Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

OPERASI PERPINDAHAN MASSA

LEACHING

Ditulis Oleh :

Kelompok I

Nama Nim

Fitri Indahyani (122020006)

M Faris Alqorni (122020010)

Mela Puspita Sari (122020022)

Pratiwi Widia Astuti (122020030)

Dayang Sari (122020038)

Dosen Pengajar :

Yuyun Niyati,S.T.,M.T.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikan,
sehingga Tugas ini bisa terselesaikan dengan baik yang merupakan salah satu
tugas dari Mata Perkuliahan Operasi Perpindahan Massa dengan judul
“LEACHING”.

Dalam penyusunan Tugas ini, penyusun mengucapkan terimakasih sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya
makalah ini.

Untuk itu penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah dikatakan sempurna.
Untuk itu, saya dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Palembang, 27 November 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ekstraksi ........................................................................................... 3

2.2 Ekstraksi Padat Cair (Leaching) ....................................................... 3

2.3 Metode Operasi Leaching ................................................................. 6

2.4 Macam-Macam Ektraksi Padat-Cair (Leaching) .............................. 8

2.5 Faktor-faktor dalam Operasi Leaching ............................................. 9

2.6 Aplikasi Leaching dalam Dunia Industri .......................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leaching merupakan salah satu unit operasi yang sudah lama dipakai
dalam industri kimia. Leaching dalam industri kimia memegang peranan
penting terutama dalam satu unit pemisah.
Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses ekstraksi suatu konstituen
yang dapat larut (solute) pada suatu campuran solid dengan menggunakan
pelarut. Leaching banyak dipakai dalam berbagai industri. Pada proses
industri biologi dan makanan banyak produk dipisahkan dari struktur
alaminya dengan proses leaching. Sebagai contoh, gula dihasilkan dari
proses leaching dari tebu atau gula bit dengan menggunakan air. Dalam
produksi minyak sayur, pelarut organik seperti heksana, aseton, dan eter
digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang tanah, kacang kedelai, biji
bunga matahari, biji kapas, dan sebagainya. Pada industri farmasi, berbagai
produk farmasi yang berbeda dihasilkan dengan proses leaching akar
tanaman, daun, ataupun batang.
Selain untuk berbagai kegunaan di atas leaching juga dijumpai dalam
industri pemrosesan logam. Biasanya logam yang bermanfaat biasanya
terdapat dalam campuran dengan jumlah konstituen tak diinginkan yang
cukup besar. Leaching dipakai untuk memisahkan logam sebagai garam yang
terlarut. Misalnya garam tembaga di-leaching dari bijih yang mengandung
berbagai logam dengan menggunakan asam sulfat atau larutan amoniak.
Berdasarkan penjelasan diatas, percobaan ini dilakukan untuk membuktikan
teori dari ektraksi padat – cair.
Dalam pemrosesan Logam Leaching merupakan proses pengambilan
logam berharga secara selektif dari bijih dengan leaching agents sehingga
didapatkan suatu larutan kaya. Leaching juga bertujuan menaikan kadar dari
bijih.
Dalam melakukan leaching menurut Habashi 1982 ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu:

1
1. Leaching agents sebaiknya dapat diregenerasi agar bernilai ekonomis.
2. Leaching agents harus murah dan mudah didapat
3. Material umpan harus bebas dari mineral-mineral lempung
4. Leaching agents bersifat tidak beracun, tidak mudah terbakar dan tidak
korosif
5. Material umpan harus bersifat porous.
Tembaga adalah salah satu dari sekian banyak macam mineral kelas
menengah yang penggunaan relatif lebih banyak ketimbang logam mineral
yang lain. Sebagai contoh sederhana, tembaga identik dengan kabel, karena
tembaga adalah penghantar listrik terbaik (sampai saat ini). Seluruh alat
elektronik menggunakan kabel sebagai media penghantar listriknya. Dan
masih banyak lainnya peralatan-peralatan yang menggunakan kabel sebagai
media penghantar arus listriknya. Tembaga di alam ditemukan dalam bentuk
bijih yang bermacam-macam. Teknik leaching yang bisa digunakan untuk
tembaga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengertian dari Leaching?
2. Apa saja metode-metode operasi dalam Leaching?
3. Apa saja Jenis-jenis Leaching?
4. Apa saja faktor-faktor dalam operasi Ekstraksi?
5. Bagaimana Peng-Aplikasian Leaching di dalam Industri?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Leaching
2. Untuk mengetahui apa saja metode-metode operasi dalam Leaching
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Leaching
4. Untuk mengetahui faktor-faktor dari peng-operasian Ektraksi Padat-Cair
5. Untuk mengetahui Peng-Aplikasian dari Leaching

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses
pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen
menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi
atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam
campuran.

