Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak sekali substansi biologis, komponen anorganik, maupun anorganik yang
tercampur pada suatu padatan. Untuk memisahkan unsur zat terlarut yang diinginkan
diperlukan suatu proses atau mengambil zat terlarut yang tidak diinginkan dari suatu padatan
maka diperlukan suatu cairan (pelarut)
Pada industri, proses yang digunakan untuk mengambil zat dalam suatu padatan
disebut Leaching. Leaching dilakukan dengan mengontakkan pelarut pada padatan sehingga
zat yang ingin untuk diambil dapat terlarutkan namun zat asli, atau zat yang tidak ingin
diikutkan tetap tinggal (inert). Sebenarnya Leaching hampir mirip dengan proses ekstraksi.
Oleh karena itu Leaching disebut juga ekstraksi padat-cair.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan proses Leaching?
2. Bagaimana cara preparasi bahan untuk proses Leaching ?
3. Apakah yang dimaksud Laju Leaching?
4. Apa saja tipe-tipe peralatan Leaching ?
5. Bagaimana hubungan antara kesetimbangan pada Leaching Stage tunggal ?
6. Apa yang dimaksud Counter Current Multi Stage Leaching ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Memahami proses Leaching
2. Memahami karateristik bahan untuk proses Leaching
3. Memahami tipe-tipe peralatan Leaching
4. Memahami Leaching Single Stage
5. Memahami CounterCurrent Multi Stage Leaching

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan dan Peralatan Untuk Ekstraksi Padat Cair (Leaching)


2.1 A Proses Ektraksi Padat-Cair (Leaching)
1. Pengenalan. Ekstraksi padat- cair (Leaching) adalah proses ekstraksi suatu konstituen
yang dapat larut (Solute) pada suatu campuran padatan (Solid) dengan menggunakan pelarut.
Leaching digunakan untuk memisahkan atau menghilangkan Solute yang tidak diinginkan
pada suatu komponen padatan. Dua fase akan saling berkontak dan Solute akan berdifusi dari
suatu padatan ke fase cair, Leaching dapat disebut juga pencucian.
2. Proses Leaching Untuk Komponen Biologi. Pada proses biologi dan industri makanan,
banyak produk yang akan dipisahkan dari bahan alam dengan metode ekstraksi padat-cair.
Proses yang penting seperti Leaching pada Gula dari gula tebu dengan air panas. Produksi
minyak sayur menggunakan pelarut organik seperti hexana, aceton, dan eter untuk
mengekstrak minyak dari kacang, kedelai, biji rami, kacang kastor, biji bunga matahari, biji
kapas. Pada industri obat-obatan banyak produk menggunakan ekstraksi padat-cair akar
tumbuhan, daun, batang. Untuk produksi kopi instan, dari kacang tanah panggang yaitu
Leaching dengan air.
3. Proses Leaching pada komponen organik dan anorganik. Leaching dengan kapasitas besar
yang digunakan untuk memproses logam. Metal yang bisanya berguna terdapat pada
campuran dengan banyak komponen yang tidak diinginkan, untuk itu proses Leaching
berguna untuk menghilangkan logam garam yang dapat larut. Garam tembaga larut dari tanah
yang mengandung mineral dengan menggunakan campuran asam sulfat-ammonia-oksigen.
Emas dicuci dengan menggunakan larutan sodium sianida. Sodium hidroksida dicuci dari
suatu bubur kalsium karbonat dan soadium hidroksida disipakan dari reaksi Na 2CO3 dengan
Ca(OH)2.
2.1.B Preparasi Padatan Untuk Proses Leaching
1. Komponen Organik dan Anorganik. Suatu metode untuk membuat padatan bergantung
pada proposi atau kandungan bahan yang terlarut. Sifat padatan penting untuk proses ini. Jika
bahan tersebut mudah larut dan bercampur bahan yang tidak larut, pelarut harus mampu

