Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari hubungan antara kadar garam (NaCl) dalam larutan dengan
waktu leaching
2. Mempelajari hubungan antara persentase garam (%NaCl) yang terekstraksi
terhadap garam mula-mula (effisiensi leaching) dengan waktu leaching.
3. Menentukan koefisien transfer massa pada proses leaching.

B. LATAR BELAKANG
Leaching merupakan salah satu unit operasi yang sudah lama dipakai dalam
industri kimia. Leaching dalam industri kimia memegang peranan penting terutama
dalam satu unit pemisah, misalnya untuk memisahkan gula dari bit dengan
memakai air panas, pengambilan minyak sayur dari biji-bijian seperti kedelai
dengan memakai pelarut organik dan juga banyak lagi pada produk farmasi yang
didapatkan dari akar-akaran dan daun-daunan. Definisi leaching adalah proses
pemisahan zat padat dengan menggunakan pelarut zat cair pada percobaan ini,
campuran padatan yang dipisahkan adalah campuran garam dapur (NaCl) dengan
pasir sedangkan pelarutnya adalah aquadest. Campuran garam dapur dan pasir ini
mempunyai sifat berpori-pori, sehingga partikel-partikel garam yang larut dalam
aquadest mudah keluar dari pori-pori pasir dan tidak memerlukan pengadukan.
Syarat dari pelarut adalah melarutkan salah satu konstituen dari campuran padatan
yang dipisahkan. Dalam percobaan ini dipakai pelarut aquadest karena aquades
merupakan pelarut garam dapur yang baik dan tidak melarutkan pasir.


C. TINJAUAN PUSTAKA
Leaching atau ekstraksi zat padat (solid extraction) merupakan suatu proses
pemisahan fraksi padat yang diinginkan dari fraksi padat yang lainnya dalam suatu
campuran padat-padat, dengan menggunakan solvent cair. Dalam hal ini fraksi
padat yang diinginkan bersifat larut dalam soventn sedangkan fraksi padat lainnya
tidak larut.
Untuk memisahkan komponen dari campuran zat padat atau zat cair, ada
beberapa metode yang dapat dilakukan yang digolongkan pada dua kategori, yaitu:
1. leaching atau ekstraksi zat padat (solid extraction), yaitu digunakan untuk
melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat yang tidak
dapat larut.
2. ekstraksi zat cair (liquid extraction), yaitu digunakan untuk memisahkan dua
zat cair yang saling bercampur dengan menggunakan suatu pelarut yang
melarutkan salah satu dalam campuran tersebut.

Leaching tidak banyak berbeda dari pencucian zat dari hasil filtrasi. Dalam
leaching, kuantitas zat mampu larut (soluble) yang dikeluarkan biasanya lebih
banyak bila dibandingkan dengan pencucian filtrasi biasa, dan sifat-sifat zat padat
mungkin mengalami perubahan dalam operasi leaching. Umpan yang berbentuk
kasar, keras dan butiran-butiran besar mungkin akan terdisintegrasi menjadi bubur
atau lumpur, bila bahan mampu larut yang terkandung didalamnya dikeluarkan.
(Mc. Cabe, 1990)


3


Dalam proses leaching dapat dijumpai dua tahap yaitu :
1. Terjadinya kontak antara zat padat dengan zat padat yang akan di pisahkan,
sehingga akan terjadi perpindahan massa dari butiran zat padat ke zat pelarut.
2. pemisahan yang akan menghasilkan suatu larutan yang merupakan residu
campuran padatan.

Makin luas permukaan bidang kontak antara solid dengan solvent maka solid
yang terekstraksi akan lebih banyak atau proses leaching akan berjalan baik.
Leaching dapat dilakukan secara batch dan kontinyu. Pada umumnya leaching
mempunyai tiga langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Pencampuran zat padat dengan campuran yang akan di pisahkan dari zat
penyusun.
2. Penambahan zat terlarut pada langkah pertama yang menyebabkan fase
campuran yang sempurna sehingga perpindahan massa dan panas berlangsung
baik.
3. Pemisahan kedua fase yang telah membentuk kesetimbangan.

