Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR PENGENDALIAN PROSES


BIODIESEL

Disusun oleh :
1. Darwan Achmad Rizal NIM: 1731410016

DOSEN PEMBIMBING
M. Agung Indra I.,S.T M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
1. Pendahuluan

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono


alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternative
bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui sepetri
minyak nabati atau lemak hewan. Biodiesel merupakan bahan bakar dari
proses transesterifikasi lipid untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang lemak bebas. Setelah melewati proses ini
tidak seperti minyak nabati langsung biodiesel memiliki sifat pembakaran
yang mirip dengan diesel dari minyak bumi dan dapat menggantikan mingak
bumi dalam banyak kasus. Namun biodiesel lebih sering digunakan sebagai
penambah untuk diesel petroleum. Bahan bakar nabati bioetanol dan biodiesel
merupakan dua kandidat kuat pengganti bensin dan solar yang selama ini
digunakan sebagai bahan bakar mesin Diesel. Pemerintah Indonesia telah
mencanangkan pengembangan dan implementasi dua macam bahan bakar
tersebut, bukan hanya untuk menanggulangi krisis energi yang mendera
bangsa namun juga sebagai salah satu solusi kebangkitan ekonomi
masyarakat.

2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percoban ini adalah:

a) Mempersiapkan bahan yang akan digunakan sebagai bahan baku


biodiesel dari beberapa jenis minyak nabati dengan melakukan uji
angka asam lemak bebas dan reaksi esterifikasi
b) Melakukan reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan biodisel
c) Melakukan proses pemisahan dan pemurnian biodiesel
d) Menguji kualitas biodiesel yang dihasilkan
e) Melakukan pemisahan hasil samping reaksi transesterifikasi yaitu
gliserol dan sisa metanol
3. Alat dan Bahan

BAHAN – BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Bahan – bahan yang digunakan untuk analisa asam lemak bebas (FFA )
 Minyak : 20 gram
 Metanol 99% : 50 ml
 KOH 0.1 N
 Indikator PP
b. Bahan – bahan yang digunakan untuk reaksi esterifikasi :
 Minyak : 500 gram
 Metanol : 2.25 gram untuksettiap gram asamlemak beBas
 Asamsulfat : 0.05 gram untuksetiap gram asamlemakbebas
c. Bahan-bahan yang digunakan untuk reaksi transesterifikasi :
 Minyak / trigliserida : 500 gram
 Metanol (CH3OH) 98% : 10% berat minyak
 Kalium Hidroksida (KOH) : 0.05 – 2% berat minyak

ALAT YANG DIGUNAKAN


a. Termometer
b. Beaker glass
c. Erlenmeyer
d. Gelas ukur
e. Labu ukur
f. Labu leher tiga
g. Gelas arloji
h. Stopwatch
i. Timbangan
j. Batang pengaduk
k. Pipet volume
l. Motor pengaduk
m. Piknometer
n. Waterbath
o. Seperangkat alat titrasi (Buret + statif)
p. Corong pisah
q. Botol Semprot

4. Skema Kerja

Mengukur densitas minyak

Minyak Curah Minyak Sawit

Mengukur densitas menggunakan


piknometer

Proses pengoperasian
Bahan Baku dengan
Methanol H2SO4
kadar FFA >2%

Pemanasan Pencampuran
Esterifikasi
Methanol KOH (0,5-2%)
(6:1)
Separasi
Pencampuran

Methanol Ester

Transesterifikasi

60oC, 600 rpm

Pemisahan

Gliserol Crude FAME

Purifikasi

Biodiesel (FAME)

Analisis biodiesel

(viskositas, densitas, flash point, cetane


index
5. Hasil Percobaan

Hasil percobaan pada tanggal 09-10-2018

JUMLAH
NO BAHAN SATUAN MINYAK MINYAK
SAWIT RANDU
FFA
1 Minyak gram 20,02 20,21
2 Methanol ml 50 50
3 NaOH ml 0,5 8,2

% FFA 0,05 1,14


Trans-esterifikasi
1 Minyak gram 249,896 250,07
2 Methanol gram 2,5 2,5
3 NaOH gram 2,5 2,5

