Dosen pengampu :
Ir. Ely Kurniati, MT
Disusun oleh :
Kelompok 1/Paralel A
1. M.Alfian Ubaidi (18031010005)
2. Moh. Nofianto (18031010009)
3. Safitri Candra Pangestu (18031010010)
4. Iklimatul Faiqoh (18031010017)
5. Nurlaili Fauziah (18031010019)
6. Nuhan Lutfi Basymeleh (18031010024)
7. Evi Lutfiah (18031010025)
8. Indah Nurlaila Sari (18031010030)
9. Kholifatul Mubin (18031010037)
10. Firhan Adam Zulfian (18031010038)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Operasi Teknik Kimia II dengan judul “Agitated Batch Crystalizer”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Menejemen
Kepemimpinan. Makalah ini disusun dari beberapa literatur dan makalah
ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan baik sarana,
prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa
penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu. Ir. Ely Kurniati MT, selaku dosen pengampu mata kuliah Operasi Teknik
Kimia II
2. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam menyelesaikan makalah ini
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan
kritik dan saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam
pelaksaan kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan
semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
I.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
II.1 Pengertian Kristalisasi.....................................................................................3
II.7 Crystalilzer......................................................................................................15
III.2. Saran...............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Untuk memahami mengenai kristalisasi
2. Untuk mengetahui alat kristalisasi jenis agitated batch crystalizer
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat kristalisasi jenis agitated batch
crystalizer?
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari alat kristalisasi jenis
agitated batch crystalizer
BAB II
PEMBAHASAN
(Geankoplis, 1993)
II.2 Macam-Macam Kristalisasi
Kristalisasi empat macam, yaitu :
1. Kristalisasi penguapan
Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan
terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih
pelarut.
2. Kristalisasi pendinginan.
Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan
larutan. Pada saat suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki
titik beku lebih tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara zat
lain masih larut sehingga keduanya dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai filtrat,
sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu.
3. Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode diatas. Larutan
panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang
divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil
dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat
jenuh. Metode ini disebut kristalisasi vakum.
b. Penguapan solven
Konsentrasi larutan menjadi makin pekat
c. Penambahanlarutanlain (non solven)
d. Menurunkansolubilitas padatan
A. Nukleasi Primer
Nukleasi akibat penggabungan molekul-molekul solute membentuk
klaster yang kemudian tumbuh menjadi kristal. Dalam larutan
supersaturasi, terjadi penambahan solute sehingga mendifusi ke
klaster dan tumbuh menjadi lebih stabil. Ukuran kristal besar,
maka solubility kecil, sebaliknya ukuran kristal kecil maka
solubility besar. Oleh karenanya, jika ada kristal yang ber-
ukuran lebih besar maka kristal akan tumbuh, sedangkan kristal
kecil akan terlarut lagi.
B. Nukleasi Sekunder
Merupakan pembentukan inti yang dipengaruhi oleh kristal-kristal
makros- kopik yang sudah ada di dalam magma. Ada dua macam
nukleasi yang dikenal; yang pertama disebabkan oleh geser
fluida, dan yang kedua oleh tubrukan antara sesama kristal yang
lebih besar. Dua proses tersebut dikenal sebagai nukleasi dan crystal
growth. Pertumbuhan kristal bersama nukleasi dapat mempengaruhi
ukuran kristal yang kita peroleh.
Laju pembentukan inti (nukleasi) dapat dinyatakan dengan jumlah
inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Bila laju pembentukan inti
tinggi, maka kristal yang terbentuk akan semakin banyak dan terdiri
dari partikel partikel kecil. Laju pembentukan inti ini tergantung
pada derajat lewat jenuh dari larutan. Semakin tinggi derajat lewat
jenuh maka semakin besar kemungkinan untuk membentuk inti baru
sehingga akan semakin besar laju pembentukan inti. Pada proses
kristalisasi, kristal dan cairan induk berada pada waktu yang cukup
lama sehingga mencapai keseimbangan dan cairan induk itu jenuh
pada suhu akhir proses.