2
berdifusi didalam komponen untuk melarutkan bahan tersebut kemudian berdifusi keluar
keluar. Seperti proses hidrometalurgi dimana garam logam dilepaskan dari bijih mineralnya.
Untuk itu penghalusan dan penghancuran bijih digunakan untuk meningkatkan laju Leaching
karena pelarut mudah untuk berdifusi. Pengecilan partikel tidak diperlukan jika bahan
tersebut mudah larut dalam larutan yang menempel pada padatan, seperti proses pencucian
sederhana untuk endapan kimia.
2. Bahan Nabati dan Hewani. Bahan biologis bersifat seluler yaitu berada dalam struktur
yang terdapat di dalam sel. Pencucian dilakukan relative lambat untuk mencegah hancurnya
dinding sel. Seperti bit gula dipotong menjadi tipis untuk pencucian yang lebih efektif
sehingga pelarut dapat mudah berdifusi ke dalam sel semipermeable, dan komponen yang
tidak diinginkan seperti albuminoid dan koloid akan melewati dinding. Proses pencucian
produk farmasi seperti pada batang, daun, dan akar perlu dikeringkan untuk memudahkan
memecah dinding sel sehingga pelarut dapat mudah melarutkan zat terlarut.
2.1.C Laju Leaching
1. Pendahuluan dan Langkah-langkah Umum. Dalam proses pencucian bahan yang larut
dengan pelarut berikut langkah-langkah umum. Pelarut harus ditrasfer dari pelarut ke
permukaan padatan. Selanjutnya pelarut harus menembus atau berdifusi ke dalam padatan.
Zat terlarut dalam pelarut. Larutan kemudian berdifusi melalui campuran pelarut-padat ke
permukaan partikel. Terakhir zat terlarut ditransfer ke larutan dengan jumlah besar.
Secara umum laju transfer pelarut dari larutan induk ke permukaan padatan bisa cepat
atau lambat. Transfer pelarut terjadi ketika bahan pertama kali dikontakkan dengan pelarut.
Laju difusi zat terlarut melalui pelarut ke permukaan padatan sering terjadi hambatan untuk
proses pencucian yang disebabkan beberapa faktor. Seperti untuk bahan inert berpori, dapat
berlangsung efektif karena mudah untuk berdifusi. Resistensi terhadap perpindahan massa
zat terlarut dari permukaan padat ke pelarut umumnya kecil dibandingkan dalam padatan itu
sendiri.
2. Laju Pencucian Saat Melarutkan Padatan. Ketika suatu bahan dilarutkan dari padatan ke
larutan pelarut, laju perpindahan massa dari permukaan padatan ke cairan merupakan faktor
pengendali. Untuk bahan padat dalam fase murni hambatan diabaikan. Persamaan ini

3
diturunkan untuk system Batch. Laju perpindahan massa dari zat terlarut A yang dilarutkan
ke dalam larutan dengan volume V (m3) adalah

𝑁𝐴
= 𝑘𝐿 (𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) ............................................... (12.8-1)
𝐴

Dimana NA adalah kg mol A terlarut ke dalam larutan/ detik, A adalah luas permukaan area
dalam m2, kL adalah koefisien perpindahan massa dalam m/detik, C AS adalah saturasi
kelarutan padatan terlarut A dalam larutan kgmol/m3, dan CA adalah konsentrasi A dalam
larutan pada waktu t detik (kgmol/m3). Dengan persamaan neraca massa, laju akumulasi A
dalam larutan sama seperti persamaan 12.8-1 dengan area A.
𝑉 𝑑𝐶𝐴
= 𝑁𝐴 = 𝐴𝑘𝐿 (𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) .............................. (12.8-2)
𝑑𝑡

