Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA

“ SCREENING ”

Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Wahyudi, MS

GROUP P
PARALEL A

Filda Nanda T 18031010034


Firhan Adam Z 18031010038

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SCEREENING

2020

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


SCEREENING

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Operas Teknik Kimia
II dengan judul “SCREENING “.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Makalah ini tidak dapat
tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan baik pemikiran, kritik dan saran. Oleh
karena itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Ketut Sumada, MS selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik


Kimia Universitas Pembangunan Nasional ‘VETERAN’ Jawa Timur
2. Ir. Bambang Wahyudi, MS selaku dosen pembimbing praktikum modul
screening
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.

Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Maka dari itu, kami selalu mengharapkan kritik dan saran, seluruh
asisten laboratorium yang turut membantu dalam kesempurnaan makalah ini.
Sehingga penyusun mengharapkan semua makalah praktikum yang telah disusun
ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik
Kimia.

Surabaya, 8 Mei 2020

Tim Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


SCEREENING

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
I.3 Tujuan.......................................................................................................1
I.4 Manfaat.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
II.1. Size Reduction dan Alat-Alatnya..............................................................2
II.1.1. Prinsip-Prinsip Size Reduction..........................................................2

II.1.2. Alat-Alat Size Reduction...................................................................3

II.1.3. CRUSHER.........................................................................................4

II.1.4. Grinders/Grinding............................................................................10

II.2. Pengayakan (Screening) dan Analisis Ayak...........................................14


II.2.1. Alat-Alat Screening..........................................................................15

II.2.2. Neraca Massa pada Ayakan dan Efisiensi Ayakan..........................20

II.3. Alat Transportasi Bahan..........................................................................21


BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan..............................................................................................26
III.2 Saran.........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


SCEREENING

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Industri adalah suatu usaha, proses atau kegiatan pengolahan bahan
baku baik bahan mentah ataupun bahan setengah jadi agar menjadi barang
yang bernilai ekonomis lebih tinggi. Untuk melangsungkan kegiatan tersebut
diperlukan alat industri kimia, seperti yang telah diketahui alat - alat industri
kimia dibagi menjadi beberapa macam yaitu crusher, hammer mill,
conveyor, bucket elevator, screening, scrubber, evaporator. Dalam industri
atau suatu pabrik, pengayakan atau penyaringan (screening) adalah proses
pemisahan padatan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Penggunaan screening ini, biasanya ditempatkan setelah alat size reduction,
tapi itu dikembalikan lagi pada proses pabrik, kapan saatnya pabrik
membutuhkan tahap pemisahan partikel padatan maka disitulah screening
akan digunakan.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan screening dan apa saja jenis alatnya?
2. Apa yang dimaksud dengan size reduction dan apa saja jenis alatnya?
3. Apa yang dimaksud dengan pemindah bahan padat dan apa saja jenis
alatnya?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis alat screening yang ada dalam dunia
industri
2. Untuk mengetahui jenis-jenis alat size reduction yang ada dalam dunia
industri
3. Untuk mengetahui jenis-jenis alat pemindah bahan padat yang ada dalam
dunia industri
I.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis alat screening
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis alat size reduction
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis alat pemindah bahan
padat

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


SCEREENING

BAB II PEMBAHASAN

II.1. Size Reduction dan Alat-Alatnya


Size reduction meruapakan suatu metode atau cara untuk mengubah suatu
ukuran material solid dari ukuran yang besar menjadi ukuran yang lebih kecil
sesuai dengan tujuannya.Tujuan dari size reduction bermacam-macam antara lain
untuk mendapat ukuran yang lebih kecil karena akan berpengaruh terhadap unjuk
kerjanya.Untuk memudahkan penyimpanan,penanganan dan pengangkutan.Serta
untuk memperbesar luas permukaan suatu material padat
II.1.1. Prinsip-Prinsip Size Reduction
Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan
berbagai cara, tetapi pada umumnya hanya 4 cara saja yang seringkali dijumpai
dalam mesin-mesin pereduksi ukuran/mesin kominusi (size reduction machines),
yaitu:
(1). Kompresi (penekanan) – compression
Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa
partikel kecil.
Contoh: pemecah kacang (nutcracker)
(2). Impak (pembenturan) – impaction
Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partikel-partikel
berukuran laebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)
(3). Atrisi (penggerusan/gesekan) – attrition or rubbing
Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-
abrasive. Contoh: penggerus.
(4). Pemotongan – cutting
Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk
lempeng/lembaran) sehingga berukuiran lebih kecil atau mempunyai bentuk
tertentu. Umumnya tidak menghasilkan partikel-partikel yang llembut/halus.
Contoh: gunting.
(Edahwati, 2009)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