2.2 Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)


Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut.
Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan
atau untuk memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan
terkontaminasi, seperti pigmen. Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan
ditentukan oleh banyaknya zat yang larut, penyebarannya dalam padatan, sifat
padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut menyebar merata di dalam
padatan, material yang dekat permukaan akan pertama kali larut terlebih
dahulu. Pelarut, kemudian akan menangkap bagian pada lapisan luar sebelum
mencapai zat terlarut selanjutnya, dan proses akan menjadi lebih sulit dan laju
ekstraksi menjadi turun.
Ekstraksi Padat-Cair (Leaching) adalah proses pemisahan zat yang
dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak
dapat larut (inert) dengan menggunakan pelarut cair (solvent). Proses ini
dilakukan untuk mendapatkan bagian yang mudah terlarut karena berharga
ataupun untuk menghilangkan bagian yang kurang berharga. Pelarut akan
lebih mudah melarutkan solute yang ada pada permukaan padatan sebelum
mencapai solute selanjutnya.
Biasanya proses leaching berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:
1. Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat
pelarut meresap masuk.

3
2. Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat
menuju keluar.
3. Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.

Perpindahan massa pada operasi leaching


Laju perpindahan massa di dalam rongga-rongga partikel sukar untuk
diketahui karena sulitnya menentukan bentuk dari lorong tempat perpindahan
terjadi. Tetapi masih mungkin dilakukan untuk menentukan laju perpindahan
secara pendekatan dari partikel zat pelarut.
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat
larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini
digunakan secara teknis dalam skala besar terutama dibidang, industri bahan
alami dan makanan, misalnya untuk memperoleh
bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang untuk
keperluan farmasi
 gula dari umbi
 minyak dari biji-bijian
 kopi dari biji kopi

pelarut (solvent) Pelarut yang digunakan disesuaikan dengan zat yang


akan dilarutkan. Ada beberapa kriteria pelarut yang baik diantaranya:
1. Pelarut harus tidak reaktif (inert) terhadap kondisi reaksi.
2. Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen.
3. Pelarut harus memiliki titik didih yang tepat.
4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir dari reaksi.
Selain itu, pemilihan pelarut dapat dilihat dari kepolarannya dengan
menggunakan prinsip like dissolves like, dimana reaktan yang nonpolar akan
larut dalam pelarut nonpolar sedangkan reaktan yang polar akan larut pada
pelarut polar. Dalam hal ini juga terdapat tiga ukuran yang dapat
menunjukkan kepolaran dari suatu pelarut yaitu :

4
a. momen dipol
b. konstanta dielektrik
c. kelarutannya dengan air
Molekul dari pelarut dengan momen dipol yang besar dan konsanta
dielektrik yang tinggi termasuk polar. Sedangkan molekul dari pelarut yang
memilki momen dipol yang kecil dan konstanta dielektrik rendah
diklasifikasikan sebagai nonpolar. Sedangkan secara operasional, pelarut
yang larut dengan air termasuk polar, sedangkan pelarut yang tidak larut
dalam air termasuk nonpolar.
Berdasarkan kepolaran pelarut, maka para ahli kimia
mengklasifikasikan pelarut ke dalam tiga kategori yaitu :
a. Pelarut Protik Polar
Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif
yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar
adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik
polar ini adalah air H2O, metanol CH3OH, dan asam asetat (CH3COOH).

b. Pelarut Aprotik Dipolar


Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut
dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki ikata dipol besar.
Biasanya ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan oksigen
atau nitorgen. Contoh dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton
[(CH3)2C=O] dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).

c. Pelarut Nonpolar
Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta dielektrik yang
rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah
benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter
(CH3CH2OCH2CH3).

5
2.3 Metode Operasi Leaching
Dikenal 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini disajikan
uraian singkat mengenai masing-masing metoda tersebut:
a. Operasi dengan Sistem Bertahap Tunggal
Dengan metoda ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan
sekaligus, dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan
sisa. Cara ini jarang ditemukan dalam operasi industri karena perolehan
solut yang rendah.

b. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar atau


aliran silang.
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut
dalam tahap pertama; kemudian aliran bawah dari tahap ini dikontakkan
dengan pelarut baru pada tahap berikutnya, dan demikian seterusnya.
Larutan yang diperoleh sebagai aliran atas dapat dikumpulkan menjadi
satu seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau
ditampung secara terpisah, seperti pada sistem dengan aliran silang.