Diintegrasikan dari t = 0, dan CA = CA0 ke t = t dan CA = CA

Pendekatan larutan pada kondisi jenuh. Seringkali daerah A akan meningkat selama
ekstraksi.
3. Laju Pencucian ketika difusi pada control padatan. Untuk kasus tertentu dimana kondisi
Unsteady state difusi padatan dikendalikan resistensinya pada proses pencucian zat terlarut
dengan menggunakan pelarut eksternal.
Contoh 12.8-1 Prediksi Waktu Untuk Proses Batch Leaching
Suatu partikel memiliki diameter rata-rata sekitar 2.0 mm dicuci pada alat tipe batch dengan
volume pelarut yang besar. Konsentrasi dari zat terlarut A pada pelarut dijaga konstan. Waktu
yang dibutuhkan 3.11 jam untuk mencuci 80% zat terlarut dari padatan. Asumsi difusi pada
padatan dikendalikan dan efektivitas difusi adalah konstan, hitung waktu yang pencucian
partikel menjadi ukuran 1.5 mm.
Diketahui : Ea = 0,20; t1 = 3,11 jam; a1 =2,0 mm; a2 = 1,5 mm
Ditanyakan : t2 = ….. ?
Penyelesaian :
4
Untuk ekstraksi 80% diketahui Ea = 0,20. Dengan menggunakan Fig 5.3-13
𝑡1 𝑎22
𝑡2 = .............................................. (12.8-5)
𝑎12

(1,5/2)2
t2 =(3,11) 2,0 2
= 1,75 jam
( )
2

Sehingga waktu yang diperlukan adalah 1,75 jam.


4. Metode Operasi Pada Leaching. Secara umum banyak metode operasi yang digunakan
untuk ekstrasi suatu padatan. Operasi dapat berlangsung batch atau unsteady state dan/ secara
kontinyu dalam kondisi Steady state.
Pada kondisi Unsteady ekstraksi banyak digunakan untuk industri mineral adalah
pencucian ditempat dimana pelarut dibiarkan meresap melalui badan biji. Tembaga larut
dengan larutan asam sulfat dari bijih sulfide dengan cara ini. Padatan tidak boleh terlalu halus
atau resistensi tinggi. Peralatan yang digunakan seperti tangki terbuka atau tertutupyang
disebut diffusers, dan tangka yang dipasang secara seri (extraction battery). Dalam metode
ini pipa berganda digunakan untuk arah aliran yang berlawanan yang disebut system Shanks,
yang banyak digunakan secara luas dalam pencucian natrium nitrit dari bijih, memulihkan
tannin dari kayu, industri mineral, industri gula. Pada beberapa kasus tertentu padatan akan
hancur yang dibawa oleh Bucket conveyor atau screw conveyor.
2.1. D Tipe Peralatan dari Leaching
1. Fixed-Bed Leaching. Banyak digunakan untuk industri gula dan juga digunakan untuk
proses ektraksi tannin dari kayu. Pada gambar 12.8-1 jenis ekstraktor untuk gula. Air panas
masuk dengan suhu 344 K (71 oC) sampai 350 K mengalir kedalam bed untuk mencuci gula.
Kemudian gula yang sudah dicuci akan keluar dibagian bawah. Operasi yang digunakan
berlawanan arah menggunakan system Shank. Sekitar 95 % gula dicuci sehingga keluaran
system sekitar 12% wt

5
Gambar 12.8-1 Tipe Fixed Bed Leaching untuk ekstraksi gula
2. Moving Bed Leaching. Ada sejumlah alat pencucian yang berlawanan arus. Banyak
digunakan untuk mengekstrak minyak dari biji nabati seperti biji kapas, kacang tanah, dan
kedelai. Pelarut yang digunakan biasanya termasuk golongan minyak bumi seperti heksana.
Pada gambar 12.8-2 a, perangkat lift bucket bergerak, dimana padatan kering akan masuk
sebelah kanan, cairan meresap kebawah melalui ember yang bergerak dan dikumpulkan
dibagian bawah. Bucket bergerak ke atas disebelah kiri dilarutkan bersamaan dengan pelarut
yang baru disemprotkan pada bucket atas. Pada gambar 12.82b Hilderbrandt ekstraktor
terdiri dari tiga komveyor sekrup yang disusun dalam bentuk huruf U. Padatan diisi di kanan
atas, dibawa ke bawah melintasi bagian bawah dan kemudian ke atas kaki lainnya. Pelarut
mengalir berlawanan arah arus.

6
Gambar 12.8-2 (a) Ektraktor Bollman Tipe Bucket, (b) Hildebrant konveyor sekrup
3. Leaching pengaduk padatan. Ketika padatan dapat dihaulskan sekitar 200 mesh (0,074
mm) padatan tersebut dapan disimpan dalam suspense dengan sedikit pengadukan.
Pencucian kontinyu dilakukan dengan menempatkan sejumlah pengaduk secara seri dengan
tangki pengendapan. Dalam system ini pelarut baru masuk seperti yang ditunjukan tahap
pertama, cairan bening menetap dan mengalir. Rake yang berputar perlahan menggerakan
padatan dengan beberapa cairan dipompakan sebagai bubur ke tangi berikutnya.