SCEREENING

II.1.2. Alat-Alat Size Reduction


Alat-alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi: crusher
(penghancur/peremuk), grinder (penggerus), ultrafine grinders (penggerus sangat
lembut) dan cutting machines (mesin-mesin pemotong). Crusher pada umumnya
digunakan untuk memecahkan bongkahan-bongkahan partikel besar menjadi
bongkahan-bongkahan kecil. Crusher primer (primary crusher) banyak digunakan
pada pemecahan bahan-bahan tambang dari ukuran besar menjadi ukuran antara 6
in sampai 10 in (150 sampai 250 mm). Crusher sekunder (secondary crusher)
akan meneruskan kerja crusher primer, yaitu menghancurkan partikel padatan
hasil crusher primer menjadi berukuran sekitar ¼ in (6 mm). Selanjutnya, grinder
akan menghaluskan partikel-partikel keluaran crusher sekunder. Produk dari
grinder antara (intermediate grinder) berukuran sekitar 40 mesh ( mm).
Penghalusan sampai ukuran sekitar 200 mesh ( mm) dilakukan oleh grinder halus
(fine grinder). Ukuran partikel yang lebih halus (antara 1 sampai 50 μm) dapat
diperoleh dengan ultrafine frinder. Cutter umumnya didesain untuk memberikan
bentuk dan ukuran partikel tertentu, yaitu dengan panjang antara 2 sampai 10 mm.
Jenis-jenis pokok dari alat kominusi adalah sebagai berikut:
A. Crushers (kasar dan halus).
Mekanisme penghancuran dilakukan dengan cara penekanan
(compression). Ada beberapa jenis, diantaranya:
1. Jaw crushers (dan berbagai modifikasinya).
2. Gyratory crusher (dan berbagai jenis/modifikasinya).
3. Crushing Rolls (mesin penggilas): toothed roll dan smooth-roll
crusher.
B. Grinders (intermediate dan fine).
Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara pembenturan/pemukulan
(impact) dan atrisi (gesekan antar partikel). Beberapa jenis grinder
diantaranya:
1. Hammer Mills; Impactor
2. Rolling-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills; (b). Roller
Mills.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


SCEREENING

3. Attrition Mills
4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills; (b). Ball-Mills;
Pebble Mills; (c). Tube Mills; Compartment Mills.
C. Ulltrafine Grinder; diantaranya:
1. Hammer Mills, dilengkapi dengan alat klasifikasi internal
2. Fluid-energy mills
3. Agitated Mills
D. Cutting machines, diantaranya:
1. Pemotong pisau (Knife cutter)
2. Penyayat (Dicers)
3. Slitters.
II.1.3. CRUSHER
Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan
rendah, digunakan untuk padatan kasar dalam jumlah yang besar.
A. Jaw Crusher :
Karakteristik umum Jaw Crusher:
1. Umpan masuk dari atas, diantara dua jaw yang membentuk huruf V
(terbuka bagian atasnya).
2. Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed), jaw yang lain
bergerak horizontal
3. Sudut antara 2 jaw antara 20o sampai 30o.
4. Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sampai 400 kali per menit.

Ada beberapa jenis crusher yang sering dijumpai, diantaranya:


1. Blake Jaw Crusher
Beberapa mesin Blake Crusher dengan bukaan umpan padatan
berukuran 72 x 96 in (1.8 x 2.4 m) dapat memproses batuan
berdiamater 6 ft (1.8 m), dengan kapasitas sampai 1000 ton/jam,
dengan ukuran produk maksimum 10 in (250 mm).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


SCEREENING

Gambar 1. Blake Jaw Crusher


Prinsip kerja : Roda (flywheel) berputar menggerakkan lengan pitman
naik turun karena adanya sumbu eccentric. Gerakan naik-turun dari
lengan pitman menyebabkan toggle bergerak horisontal (kekiri dan
kekanan)  movable jaw bergerak menekan dan memecah bongkah-
bongkah padatan yang masuk dan melepaskannya saat movable jaw
bergerak menjauhi fixed jaw.

