Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA

ALAT KRISTALISASI

DOSEN PENGAMPU:
Ir. Dwi Hery Astuti, M.T

DISUSUN OLEH:

1. M.Rifqy Zamzani 20031010143


2. Fadiatul Rachmawati 20031010152
3. Maria Tania Sagala 20031010159
4. Yuried Diilan R 20031010171
5. Wiwin Nopiyanti 20031010173

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan yang maha Esa dan kami berhasil menyelesaikan
makalah kami tentang alat filtasi untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat Industri
Kimia. Kami tidak lupa untuk berterimakasih kepada Bu Ir. Dwi Hery Astuti M.T
atas bimbingannya dan kepada kedua orang tua kami yang selalu menyediakan
fasilitas dan akhirnya makalah ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang pembahasan alat alat filttrasi dalam industry, jenis-
jenis alat filtrrasi dan cara kerja dari alat filtrasi itu sendiri.oleh karena itu, kami
berharap bahwa para pembaca makalah ini bisa memahami alat filtrasi lebih jauh.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan,
baik dari isi materi ,pengeditan,dan kata-kata yang kurang dapat dipahami.oleh
karena itu, kritik dan saran para pembaca maupun dari semua pihak yang
membangun sangat kami terima dengan senang hati, agar kami bisa membuat
makalah yang lebih baik di hari yang akan datang. Sekian

Surabaya, 29 Sepetember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
I.3 Manfaat ..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
II.1 Pengertian Kristalisasi .............................................................................. 2
II.2 Prinsip Kristalisasi .................................................................................... 2
II.3 Macam Macam Kristalisasi ...................................................................... 3
II.4 Jenis Jenis Kristalisator Dan Cara Kerja .................................................. 4
II.5 Faktor yang Mempengaruhi Kristalisasi ................................................ 18
II.6 Faktor yang Mempercepat Kristalisasi ................................................... 18
II.7 Aplikasi Alat Kristalisasi di Industri ...................................................... 19
II.8 Kelebihan dan Kekurangan Alat Filtrasi ................................................ 20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 21
III.1 Kesimpulan ................................................................................................ 21
III.2 Saran .......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam dunia industry banyak sekali proses yang dilakukan untuk mengubah
bahan mentah menjadi bahan yang lebih berharga. Salah satu proses yang dilakukan
adalah kristalisasi. Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu kristal dari
solute dalam larutan dengan konsentrasi yang diinginkan. Kristalisasi dapat terjadi
pembentukan partikel-partikel padat dalam uap seperti pada pertumbuhan salju
sebagai pembekuan lelehan cair. Macam macam kristalisasi ada 5 yaitu kristalisasi
penguapan, kristalisasi pendinginan, kristilisasi pemanasan dan pendinginan,
penambahan bahan,dan reaksi kimia.
Alat yang dibuat untuk mengkristalisasi suatu produk adalah kristallizer atau
kristalisator. Klistarisator sendiri banyak jenisnya dan sering sekali digunakan di
berbagai industri, seperti industri tebu untuk mengubah cairan tebu menjadi kristal,
di industry kaca dan masih banyak lagi. Oleh karena alat kristalisator sangat
aplikatif dalam dunia industry, para mahasiswa teknik kimia harus mengetahui cara
penggunaan alat kristalisator tersebut. Oleh karena itu, kami membuat makalah
tentang kristalisator agar para mahasiswa teknik kimia bisa mengetahui cara kerja
alat kristalisasi.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara kerja alat kristalisasi
2. Untuk mengetahui jenis jenis alat kristalisasi di industry
3. Untuk mengetahui aplikasi alat kristalisasi di dunia industri
I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui cara kerja alat kristalisasi
2. Agar dapat mengetahui jenis jenis alat kristalisasi
3. Agar dapat mengetahu aplikasi dari alat kristalisasi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Kristalisasi
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu Kristal dari solute dalam
larutan toleransinya. Kristalisasi dapat terjadi pembentukan partikel-partikel padat
dalam uap seperti pada pertumbuhan salju sebagai pembekuan lelehan cair.
Sebagaimana dalam pembentukan Kristal dari larutan cair atau pembentukan kristal
tunggal yang besar. Kristalisasi dapat dilakukan dengan pendinginan, penguapan,
dan penambahan solvent bahan kimia.
Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran tertentu dari larutan multi
komponen sehingga didapat produk dalam bentuk kristal. Kristalisasi dapat juga
dipakai sebagai salah satu cara pemurnian karena lebih ekonomis. Operasi
kristalisasi terbagi menjadi:
1. Membuat larutan supersaturasi (lewat jenuh)
2. Pembuatan inti Kristal
3. Pertumbuhan Kristal
Alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator. Alat ini
digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri, alat-alat yang
digunakan dalam proses kristalisasi sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat-
sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi. Disamping itu
juga karena kristalisasi dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda-beda (pemisahan
bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk).