Gambar 12.8-3 Leaching lawan arah dengan menggunakan bak pengental


2.2. Hubungan Kesetimbangan dan Leaching Single-Stage
2.2.A Hubungan Kesetimbangan dalam Leaching
1.Pengenalan. Untuk menganalisa single-stage dan stage berlawanan arah, suatu
persamaan garis operasi atau neraca massa dan hubungan kesetimbangan antara dua aliran
dibutuhkan pada ekstraksi cair-cair. Dapat diasumsikan zat terlarut bebas padatan yang tidak
larut dalam pelarut. Pada Leaching asumsi pelarut cukup sehingga zat terlarut saat padatan
masuk dapat melarut ke dalam cairan. Karena semua zat terlarut semua terlarut pada stage
pertama.
Dapat diasumsikan juga tidak ada penyerapat zat terlarut oleh padatan pada Leaching.
Artinya larutan pada fase cair yang meninggalkan stage jumlahnya sama dengan larutan yang
dibutuhkan pada pengendapan bubur yang meninggalkan stage. Karena padatan mengendap
yang meninggalkan stage akan selalu sama dengan jumlah cairan yang mana terlarut oleh
pelarut yang diberikan.

7
Jumlah larutan yang dibutuhkan dengan padatan pada bagian pengendapan setiap stage
akan bergantung terhadap viskositas dan densitas dari cairan dimana padatan terhenti.
2. Diagram kesetimbangan untuk Leaching. Data kesetimbangan dapat diplotkan seperti
diagram persegi panjang sebagai fraksi berat untuk tiga komponen; zat terlalut (A) , inert
atau padatan tercuci (B), dan pelarut (C). Dua fase akan berada pada aliran atas fase cair dan
aliran bawah sebagai bubur. Konsenrasi dari inert padatan yang tidak larut B pad campuran
larutan atau campuran bubur dapat dituliskan kg (lbm) unit.
kg B kg padatan lb padatan
N= kg A+kg C = kg larutan = lb larutan ........................ (12.9-1)

Untuk aliran atas N = 0 , dan aliran bawah N akan bernilai berbeda, Berdasarkan konsentrasi
pelarut pada cairan. Komposisi zat terlarut A pada cairan akan ditunjukkan sebagai fraksi
berat.
kg A kg zat terlarut
𝑥𝐴 = = ( cairan atas) ................. (12.9-2)
kg A+kg C kg larutan
kg A kg zat terlarut
𝑦𝐴 = kg A+kg C = ( cairan pada bubur) ........... (12.9-3)
kg larutan

Dimana xA adalah fraksi berat zat terlarut A cairan pada aliran atas dan yA adalah fraksi berat
A pada padatan B bebas basis pada cairan dengan bubur pada aliran bawah. Pada padatan
masuk yang akan dicuci, N adalah kg inert padatan/kg zat terlarut A dan y A = 1,0. Untuk
pelarut murni N = 0, dan xA = 0.
Pada gambar 12.9-1a tipe kesetimbangan diagram ditunjjukkan dimana zat terlarut A
terlarut pada pelarut C, dimana untuk system kedelai-minyak (A) kedelai-inert padatan, (B)-
pelarut hekxane (C). Terdapat kurba N vs yA untuk bubur pada aliran bawah. Garis bawah
terdapat N vs xA dimana N = 0 pada sumbu, menunjukkan cairan pada aliran atas dimana
semua padatan dihilangkan. Garis dasi vertical, terhadap diagram yx, garis kesetimbangan
yA = xA untuk 45o.
Pada gambar 12.9-1b garis dasi tidak vertical, dimana merupakan hasil dari waktu
kontak yang tidak cukup, sehingga semua zat terlarut tidak dapat melarut, penyerapan dari
zat terlarut Apada padatan, atau zat terlarut melarut pada padatan B. Jika aliran bawah N vs
y lurus dan horizontal, jumlah cairan yang menghubungkan dengan padatan pada bubur

8
adalah konstan setiap konsentrasi. Ini artinya bahwa aliran bawah laju alir cairan adalah
konstan sepanjang setiap stage sama seperti laju atas.