Ukuran standard Blake Jaw Crusher (feed opening position, daya,


kapasitas) dapat dilihat pada buku teks (Table 6 Brown (1955), atau
Table 20-8 Perry 7th ed.)
2. Dodge Crusher/Double Toggle Crusher/Overhead Eccentric
Crusher
Biasanya berukuran lebih kecil dari Blake Crusher. Movable
jaw bagian bawah dipasang tetap sehingga lebar dari discharge
opening relatif konstan. Ukuran bahan yang keluar akan lebih uniform,
tetapi sangat rawan terhadap kebuntuan (clogged/choked) akibat lubang
bukaan keluar (discharge opening) yang tetap.
Prinsip kerja : Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan
pitman bergerak naik-turun. Gerakan ini menyebabkan movable jaw
frame sebelah atas bergerak horisontal kekiri-kekanan menekan
bongkah-bongkah padatan sampai pecah dan melepaskannya kebawah.
Movable jaw frame bagian bawah relatif tidak bergerak. Ukuran
standard Dodge Crusher dapat dilihat pada Tabel 7 Brown (1955)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


SCEREENING

Gambar 2. Dodge Jaw Crusher


3. Roller Bearing/Overhead Eccentric Jaw Crusher
Pada prinsipnya merupakan kombinasi antara Blake
Crusher dan Dodge Crusher, yaiotu memberikan 2 crushing
strokes (2 langkah pemecahan) per satu putaran sumbu eccentric.
Prinsip kerja:
Saat sumbu eccentric berputar, bagian atas movable jaw
bergerak horisontal (kekanan-kekiri) sedangkan bagian bawah
bawah movable jaw bergerak dengan arah yang berlawanan
(kekiri-kekanan), i.e saat bagian atas movable jaw bergerak
menjauh (kekiri), maka bagian bawah movable jaw bergerak
menekan (kekanan), membenturkan padatan dengan dinding
(crushing plate) dan memecahnya.
Ukuran standard Roller Bearing Jaw/Overhead Eccentric
Jaw dapat dilihat pada Table 20-9 Perry 7th ed.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


SCEREENING

Gambar 3. Roller Bearing Jaw Crusher


B. Gyratory Crusher
Gyratory crusher secara sepintas terlihat seperti jaw
crusher, dengan jaw berbentuk melingkar (sirkular), diantara mana
material padata dihancurkan. Kecepatan kepala dari jaw penghancur
(crushing head) umumnya antara 125 sampai 425 girasi/menit.
Kelebihan Gyratory Crusher dibanding Jaw Crusher:
1. Lebih efisien untuk kominusi kapasitas besar
(dibandingkan dengan jaw crushers), terutama untuk kapasitas > 900
ton/jam. Kapasitas Gyratory crushers bervariasi dari 600 – 6000
ton/jam, tergantung ukuran produk yang diinginkan (antara 0.25 – 1
inch). Kapasitas gyratory crusher terbesar mencapai 3500 ton/jam.
2. Discharge dari gyratory crusher lebih kontinyu
(dibandingkan dengan jaw crusher).
3. Konsumsi tenaga per ton material lebih rendah
dibanding jaw crushers.
4. Perawatannya lebih mudah
Prinsip kerja : Roda berputar, memutar countershaft dan gearing, dan
piringan C. Selanjutnya, piringan C akan memutar main-shaft yang
terpasang eccentric pada piringan C. Karena main-shaft bergerak
eccentric, crushing head akan bergerak eccentric menghimpit padatan
(discharge opening minimum), memecahnya dan melepaskannya (sampai
discharge opening maksimum).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


SCEREENING

Gambar 4. Gyratory
C. Cone Crusher
Prinsip kerja : Seperti Gyratory Crushers. Crushing head disangga
oleh beberapa eccentric journals yang diputar oleh beberapa bevel
gears. Bevel gears digerakan oleh sumbu utama (main shaft).

Gambar 5. Cone Crusher


1. Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary crusher).
Bentuk konis menyediakan ‘luasan kerja’ (= luas gilas) yang lebih
besar.
2. Ukuran umpan: 0.8 – 14.3 inch (< umpan Gyratory Crusher)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


SCEREENING

3. Ukuran produk antara 0.5 inch – 20 mesh (0.033 inch).


4. Ukuran standard Cone Crushers: Table 20-12 dan 20-13, Perry 7th ed.
D. Crushing Rolls
Crushing rolls bioasanya digunakan untuk memecah padatan lunak
(hardness rendah), misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api
dan lain-lain padatan dengan skala MOHS < 4.Macam-macam Crushing
Rolls:
1. Smooth Roll Crusher
Ukuran umum smooth-roll crusher: diameter 24 in (600
mm), panjang 12 in (300 mm), sampai dengan diameter 78 in (2000
mm), panjang 36 in (914 mm). Kecepatan putaran antara 50 – 300 rpm.
Umpan padatan berukuran sampai dengan ½ sampai 3 in (12 mm
sampai 75 mm), dengan produk berukuran antara ½ in (12 m) sampai
20-mesh. Akan tetapi, ukuran partikel dapat secara fleksibel diatur
dengan mengatur jarak antara 2 batangan rol penggilas. Operasi efektif
biasanya pada rasio ukuran produk: umpan antara 1:4 sampai 1:3 .
Sebagai alat penghancur, saat ini kurang disukai karena roll-nya mudah
koyak; terutama jika digunakan untuk material keras  Roll-Crusher
tidak cocok untuk batuan keras.Biasanya banyak digunakan untuk
penghancuran batubara; oil shale; fosfat dan batuan-batuan dengan
kandungan silikat rendah.