II.2 Prinsip Kristalisasi


Pemisahan dengan teknik kristalisasi ini, didasari atas pelepasan pelarut dari
zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk
kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair
yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk
hingga 100%.

2
II.3 Macam Kristalisasim Maca
Kristalisasi ada lima macam, yaitu :
1. Kristalisasi penguapan
Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan
terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih pelarut.
2. Kristalisasi pendinginan
Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan. Pada
saat suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih tinggi
akan membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga
keduanya dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun
bersama pelarut sebagai filtrat, sedangkan zat padat tetap tinggal di atas
saringan sebagai residu.
3. Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode diatas. Larutan panas
yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian
pelarut menguap, panas penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga
larutan menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini disebut kristalisasi
vakum.
4. Penambahan bahan (zat) lain
Untuk pemisahan bahan organik dari larutan seringkali ditambahkan suatu
garam. Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan
sehinga terjadi desakan dan membuat bahan padat menjadi terkristalisasi.
5. Reaksi Kimia
Pembentukan kristal dapat juga terjadi bila suatu larutan telah melampaui
titik jenuhnya. Titik jenuh larutan adalah suatu titik ketika penambahan
partikel terlarut sudah tidak dapat menyebabkan partikel tersebut melarut,
sehingga terbentuk larutan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang
mengandung jumlah maksimum partikel terlarut pada suatu larutan pada
suhu tertentu. Contohnya adalah NaCl ketika mencapai titik jenuh maka
akan terbentuk kristal. Berkurangnya air karena penguapan, menyebabkan

3
larutan melewati titik jenuh dan mempercepat terbentuknya
kristal.(ekasari,2018)
II.4 Jenis Jenis Kristalisator Dan Cara Kerja
Jenis Kristalisator atau Crystallizer didasarkan pada prosesnya, yaitu:
A.) Jenis Crystallizer dengan Circulating Magma
B.) Forced Circulating Liquid Evaporator Cyrstallizer
Cyrstallizer jenis ini menggabungkan proses antara proses pendinginan dan
penguapan (evaporasi). Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai keadaan
yang supersaturasi (supersaturated) atau keadaan dimana larutan lewat jenuh.

Gambar 1. Forced Circulating Liquid Evaporator


Pada gambar diatas terlihat bahwa umpan berupa larutan induk terlebih
dahulu dilewatkan melalui sebuah Heat Exchangers untuk dipanaskan. Heat
exchangers tersebut berada didalam evaporator. Didalam evaporator terjadi
flash evaporation yaitu, terjadi pengurangan jumlah atau kandungan pelarut
dan terjadi peningkatan kosentrasi zat terlarut. Dimana pada saat itu juga,
keadaan zat terlarut sudah lewat jenuh atau supersaturasi. Larutan yang sudah
berada pada keadaan lewat jenuh tersebut dialirkan menuju badan crystallizer
untuk diperoleh padatan berupa kristal. Dimana pada badan crystallizer
terdapat mekanisme kristalisasi yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal. Produk
kristal dapat diambil sebagai hasil pada bagian bawah crystallizer, namun tidak
semua proses berjalan sempurna atau dengan kata lain tidak semua cairan induk
berubah menjadi padatan kristal. Karena itu ada proses pengembalian kembali
hasil pipa sirkulasi (circulating pipe) atau proses recycle hasil kristaliasi.