Gambar 12.9-1 Tipe Diagram Kestimbangan (a) Garis dasi vertical


yA = yB , (b) untuk 𝑦𝐴 ≠ 𝑦𝐵
2.2.B Leaching Single Stage
Pada gambar 12.9-2a. stage tunggal pada proses Leaching ditunjukkan dimana V
adalah kg/jam (lbm/jam) untuk larutan pada aliran atas dengan komposisi x A dan L adalah
kg/jam dari cairan pada larutan bubur dengan komposisi ya berdasarkan laju alir B kg/jam
dari zat terlarut yang bebas padatan. Neraca massa dapat dirumuskan sebagai berikut: untuk
jumlah larutan (zat terlarut A + pelarut C).

Gambar 10.9-2 (a) Proses aliran (b) neraca massa pada Leaching Stage tunggal

9
L0 + V2 = L1 + V1 = M ......................................... (12.9-4)
L0 yA0 + V2 xA2 = L1 yA1 + V1 xA1 = M x ....................... (12.9-5)
B = N0 L0 + 0 = N1 L1 + 0 = NM M............................. (12.9-6)
Dimana M adalah jumlah laju alir dalam kg A + C / jam dan xAM dan NAM adalah koordinat
titik M. xA + xC = 1,0 dan yA + yC = 1,0. Seperti yang ditunjukkan sebelumnya L1MV1 harus
lurus dan L0MV2 harus lurus juga. Ditunjukkan pada gambar 12.9-2b bahwa L1 dan V1 harus
lurus pada garis dasi vertical. Titik M adalah persimpangan antara dua garis. Jika L0
merupakan padatan masuk yang akan diekstrak dengan tidak ada pelarut yang ditunjukkan,
garis akan menunjukkan diatas N versus y.
Contoh 12.9-1 Leaching Stage Tunggal untuk Kedelai Kupas
Pada Leaching stage tunggal minyak kedelai dari kedelai kupas dengan hexane, sebanyak
100 kg kedelai mengandung 20 wt% minyak yang akan diekstarak dengan 100 kg pelarut
hexana murni. Nilai N untuk aliran bawah berupa bubur adalah konstan 1,5 kg padatan tidak
larut per kg larutan. Hitunglah jumlah dan komposisi untuk aliran atas V 1 dan aliran bawah
berupa bubur L1 yang meninggalkan stage.
Penyelesaian: Terlebih dahulu menggambarkan diagram

Pelarut Masuk
V2 = 100 kg, dengan xA2 = 0, xC2 = 1,0 – xA2 = 1,0.
Slurry Masuk
Karena yang diketahui pada soal adalah padatan, maka rumus untuk B

10
B = 100 (1,0 – 0,2) kg = 80 kg padatan tidak larut
L0 = 100 (1,0 – B) = 100 (1,0-0,8) = 20 kg A
𝐵 80 𝑘𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑁0 = = = 4,0 𝑘𝑔
𝐿0 20 𝑘𝑔 𝐴 𝑘𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
YA0 = 1,0 karena tidak mengandung C.
Menghitung neraca massa
L0 + V2 = 20 + 100 = 120 kg = M
L0 yA0 + V2 xA2 = M xAM = 20 (1,0) + 100 (0) = 120 xAM
XAM = 0,167
Mengitung NM
B = N0.L0 = NM. M
4,0 (2,0) = NM (120)
NM = 0,667