Gambar 6. Smooth Double Roll Crusher

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


SCEREENING

Prinsip Kerja : Dua batangan logam horizontal diputar dengan arah


yang berlawanan dengan kecepatan yang sama. Umpan masuk ke
celah-celah roll, tertekan dan pecah. Ukuran produk dapat diatur
dengan mengatur jarak antara 2 silinder.
2. Toothed Rolled Crushers (Single atau Double)
Kapasitas: s/d 500 ton/jam; ukuran umpan: sampai dengan
20 inch (500 mm). Toothed Rolled Crushers baik untuk bahan yang
tidak terlalu keras. Untuk bahan yang terlalu keras, gigi-gigi pada roll
dapat rontok/patah!
Prinsip kerja : Roda (Flywheel) berputar, akan memutar toothed roll
yang terhubung dengan flywheel. Bongkahan padatan yang masuk
akan tergencet pada wear plate/crushing plate dan akan pecah. Gigi-
gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel-partikel padatan
menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.

Gambar 7.Single Tooth Roll Crusher

II.1.4. Grinders/Grinding
A. Hammer Mill dan Impactor
Bagian penggerak dari hammer mill dan impactor adalah rotor
yang berputar dengan kecepatan tinggi didalam casing silinder.
Sumbu rotor biasanya horisontal.
Kapasitas: Untuk Hammer Mill: tergantung kehalusan produk
yang diinginkan, misal: 0.1 sampai 15 ton/jam untuk ukuranproduk
200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d 600 ton/jam
Ukuran umpan: hampir sama dengan toothed rolled crushers
Ukuran produk: antara 1 in (25 mm) sampai dengan 20-mesh, tetapi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


SCEREENING

dapat dibuat lebih lebih fleksible, sesuai dengan ukuran grid yang
terpasang (jika alatnya dilengkapi  ukuran produk bisa sangat
halus).
Hammer Mill lebih serbaguna pemakaianya: menumbuk bahan-
bahan berserat (misalnya kulit kayu dan kulit); bahan-padatan yang
agak lengket (sticky material, misalnya lempung) sampai pada batuan
keras!
Gambar dibawah adalah contoh reversible hammer-mill untuk
memecah batuan. Perhatikan bahwa hammer mill dilengkapi dengan
kisi-kisi (grid):

Gambar 8. Hammer Mill

Gambar 9. Impactor

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


SCEREENING

Prinsip kerja : Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu-


palu (hammers) yang terpasang pada ujung cakram yang berputar
(revolving disk). Pada non-reversible hammer-mill, padatan yang
pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalui kisi-kisi
(grid). Pada reversible hammer-mill, butir-butir padatan akan
ditumbuk berkali-kali oleh hammer ke crushing plate/breaker
plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah karena terpukul oleh
palu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan
butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan memasang kisi-
kisi (grid) dengan ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.
Reversible hammer-mil/Impactor: arah putaran hammer dapat
dibalik, tanpa menggangu operasi.
 Non-reversible hammer-mill: arah putaran palu tidak dapat dibalik!
Ukuran standard Hammer Mills dan Impactor Breakers: Tabel 20-14
dan Tabel 20-15 Perry 7th ed.
B. Bowl Mill
Alat utamanya berupa sebuah mangkok yang dilengkapi dengan
roll-roll didalamnya (mangkok dan roll masing-masing mempunyai alat
penggerak sendiri-sendiri/terpisah).
Prinsip kerja : Umpan masuk dari feed hopper kedalam mangkok
yang berputar (mangkok dilapisi dengan bahan dengan kekerasan >
kekerasan bahan yang digerus  grinding ring). Didalam mangkok
tersebut, butiran-butiran padatan tergerus oleh roller yang berputar
berlawanan arah dengan arah putaran mangkok. Partikel-partikel yang
cukup halus akan terbawa keatas oleh udara (yang dihembuskan
kedalam roller-mill) dan keluar keatas. Diluar, produk selanjutnya
ditangkap menggunakan cyclone.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


