LEACHING
Ditulis Oleh :
Kelompok I
Nama Nim
Dosen Pengajar :
Yuyun Niyati,S.T.,M.T.
FAKULTAS TEKNIK
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikan,
sehingga Tugas ini bisa terselesaikan dengan baik yang merupakan salah satu
tugas dari Mata Perkuliahan Operasi Perpindahan Massa dengan judul
“LEACHING”.
Untuk itu penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah dikatakan sempurna.
Untuk itu, saya dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Leaching agents sebaiknya dapat diregenerasi agar bernilai ekonomis.
2. Leaching agents harus murah dan mudah didapat
3. Material umpan harus bebas dari mineral-mineral lempung
4. Leaching agents bersifat tidak beracun, tidak mudah terbakar dan tidak
korosif
5. Material umpan harus bersifat porous.
Tembaga adalah salah satu dari sekian banyak macam mineral kelas
menengah yang penggunaan relatif lebih banyak ketimbang logam mineral
yang lain. Sebagai contoh sederhana, tembaga identik dengan kabel, karena
tembaga adalah penghantar listrik terbaik (sampai saat ini). Seluruh alat
elektronik menggunakan kabel sebagai media penghantar listriknya. Dan
masih banyak lainnya peralatan-peralatan yang menggunakan kabel sebagai
media penghantar arus listriknya. Tembaga di alam ditemukan dalam bentuk
bijih yang bermacam-macam. Teknik leaching yang bisa digunakan untuk
tembaga.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Leaching
2. Untuk mengetahui apa saja metode-metode operasi dalam Leaching
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Leaching
4. Untuk mengetahui faktor-faktor dari peng-operasian Ektraksi Padat-Cair
5. Untuk mengetahui Peng-Aplikasian dari Leaching
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses
pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen
menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi
atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam
campuran.
3
2. Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat
menuju keluar.
3. Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.
4
a. momen dipol
b. konstanta dielektrik
c. kelarutannya dengan air
Molekul dari pelarut dengan momen dipol yang besar dan konsanta
dielektrik yang tinggi termasuk polar. Sedangkan molekul dari pelarut yang
memilki momen dipol yang kecil dan konstanta dielektrik rendah
diklasifikasikan sebagai nonpolar. Sedangkan secara operasional, pelarut
yang larut dengan air termasuk polar, sedangkan pelarut yang tidak larut
dalam air termasuk nonpolar.
Berdasarkan kepolaran pelarut, maka para ahli kimia
mengklasifikasikan pelarut ke dalam tiga kategori yaitu :
a. Pelarut Protik Polar
Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif
yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar
adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik
polar ini adalah air H2O, metanol CH3OH, dan asam asetat (CH3COOH).
c. Pelarut Nonpolar
Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta dielektrik yang
rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah
benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter
(CH3CH2OCH2CH3).
5
2.3 Metode Operasi Leaching
Dikenal 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini disajikan
uraian singkat mengenai masing-masing metoda tersebut:
a. Operasi dengan Sistem Bertahap Tunggal
Dengan metoda ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan
sekaligus, dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan
sisa. Cara ini jarang ditemukan dalam operasi industri karena perolehan
solut yang rendah.
6
c. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan
Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara
berlawanan. Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan
larutan pekat yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru.
Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi
pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-
n (n-1). Dapat dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan
didapatkannya perolehan solut yang tinggi, sehingga banyak digunakan
di dalam industri.
Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun
berderet atau dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi
(extraction battery). Didalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer
dalam setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa larutan yang
konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hamper tidak mengandung
solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru,
sedangkan larutan pekat sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu
dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.
7
2.4 Macam-macam Ekstraksi Padat-Cair
Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari
pelat ayak ke sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut disitu,
mengembunkan dalam sebuah kondenser dan segera mengalirkannya kembali
ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi. Dalam ketel destilasi
konsentrasi larutan ekstrak terus-menerus meningkat. dengan metode ini
jumlah total pelarut yang diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu
terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi
dan pelarut. Kerugiaanya adalah pemakaian banyak energi karena pelarut
harus diuapkan secara terus-menerus.
8
atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian dikondensasikan, pelarut
didinginkan dan dialirkan kembali kedalam ekstraktor dalam keadaan dingin.
Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi ekstraksi:
1. Ukuran partikel
9
2. Faktor pengaduk
3. Temperatur
4. Pelarut
Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan viskositas
yang cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya pelarut murni akan
digunakan meskipun dalam operasi ekstraksi konsentrasi dari solute akan
meningkat dan kecepatan reaksi akan melambat, karena gradien konsentrasi
akan hilang dan cairan akan semakin viskos pada umumnya (Coulson, 1955:
721). Dalam biologi dan proses pembuatan makanan, banyak produk yang
dipisahkan dari struktur alaminya menggunakan ekstraksi cair-padat. Proses
terpenting dalam pembuatan gula, leaching dari umbi-umbian dengan
produksi minyak tumbuhan, pelarut organic seperti hexane, acetone, dan
lainnya digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang kedelai, biji bunga
tumbuhan dan lain-lain. Dalam industri farmasi, banyak produk obat-obatan
diperoleh dari leaching akar tanaman, daun dan batang. Untuk produksi kopi
instan, kopi yang sudah dipanggang di leaching dengan air segar. Teh dapat
larut diproduksi dengan menggunakan pelarut air dan daun teh (Geankoplis,
1997: 724-725).
10
leaching juga dapat kita temukan pada proses logam, diantaranya
sebagai berikut:
1. Leaching Emas
2. Leaching aluminium
3. Leaching tembaga
Pada material biologi biasanya solut berada dalam sel. Sehingga proses
leaching menjadi lambat yang terhalang oleh membran sel.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi di atas dapat kita simpulkan bahwa :
Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut.
Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan
atau untuk memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan
terkontaminasi, seperti pigmen.
Metode Operasi Leaching, antara lain :
Operasi dengan sistem bertahap tunggal
Operasi dengan sistem bertahap banyak
Operasi secara kontinu
Operasi secara Batch
Macam-macam Leaching, antara lain :
Ekstraktor Padat Cair kontinu
Ekstraktor Padar Cair tak kontinu
Selain kehidupan sehari-hari, leaching juga dapat kita temukan pada
proses logam, diantaranya sebagai berikut:
1. Leaching Emas
2. Leaching aluminium
3. Leaching tembaga
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu, : pada saat melakukan
leaching, kita harus sangat-sangat memperhatikan faktor-fakotrnya. Karena
jika tidak bisa saja menghambat proses leaching. Seperti Pengontrolan
ukuran bahan,waktu,suhu, jenis, dan jumlah pelarut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen. Jobsheet Praktikum Pilot Plant. 2010. “Leaching”. Bandung : Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Budhikarjono, Kusno, 1996, “ Diktat Kuliah Alat Industri Kimia”, edisi pertama,
pp. 99-101, Institut Sepuluh Nopember, Surabaya.
13