4
Terlihat bahwa umpan dan campuran umpan dengan hasil yang
masih belum padatan, dialirkan dengan paksa atau forced circulation, serta
adanya Heat Exchangers dapat membuat kenaikan titik didih yang
sempurna. Kenaikan titik didih pada Heat Exchangers pada Evaporator
untuk dapat membuat larutan menjadi lewat jenuh berkisar antara 3 – 100F
untuk sekali lewat. Bila kenaikan titid didih yang diharapkan untuk
mendapatkan kristal yang baik tidak sesuai, maka dapat digunakan
beberapa evaporator untuk menaikan titik didih, dimana kosentrasi zat
terlarut akan meningkat juga. Karena mengalir secara paksa menggunakan
pompa, maka kecepatan aliran cukup tinggi, sehingga akan mengakibatkan
ketinggian permukaan larutan pada crystallizer tidak tetap atau naik turun.
Umumnya crystallizer jenis ini dibangun dengan diameter 2 feet atau pada
skala industri sekitar 4 feet atau lebih
2. Draft Tube Baffle (DTB) Cyrstallizer
Pada crystallizer jenis ini, terdapat keunggulan dimana pada
badan crytallizer terdapat pola atau sirkulasi untuk mekanisme
kristalisasi. Diantaranya ialah draft tube, draft tube akan memisahkan
antara cairan induk dengan kristal yang akan terbentuk, yang
dilengakapi dengan pengaduk yang bergerak lambat. Pengaduk
tersebut ada dimaksudkan untuk membuat cairan induk dapat
bernukleasi dengan cepat, karena dengan pengadukan reaksi akan
berjalan cepat.

Gambar 2. Draft Tube Baffle (DTB) Cyrstallizer

5
Terlihat pada gambar diatas bahwa umpan masuk melalui Heat
Exchangers untuk proses pemanasan, karena terdapat pengaduk yang
diletakkan pada poros badan atau tangki crystallizer maka cairan induk
akan tertarik menuju daerah pengaduk yang menuju kearah atas, lalu
bersikulasi turun kebawah bila hasilnya sudah berupa kristal. Namun bila
tidak akan dikembalikan menuju Heat Exchangers kembali melalui pipa
sirkulasi. Karena masuk ke HE maka akan terjadi kenaikan titik didih
sekitar 1- 20F. Terjadi pemisahan antara cairan induk dan kristal pada draft
tube ialah karena adanya perbedaan massa jenis, dimana massa jenis
kristal akan lebih besar dila dibandingkan dengan cairan induk, oleh
karena itu adanya gaya gravitasi mengakibatkan kristal tersebut akan turun
kebawah dan diambil sebagai produk. Produk kristal memiliki ukuran
sekitar 6 – 20 mesh untuk padatan KCl, (NH4)2SO4, dan (NH4)H2PO4
3. Draft Tube Crystallizer
Jenis Crystallizer ini tidak jauh berbeda dengan DTB
Crystallizer, hanya saja pada jenis ini tidak ada baffle atau penyekat
antara draft tube dengan badan crystallizer. Namun kelemahan dari
Crystallizer jenis ini kenaikan titik didih atau untuk dapat membuat
larutan menjadi lewat jenuh agak sulit, karena jenis ini beroperasi
dengan lambat dan panjang, namun akan didapatkan hasil atau magma
yang cukup banyak.

4. Forced Circulation Baffle Surface Cooled CrystallizerCrystallizer


Jenis ini menggunkan prinsip sirkulasi cairan atau larutan induk,
dimana umpan maupun hasil kristaliasi akan masuk kedalam Sheell and
Tube Heat Exchangers untuk didinginkan. Perbedaan dengan
jenis crystallizer lainnya ialah karena pada saat
dibadan crystallizer terbentuk campuran kristal dan cairan induk, maka
akan terjadi tumbukan antara cairan dengan kristal sehingga suhu
campuran akan meningkat, untuk mendinginkannya diperlukan medium

6
pendingin. Crystallizer ini mneggunakan prinsip pendinginan, karena
kristalisasi dapat terjadi melalui pembekuan (solidification).