Agar proses leaching dapat berjalan dengan baik, maka perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
1. Campuran padatan harus mempunyai densitas yang lebih besar dari pada
solvent.
2. Campuran padatan bersifat selektif permiabel aktif sehingga terjadi kontak
antara solvent yang membawa partikel-partikel.
3. Campuran padatan mempunyai permukaan aktif sehingga terjadi kontak antara
solvent dan padatannya.
4. Partikel yang akan dipisahkan harus bisa keluar dari pori-pori dan dapat larut
dalam solvent.
5. Solvent harus merupakan cairan yang hanya dapat melarutkan konstituen yang
dikehendaki saja.

Sebelum proses leaching dilakukan, terlebih dahulu harus diperhatikan sifat-
sifat fisika dan kimia dari bahan yang digunakan sebagai umpan. Hal ini diperlukan
untuk keperluan dalam menentukan jenis solvent dan macam peralatan yang
digunakan. Maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan alat dan demi
kelancaran proses. Disamping itu, faktor lain yang mempengaruhi jalannya proses
adalah faktor tekanan dan suhu., terutama pada proses kelarutan solute. Sebenarnya
pengaruh tekanan pada proses kelarutan solute adalah kecil dan dapat diabaikan,
kecuali pada tekanan tinggi.
Pelarut yang digunakan tergantung dari bahan padat yang akan diekstraksi,
karena pada bahan itu terdapat zat dapat larut juga yang tidak dapat larut. Dengan
mengetahui sifat dari bahan yang akan dipisahkan, maka dapt dipilih pelarut yang
sesuai. Proses pelarutan pada temperatur tinggi akan mempercepat pelarutan solute
dalam solventnya. Pada temperatur tinggi, viskositas zat menjadi rendah dan
difusivitas zat menjadi besar. Hal ini sangat menguntungkan karena mempercepat
pemisahan.(Treybal, R.E.,1960)
Dalam proses laeching ini, metode operasinya sangat sederhana karena
dilakukan single stage operation dengan anggapan proses berjalan stedy state.
Keadaan ini dapat digunakan dengan mengadakan kontak fase antara campuran zat
dan solventnya sehingga memperoleh kesetimbangan fase. Selain membutuhkan
waktu yang lama, cara ini juga memberikan produk yang terlalau sedikit, sehingga

4


tidak banyak digunakan. Yang banyak digunakan adalah cara multi stage operation
karena operasinya lebih sempurna dan produk yang dihasilkan lebih banyak.
(Brown,G.G.,1978)


KECEPATAN LEACHING (LAJU LEACHING)
Apabila suatu bahan akan dipisahkan dari padatan menuju pelarut, maka
kecepatan transfer massa dari permukaan zat padat menuju cairanadalah faktor
kontrol. Hal ini sesungguhnya tidak berlawanan atau berbeda dalam fase padat, jika
bahan tersebut adalah suatu bahan murni. Persamaan ini akan diperoleh jika terjadi
sistem batch.
Kecepatan transfer massa zat terlarut A yang akan dipisahkan terhadap larutan
dengan volume (m
3
) adalah
A
N
A
= K
L
(C
AS
-C
A
)

Dimana:
N
A
: kecepatan pelarutan, mempunyai satuan
liter
grmol

A : luas permukaan partikel dalam satuan cm
2
K
L
: koefisien transfer massa dalam satuan cm/menit
C
AS
: kelarutan kejenuhan zat padat terlarut A dalam larutan dalam satuan grmol
/cm
3
Neraca massa zat x pada cairan disekitar alat ektraktor proses dapat dinyatakan
dengan :
M.in M.out M.reaksi= M.acc
0 K
L
A ( C
AS
C
A
)- 0 = V
dt
dC
A

- V
dt
dC
A
= K
L
A ( C
AS
C
A
)