UjiBahan (Viscositas)pada 40℃


1 mm2/s 9,8496 60,3288
UjiBahan (Densitas)
1 g/ml 0,893 0,888
6. Pembahasan

Biodiesel secara umum didefinisikan sebagai ester monoalkil dari minyak


tanaman dan lemak hewan. Minyak yang berasal dari tumbuhan dan lemak hewan
serta turunannya mempunyai kemungkinan sebagai pengganti bahan bakar diesel
(Srivastava dan Prasad, 2000).
Minyak sawit mentah (KELAPA SAWIT) dari buah sawit telah
menghasilkan sekitar 180 kg per ton tandan buah segar (TBS) (H-Kittikun et al.,
2000). Pada tahun 2007, tingkat produksi TBS dari hampir 6,4 juta ton per tahun
secara teori dapat digunakan untuk memproduksi 1,15 juta ton minyak sawit per
tahun (OAE, 2009).
Biodiesel dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak
dengan alkohol. Gugus alkil dalam alkohol akan menggantikan gugus hidroksil
pada struktur ester minyak dengan dibantu katalis. NaOH dan KOH adalah katalis
yang umum digunakan. Alkohol yang dapat digunakan antara lain metanol,
etanol, propanol, butanol dan amil alkohol (Ma dan Hanna, 1999; Pramanik,
2003).

Pada percobaan ini, dilakukan percobaan pembuatan biodiesel dengan dua


variabel yaitu menggunakan minyak kelapa sawit dan minyak randu.

Kedua minyak tersebut dilakukan uji %FFA terlebih dahulu guna mencari
pembuktian bila hasil %FFA kurang dari 2% maka tidak akan dilakukan proses
esterifikasi. Reaksi yang dihasilkan dari transesterifikasi ini dari minyak dengan
alkohol untuk membentuk suatu produk utama yaitu ester dan produk sampingnya
gliserol.

Pada penentuan kadar FFA yang bertindak sebagai titran adalah larutan
NaOH dengan konsentrasi 0,1N. Langkah pertama yang dilakukan ialah
mengambil sampel kedua minyak tersebut dengan volume 20 mL dan
ditambahkan 50 mL methanol panas bersuhu 40oC dan kemudian diberi indikator
PP sebanyak 3 tetes untuk di titrasi lebih lanjut.
Telah didapat hasil campuran minyak sawit dan metanol membutuhkan
NaOH sebanyak 0,5 mL sedangkan untuk campuran minyak randu dan metanol
sebanyak 8,2 mL NaOH.

Berdasarkan hasil uji %FFA ini minyak kelapa sawit memiliki kadar FFA
sebesar 0,05% artinya kadar lemak bebas kurang dari 2% sehingga minyak
tersebut berkualitas tinggi begitu juga dengan uji %FFA terhadap minyak randu
yang menghasilkan FFA sebesar 1,14%, maka dari uji FFA terhadap kedua
minyak tersebut tidak diharuskan untuk menjalankan proses esterifikasi melainkan
menggunakan proses transesterifikasi.

Pada proses transesterifikasi dibutuhkan sampel variabel minyak kelapa


sawit sebanyak 249,896 gram dan untuk minyak randu sebanyak 250,07 gram,
lalu ditambahkan katalis NaOH berupa padatan dengan jumlah 2,5 gram untuk
kedua minyak tersebut. Kemudian ditambahkannya metanol pada sampel minyak
sawit sebanyak 2,5 gram begitu pula untuk minyak randu. Sehingga didapat mol
dari metanol dengan perbandingan 3:1 yaitu 119,7504 untuk minyak kelapa sawit
dan 85,5936 untuk minyak randu.

Mencampurkan katalis NaOH dengan metanol dulu pada setiap sampel


pada saat suhu metanol 40oC dan dilakukan pengadukan sampel minyak yang
telah dipanaskan sampai suhu 60oC, selanjutnya sampel tersebut dicampur dengan
NaOH sebagai katalis dan di aduk selama 60 menit dalam waterbath.

Sampel kedua minyak tersebut dimasukkan ke dalam dua corong pemisah


yang berbeda dan di kocok. Agar pemisahan terjadi sempurna maka di diamkan
selama 24 hingga 48 jam.