Gambar 3. Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer


Terlihat pada gambar diatas, umpan dan recylce kristalisasi
bersama-sama masuk kedalam medium pendingin. Namun ada
kelemahannya yaitu, panjang untuk pertukaran panas pada HE dan
kecepatan umpan serta recycle kristalisasi sangat di perhitungkan, sebab
jika terjadi kesalahan penurunan suhu untuk dapat melakukan kristalisasi
pada proses pendinginan tidak berlangsung secara optimal.
Oleh karena itu, pompa untuk sirkuasi sangat dikontrol dengan baik,
karena pompa itulah yang menciptakan laju alir disamping bukaan valve.
Adanya pompa menyebabkan cairan induk akan mengalir secara turbulen
baik didalam HE maupun didalam badan Crystalizer, maka akan terjadi
sering tumbukan untuk menghasilkan kristal, dimana terdapat sekat antara
saluran Head HE dengan ujung keluaran cairan induk. Bila kristal sudah
terbentuk pada cairan induk yang sudah lewat jenuh, maka kristal akan
turun karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis. Kristal
dari Crystallizer jenis ini berukuran besar antara 30 – 100 mesh.
5. OSLO Evaporative Crystallizer
Crystallizer ini dirancang berdasarkan adanya perbedaan suspensi
yang mulai terbentuk pada chamber of suspension. Dimana terdapat HE

7
eksternal yang bertujuan untuk membuat keadaan lewat jenuh pada suhu
supersaturasinya.

Gambar 4. OSLO Evaporative Crystallizer


Terlihat pada gambar, bahwa umpan masuk pada G, karena dipompa
umpan akan bergerak secara paksa, masuk kedalam evaporator yang
terdapat HE, cairan umpan tersebut masuk kedalam B. Sebelum masuk ke
B, pada bagian A cairan induk yang panas akan bercampur dengan panas
penguapan pada bagian B. Laju penguapan tersebut harus dikontrol antara
kerja pompa untuk mengalirkan cairan induk dengan perubahan panas
campuran tersebut.
Pada bagian B terjadi proses pencampuran antara keadaan
supersaturasi dengan kedaan penguapan, maka sering timbul scale atau
kerak garam, sehingga akan mengganggu proses sirkulasi dari aliran
tersebut. Sering kali diberikan bibit kristal pada bibit kristal untuk
mempercepat pembentukan kristal-kristal yang kita harapkan.
6. OSLO Surface Cooled Crystallizer
Tidak jauh berbeda dengan OSLO Evaporative Crystallizer, hanya
saja cairan induk didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk
kedalam crystallizer. Lainnya sama dengan jenis crystallizer OSLO EC.

8
Gambar 5. OSLO Surface Cooled Crystallizer
7. Vacuum Pan Crystallizer
Jenis crystallizer ini banyak digunakan pada industri gula. Proses
kristalisasi gula terjadi didalam suatu pan masak yang prosesnya kerjanya
dilakukan pasa keadaan vakum (hampa udara). Disamping itu proses
kristalisasi dapat dilakukan baik dengan single effect maupun multiple
effect. Kondisi vakum dimaksudkan agar nira yang diperoleh tidak rusak.
Nira yang digunakan ialah nira yang kental yang merupakan bahan baku
proses kristalisasi. Dalam kristalisasi kadar kotoran dan air pada nira
kental akan dihilangkan.

9
Gambar 6. Vacuum Pan Crystallizer
Pada nira kental masih terkandung kotoran sekitar 15-20% zat terlarut, sedangka
kadar airnya sekitar 35-40% (dengan Brix 60-65). Sebelum dilakukan kristalisasi
dalam pan masak, nira pekat terlebih dahulu dialirkan gas SO2 untuk proses
bleaching dan untuk menurunkan viskositas masakan nira. Langkah pertama dari
proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk diuapkan airnya
sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus-menerus
koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan
terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit yaitu
dengan memasukkan bibit gula kedalam gula kedalam pan masak kemudian
melakukan proses pembesaran kristal. Pada proses masak ini kondisi kristal harus
dijaga jangan sampai larut kembali ataupun tidak beraturan.