- V
dt
dC
A
= N
A
= A K
L
(C
AS
-C
A
)
Diintegralkan dari t = 0 dan C
A
= C
A0
terhadap t = t dan C
A
= C
A

-
}
A
AS
C
C
=
A AS
A
C C
dC

=
V
K A
L
}
=
t
t
dt
0

t
V
AK
C C
C C
L
Ao AS
A AS
ln
(



dengan mengintegralkan dari K = 0 K = t dan C
A
= C
A0
C
A
= C
A

hal ini diasumsikan :
1. ukuran benda padat berpori tetap
2. luas permukaan kontak tiap satuan volume padatan tetap-nilai
V
AK
L
di dapat
dengan membuat grafik hubungan antara : - t Vs
C C
C C
Ao AS
A AS
ln
(




5


BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

A. BAHAN DAN ALAT

1.Bahan yang digunakan :
a. NaCl ( garam dapur )
b. Pasir
c. Aquades

2.Alat-alat yang digunakan :
a. Labu leher tiga
b. Pemanas listrik
c. Termometer
d. Pompa vakum
e. Pendingin
f. Tabung sampel
g. Tabung pengaman
h. Piknometer

Gambar alat







6



Keterangan alat :
1. Pemanas Listrik
2. a. Termometer Titik Didih
b. Termometer Titik Embun
3. Labu Leher 3
4. Isolasi
5. Pendingin Balik
6. Labu Penampung
7. Kran
8. Tabung Sampel
9. Pompa Vakum
10. Statif
11. Erlenmeyer

B. CARA KERJA
1. Menera. piknometer
2. Menimbang pasir dan garam dapur dengan berat masing-masing 8 gram dan 10
gram.
3. Mencampur pasir dan garam dapur dan membungkus dengan kertas saring dan
mengukur diameternya selanjutnya memasukkan kedalam tabung sampel.
4. Mengisi labu leher tiga dengan aquades dengan volume 250 ml.
5. Menghidupkan pemanas dan pendingin sampai aquades mendidih dan menguap
hingga uap melewati pendingin dan mengembun.
6. Mencatat titik embun dan titik didih dan mencatat waktu mula-mula leaching (t =
0) pada saat embun atau tetesan pertama menetes kedalam tabung sampel
7. Mematikan pemanas pada selang waktu 10 menit.
8. Mengalirkan larutan garam yang terekstraksi kedalam labu leher tiga dengan
membuka kran penjepit lalu menutup kran kembali.
9. Menghidupkan pompa vakum untuk menghisap ekstrak yang masih tertinggal
sampai tidak ada lagi ekstrak yang keluar dari tabung sampel.
10. Mengambil larutan garam dari labu leher tiga secukupnya dan didinginkan lalu
memasukkan dalam piknometer pada suhu sesuai dengan suhu peneraan
piknometer dan menimbang untuk mengetahui berat larutan.
11. Mengukur rapat massa atau densitasnya.
12. Mengulangi langkah-langkah diatas sampai didapatkan berat yang konstan.


7


C. ANALISA PERHITUNGAN
a. Perhitungan untuk peneraan piknometer
Suhu aquadest : t C
Berat piknometer kosong : a gr
Berat piknometer + aquadest : b gr
Berat aquades : (b-a) gr
Densitas aquadest pada suhu t
o
C : c
ml
gr

Volume aquadest = volume piknometer :
( )
c
a b
ml

b. Perhitungan untuk mencari densitas larutan garam
Berat piknometer kosong : a gr
Berat larutan garam + piknometer : d gr
Berat larutan garam : (d-a) gr
Densitas larutan garam :
( )
ml
gr
a b
c a d