SCEREENING

Gambar 10. Bowl Mill


C. Ball-Mill
Merupakan salah satu bentuk tumbling-mill. Biasanya berupa
kompartemen (shell) yang berbentuk silinder atau konis yang berputar
pada sumbu horisontalnya. Didalamnya berisi bola-bola penggilas sebagai
media penghancur. Tergantung pada bahan yang akan dihancurkan, bola-
bola penggilas dapat terbuat dari: besi, baja, porselen dll. Biasanya, (L/D)
untuk Ball-Mills ~ 1.0 (lihat dimensi gambar dibawah).
Prinsip kerja : Silinder/kompartemen berputar pada sumbu
horisontalnya. Partikel-partikel padatan didalam akan terlempar dan
tergilas bola-bola penggilas menjadi butir-butir yang sangat halus. Produk
halus dikeluarkan dengan:
1. overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow
trunnion), dan/atau
2. kemiringan dan partikel keluar melalui lubang-lubang pada periferi
(lubang-lubang pada sisi bagian keluar mill), dan/atau
3. dihembus oleh udara (untuk partikel-partikel yang sangat halus dan
kering).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


SCEREENING

Gambar 11. Ball Mill


 Ukuran umpan Ball-Mills: tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.
- Untuk padatan yang sangat rapuh (very fragile): 2.5 – 4 cm (1-1.5 inch) dia.
- Ukuran umum umpan: ~ 1 cm (~ 0.5 inch)
 Ukuran bola-bola penggilas (diameter): 1 – 6 inch.
Volume bola-bola penggilas: ~ 50% volume kompartemen.
 Reduction Ratio: 20:1 sampai 200:1
Ball-Mill dapat dioperasikan pada keadaan kering (dry milling) maupun
basah (wett-milling). Operasi pada keadaan basah dapat meningkatkan kapasitas
maupun efisiensi mill.

II.2. Pengayakan (Screening) dan Analisis Ayak

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


SCEREENING

Pengayakan merupakan metode pemisahan dan klasifikasi partikel semata-


mata hanya berdasarkan ukurannya. Untuk pengayakan menggunakan ayakan
ukuran tunggal, dikenal dua macam produk yaitu: (a). Undersize atau fine, yaitu
produk yang lolos lubang ayakan, dan (b). Oversize atau tails, yaitu produk yang
tertahan oleh ayakan. Untuk pengayakan menggunakan dua jenis ayakan, akan
diperoleh dua tiga macam ukuran produk, yaitu: (a). Undersize; (b). On-size, dan
(c). Oversize.
Gambar dibawah menjelaskan kedua hal diatas.

Umpan Umpan

Ayakan kasar
Oversize
Oversize

Ayakan halus

Undersize

Undersize On-size

Ayakan tunggal Ayakan ganda

Gambar 12 Analisis Neraca Massa Pada Screening


Satu set ayakan biasanya tersusun atas ayakan-ayakan tunggal dengan berbagai
ukuran lubang (lihat standar Tyler mesh).

II.2.1. Alat-Alat Screening


Ada berbagai jenis alat pengayak yang digunakan dalam industri. Hampir
semua ayakan industri memerlukan mesin penggerak untuk menggetarkan,
menggoncang ataupun memutar (gyration) ayakan. Gambar dibawah adalah jenis
ayakan dengan berbagai mode gerakan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


SCEREENING

Gambar 13. Jenis Ayakan Berbagai Mode Gerakan


A. Ayakan stasioner dan Grizzlies.
Grizzlies sering digunakan untuk mengayak partikel berukuran besar,
umumnya diatas 1 in (biasanya hasil dari primary crusher). Grizzlies tersusun
atas batangan-batangan logam yang disusun paralel dengan jarak antar
batangan tertentu, antara 2 sampai 8 in. Batangan-batangan logam tersusun
miring dengan sudut tertentu (20o sampai 50o terhadap sumbu horisontal),
untuk memudahkan padatan bergerak. Kapasitas grizzlies dapat mencapai 100
sampai 150 ton/ft2 per 24 jam, dengan ukuran aperture sekitar 1 in. Gambar
dibawah adalah contoh grizzlies