10
A. Jenis Crystallizer Tanpa Circulating Magma
1. Jacketed Pipe Scraped Crystallizer
Crystallizer jenis ini berbentuk balok yang panjang yang didalamnya
terdapat piringan yang berlekuk-lekuk yang dapat berputar karena adanya
poros atau pulley pada ujungnya.

Gambar 1. Jacketed Pipe Scraped Crystallizer


Umumnya dibuat dari dengan pipa dalam 6 – 12 inchi sebagai
diameter dan panjangnya sekitar 20 – 40 feet, yang disusun seri dalam
sambungan dengan 3 buah atau lebih. Piringan yang berlekuk tersebut
dinamakan dengan Scraper Blades yang berputar dengan kecepatan 15
sampai 30 rpm. Suhu operasi yang dapat dijalankan sekitar -75 sampai
1000F. Dan dapat juga digunakan pada cairan yang memiliki viskositas
lebih dari 10000 cp. Prinsip kerjanya ialah plug flow, dimana cairan induk
masuk dari bagian atas samping kanan, lama kelamaan akan membentuk
kristal didalam pipa tersebut dan kristal akan mengendap dibawah dan
menempel didinding pipa, yang nantinya scaper blades akan mengambil
kristal-kristal tersebut. Ukuran kristal yang dihasilkan akan seragam,
umumnya besar-besar. Namun, pertumbuhan untuk kristal sangat kecil, hal
ini disebabkan jarak antar sambungan seri yang terdapat scraper
blades mungkin terlalu jauh. Kapasitas yang ditentukan oleh koefisien
perpindahan panas sebesar 10 -25 Btu/hr ft2 0F umunya dapat tercapai.
Namun untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan panas yang lebih
tinggi, kita dapat mengubah bentuk dari scraper blades maupun
pergerakannya.

11
2. Scraped Surface Crystallizer
Contoh crystallizer jenis ini ialah tipe Swenson-Walker cystallizer.
Berupa saluran pipa yang dilapisi dengan jacket pendingin. Jenis ini
berupa saluran denagn ukuran 24 inchi untuk lebar, panjang 10 feet, tinggi
26 inchi. Terdiri dari 4 atau lebih gabungan crystallizer. Seperti
jenis crystallizer yang sebelumnya, bahwa kapasitasnya sangat
dipengaruhi oleh koefisien perpindahan panas sekitar 10 -25 Btu/hr ft2 0F
dengan luas penampang yang sediakan 3 ft2/ft panjangnya. Untuk 40 ft
panjangnya dapat menghasilkan 15 ton/hari trisodium pospat dan untuk 50
ft panjangnya dapat menghasilkan 8 ton/hari garam Glaubers.

Gambar 2. Scraped Surface Crystallizer


Kristal yang terbentuk akan menempel didinding pipa tersebut akan
diambil dengan scraper blades lalu akan dikeluarkan pada salah satu
ujungnya. Dimana scraper blades digerakkan oleh pulley pada salah satu
ujungnya.
3. Batch Stirred Tank With Internal Cooling Coil
Crystallizer jenis ini dapat divariasikan terutama pada bagian
badan crystallizer yang dapat digunakan pengaduk atau tanpa pengaduk.
Umumnya bila dilengkapi dengan pengaduk waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan kristal akan lebih cepat bila dibandingkan dengan tanpa
pengaduk. Koefisien perpidaan panas yang terjadi sebesar 50 -200 Btu/hr

12
ft2 0F, namun perbedaan temperature yang diperbolehkan untuk
mendapatkan keadaan lewat jenuh ialah sebesar 5 – 100F.