Perhitungan mencari berat larutan garam
volume larutan garam volume aquades = z ml
berat larutan garam = (z) x larutan garam
d. Perhitungan mencari kadar NaCl
dihitung dengan korelasi antara densitas, suhu dan kadar NaCl (data tabel korelasi
3-121, hal 3-94, perry).
e. Perhitungan mencari effisiensi leaching
Garam terekstraksi = (berat larutan) (kadar NaCl )
Effisiensi leaching = % 100


x
mula mula garam
si terekstrak garam








8


BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PERCOBAAN

Berat garam (NaCl) : 10 gram
Berat pasir : 8 gram
Volume aquades dalam labu : 250 ml
Berat piknometer kosong : 16.561 gram
Berat piknometer + aquades : 40.975 gram
Berat aquades dalam piknometer : 24.414 gram
Densitas aquades : 0.9956
ml
gram

Volume piknometer : 24.5 ml
Diameter padatan : 3.7 cm
Suhu aquades : 30 C

Tabel 1. Hasil Pengamatan

No. Waktu
Suhu (C) Brt Pikno +
(menit)
T didih T embun Larutan Garam (g)
1 10 100 34.8 41.021
2 20 101 34.8 41.231
3 30 101 34.8 41.513
4 40 101 33.8 41.783
5 50 101 33.8 42.407


B. PERHITUNGAN
1. Menera piknometer.
Berat aquadest dalam piknometer = (Berat pikno + aquadest) (Berat pikno
kosong)
= (40.975-16.561) gram
= 24.414 gram
Densitas aquadest pada suhu 30
o
C = 0.9956
ml
gram

Volume aquadest =
aquadest densitas
aquadest berat

=
9956 . 0
414 . 24

ml
gram
gram

= 24.5207 ml
2. Densitas larutan NaCl.
larutan NaCl =
piknometer volume
piknometer dalam larutan berat

Pada percobaan 1 (tabel 1)

9


larutan NaCl =
5207388 . 24
46 . 24
ml
gram

= 0.9975
ml
gram


Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :

Tabel 2. Hubungan Waktu Dengan Densitas NaCl
No. Waktu (menit) NaCl
1 10 0.997523
2 20 1.006087
3 30 1.017588
4 40 1.028599
5 50 1.054047

3. Kadar NaCl dalam larutan
Percobaan dilakukan pada suhu 30
o
C.
Dari Perrys Chemical Engineering Handbook Tabel 3-90 didapat data :
Pada T = 25
o
C, didapat densitas NaCl 1.00409
Pada T = 40
o
C, didapat densitas NaCl 0.99908
Contoh : untuk 1 % kadar NaCl dalam larutan akan didapatkan densitas :
40
30


25

0.99908 x 1.00409

1.00242 x
00409 . 1 99908 . 0
x - 0.99908

25 40
30 40
=

=


maka larutan NaCl pada suhu 30
o
C dengan kadar 1 % adalah 1.00242
ml
gr
.
Dengan cara yang sama akan diperoleh densitas larutan NaCl pada kadar 2%, 4%,
dan 8% pada suhu 30
o
C.

Tabel 3. Hubungan Kadar NaCl dengan Densitas NaCl pada Masing-masing Suhu
No.
Kadar NaCl (%) Densitas larutan NaCl

25 C 30 C 40 C
1 1 1.00409 1.00242 0.99908
2 2 1.01112 1.00939 1.00593
3 4 1.0253 1.023457 1.01977
4 8 1.05412 1.052073 1.04798
5 12 1.08365 1.08143 1.07699

10



Menghitung kadar NaCl dalam larutan pada densitas tertentu pada 30
o
C.
Percobaan 1 : pada densitas 1.00242
ml
gram
dengan cara interpolasi, maka akan
didapatkan kadar NaCl. dalam larutan.