Setelah sampel minyak telah terpisah menjadi dua lapisan yang terdiri dari
gliserol dan metilester, untuk hasil pemisahan pada minyak kelapa sawit yaitu
gliserol berada pada bagian bawah dan berwarna kuning pucat sedangkan pada
minyak randu gliserol berwarna kuning muda sedikit pucat, kemudian lapisan
metil ester dipisah dan di cuci menggunakan air panas bersuhu 90oC sebanyak 4
kali pencucian. Hasil metil ester dari minyak randu adalah berwarna kuning madu.
Setelah proses pencucian, dilakukan tahap selanjutnya menghilangkan kadar air
dalam biodiesel tersebut dengan cara di panaskan tepatnya di atas hotplate hingga
biodiesel tersebut tidak mengeluarkan gelembung gelembung lagi.

Untuk menganalisa hasil dari biodiesel dilakukan sebuah uji viskositas


juga densitas, hasil dari viskositas biodiesel sampel minyak sawit sebesar 9,8496
mm2/s dan viskositas biodiesel minyak randu sebesar 60,3288 mm2/s dan densitas
dari minyak sawit yaitu 0,893 g/mL dan minyak randu sebesar 0,888 g/mL
7. Perhitungan

𝑉 𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝑀 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘


1. %FFA = 𝑥 1000%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
0,5 𝑥 0,1 𝑥 200,32
 %FFA Minyak Sawit = 𝑥 100% = 0,05%
20 𝑥 1000
8,2 𝑥 0,1 𝑥 280,45
 %FFA Minyak Curah = 𝑥 100% = 1,14%
20 𝑥 1000

2. Viscositas
 Minyak Sawit : C mm2/s (pada alat viscometer) x t rata-rata(s)
t1 = 95 s t rata-rata = 96 s
t2 = 97 s
𝑚𝑚2 𝑚𝑚2
Viscositas minyak sawit = 0,1026 𝑥 96 𝑠 = 9,8496
𝑠 𝑠

 Minyak Randu : C mm2/s (pada alat viscometer) x t rata-rata (s)


t1 = 548 s t rata-rata = 588 s
t2 = 628 s
𝑚𝑚2 𝑚𝑚2
Viscositas minyak randu = 0,1026 𝑥 588 𝑠 = 60,3288
𝑠 𝑠

3. Densitas
mpikno kosong = 32,646 gram mminyak sawit 21,9599 gram
mpikno + sawit = 54,006 gram
𝑚
 Minyak Sawit : ρ = 𝑣
21,9599 𝑔 𝑔𝑟𝑎𝑚
 ρ= = 0,893
24,58 𝑚𝐿 𝑚𝑙

 Minyak Randu

mpikno kosong = 32,646 gram m minyak randu = 21,8469 gram


mpikno + curah = 54,493 gram
21,8469 𝑔
 ρ= = 0,888 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
24,58 𝑚𝐿
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan di atas bahwa pemisahan yakni
gliserol dan metil ester
Untuk biodiesel sampel minyak kelapa sawit di dapat hasil :
 Viskositas : 9,8496 mm2/s
 Densitas : 0,893 g/mL
Untuk biodiesel sampel minyak randu didapat hasil :
 Viskositas : 60,3288 mm2/s
 Densitas : 0,888 g/mL
9. Lampiran

Gambar 9.1 pada saat uji viskositas Gambar 9.2 proses pencucian
Minyak randu

Gambar 9.3 Perebusan Aquadest Gambar 9.4 pemanasan metanol


Untuk proses pencucian
10. Daftar Pustaka

 Susila Arita.R., Attaso.K, danRangga Septian. 2013. Pembuatan


Biodiesel Dari Minyak Kelapa Sawit Dengan Katalis Cao Disinari
Dengan Gelombang Mikro .Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19.
Hal 45. jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/download/158/157
 Kembaryanti ,PutriSri , Supranto, Sudiyo,Rahman. 2012. Studi
Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa (Coconut Oil) dengan
Bantuan Gelombang Ultrasonik .JurnalRekayasa Proses No.1, Vol.6,
Hal 21. https://jurnal.ugm.ac.id/jrekpros/article/view/2453
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27227/Cha
pter%20II.pdf
Malang, 16-Oktober-2018
Mengetahui

M. Agung Indra I.,S.T M.T

Anda mungkin juga menyukai