Gambar 3. Batch Stirred Crystallizer Tank with Internal Cooling


Jenis crystallizer ini termasuk jenis yang batch, artinya tidak ada
alitan keluar setiap waktunya. Tangki crystallizer diisi lalu diambil
hasilnya pada waktu tertentu. Jenis ini dapat digunakan untuk proses
yang continous dengan dilengkapi pengaduk. Umumnya jenis ini memiliki
tutup yang berbentuk torispherical dimana umpan atau cairan induk
masuk dari atas dan masuk kedalam tangki untuk didinginkan. Medium
pendingin digunakan koil yang berada didalam
tangki crystallizer tersebut, sehingga efisiensi perpindahan panas cukup
tinggi. Karena kontak antar cairan dengan medium pendingin cukup luas.
Disamping itu, bila digunakan pengaduk pembentuk kristal terutama pada
secondary nucleation akan lebih besar bila dibandingkan dengan tanpa
pengaduk.
4. Direct Contact Refrigeration Crystallizer
Seperti pada beberapa aplikasi pendinginan air laut menjadi es pada
suhu yang rendah dengan menggunakan refrigerant merupakan solusi
yang ekonomis. Umunya bila kita ingin menciptakan permukaan yang
dingin atau cukup dingin pada sebuah HE agak sulit karena perbedaan
temperaturnya harus sangat kecil (dibawah 30F), sehingga HE didesain
dengan sebaik-baiknya terutama luas permukaannya yang dapat

13
memindahkan sejumlah panas yang kita inginkan. Apalagi bila cairannya
cukup kental, agak sulit untuk mencipatkan perbedaan suhu yang sangat
kecil tersebut. Untuk mengatasinya dapat digunakan bahan pendingin
yaitu zat refrigerant.

Gambar 4. Direct Contact Refrigeration Crystallizer


Prinsip kerja dari crystallizer jenis ini ialah dengan adanya
pendinginan dari refrigerant yang digunakan. Umpan berupa cairan induk
dimasukkan kebadan crystallizer dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu
yang refrigerant (suhu cair refrigerant minus). Karena titik didih
dari refrigerant sangat kecil atau jauh dibawah suhu cairan induk, maka
ada perpindahan panas dari cairan induk menuju refrigerant, dimana akan
mengakibatkan suhu refrigerant akan naik dan menguap untuk
mendinginkan cairan induk, sampai cairan induk berada pada keadaan
lewat jenuhnya. Penggunaan refrigerant ini medium pendingin sangatlah
efektif, karena apabila digunakan HE dengan media refrigerant sebagai
pendingin, perbedaan suhu yang dihasilkan akan sangat kecil, ditambah
dengan resiko-resiko lain dari sifat refrigerant itu sendiri. Didalam badan
crystallizer antara refrigerant dan cairan induk akan berkontak, namun
sifat dari refrigerant yang immiscible, tidak akan membuat mereka

14
bercampur. Contoh dari jenis crystallizer ini pada proses pembuatan
kristal Calcium Chloride dengan refrigerant freon atau propane dan
pembuatan kristal p-xylene dengan refrigerant propane.
5. Twinned Crystallizer
Jenis crystallizer ini sebenarnya berbentuk tangki yang didalamnya
terdapat dua pengaduk yang dipisahkan oleh sekat atau baffle. Pada tiap
pengaduk terdapat medium pemanas dimana yang salah satunya berkerja
pada suhu saturasi, sedangkan satunya bekerja pada suhu supersaturasi
atau lewat jenuh. Namun bila suhu operasi pada crystallizer ini sama pada
kedua medium pemanas, umumnya akan didapatkan keseragaan ukuran.
Tetapi waktu yang diperlukan akan lebih lama, walaupun terdapat dua
pengaduk dalam satu tangki tersebut.

Gambar 5. Twinned Crystallizer


Sesuai dengan namanya bahwa seolah-olah terdapat dua macam
jenis crystallizer yang beroperasi pada suhu yang berbeda namun dalam
satu tangki crystallizer (gambar 5). Terlihat bahwa umpan masuk dari
sebelah kanan atas, karena adanya pergerakan pengaduk, cairan induk
bersikulasi, disamping bersikulasi karena adanya sekat antara kedua
pengaduk tersebut. Bila kita melihat jenis alirannya, sudah pasti cukup
turbulen, sebab cairan bersikulasi cukup panjang
didalam crystallizer tersebut. Semakin cepat gerakan pengaduk dan
semakin tinggi perbedaan suhu yang ditukarkan, maka semakin cepat dan
baik kristal yang didapatkan. Produk berupa kristal dapat diambil pada

15
bagian bawah crystallizer, karena kristal akan jatuh atau mengendap
dibawah adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis.
6. APV-Kestner Long Tube Vertical Evaporative Crystallizer