2

1



x

1.00939 1.00242 0.997523

997523 . 0 00939 . 1
00242 . 1 1.00939

x - 2
1 2


x = 0.2969

Sehingga kadar NaCl dalam larutan pada densitas 0.997523
ml
gram
adalah
0.2969%
Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :

Tabel 4. Hubungan Densitas NaCl dengan Kadar NaCl











4. Berat Larutan Garam Total (Wt).
Wt = NaCl x Volume pelarut
Pada percobaan 1 :
Wt = 0,997523
ml
gram
x 250 ml
= 249,381 gram

No. Densitas NaCl Kadar NaCl (%)

1 0.997523 0.2969
2 1.006087 1.5670
3 1.017588 3.1761
4 1.028599 4.7311
5 1.054047 8.2750

11


Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan yang lain :

Tabel 5. Hubungan Densitas NaCl dengan Berat Larutan NaCl Total
No.
Densitas larutan Berat Larutan
NaCl (gram/ml) NaCl total (gram)
1 0.997523 249.3807
2 1.006087 251.5218
3 1.017588 254.3969
4 1.028599 257.1497
5 1.054047 263.5116

5. Berat Larutan NaCl yang Tterekstraksi.
Berat terekstraksi = Wt x Kadar NaCl dalam larutan
Pada percobaan 1 :
Berat terekstraksi = 249.,3807 x 0.2969 %
= 0.7404 gram
dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :

Tabel 6. Hubungan Kadar NaCl dalam Larutan dengan Berat NaCl Total dan Berat
NaCl Terekstrak
No.
Kadar NaCl Wt Berat NaCl terekstrak
dalam larutan (%) (gram) (gram)
1 0.2969 249.3807 0.7404
2 1.5670 251.5218 3.9413
3 3.1761 254.3969 8.0800
4 4.7311 257.1497 12.1660
5 4.0330 263.5116 21.8056

6. Effisiensi leaching.
Untuk mencari effisiensi leaching dapat dilakukan dengan cara :
Berdasarkan zat terlarut dalam sample yang akan dilarutkan.
Effisiensi leaching (q ) = % 100
mula garammula
ksi terekstra garam
x



Pada percobaan 1 :
q = 100% x
3807 . 249
7404 . 0

= 7.4041%

12


Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :

Tabel 7. Hubungan Waktu dengan Berat Larutan NaCl total, Berat NaCl
Terekstrak, dan Efisiensi
No.
Waktu Berat Larutan
Berat Larutan
NaCl Effisiensi
(menit) NaCl total (gram) terekstrak (gram) (%)
1 10 249.3807 0.7404 0.2969
2 20 251.5218 3.9413 1.5670
3 30 254.3969 8.0800 3.1761
4 40 257.1497 12.1660 4.7311
5 50 263.5116 21.8056 8.2750

7. Mencari % kesalahan.
a. Hubungan kadar garam dalam larutan dengan waktu leaching.

Tabel 8. Hubungan Waktu dengan Kadar NaCl dalam Larutan
Waktu Kadar NaCl dalam
(menit) larutan (%)
10 0.2969
20 1.5670
30 3.1761
40 4.7311
50 8.2750

Dari data-data diatas tersebut dapat dibuat persamaan garis lururs yang merupakan
hubungan antara kadar garam dalam larutan dengan waktu leaching dengan
persamaan garis polynomial orde 2 :
Y = a X
2
+ b X + c
Dimana y = kadar garam, x = waktu, a, b & c = konstanta

Dengan metode Least Square, yaitu :
E Y = a E X
2
+ b E X + n c(1)
E XY = a E X
3
+ b E X
2
+ c E X.(2)
E X
2
Y = a E X
4
+ b E X
3
+ c E X
2
..(3)

Tabel 9. Menghitung Menggunakan Least Square
x y x^2 x^3 x^4 xy x^2.y
10 0.2969 100 1000 10000 2.969 29.69
20 1.567 400 8000 160000 31.34 626.8
30 3.1761 900 27000 810000 95.28384 2858.515
40 4.7311 1600 64000 2560000 189.2438 7569.751
50 8.2750 2500 125000 6250000 413.75 20687.5
150 18.04612 5500 225000 9790000 732.587 31772.3

Sehingga persamaannya menjadi :
18.0461 = 5500 a + 150 b + 5c..(1)