Perolehan kristal dapat dihitung dari konsentrasi larutan awal dan
kelarutan pada suhu akhir. Jika selama proses terjadi penguapan
yang cukup besar, kuantitasnya harus diketahui atau dapat
diperkirakan. Bila laju pertumbuhan kristal lambat diperlukan waktu
yang agak panjang untuk mencapai keseimbangan. Hal ini sangat
besar bila larutan itu viskos atau dimana kristal itu mengumpul di
dasar kristalisator sehingga hanya sedikit saja permukaan kristal
yang terkena larutan lewat jenuh. Sehingga cairan induk akhir sangat
jenuh dan perolehan yang didapat akan lebih kecil dari hasil
perhitungan dari kurva kelarutan. Jika kristal itu bebas air
perhitungan lebih sederhana karena zat padat tidaka mengandung
pelarut. Bila hasil mengandung air kristalisasi, air yang terdapat
bersama kristal harus diperhitungkan karena air ini tidak terkandung
didalam larutan. Data kelarutan ini biasanya diberikan sebagai
bagian massa bahan bebas air perseratus bagian dari massa pelarut
total atau dalam persen massa zat terlarut bebas air. Data tersebut
tidak memperhitungkan air kristalisasi. Kunci dalam perhitungan
perolehan zat terlarut bebas air ialah menyatakan semua massa dan
lim ∆ L dL
G= =
∆t dt
∆ L→0
B0 = Bss + Bc + BE
Bss = supersaturasi
Bc = Kristal
BE = equipment
B0 = ka . Gi. MTj
massa kristal
MT = densitas slurry=
volume slurry
Tampak bahwa :
N2
N1
Panjang, L
L1 L2
lim ∆ N dN
n= =
∆L dL
∆ L→0
Neraca populasi disekitar suatu kristalise saat steady state (tanpa seeding )
dn n
= =0
dL ¿
V
t=
Q
V = volume alat
dn n
= =0
dL ¿
Integrasi PD diatas : ?
Buktikan :
L
ln ¿− +ln n0
¿
n=n0 exp ¿ ¿)
Hubungan n0 dengan B0 dan G disajikan di tabel 18-5 ( Perry 1999).
(Distantina, 2014)
1. Temperatur
Pertumbuhan kristal pada temperatur tinggi dikontrol oleh difusi
(diffusion controlled), sedang pada temperatur rendah dikontrol oleh
surface integration (Mullin, 2001).
2. Ukuran kristal
Umumnya kecepatan pertumbuhan pada kristal yang berukuran
kecil lebih tinggi daripada kecepatan pertumbuhan pada kristal
berukuran besar. Pada partikel berukuran 200 µm – 2 mm, solution
OPERASI TEKNIK KIMIA II 14
KRISTALISASI
II.7 Crystalilzer
Alat-alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator.
Alat-alat yang digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala
industri (dalam proses kristalisasi) sangat beragam. Hal ini disebabkan
oleh sifat-sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat
bervariasi. Disamping itu juga karena kristalisasi dilaksanakan untuk
tujuan yang berbeda-beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan,
pemberian bentuk).
(Coelfen, H dan Antonietti, M. 2008)
Cara kerja :
Air akan mengalir sepanjang gulungan kawat. Pendingin dan
larutan digerakkan oleh baling-baling yang terdapat pada tanki.
Agitasi ini menunjukkan 2 fungsi, yaitu :
a. Hal ini akan menambah transfer panas serta menjaga
temperatur larutan agar tetap sama.
b. Menjaga kebaikan kristal pada suspensi ini serta memberikan
kesempatan pembuatan yang lebih seragam dari luar kristal
yang terbentuk (agregat).
Kerugiannya :
Cara kerja :
Larutan masuk pada ujung yang satu dengan temperatur yang tingi
dan keluar pada ujung yang lain dengan temperatur relatif rendah.
Air pendingin dapat dialirkan di dalam jaket secara co-current
ataupun counter current. Di dalam salurannya dilengkapi pengaduk
yang horisontal sepanjang saluran. Pengaduk tersebut berupa suatu
as yang dilengkapi dengan pengaduk bentuk helic, yang mana
disamping fungsinya sebagai pengaduk (untuk menjadikan larutan
homogen) juga untuk mengalirkan bahan sesuai dengan arus
helicnya.
Cara Kerja :
a. Pembentukan larutan lewat jenuh(super saturasi)
Feed merupakan larutan jenuh yang tercampur dengan sisa
larutan dari tangki pengkristalan lewat jenuh pada
cooler,karena adanya penururnan suhu dihasilkan larutan
lewat jenuh.
b. Pembentukan/pertumbuhan kristal
Larutan jenuh yang diperoleh dialirkan dalam tangki
kritalisasi sehingga terjadi kontak dengan inti kristal dan
tejadi pertumbuhan kristal.Sisalarutan setelah dikristalisasi
disirkulasi kembali dicampur dengan feed yang masuk.
4. Evaporator Crystallizer
Digunakan untuk kristalisasi dengan penguapan non adiabatic.
Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu :
a. Heat exchanger sebagai penguap dengan pemanas uap
b. Crystallizer yang berfungsi sebagai tempat kristalisasi
Kedua alat ini digabung menjadi satu sehingga merupakan
evaporator crystallizer. Disini super saturasi diperoleh dengan
penguapan di dalam evaporator, yang mana sebelum masuk ke
evaporator terlebih dulu dilewatkan heater yang dipanaskan dengan
uap dengan system shell side.
Cara kerja :
Cara kerja :
Cara kerja :
Sistem yang digunakan dalam operasi alat ini yaitu sistem
vaccum. Dengan adanya sistem vaccum maka uap meninggalkan
tangki menuju booster atau kondensor. Larutan umpan akan masuk
ke dalam pipa-turun sebelum disedot oleh pompa sirkulasi.
Cairan induk dan kristal ditarik keluar melalui pipa
pengeluar yang ditempatkan diatas pemasuk umpan didalam pipa-
turun. Cairan induk dipisahkan dari kristal didalam pemisah
sentrifugal kontinue, kristal dibawa keluar sebagai hasil atau untuk
diolah lebih lanjut, dan cairan induk didaurkan kembali kedalam pipa
turun. Sebagian cairan induk dikeluarkan dari sistem dengan pompa
untuk mencegah akumulasi ketakmurnian.
Crystallizer dilengkapi klasifikasi dan pemindahan inti
kristal ukuran kristal yang lebih kecil biasanya tidak diinginkan,
sehingga harus dicegah supaya tidak masuk dalam tangki kristalisasi
dengan jalan mengalirkan ke classifier. Untuk membantu pemisahan
kristal kecil agar tidak terikut keluar sebagai produk maka dialirkan
larutan jenuh dari bawah kaki cristallizer. Klasifikasi hanya efektif
bila jumlah pertumbuhan kristal dapat diatur. Untuk memindahkan
inti kristal yang tidak diinginkan (kelebihan inti kristal) maka magma
OPERASI TEKNIK KIMIA II 23
KRISTALISASI
Cara Kerja :
Feed dicampur dengan cairan yang direcycle kemudian
dipompa ke ruang penguap untuk diuapkan secara adiabatic sehingga
terjadi larutan lewat jenuh. Larutan tersebut mengalir melalui pipa
tangki kristalisasi sehingga terbentuk kristal, kemudian kristal
8. Continuous Crystallizer
Pada kristaliser unit tunggal, pada dasarnya menyerupai
evaporator efek tunggal tetapi unit ini dapat pula dioperasikan
dalam efek berganda. Magma disirkulasikan dari dasar kristaliser
yang berbentuk kerucut, melalui pipa turun ke dalalm pompa
sirkulasi yang mempunyai tinggi tekan rendah dan kecepatan
rendah,mengalir ke atas melalui pemanas tabung vertical yang
dipanaskan oleh uap yang kondensasi di dalam selongsongnya dan
kemudian ke dalam tubuh alat. Uap panas masuk melalui pemasuk
tangensial yang terletak persis di bawah permukaan magma. Uap
ini menyebabkan terjadinya gerakan aduk didalam magma yang
mempermudah evaporasi kilat dan membuat magma itu seimbang
dengan uap karena aksi kilat adiabatic. Keadaaan lewat jenuh yang
dibangkitkan akan memberikan potensial pendorong nukleasi dan
pertumbuhan. Volume magma dibagi dengan laju aliran volumetric
magma melalui pompa bubur memberikan waktu retensi atau
waktu ketertahanan.
Cara Kerja :
Larutan umpan masuk ke dalam pipa turun sebelum disedot
oleh pompa sirkulasi. Cairan induk dipisahkan dari kristal di dalam
pemisah sentrifugal kontinyu, kristal dibawa keluar sebagai hasil
atau untuk diolah lebih lanjut, dan cairan induk didaurkan kembali ke
dalam pipa turun. Sebagian cairan induk dikeluarkan dari system
dengan po,pa untuk mencegah akumulasi impuritas.
(Anonim.2014.)
Natrium klorida
Nama lain
Garam dapur
Sifat
Rumus molekul NaCl
Massa molar 58.44 g/mol
Penampilan Tidak berwarna/berbentuk
kristal putih
Densitas 2.16 g/cm3
Titik lebur 801 °C (1074 K)
B. Sumber Garam
Sumber garam yang didapat dialam berasal dari :
Sangat kecil, karena sampai saat ini dinilai kurang ekonomis maka
jarang (sama sekali tidak) dijadikan pilihan usaha. Di Indonesia
terdapat sumber air garam di wilayah Purwodadi, Jawa Tengah
· SO4= maksimal 2%
5. Garam Meja
Ciri-ciri:
Garam dapur dan garam meja memiliki nilai gizi yang sama, dan
secara kimiawi juga mengandung NaCl (sodium klorida) dalam
jumlah yang sama pula. Atau dengan kata lain baik garam meja
ataupun garam dapur memiliki kadar sodium dan kadar klorida
yang sama. Kandungan kedua mineral ini di dalam garam
dapur/laut pun tidak ada bedanya dengan garam meja. Namun,
secara komersial, garam dapur/laut lebih alami dan lebih
menyehatkan dibandingkan garam meja. Jadi, perbedaan utama
garam dapur/ laut dengan garam meja terletak pada rasa, tekstur
dan proses pembuatannya, bukan pada campuran zat kimianya.