Gambar 6. APV-Kestner Long Tube Vertical Evaporative Crystallizer


Umumnya crystallizer jenis ini digunakan untuk mendapatkan
butiran-butiran atau kristal yang cukup kecil, biasanya kurang dari 0.5 mm.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan crystallizer yang lain, umpan masuk
dengan forced flow dengan pompa lalu melewati sebuah evaporator yang
didalamnya terdapat HE. Pada saat cairan induk berada pada keadaan
supersaturasi atau lewat jenuh, maka akan terbentuk kristal-kristal halus,
kristal tersebut ditampung pada salt box, cairan induk yang belum lewat
jenuh dikeluarkan, sedangkan yang berupa kristal dikelurkan produk.
Contohnya pada pembuatan kristal NaCl (garam), Na2SO4, Citric Acid.

16
7. Escher-Wyss Crystallizer

Gambar 7. Escher-Wyss Crystallizer


Crystallizer jenis ini menggunakan pengaduk yang piringannya
berganda seperti paddle, turbin six blade atau yang lainnya. Karena
pergerakan pengaduk yang cukup untuk menimbulkan keturbulensian
antara aliran didalam draft tube dan annulus. Aliran akan mengalir
kebawah melalui annulus, mengalir keatas melalui draft tube. Produk
yang didapatkan berupa suspensi-suspensi yang berbentuk
besar.(radik,2012)

17
II.5 Faktor yang Mempengaruhi Kristalisasi
1. Laju pembentukan
Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk
dalamsatuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, maka banyak sekali
kristal yang terbentuk, tetapi tak satupun akan tumbuh menjadi besar, jadi
yang terbentuk berupa partikel-partikel koloid.
2. Laju pertumbuhan Kristal
Merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk
selama pengendapan berlangsung. Jika laju tinggi kristal yang besar akan
terbentuk, laju pertumbuhan kristal juga dipengaruhi derajat lewat
jenuh.(anonim,2018)

II.6 Faktor yang Mempercepat Kristalisasi


Faktor yang memengaruhi kristalisasi adalah:
1. Derajat Lewat Jenuh
Makin tinggi derajat lewat jenuh, maka makin besar kemungkinan untuk
membentuk inti baru. Sehingga makin cepat untuk membentuk kristal.
2. Jumlah Inti yang Ada atau Luas Permukaan Total
Jika kecepatan pembentukan kristal tinggi, maka jumlah inti yang
dihasilkan ke dalam bentuk kristal akan semakin banyak. Semakin luas
permukaan total kristal, maka semakin banyak larutan yang ditempatkan
pada kisi kristal.
3. Pergerakan antara Larutan dan Kristal
Transportasi molekul atau ion dalam larutan (bahan yang akan dikristalisasi)
dalam larutan ke permukaan kristal dengan cara difusi dapat berlangsung
semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan akan semakin besar.
4. Banyaknya Pengotor
Adanya pengotor akan memperlambat kecepatan untuk membentuk kristal.
Pada metode penguapan, pembentukan kristal lebih lama dibanding dengan
metode pegendapan.
5. Kondisi lewat dingin larutan

18
Semakin dingin larutan waktu induksi (waktu yg diperlukan sampai inti
kristal terbentuk) akan semakin pendek.
6. Suhu
Penurunan suhu akan menginduksi pembentukan kristal secara cepat.
7. Sumber inti Kristal
Inti yang terbentuk pada pembentukan tipe heterogen memiliki
kecendrungan mempercepat kristalisasi
8. Viskositas
Ketika viskositas meningkat akibat menurunnya suhu dan meningkatnya
konsentrasi larutan, proses pembentukan inti kristal akan terbatasi. Hal ini
disebabkan berkurangnya pergerakan molekul pembentuk inti kristal dan
terhambatnya pindah panas sebagai energi pembetukkan inti kristal.
9. Kecepatan Pendinginan
Pendingingan yg cepat akan menghasilkan inti kristal yg lebih banyak
dibandingkan pendinginan lambat.
10. Kecepatan agitasi
Proses agitasi mampu meningkatkan laju pembentukan inti kristal. Agitasi
menyebabkan pindah massa dan pindah panas berjalan lebih
efisien.(anonim,2018)