Untuk menggambarkan grafik tersebut diketahui pertama N= 1,5 kemudian tarik garis
horizontal. Nilai yA = xA oleh karena itu garis dasi lurus antara L1 dan V1 . nilai yang
didapatkan adalah yA = xA = 0,167 sama dengan xAM .
Menghitung komposisi L1 dan V1
11
Persamaan 12.9-4
M = L1 + V1 = 120 kg
Persamaan 12.9-6
B = N0 L0 + 0 = N1 L1 + 0 = NM M
80 = 1,5 L1
L1 = 53,33 kg
Sehingga V1 = M – L1 = 120 – 53,33 = 66,67 kg
Didapatkan hasil
V1 = 66,67 kg ; xA1 = yA1 = 0,167; L1 = 53,3 kg; dan N1 = 1,5 kg
2.3 Multi Stage Leaching Counter-Current
2.3A Pengenalan dan Garis Operasi Untuk Leaching Berlawanan Arah
Suatu proses digambarkan untuk Leaching stage banyak berlawanan arah pada
gambar 12.10-1 yang mirip gambar 12.7 untuk ekstraksi cair-cair.

Gambar 12.10-1 Aliran proses untuk Leaching stage banyak berlawanan arah
Jumlah stage yang dinomori dari arah padatan atau aliran bawah. Pelarut C- zat terlarut
A- atau V adalah fase cair yang berada di aliran atas secara terus menerus dari stage satu ke
lainnya berlawanan arah menjadi padatan, dan itu terlarut oleh pelarut ketika bergerak. Fase
bubur L mengandung padatan inert B dan fase cair A dan C yang kontinu mengalir kebawah
dari setiap stage. Catatan komponen V dinotasikan x dan komposisi L dinotasikan y.
Asumsikan bahwa padatan B tidak larut dan tidak hilang pada fase cair V. Laju alir
padatan konstan sepanjang stage. Seperti Leaching stage tunggal V adalah kg/jam (lbm/jam)

12
untuk larutan aliran atas, dan L adalah kg/jam larutan cair pada fase bubur yang
dipertahankan oleh padatan.
Neraca massa pada pelarut A dibuat berdasarkan stage pertama yang dirumuskan
Vn+1 + L0 = V1 + Ln...................................................... (12.10-1)
Vn+1 Xn+1 + L0. y0 = V1.X1 + Ln yn ...................................... (12.10-2)
Menyelesaikan untuk xn+1 dengan eliminasi Vn+1

Garis operasi persamaan (12.10-3) ketika diplotkan pada xy plot melawati titik terminal x 1,
y0, dan xN+1, yN.
Pada proses Leaching, jika viskositas dan densitas dari larutan cukup berubah dengan
konsentrasi pelarut A, padatan dari nomor stage paling belakang dimana konsentrasi zat
terlarut tinggi mungkin tertahan larutan cair daripada padatan yang berasal dari stage dengan
nomor paling tinggi (N), dimana konsetrasi zat terlarut encer. Kemudian Ln, cairan
dipertahankan pada aliran bawah padatan, dimana pada persamaan 12.10-3 akan bervariasi
dari stage satu ke stage lainnya. Kondisi variable aliran bawah akan dipertimbangkan pertama
kali. Aliran atas akan bervariasi. Jika jumlah larutan Ln dipertahankan oleh padatan yang
konstan dan tidak bergantung berdasarkan konsentrasi, lalu konstan dengan aliran bawah.
2.3.B Variabel Aliran Bawah Pada Leaching Multi Stage Berlawanan Arah
Metode ini mirip seperti bab sebelumnya 12.7B untuk aliran berlawanan ekstraksi
pelarut, dimana laju alir L dan V bervariasi dari stage ke stage lainnya. Total larutan adalah
(zat terlarut A + pelarut C) sebanding pada proses Digambar 12.10-1.
L0 + VN+1 = LN + V1 = M .......................................... (12.10-4)
Dimana M adalah laju alir total dari campuran dalam kg A + C /jam. Selanjutnya membuat
neraca massa komponen pada A,
L0.yA0 + VN+1.xAN+1 = LN. yAN + V1.xA1 = M.xAM ...................... (12.10-5)
Membuat nerac massa padatan pada B,
B = N0 L0 = NN LN = NM M ...................................... (12.10-6)
dimana NM dan xAM adalah koordinat titik M sebagaimana pada Gambar 12.10-2 yang
merupakan diagram operasi pada proses. Sebagaimana ditampilkan sebelumnya L0MVN+1