Gambar 2.1 Sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar

Gambar 2.2 Sistem bertahap banyak dengan aliran silang

6
c. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan
Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara
berlawanan. Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan
larutan pekat yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru.
Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi
pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-
n (n-1). Dapat dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan
didapatkannya perolehan solut yang tinggi, sehingga banyak digunakan
di dalam industri.

Gambar 2.3 Sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan

d. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran


berlawanan

Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun
berderet atau dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi
(extraction battery). Didalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer
dalam setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa larutan yang
konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hamper tidak mengandung
solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru,
sedangkan larutan pekat sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu
dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.

Gambar 2.4 Operasi batch bertahap empat dengan aliran berlawanan

7
2.4 Macam-macam Ekstraksi Padat-Cair

1. Ekstraktor padat-cair tak kontinu

Dalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur


beberapa kali dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan
ekstrak yang terbentuk setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan
(pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam sebuah alat yang dihubungkan
dengan ekstraktor). Proses ini tidak begitu ekonomis, digunakan misalnya di
tempat yang tidak tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia
dalam bentuk serbuk sangat halus, sehingga karena bahaya penyumbatan,
ekstraktor lain tidak mungkin digunakan.

Ekstraktor yang sebenarnya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak


yang dipasang di dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan di atas
pelat ayak horisontal. Dengan bantuan suatu distributor, pelarut dialirkan dari
atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk (diatas pelat ayak) yang dapat
dinaikturunkan. Pencampuran seringkali dapat disempurnakan atau rafinat
dapat dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor
semacam ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang tidak
terlalu halus. Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa
ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan
aliran pelarut. Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang
berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada
setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.

Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang


berisi campuran yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit. dengan
operasi ini pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan
ekstrak lebih tinggi.

Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari
pelat ayak ke sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut disitu,
mengembunkan dalam sebuah kondenser dan segera mengalirkannya kembali
ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi. Dalam ketel destilasi
konsentrasi larutan ekstrak terus-menerus meningkat. dengan metode ini
jumlah total pelarut yang diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu
terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi
dan pelarut. Kerugiaanya adalah pemakaian banyak energi karena pelarut
harus diuapkan secara terus-menerus.

Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah


bak penampung sebagai pengganti ketel destilasi. dari bak tersebut larutan
ekstrak dialirkan kedalam alat penguap vakum (misalnya alat penguap pipa

8
atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian dikondensasikan, pelarut
didinginkan dan dialirkan kembali kedalam ekstraktor dalam keadaan dingin.

2. Ekstraktor padat-cair kontinu

Cara kerja ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang


dipasang seri, tetapi pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan
berlangsung secara otomatik penuh dan terjadi dalam sebuah alat yang sama.
Oleh karena itu dapat diperoleh output yang lebih besar dengan jumlah
kerepotan yang lebih sedikit. Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar,
ekstraktor semacam itu kebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi
yang tersedia dalam kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan).
Dari beraneka ragam konstruksi alat ini, berikut akan di bahas ekstraktor
keranjang (bucket-wheel extractor) dan ekstraktor sabuk (belt extractor).

2.1 Ekstraktor keranjang

Pada ekstraktor keranjang (keranjang putar = rotary extractor), bahan


ekstraksi terus-menerus dimasukkan ke dalam sel-sel yang berbentuk jaring
(sektor) dari sebuah rotor yang berputar lambat mengelilingi poros vertikal,
Bagian bawah sel-sel ditutup oleh sebuah pelat ayak. Selama satu putaran,
bahan padat dibasahi dari arah berlawanan oleh pelarut atau larutan ekstrak
yang konsentrasinya meningkat, Pelarut atau larutan tersebut dipompa dari
sel ke sel dan disiramkan ke atas bahan padat. Akhirnya bahan dikeluarkan
dan keseluruhan proses ini berlangsung secara otomatik.

2.2 Ekstraktor sabuk

Pada ekstraktor ini, bahan ekstraksi diumpankan secara kontinu di atas


sabuk ayak yang melingkar. di sepanjang sabuk bahan dibasahi oleh pelarut
atau larutan ekstrak dengan konsentrasi yang meningkat dan arah aliran
berlawanan. Setelah itu bahan dikeluarkan dari ekstraktor.

2.5 Faktor-faktor dalam operasi Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi ekstraksi:

1. Ukuran partikel

Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran


partikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan memungkinkan
terjadi kontak secara tepat. Semakin besar partikel, maka cairan yang akan
mendifusi akan memerlukan waktu yang relative lama.