Gambar 14. Grizzle Screening

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


SCEREENING

Ayakan stasioner hampir sama dengan grizzlies, tetapi media pengayaknya


berupa anyaman kawat (mesh) atau plat logam yang berlubang-lubang. Sudut
kemiringan ayakan stasioner dapat sampai sekitar 60o terhadap sumbu
horisontalnya. Ayakan stasioner digunakan untuk mengayak padatan dengan
ukuran lebih kecil, yaitu antara ¼ sampai 4 in. Kedua jenis ayakan ini hanya
efektif digunakan untuk partikel padatan berukuran besar dan dapat bergerak
bebas (free flowing, tidak lengket).
B. Ayakan Girasi (Gyrating Screens) atau Reciprocating Screens.
Mesin pengayak ini biasanya tersusun atas beberapa dek ayakan dengan
berbagai ukuran aperture, satu diatas yang lainnya dalam sebuah kotak atau
casing. Ayakan dan casingnya digetarkan memutar untuk meloloskan partikel
dari satu dek ke dek lain, dan memindahkannya dari tempat masuk sampai
tempat keluarnya partikel. Sudut kemiringan ayakan antara 16o sampai 30o
terhadap sumbu horisontal. Ayakan pada umumnya berbentuk persegi panjang
dengan ukuran (1.5 x 4 ft) sampai (5 x 14 ft). Kecepatan girasi dan
amplitudonya biasanya dapat diatur sesuai kebutuhan. Kecepatan girasi dapat
mencapai 600 sampai 1800 rpm.Gambar dibawah adalah contoh gyrating
screen yang digerakkan vertikal dan yang digerakkan horisontal (reciprocating
screen)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


SCEREENING

Gambar 15. Gyrating Screen


Reciprocating screen merupakan jenis ayakan girasi dengan sudut
kemiringan lebih kecil (sekitar 5o). Mesin diputar-getarkan pada sumbu
mendatarnya. Adakalanya diantara dua dek ayakan diisi bola-bola karet
untuk meningkatkan efisiensi pengayakan, sekaligus membersihkan
aperture ayakan dari padatan-padatan yang menyumbat. Gambar dibawah
adalah contoh reciprocating screen yang dilebgkapi dengan bola-bola
karet.

Gambar 16. Reciprocating Screen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


SCEREENING

C. Ayakan Getar (Vibrating Screens)


Ayakan getar biasanya digunakan untuk pengayakan dengan
kapasitas besar. Getaran dapat dibangkitkan secara elektrik maupun
mekanis. Getaran mekanis pada casing ayakan biasanya ditimbulkan oleh
sumbu esentrik yang berputar dengan kecepatan sangat tinggi. Biasanya
tidak lebih dari 3 dek ayakan yang terpasang dalam casing sebuah ayakan
getar. Kecepatan getar antara 1800 sampai 3600 getaran per menit. Sudut
kemiringan terhadap sumbu horisontal dapat diatur sesuai dengan
keperluan, bervariasi antara 0o sampai 45o. Gambar dibawah adalah contoh
dari ayakan getar tripel dek.

Gambar 17. Vibrating Screen


Ayakan getar banyak digunakan untuk partikel-partikel kering
berukuran antara 1 in sampai 35 mesh (0.0164 in), dengan sudut kemiringan
20o. Untuk partikel-partikel basah (wet-screening) sudut kemiringan biasanya
diset lebih kecil, antara 5o sampai 10o.
D. Trommels
Trommels merupakan jenis ayakan yang berputar cepat pada sumbu
horisontalnya. Berbentuk silindris atau konis dan biasanya tersusun atas
beberapa ayakan secara konsentris. Gambar dibawah adalah contoh
trommel.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


SCEREENING

Gambar 18. Trommle Screen


II.2.2. Neraca Massa pada Ayakan dan Efisiensi Ayakan
Gambar dibawah menjelaskan neraca partikel pada sebuah ayakan tunggal.

Keterangan:
F = mass flow rate umpan
D = mass flow rate oversize
B = mass flow rate undersize
xF = fraksi massa bahan A
(ukuran yang tidak
diinginkan) pada umpan.
xD = fraksi massa bahan A
pada oversize stream
xB = fraksi massa bahan A
pada undersize stream.

Fraksi massa bahan B (yaitu bahan dengan ukuran yang


diinginkan/undersize product) pada umpan, oversize dan undersize streams
masing-masing adalah: (1- xF), (1- xD) dan (1- xB).
Neraca massa padatan total : F=D +B

Neraca massa bahan A : Fx F =Dx D + Bx B

Kombinasi dua persamaan diatas dan substitusikan dengan persamaan


neraca bahan B memberikan:
D x F −x B
=
F x D −x B

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


SCEREENING

dengan cara yang sama dapat diperoleh:


B x D−x F
=
F x D −x B
Efisiensi ayakan (atau sering disebut sebagai efektivitas ayakan)
merupakan ukuran kesuksesan ayakan dalam memisahkan bahan
berukuran A dengan bahan berukuran B. Jika ayakan bekerja sempurna,
maka semua bahan A akan berada pada oversize, sedangkan semua B ada
dalam undersize (clear-cut separation). Efisiensi ayakan didefinisikan
sebagai perbandingan bahan A yang ada pada overflow terhadap bahan A
pada umpan. Jumlah ini masing-masing adalah DxD dan FxF. Sehingga,
Dx D
EA=
Fx F
dimana EA adalah efisiensi ayakan berdasarkan pada produk oversize.
Dengan cara yang sama dapat didefinisikan efisiensi berbasis B:
B(1−x B )
EB =
F (1−x F )
Efisiensi keseluruhan (overall effectiveness) dari ayakan didefinisikan
sebagai kombinasi dari dua efisiensi diatas:
DBx D ( 1−x B )
E=E A EB = 2
F x F ( 1−x F )
Substitusi rasio (D/F) dan (B/F) dengan persamaan diatas, memberikan:
( x F −x B )( x D−x F ) x D ( 1−x B )
E=
( x D −x F )2 x F ( 1−x F )
(Mc.Cabe, 1999)
II.3. Alat Transportasi Bahan
Secara Universal di dalam industri, bahan–bahan material yang
digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya
bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut
bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga
manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


SCEREENING

keselamatan kerja dari karyawan. Bahan yang diangkut dipengaruhi


kapasitas bahan, jenis bahan dan tujuan pengangkutan

1. Belt Conveyor

Gambar 19. Belt Conveyor


Belt conveyor bisa diartikan sebagai rangkaian ban berjalan yang
dipakai untuk memindahkan atau mengangkut barang atau material secara
horizontal maupun miring. Material belt atau sabuk yang dipakai pada belt
conveyor bisa terbuat dari karet maupun logam tergantung jenis barang
yang dipindahkan. Belt conveyor dapat digunakan untuk mengengkut
material baik yang berupa “unit load” atau “bulk material” secara
mendatar ataupun miring.
A. Cara Kerja Belt Convenyor
Belt conveyor digunakan untuk memindah material baik satuan
atau bulk curah, dengan putaran dari motor sebagai pengerak utama
yang terhubung dengan drum atau dulu disebut Pulley, pulley inilah
yang diselubungi oleh belt yang sama dengan pulley tersebut dan
panjangnya belt menyesuai dengan kebutuhan atau kapasitas angkut
serta jarak angkut material tersebut. Jika motor dijalankan maka pulley
akan ikut berputar seiring motor hingga belt yang menyelubungi ikut
bergerak tertarik kearah utaran drum atau pully tersebut.

B. Kelebihan Belt Convenyor

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22


SCEREENING

 Belt conveyor yang terdapat pada conveyor belt mudah dalam


perawatan.
 Untuk pemasangan belt pada conveyor belt juga lebih mudah
karena dapat dibongkar atau dipasang dalam jangka waktu
singkat.
C. Kekurangan Belt Convenyor
 Conveyor belt akan mengalami penurunan tingkat kinerjanya jika
ada kerusakan seperti belt yang sobek.
2. Screw Conveyor

Gambar 20. Screw Conveyor


Screw conveyor adalah alat angkut bahan yang paling tepat untuk
bahan padat yang bertekstur bubur dan halus. Screw conveyor dilengkapi
dengan alat terbuat dari pisau berpilin disebut flight yang mengelilingi sumbu
sehingga bentuknya terlihat seperti sekrup. Biasanya wadah conveyor terbuat
dari lempeng baja, berbentuk setengah lingkaran, dengan sisi lurusnya terbuat
dari kayu.
A. Cara Kerja Screw Convenyor
Screw conveyor ini terdiri dari baja yang memiliki bentuk spiral
(pilinan seperti ulir) yang tertancap pada shaft/poros dan berputar
dalam suatu saluran berbentuk U (through) tanpa menyentuhnya
sehingga flight (daun screw) mendorong material ke dalam trough.
Saluran (through) berbentuk setengah lingkaran dan disangga oleh
kayu atau baja. Pada akhir ulir biasanya dibuat lubang untuk

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 23


SCEREENING

penempatan as dan drive end yang kemudian dihubungkan dengan alat


penggerak. Elemen screw conveyor disebut flight (daun screw).
Bentuknya spiral (lilitan seperti ulir) atau dengan modifikasi tertentu
yang menempel pada poros.