13
harus berada pada garis lurus dan V1MLN harus berada pada garis lurus . Biasanya, aliran dan
komposisi L0 dan VN+1 diketahui dan diinginkan konsentrasi keluaran yAN yang juga telah
diketahui. Kemudian koordinat NM dan xAM dapat dihitung dari persamaan (12.10-4)-(12.10-
6) dan titik M diplot. Kemudian LN, M, dan V1 harus berada pada satu garis sebagaimana yang
diperlihatkan oleh Gambar 12.10-2

Gambar 12.10-2 Jumlah stage untuk Leaching Stage Banyak Berlawanan arah
Untuk menggambar stage demi stage pada gambar 12.10-2 kita harus memperoleh
persamaan titik operasi. Membuat kesetimbangan neraca masa total pada stage 1 dan stage
lain n,
L0 + V2 = L1 +V1............................................ (12.10-8)
Menyusun ulang persamaan (12.10-7) untuk perbedaan aliran Δ dalam satuan kg/jam

14
Nilai Δ bersifat konstan dan jika persamaan (12.10-8) disusun ulang untuk seluruh
stage.

Dapat pula ditulis untuk kesetimbangan solute A

dimana xAΔ adalahx koordinat untuk titik operasi Δ. Kesetimbangan padatan menjadi,

dimana NΔ adalah koordinat N pada titik operasi Δ.


Sebagaimana ditampilkan pada bagian ekstraksi berlawanan arah perlarut (buku
Geankoplis bagian 12.7B), Δ adalah titik operasi. Titik Δ ini secara grafis terletak pada
Gambar 12.10-2 sebagai perpotongan garis L0V1 dan LNVN+1. Dari persamaan (12.10-10)
dapat dilihat bahwa V1 berada pada garis antara L0 dan Δ, V2 berada diantara garis L1 dan Δ,
Vn+1 juga berada pada garis diantara Ln dan Δ, dan seterusnya.
Untuk menentukan jumlah stage secara grafik, kita memulai L0 dan menggambar garis
L0Δ untuk meletakkan V1. Garis dasi melalui V1 untuk mendapatkan L1. Garis L1Δ Digambar
dan memberikan V2. Garis dasi akan memberikan nilai L2. Perhitungan ini diteruskan hingga
didapatkan LN yang didapatkan sesuai kehinginan. Berdasarkan pada Gambar 12.10-2, maka
jumlah stage yang dibutuhkan adalah 3,5 buah.
Contoh soal 12.10-1. Leaching berlawanan-arah untuk minyak dari tepung
Sistem kontinyu Multistage lawan arah digunakan untuk Leaching minyak dari tepung
menggunakan pelarut benzene. Proses ini melibatkan 2000kg/jam padatan tepung inert (B)
yang mengandung 800 kg minyak (A) dan juga 50 kg benzene (C). laju alir bahan masuk
campuran pelarut adalah 1310 kg benzene dan 20 kg minyak. Padatan yang dicuci
mengandung 120 kg minyak. Eksperimen pengendapan mirip dengan ekstraktor sebenarnya

15
yang menunjukkan bahwa larutan yang terikut bergantung pada konsentrasi minyak pada
larutan. Data dibawah ini dalam N kg padatan inert, B/kg larutan dan yA kg minyak A/kg
larutan
N yA N yA
2,00 0 1,82 0,4
1,98 0,1 1,75 0,
1,94 0,2 1,68
1,89 0,3 1,61
Hitunglah jumlah dan konsentrasi aliran yang meniggalkan proses dan jumlah stages
yang diperlukan!
Jawab:
Data aliran bawah dari table diplot pada Gambar 2.10, yakni grafik antara N dan yA.
untuk larutan inlet dengan padatan yang tidak terserap, L0 = 800 + 50 = 850 kg/jam, yA0 =
800/(800+50) = 2,36. Untuk masukan pelarut Leaching, VN+1 = 1310 + 20 = 1330 kg/jam dan
xAN+1 = 20/1330 = 0,015. Titik VN+1 dan L0 diaptar diplotkan.