13


732.587 = 225000 a + 5500 b + 150 c. (2)
31772.3= 9790000 a + 225000 b + 5500 c...(3)
Eliminasi persamaan (1) & (2)
18.0461 = 5500 a + 150 b + 5c x 30
732.587 = 225000 a + 5500 b + 150 c x 1
Mendapatkan persamaan :
- 191.203 = -60000 a 1000 b(4)
Eliminasi persamaan (2) & (3)
732.5866 = 225000 a + 5500 b + 150 c x 110
31772.26 = 9790000 a + 225000 b + 5500 c x 3
Mendapatkan persamaan :
- 14732.2 = - 4620000 a 70000 b.(5)

Eliminasi persamaan (4) & (5)
-191.203 = -60000 a 1000 b x 70
-14732.2 = - 4620000 a 70000 b x 1
Mendapatkan a & b yaitu :
a = - 0,0032
b = -0,0013
a & b dimasukkan ke persamaan 1 mendapatkan c, yaitu :
c = 0.1198
Jadi didapatkan persamaan regresi liniernya, yaitu :
Y = 0.0032X
2
0.0013X + 0.1198


Dengan persamaan diatas dapat dihitung persen kesalahan :
Persen kesalahan = % 100 x
Ydata
Y data Y hitung -


Tabel 10. Menghitung Persen Kesalahan
No. x y data y hitung % Kesalahan
1 10 0.2969 0.427 43.8487
2 20 1.567 1.3762 12.1739
3 30 3.1761 2.9673 6.5748
4 40 4.7311 5.2003 9.9173
5 50 8.2750 8.0752 2.4144

Persen kesalahan rata-rata = 14.9858
5
9293 . 74
= %

14



Gambar 1 : Grafik Hubungan Antara Waktu Leaching vs Kadar NaCl

b.Hubungan efisiensi leaching berdasarkan berat zat terlarut mula-mula dengan
waktu leaching.
Tabel 11. Mencari Efisiensi Leaching
Waktu Effisiensi
(menit) (%)
10 0.2969
20 1.5670
30 3.1761
40 4.7311
50 8.2750


Dari data dapat grafik hubungan antara effisiensi leaching vs waktu, dengan
persamaan :
Y = a X
2
+ b X + c
Dimana y = kadar garam, x = waktu, a, b & c = konstanta

Tabel 12. Menghitung Menggunakan Least Square
No. x y x^2 x^3 x^4 xy x^2.y
1 10 0.2969 100 1000 10000 2.969 29.69
2 20 1.5670 400 8000 160000 31.34 626.8
3 30 3.1761 900 27000 810000 95.28384 2858.515
4 40 4.7311 1600 64000 2560000 189.2438 7569.751
5 50 8.2750 2500 125000 6250000 413.75 20687.5
Jumlah 150 18.04612 5500 225000 9790000 732.5866 31772.26

Dengan metode Least Square, yaitu :
E Y = a E X
2
+ b E X + n c(1)
E XY = a E X
3
+ b E X
2
+ c E X.(2)
E X
2
Y = a E X
4
+ b E X
3
+ c E X
2
.(3)

15


Sehingga persamaannya menjadi :
18.0461= 5500 a + 150 b + 5c...(1)
732.587 = 225000 a + 5500 b + 150 c...(2)
31772.3= 9790000 a + 225000 b + 5500 c...(3)
Dengan menggunakan cara eliminasi didapat nilai a, b, & c yaitu :
a = 0.0032
b = -0.0013
c =0.1198
Jadi didapatkan persamaan regresi liniernya , yaitu:
Y = 0.0032 X
2
0.0013 X + 0.1198
Dengan persamaan di atas dapat dihitung persen kesalahan :
Persen kesalahan = % 100 x
Ydata
Yhitung Ydata


Tabel 13. Menghitung Persen Kesalahan
No. x y data y hitung % kesalahan
1 10 0.2969 0.427087 43.84875
2 20 1.5670 1.376234 12.17394
3 30 3.1761 2.967303 6.574822
4 40 4.7311 5.200293 9.917338
5 50 8.2750 8.075205 2.414444