Gambar 21. Cara Kerja Screw Convenyor


B. Kelebihan Screw Convenyor
 Screw conveyor memerlukan sedikit ruangan dan tidak
membutuhkan mekanik serta membutuhkan biaya yang sedikit.
C. Kekurangan Screw Convenyor
 Tidak dapat digunakan untuk pemindahan bahan bongkah besar

(Dnm,2018)
3. Bucket Elevator
Bucket Elevator adalah suatu alat untuk memindahkan bahan yang
arahnya vertical atau tinggi. Alat ini terdiri atas rantai yang tidak berujung.
Bucket elevator digunakan untuk mentransfer material dari permukaan
tanah ke ketinggian tertentu. Ini terdiri dari sabuk katun atau karet yang
berjalan pada satu pulley drive di bagian atas dan katrol yang satu lagi
didorong, yang di bagian bawah di dalam casing palsu. Sabuk dilengkapi
dengan ember di beberapa interval tertentu.
A. Cara kerja Bucket Elevator
Elevator adalah didorong oleh puli atas dengan mekanisme
pengurangan kecepatan. Entah set puli atau gearboxdapat digunakan.
Bucket mengangkat bahan dari permukaan tanah ke tingkat yang lebih
tinggi dan ember dikosongkan sementara bergerak di sekitar katrol atas
oleh tindakan sentrifugal.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 24


SCEREENING

Gambar 22. Bucket Elevator


(Insa, 2014)
4. Vibrating Conveyor
Vibrating convenyor merupakan conveyor yang digetarkan pada
frekuensi yang relativ tinggi. Vibrating conveyor pada industri proses
produk makanan,bahan kimia dan obat obatan menyediakan serangkaian
fungsi pengangkutan (conveying), pengayakan (screening), pengumpalan
(feeding), penyebaran (spreading), dan pendistribusian produk free flowing
dan produk non free-flowing. Vibrating conveyor sesuai untuk distribusi
bulk material pada pemenuhan tangki penyimpanan atau distribusi produk
pada operasi packing.

Gambar 23 Vibrating Convenyor


A. Cara Kerja Vibrating Conveyor
Agar material dapat terangkut sempurna ,material tersebut harus
mempunyai faktor gesek pada baja(steel) dan faktor gesek internal yang

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 25


SCEREENING

tinggi sehingga pengangkutan dapat bereaksi pada seluruh kedalaman


material.
Vibrating conveyor berfungsi mengalirkan atau membawa
material keatas dan maju sehingga material akan berjalan sepanjang
conveyor path. Pemindahan ini dilakukan dengan getaran yang
menyebabkan bahan berpindah tempat. Untuk bahan yang
menimbulkan debu dipakai kanal tertutup. Jumlah bahan dapat diatur
dengan penggerak listrik.

Gambar 24. Bagian Vibrating Convenyor


(Manung, 2014)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


III.1 Kesimpulan
1. Screening adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Jenis-jenis screen adalah grizzlies, vibrating screen, dan
trommel screen.
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 26
SCEREENING

2. Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari
suatu padatan . Crusher merupakan alat pengecilan ukuran zat padat. Jenis-
jenis crusher adalah gyratory crusher, jaw crusher, dan cone crusher.
3. Transportasi bahan dilangsungkan dengan alat pengangkut atau conveyor.
Jenis-jenis conveyor adalah screw conveyor, belt conveyor, vibrating
conveyor dan bucket elevator.

III.2 Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini dapat digunakan untuk
mempelajari jenis-jenis alat dan mekanisme kerjanya pada bidang industry kimia.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 27


SCEREENING

DAFTAR PUSTAKA
Brown, George Granger. 1950. Unit Operations, Modern Asia Edition. New York:
John Wiley and Sons Inc
Dnm. 2018 “PengertianConveyor”.(https://www.dnm.co.id/pengertian-conveyor-
dan-spesifikasinya-mulai-roller-conveyor/). Diakses pada tanggal 25
Oktober 2019 pukul 08.00 WIB
Edahwati, Luluk. 2009. “Alat Industri Kimia”. Surabaya: UPN Press
Insa. 2014. ”Pengertian belt convreyor pada alat industri kimia alat perpindahan”.
(https://insauin.blogspot.com/2014/12/pengertian-belt-konveyor-dan-
bagian .html). Diakses pada tanggal 25 Oktober 2019 pukul 08.00 WIB
Manung, Bakir. 2014. ”Vibrating Screen”( https://www.academia.edu/12543387/
screening). Diakses pada tanggal 27 April 2020 pukul 13.26 WIB
McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1999. “Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa
Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit Erlangga: Jakarta
Perry, R.H. and Green, D.W..1997.”Perty”s Chemical Engineering Handbook
7th”.Mc Grawhill Book Company:New York.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 28

Anda mungkin juga menyukai