Gambar 12.10-3 Konstruksi grafis untuk jumlah stage untuk contoh soal 12.120-1

16
Titik LN di gambar 12.10-3 berada pada garis N vs yA. Selain itu, perbandingan NN/yAN
= (kg padatan/kg larutan)/(kg minyak /kg larutan) = kg padatan/kg minyak = 2000/120 =
116,67. Karena itu, bagian yang diberi garis putus-putus melewati bagian awal pada yA = 0
dan N = 0 diplotkan dengan slope 16,67 yang berpotongan dengan N vs garis yA pada LN.
koordinat LN pada perpotongan ini adalah NN = 1,95 kg padatan/kg larutan dan yAN = 0,118
kg minyak/ kg larutan.
Membuat kesetimbangan neraca massa total dengan mensubstitusikan pada persamaan
(12.10-4) untuk menentukan titik M,

Mensustitusikannya ke persamaan (12.10-5) dan didapatkanlah,

Mensubstitusikannya ke persamaan (12.10-6) dan didapatkan

Titik M diplotkan dengan koordinat xAM = 0,376 dan NM = 0,918 pada gambar 2.11.
Garis VN+1ML0 dtelah Digambar, dan garis LNM, yang berpotongan dengan absis pada titik
V1 dimana xA1 = 0,6
Jumlah aliran V1 dan LN dihitung dan disubstitusikan ke persamaan (12.10-4) dan
(12.10-5) dan diselesaikan langsung.

Karena, LN = 1016 kg larutan/jam di keluaran sisi Underflow dan V1 = 1164 kg larutan


/jam pada keluaran aliran Overflow. Sebagai alternative, jumlahnya telah terhitung dengan
aturan lengan tuas.
Titk operasi Δ didapatkan dengan jalan perpotongan garis L0 V1 dan LNVN+1 di gambar
2.11 koordinatnya juga bisa dihitung dari persamaan (12.10-11) dan (12.10-12). Stage

17
berjalan sesuai yang telah ditunjukkan. Stage keempat untuk L4 sudah sedikit melewati LN.
karenanya, sekitar 3,9 stage dibutuhkan.
2.3C Aliran bawah konstan pada Leaching Multistage dengan aliran lawan-arah
Pada keadaan liquida LN terbawa pada aliran bawah laju alir padatan tetap dari satu
Stage ke stage lain. Artinya, plot N vs yA adalah garis lurus horizontaldan N konstan nilainya.
Kemudian persamaan garis operasi (12.10-3) adalah garis lurus saat memplotkan sebagai yA
vs xA. Garis kesetimbangan juga bisa diplotkan pada diagram yang sama. Pada banyak kasus,
garis equilibrium juga menghimpit persmaan yA=xA. perlakuan khusus harus diberikan pada
stage pertama, bagaimanapun juga jika L0 tidak sama dengan Ln, karena mengandung sedikit
atau tanpa pelarut. Bahan yang tepisah, dan kesetimbangan quilibrium dibuat di stage 1 untuk
mendapatkan L1 dan V2 (lihat gambar 12.10-1). Kemudaian garis operasi yang lurus bisa
digunakan dan metode McCabe-Thiele untuk menghitung jumlah stage.
Karena prosedur untuk Underflow yang konstan membutuhkan hampir banyak sekali
perhitungan sebagai kasus umum untuk variabel aliran bawah, prosedur umum dapat
digunakan untuk Undeflow konstan dengan menggunakan garis horizontal sederhana N vs yA
pada Gambar 12.10-2 dan menghitung jumlah stage dengan titik Δ.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Leaching adalah proses ekstraksi suatu konstituen yang dapat larut (Solute) pada suatu
campuran solid dengan menggunakan pelarut (Solvent). Jenis Leaching berdasarkan
prosesnya dibagi menjadi Leaching single stage dan Multi Stage Countercurrent. Untuk
proses Leaching fase padatan harus dipersiapkan terlebih dahulu agar pelarut dapat berdifusi
pada bahan tersebut. Proses Leaching dapat dilakukan dengan tiga macam: pelarutan Solute,
pemisahan larutan terhadap ampas padat, dan pencucian ampas padat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, C. J. 1997. Transport Processes and Unit Operations 3rd Edition. Englewood
Cliffs, NJ. U.S.A.: Prentice-Hall Inc.

20

Anda mungkin juga menyukai