9
2. Faktor pengaduk

Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi


dalam permukaan kontak akan lebih luas terhadap pelarut. Semakin lama
waktu pengadukan berarti difusi dapat berlangsung terus dan lama
pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar dapat optimum agar
konsumsi energi tak terlalu besar. Pengaruh faktor pengadukan ini hanya ada
bila laju pelarutan memungkinkan.

3. Temperatur

Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksi akan meningkat


dengan temperatur dan akan menambah kecepatan ekstraksi.

4. Pelarut

Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan viskositas
yang cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya pelarut murni akan
digunakan meskipun dalam operasi ekstraksi konsentrasi dari solute akan
meningkat dan kecepatan reaksi akan melambat, karena gradien konsentrasi
akan hilang dan cairan akan semakin viskos pada umumnya (Coulson, 1955:
721). Dalam biologi dan proses pembuatan makanan, banyak produk yang
dipisahkan dari struktur alaminya menggunakan ekstraksi cair-padat. Proses
terpenting dalam pembuatan gula, leaching dari umbi-umbian dengan
produksi minyak tumbuhan, pelarut organic seperti hexane, acetone, dan
lainnya digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang kedelai, biji bunga
tumbuhan dan lain-lain. Dalam industri farmasi, banyak produk obat-obatan
diperoleh dari leaching akar tanaman, daun dan batang. Untuk produksi kopi
instan, kopi yang sudah dipanggang di leaching dengan air segar. Teh dapat
larut diproduksi dengan menggunakan pelarut air dan daun teh (Geankoplis,
1997: 724-725).

2.6 Aplikasi Leaching dalam dunia Industri

Aplikasi leaching dalam industri leaching banyak ditemukan pada


industri-industri, biasanya ditemukan pada industri biologi atau industri
makanan, terdapat proses yang dilakukan untuk memisahkan suatu produk
dari struktur alaminya. misalnya dari produksi gula, proses leaching
dilakukan untuk memisahkan gula dari tebu, contoh lainnya dapat kita lihat
pada produksi minyak makan pelarut yang organis seperti aseton atau eter
digunakan untuk mengekstrak Minyak dari kacang-kacangan, gula dari Tebu,
kopi dari biji-bijian, dan lain-lain.

10
leaching juga dapat kita temukan pada proses logam, diantaranya
sebagai berikut:

1. Leaching Emas

2. Leaching aluminium

3. Leaching tembaga

pengambilan garam-garam logam dari pasir besi juga disebut proses


leaching. Proses ini merupakan ekstraksi yang digabungkan dengan reaksi
kimia dalam hal ini ekstrak dengan bantuan suatu asam anorganik misalnya
dikonversikan terlebih dahulu ke dalam bentuk larut.

Pada material biologi biasanya solut berada dalam sel. Sehingga proses
leaching menjadi lambat yang terhalang oleh membran sel.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari materi di atas dapat kita simpulkan bahwa :
Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut.
Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan
atau untuk memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan
terkontaminasi, seperti pigmen.
Metode Operasi Leaching, antara lain :
 Operasi dengan sistem bertahap tunggal
 Operasi dengan sistem bertahap banyak
 Operasi secara kontinu
 Operasi secara Batch
Macam-macam Leaching, antara lain :
 Ekstraktor Padat Cair kontinu
 Ekstraktor Padar Cair tak kontinu
Selain kehidupan sehari-hari, leaching juga dapat kita temukan pada
proses logam, diantaranya sebagai berikut:
1. Leaching Emas
2. Leaching aluminium
3. Leaching tembaga

3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu, : pada saat melakukan
leaching, kita harus sangat-sangat memperhatikan faktor-fakotrnya. Karena
jika tidak bisa saja menghambat proses leaching. Seperti Pengontrolan
ukuran bahan,waktu,suhu, jenis, dan jumlah pelarut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. Jobsheet Praktikum Pilot Plant. 2010. “Leaching”. Bandung : Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Nurdiana Asri, dkk. 2016. “Leaching (Ekstraksi Padat-Cair)”.Bandung : Jurusan


Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Budhikarjono, Kusno, 1996, “ Diktat Kuliah Alat Industri Kimia”, edisi pertama,
pp. 99-101, Institut Sepuluh Nopember, Surabaya.

Setiawan, DA.2014. BAB 1 PENDAHULAN. http://eprints.undip. ac.id/45588/3/


BAB_II (Diakses pada 27 November 2022)

13

Anda mungkin juga menyukai