hal ini ditunjukkan
dari kecendrungan nilai energi ionisasinya yang secara umum bertambah dari Sc
ke Zn. (Yusnidar Yusuf, 2018: 114)
4. Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan
oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang
memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat
semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium
dengan konfigurasi elektron (n-1) d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan
konfigurasi (n-1) d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7. Bila jumlah
elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1) d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi
penting seperti Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah
dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d dan nsnya. Di
antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan
oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih besar. (Yusnidar
Yusuf, 2018: 114)
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
a. b. c.
d. e.
3.2 Bahan
3. H2SO4 0,5 M
4. NaOH 0,5 M
5. Aquadest
1. Reaktifitas Unsur
Siapkan 4 buah tabung reaksi, tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2,
tabung reaksi (II) dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl2,
dan pada tabung reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl 2, masing-masing diisi
larutan sebanyak 1 ml. Lalu setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan
H2SO4 0,5 M sebanyak 1ml. Maka amatilah setiap perubahan yang terbentuk, dan
kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.
Disiapakan 4 buah tabung reaksi. Pada tabung reaksi (I) diisi dengan larutan
MgCl2, tabung reaksi (II) diisi dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) diisi
dengan larutan SrCl2, dan tabung reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl2.
Kemudian pada setiap tabung diisi larutan sebanyak 1 mL. Setiap tabung reaksi
ditambahkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL. Setelah itu amati endapan
yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk
pada setiap tabung
BAB IV
TABEL PENGAMATAN