Persentase kesalahan ratarata = 14.9859
5
9293 . 74
= %


Gambar 2 : Grafik Hubungan antara Efisiensi Leaching vs Waktu Leaching





16



8. Menentukan koefisien transfer massa.
Untuk menentukan koefisien transfer massa pada proses leaching ini,
yaitu menggunakan persamaan sebagai berikut :







Dengan persamaan pendekatan, yaitu y = a + bx

misal :















Dari Perrys Chemical Engineers Handbook (tabel 3-121, hal 3-94) didapat
kelarutan NaCl dalam air pada suhu 30
o
C = 36,09
aquadest gr
gr NaCl


Dan BM NaCl = 58 5
C
AS
=
( ) NaCl aquadest volume
NaCl gmol
+ larutan



Tabel14. Hubungan T embun dengan Densitas Larutan NaCl dan densitas T embun
No.
T embun
Densitas Larutan
NaCl
Densitas T embun

(C) (gram/ml) (gram/ml)
1 34.8 0.997522963 0.9941
2 34.8 1.006087142 0.9941
3 34.8 1.017587611 0.9941
4 33.8 1.028598699 0.994438
5 33.8 1.054046546 0.994438


Pada percobaan 1
C
AS
=
( ) NaCl aquadest laru volume
NaCl gmol
+ tan



t
V
A K
C C
C C LA
A AS
A AS
(
(

=
(
(

0
ln
(
(

=
C C
C C
A AS
A AS
y
0
ln
(
(

=
V
A KLA
b
t x =
0 = a

17


C
AS
= 6169 , 0
5 , 58
09 , 36
= gmol/ml

Dengan cara yang sama diperoleh data berikut

Tabel 15. Hubungan T embun dengan Densitas T embun dan Konsentrasi
No.
T embun
Densitas T embun
CAS(gmol/ml)

(C)
(gram/ml)
1 34.8
0.9941 0.613283231
2
34.8
0.9941 0.613283231
3 34.8
0.9941 0.613283231
4
33.8
0.994438 0.613491751
5 33.8
0.994438 0.613491751


CA0 = 0 gmol/ml
Pada percobaan 1 :

CA =
NaCl

BM
NaCl
CA =
0.997523

58.5

CA = 1.71E-02 gmol/ml

Dengan cara yang sama diperoleh
Tabel 16. Menghitung Menggunakan Least Square
No. CA


x
xy x^2 (CAS-CA)/
y (t(menit))
(CAS- CA0)
1 1.71E-02 0.972196 0.0281978

10 0.281978 100
2 1.72E-02 0.971957 0.0284433

20 0.568867 400
3 1.74E-02 0.971637 0.0287732

30 0.863195 900
4 1.76E-02 0.97134 0.0290791

40 1.163163 1600
5 1.80E-02 0.970631 0.0298093

50 1.490466 2500

0.1443027

150 4.367669 5500

Z






sehingga persamaan menjadi :

0.144303 = 150 b

4.367669 = 5500 b

-4.22337 = -5350 b

dari data diatas dapat dibuat regresi linier sebagai berikut:
y = bx
xy = bx^2





18


b = 7.894E-04


Maka nilai koefisien transfer mass KLA dapat dicari, yaitu :














diameter bungkusan, D = 3,7 cm, maka r=1.85


A=3.14*r^2


33= A= 3.14*1.85^2
A=10.74665 cm^2



KLA =
7.89E0-4

250



10.74665


KLA = 0.0183 cm/menit

(
(

=
V
A KLA
b
(
(

=
A
V b
KLA

19


BAB IV
PENUTUP

A. PEMBAHASAN

Dari data-data yang diperolehdari hasil percobaan, maka didapatkan densitas NaCl tiap
10 menit
Tabel 17. Densitas NaCl Setiap Periode Waktu 10 Menit
No Waktu (menit) Densitas larutan NaCl
1 10 0,99752
2 20 1,00609
3 30 1,01759
4 40 1,0286
5 50 1,05405

HUBUNGAN WAKTU LEACHING DENGAN KADAR NaCl DALAM LARUTAN
Dari data percobaan diatas, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh kadar NaCl
seperti pada lampiran, akan diperoleh hubungan sebagai berikut:

Gambar 3 : Grafik Hubungan Antara Waktu Leaching vs Kadar NaCl


Tabel 18. Hubungan Waktu Leaching Dengan Kadar NaCl dalam Larutan
Waktu (menit) Densitas NaCl Kadar NaCl (%)

10 0.997523 0.2969
20 1.006087 1.5670
30 1.017588 3.1761
40 1.028599 4.7311
50 1.054047 8.2750




20


Dari tabel diatas dengan menggunakan persamaan least square, diperoleh persamaan
garis Y = 0.0032X
2
0.0013X + 0.1198. Dan didapat persen kesalahan rata-rata
sebesar 14.9858%, yang berlaku hanya pada range waktu 0-50 menit.

Dari grafik diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan semakin
tinggi pula kadar NaCl dalam larutan yang diperoleh, karena waktu kontak semakin
lama sehingga jumlah garam terekstraksi atau terlarut semakin besar.

HUBUNGAN WAKTU LEACHING DENGAN EFFISIENSI LEACHING

Tabel 19. Hubungan Waktu Leaching dengan Effisiensi Leaching (Berdasarkan Zat
Terlarut Mula-Mula)










Dari data percobaan diatas, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh effisiensi
akan diperoleh hubungan sebagai berikut dengan persamaan :
Y = 0.0032 X
2
0.0013 X + 0.1198. Dan didapat persen kesalahan rata-rata, sebesar
14.9859%, yang berlaku hanya pada range 0-50 menit
.


Gambar 4 : Grafik Hubungan antara Efisiensi Leaching vs Waktu Leaching

Waktu Berat Larutan Berat Larutan NaCl Effisiensi
(menit) NaCl total (gram) terekstrak (gram) (%)
10 249.3807 0.7404 0.2969
20 251.5218 3.9413 1.5670
30 254.3969 8.0800 3.1761
40 257.1497 12.1660 4.7311
50 263.5116 21.8056 8.2750

21


Dengan melihat grafik dapat diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan
semakin besar effisiensi yang diperoleh, hal ini juga disebabkan oleh garam yang
terekstraksi atau terlarut semakin besar.

PENENTUAN BESARNYA KOEFISIEN TRANSFER MASSA
Dari data percobaan diatas, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh besarnya
koefisien transfer massa akan diperoleh hubungan sebagai berikut:
Tabel 20. Hubungan Waktu Leaching dengan
(

=
Ao AS
A AS
C C
C C
ln Y
No. CA


x
xy x^2 (CAS-CA)/
y (t(menit))
(CAS- CA0)
1 1.71E-02 0.972196 0.0281978

10 0.281978 100
2 1.72E-02 0.971957 0.0284433

20 0.568867 400
3 1.74E-02 0.971637 0.0287732

30 0.863195 900
4 1.76E-02 0.97134 0.0290791

40 1.163163 1600
5 1.80E-02 0.970631 0.0298093

50 1.490466 2500

0.1443027

150 4.367669 5500

Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien transfer massa (K
L
), yaitu:
0.0183
menit
cm


22


B. KESIMPULAN

Dengan mengambil data hasil pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Grafik hubungan antara kadar NaCl terlarut Vs waktu leaching akan diperoleh
persamaan:
Y = 0.0032X
2
0.0013X + 0.1198
Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 14.9858%.
2. Grafik hubungan antara waktu leaching dengan effisiensi leaching mempunyaai
persamaan :
Y = 0.0032 X
2
0.0013 X + 0.1198
Dengan persen kesalahan rata-rata = 14.9859%
3. Semakin lama waktu leaching maka semakin banyak garam yang terekstraksi atau
terlarut, semakin tinggi kadar garam yang terekstraksi atau terlarut maka semakin besar
effisiensi yang diperoleh. Besarnya koefisien transfer massa (K
L
), yaitu : 0.0183
menit
cm

Anda mungkin juga menyukai