D. Proses Produksi
Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk memproduksi
garam. Proses produksi garam tergantung dari bahan baku yang
digunakan, diantaranya dengan cara solar evaporation,
rekristalisasi, multiple effect evaporation dan pembuatan garam dari
batuan garam.
1. Solar Evaporation
Langkah–langkah yang dibutuhkan dalam pembuatan garam
melalui solar evaporation yakni
a. Pengeringan lahan
Tahap Pengeringan Lahan untuk pembuatan garam terdiri dari
1). Pengeringan Lahan Pemenihan.
2). Pengeringan Lahan Kristalisasi.
d. Proses pencucian
2. Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan suatu pembentukan kristal
kembali dari larutan atau leburan dari material yang ada.
Sebenarnya rekristalisasi hanyalah sebuah proses lanjut dari
kristalisasi. Apabila kristalisasi (dalam hal ini hasil kristalisasi)
memuaskan rekristalisasi hanya bekerja apabila digunakan pada
pelarut pada suhu kamar, namun dapat lebih larut pada suhu yang
lebih tinggi. Hal ini bertujuan supaya zat tidak murni dapat
menerobos kertas saring dan yang tertinggal hanyalah kristal
murni. Proses Kristalisasi terdiri dari beberapa tahapan umum
seperti :
a) Pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan sampai
terbentuk kristal pada larutan tersebut. Metode ini
digunakan untuk zat yang kelarutan mengecil bila suhu
diturunkan. Pendinginan dilakukan 2x yaitu pendinginan
3. Multiple Effect
BAB III
PENUTUP
III.1.Kesimpulan
Kristalisasi atau penghabluran merupakan peristiwa pembentukan
partikel- partikel zat padat dalam fase homogen. Kristalisasi juga
merupakan proses pemisahan solid-liquid, karena pada kristalisasi terjadi
perpindahan massa solute dari larutan liquid ke padatan murni pada fasa
kristal. Proses kristalisasi sering dijumpai dalam dunia industri, salah satu
alat kristalisasi dalam dunia industri yaitu agitated batch crystallizer
merupakan type alat kristalisasi yang kuno, beroperasi secara batch sebagai
pendingin air yang dialirkan di dalam pipa-pipa bejana. Prinsip kerja dari
agitated batch crystallizer yakni air akan mengalir sepanjang gulungan
kawat. Pendingin dan larutan akan digerakkan oleh baling-baling (agitasi)
yang terdapat pada tangki.
Dalam hal ini, agitated batch crystallizer juga memiliki kekurangan
serta kelebihan pemakaian pada proses kritalisasi. Adapun kelebihannya
antara lain umumnya beroperasi dalam skala kecil dan fleksibel,
membutuhkan investasi modal lebih sedikit, dan juga melibatkan
pengembangan proses yang lebih sedikit daripada operasi berkelanjutan.
Sedangkan kerugian penggunaan agitated batch crystallizer yakni prosesnya
secara batch sehingga banyak waktu untuk membongkar pasang alat
kristalisasi ini, pada koil terjadi kritalisasi paling cepat atau banyak, serta
pemeliharaan dan pembersihannya lebih sulit. Disamping itu, terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kristalisasi diantaranya laju
pembentukan inti (nukleous), apabila laju pembentukan inti tinggi, maka
banyak sekali kristal yang terbentuk berupa partikel-partikel koloid. Laju
pertumbuhan kristal, apabila laju tinggi kristal besar maka akan terbentuk
banyak kristal, selain itu laju pertumbuhan kristal juga dipengaruhi derajat
lewat jenuh.
III.2. Saran
Diharapkan kepada pembaca, khususnya para mahasiswa/i agar
lebih aktif untuk mengumpulkan referensi mengenai crystallizer dan
alat transportasi jenis lainnya. Serta diharapkan dapat mempelajarinya
agar mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai crystallizer serta alat
transportasi dalam suatu industri kimia.
Mc Graw Hill
43