II.7 Aplikasi Alat Kristalisasi di Industri


1. Pada Industri garam dapur yang mana menggunakan konsep kristalisasi
dalam pembuatan kristal garam.
2. Kemudian pada Industrial kaca yang mana memakai teori kristalisasi silika
untuk membentuk kaca.
3. Kemudian dalam Industri gula, dimana seperti yang dijelaskan diatas bahwa
gula pasir merupakan kristal glukosa di mana proses dalam produksinya
melibatkan sejumlah tahapan kristalisasi.(Tim quipper,2018)

19
II.8 Kelebihan dan Kekurangan Alat Filtrasi
A. kelebihan
1. Dapat diperoleh kemurnian produk Kristal dari solute yang cukup
tinggi hanya dalam satu stage/langkah operasi. Dengan design dan
operasionalisasi kristalizer yang baik, dapat diperoleh kemurnian
sampai lebih dari 99% dengan mudah.
2. Produk akhir berupa padatan kristalin yang mempunyai bentuk habit,
ukuran yang seragam sehingga meningkatkan daya tarik, kemudahan
handling, packing dan penjualan ataupun proses lanjutannya.

B. Kekurangan
1. Purifikasi multi komponen ( lebih dari satu ) dalam suatu larutan tidak
bias dilakukan dengan satu tahapan operasi.
2. Tidak memungkinkan pemisahan semua solute dari larutannya dalam
satu tahapan operasi kristalisasi, karena terbentur pada sifat kelarutan
solute itu sendiri.(isnaini,2019)

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu Kristal dari solute.operasi
kristalisasi dibagi menjadi tiga yaitu pembuat larutan supersaturasi (lewat jenuh),
Pembuatan inti kristal,Pertumbuhan Kristal. Alat untuk kristalisasi disebut juga
Crystallizer atau Kristallisator. Alat ini digunakan dalam proses kristalisasi
terutama dalam skala industri.alat-alat yang digunakan dalam proses kristalisasi
sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat bahan dan kondisi pertumbuhan
kristal yang sangat bervariasi. Disamping itu juga karena kristalisasi dilaksanakan
untuk tujuan yang berbeda-beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan, pemberian
bentuk). Pemisahan dengan teknik kristalisasi ini, didasari atas pelepasan pelarut
dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga
terbentuk kristal dari zat terlarutnya.Alat Alat Alat filtrasi sering dijumpai di
industry industry garam dapur, industri kaca,gula pasir, bubuk kopi, dan masih
banyak lagi.

III.2 Saran
1. sebaiknya agar lebih memahami mengenai kristalisasin beserta alatnya,maka
diperlukan langkah langkah cara mendesain crystallizer dengan ketentuan
sesuai dengan umpan yang dikristalkan.
2. Diharapkan mahasiswa untuk mencari penerapan mengenai proses kristalisasi
di dalam kehidupan sehari-hari untuk lebih meningkatkan pemahaman sebagai
seorang ahli teknik kimia di bidang perancangan alat kristalisasi

21
DAFTAR PUSTAKA
.
Anonim. (2018). Kristalisasi.
http://semestapikiranku.blogspot.com/2018/08/kristalisasi-a.html, diakses
pada tanggal 28 september 2021.
Donald. (1980). principles of instrumental analysis second edition. philadelphia:
saunders college.
ekasari. (2018). kristalisasi.
http://semestapikiranku.blogspot.com/2018/08/kristalisasi-a.html, diakses
pada tanggal 27 september 2021.
handojo. (1995). Teknologi Kimia. jakarta: pradnya paramita.
isnaini, n. (2019). kelebihan dan kekurangan filtrasi.
https://www.slideshare.net/nurulisnaini11/kristalisasi-1-operasi-teknik-
kimia, diakses pada tanggal 29 september 2021.
quipper. (2018). kelebihan filtrasi.
https://quipper.co.id/kristalisasi/#Penggunaan_kristalisasi, diakses pada
tanggal 29 september 2021.
radik. (2012). CRYSTALLIZER.
https://radiks.wordpress.com/2012/12/03/crystallizer-part-i/, diakses pada
tanggal 27 september 2021.

22

Anda mungkin juga menyukai