Anda di halaman 1dari 16

Proses pembuatan gliserol/gliserin

tugas:
petro dan oleo

made by:
mhd hafandi(0507111486)
firdaus

Dosen pengasuh : Nirwana ST,MT


Gliserin adalah:suatu tribasic alkohol yang terdapat di alam

dalam bentuk trigliserida yang merupakan

trigliseril ester dari asam lemak

Karakteristik gliserol/gliserin
• Berat molekul : 92
• Titik leleh(0C) : 12,9
• Titik didih(0C) : 263
• Densitas(kg/m3) : 1260
• Cp(kkal/kg0C) : 4,6151
• Viskositas(Cp)(900C) : 954
Pembuatan gliserin
• Saponifikasi lemak dan minyak
memakai soda kaustik yang
merubahnya ke bentuk sabun dan
gliserin
R - OCOCH 2 CH 2OH

R - OCOCH + 3Na 3 R - COONa + CHOH


2OH
R - OCOCH 2 CH 2OH

Lemak atau Kaustik sabun Gliserin


minyak soda
Terjadi sabun dari hasil saponifikasi dan sisanya
terdiri 8-12% gliserin

Campuran lemak dan minyak dimasukkan kedalam


ketel dan ditakar dulu sejumlah cairan sabun
dengan konsentrasi sufisien dan garam yang
ditambahkan
direbus dengan optimal
Sejumlah soda kaustik ditambahkan dengan sengaja agar

lebih banyak hasilnya secara stoikiometri


Garam dalam cairan yang dipakai perlu untuk
menjaga sabun agar terjadi pemisahan dari sabun
dan sisa cairan
Sabun yang hilang selama perebusan dan
penghitungan yang lengkap pada pencucian
untuk melengkapi saponifikasi dan
menghasilkan gliserin sebanyak mungkin
sebelum habis menjadi sabun
2.Hidrolisis dari lemak dan minyak dengan bantuan katalis
untuk menghasilkan asam lemak dan gliserin

R - OCOCH 2 CH2OH

R - OCOCH + 3H2O 3 R - COOH + CHOH

R - OCOCH 2 CH2OH

Triasilgliserol Air Asam Lemak Gliserin


• Melibatkan hidrolisis TriAsilGliserida  DiAsilGliserida 
MonoAsilGliserida  asam Lemak + Gliserol
• Ini merupakan suatu proses keseimbangan .
• Tindak lanjut hidrolisis berlaku dalam fase lemak. Pada
suhu 293 oC dan 320 oC, masing-masing minyak kelapa
dan setengah campuran larut sepenuhnya dalam air.
• Beberapa peralatan untuk tujuan ini telah disediakan.
Proses pembelahan minyak dan lemak berlaku pada suhu >
200 oC tanpa katalis dengan waktu sekitar 3 – 4 jam.
• Proses yang lebih efesien melibatkan arus songsang
selanjar (continuous counter current) yang dilakukan pada
tekanan > 700 psi.
• Hasilnya adalah asam lemak dengan keasaman 96-99%
dan air manis (larutan cair gliserol) pada kepekatan 10 –
18%.
3.Transesterifikasi, yang menghasilkan gliserin dari trigliserida
saat lemak dan minyak direaksikan dengan metanol
dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metil ester.
Dalam proses ini , konsentrasi gliserin ada sekitar 90%
bisa berdasarkan saat reaksi kering.
kesimpulan

• Dari ketiga proses di atas disimpulkan bahwa hasil yang


bagus diperolaeh dari proses transesterifikasi(konsentrasi
gliserin 90% )daripada proses hidrolisis(konsentrasi 10 –
18%) dan saponifikasi
• Pada proses transesterifikasi , gliserin bisa langsung
digunakan tanpa proses pencucian(purification) walaupun
hanya 12% dari hasil seluruh larutan
Metoda pencucian
• Cara metoda konvensional
evaporasi
Distilasi dan bleaching
Pertukaran ion
kesimpulan
• Metoda konvensional butuh
fleksibilitas lebih besar tapi memkai
energi lebih banyak, berdasarkan hal
itu maka air harus diuapkan dan
gliserin tersebut di distilasi pada
temperature yang lebih tinggi
• Metoda pertukaran ion tidak
memakai energi tapi tidak bisa
dipakai untuk gliserol bila terdiri dari
klorida yang tinggi. Klorida kotor
berada pada resin pertukaran ion

Anda mungkin juga menyukai