Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada
efektifnya pengadukan dan pencampuran zat cair pada proses itu. Salah satu acara
dalam Praktikum Dasar Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran
tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu
pencampuran terhadap homogenitas larutan biner.
Pencampuaran (mixing) di lain pihak adalah peristiwa menyebarnya
bahan-bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang
lain dan sebaliknya. Sedangkan bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua
fase atau lebih . Disini sangat penting sekali diketahui waktu pencampuran yang
sangat tepat agar diperoleh produk yang baik.
Dalam praktikum ini menggunakan fase zat cair-padat, antara aquadest dan
gula, adapun dipilih jenis ini karena memiliki efisiensi yang tinggi, sederhana
serta fluida yang mudah bercampur.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan hubungan antara indeks bias dengan larutan standar gula.
2. Menentukan hubungan antara waktu pencampuran dengan kadar larutan
gula selama proses pencampuran sampai mencapai keadaan homogen.

1.3 DASAR TEORI
Mixing time adalah waktu yang diperlukan untuk mencampur bahan-
bahan yang mudah larut yang terdapat pada fase yang berbeda sehingga diperoleh
fase yang homogen dimana konsentrasi di setiap permukaan sama ( Mc Cabe,
1987).
Di dalam suatu industri mixing time berguna untuk menentukan waktu
optimal suatu bahan/larutan, berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu larutan



2
hingga menjadi homogen. Dalam pencampuran derajat kehomogenisasian bahan
yang bercampur untuk berbagai operasi berbeda-beda ( Brown, G.G,1987 ).
Istilah pengadukan dan pencampuran sebenarnya tidak sama satu sama
lain. Pengadukan (agitation) menunjukan gerakan yang terinduksi menurut cara
tertentu pada suatu bahan dalam bejana, di mana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola sirkulasi, sedang operasi pencampuran merupakan suatu usaha
mendistribusikan secara acak atau sama dari dua atau lebih fase yang terpisah (
Mc Cabe, 1987 ).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencampuran zat adalah jenis
impeller, karakteristik fluida ,ukuran serta perbandingan tangki dan sekat,
kecepatan pengadukan dan perbandingan dari zat yang di campur ( Brown, G.G,
1978 ).
Impeller akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem yang
menyebabakan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke
impeller. Adapun macam impeller ada dua jenis yang pertama membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeller dan yang kedua membangkitkan arus
pada arah tangensial dan radial.
Dari segi bentuknya ada tiga macam jenis impeller yaitu propeller,
dayung, dan turbin. Dalam pencampuran yang biasa dipakai adalah jenis turbin,
karena efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup luas, sirkulasinya bagus
dan harganya murah. Sedangkan untuk jenis propeller, penggunaannya hanya
terbatas untuk zat yang berviskositas rendah dan hanya efektif dalam bejana besar
karena alirannya sangat kuat. Untuk impeller dayung, putaran arus zat cair tidak
bisa dengan kecepatan tinggi, dan tidak ada sekatnya zat cair akan berputar-putar
mengelilingi bejana tanpa ada pencampuran ( Brown, G.G, 1978 ).




3

propeller dayung turbin

Gambar 1. J enis impeller berdasarkan bentuknya
Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang
dihadapi, volume fluida yang disirkulasi oleh impeller harus cukup besar agar
dapat menyapu keseluruhan bejana dalam waktu yang singkat demikian pula,
kecepatan arus yang meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat
mencapai semua sudut tangki ( Mc. Cabe, 1987 ).
Dalam tangki pencampuran ada tiga macam arah kecepatan fluida di setiap
titik suatu proses pengadukan :
1. Komponen radial yang bekerja tegak lurus terhadap poros impeller.
2. Komponen longitudianal yang bekerja pada arah paralel pada poros
impeller.
3. Komponen tangensial atau rotarial yang bekerja pada arah yang saling
bersinggungan terhadap lintasan lingkaran sekeliling poros impeller.
Ketiga komponen ini sering terjadi pada setiap proses pengadukan dari
ketiga komponen ini yang saling berpengaruh adalah komponen longitudinal dan
radial ( Mc Cabe, 1987 ).
Proses pencampuran zat cair maupun campuran di dalam tangki yang
berlangsung cepat adalah didaerah aliran turbulen. Dalam hal ini akan
menghasilkan kecepatan tinggi dan itu mungkin dapat bercampur didaerah sekitar
impeller karena ada keturbulenan yang hebat. Pada saat arus itu melambat karena
membawa zat cair lain dan mengalir di sepanjang dinding, terjadi juga
pencampuran radial, sedangkan pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil.



4
Fluida itu akan mengalami suatu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller,
di mana terjadi lagi pencampuran yang hebat.
Karakteristik fluida menentukan berhasil tidaknya suatu pencampuran.
Fluida polar tidak akan bercampur dengan fluida nonpolar, misalnya air dengan
minyak. Adapun fungsi sekat adalah untuk mengurangi aliran putar merintangi
aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal. Sekat yang
sederhana namun efektif dapat di buat dengan memasang sekat vertikal terhadap
dinding tangki








Gambar 2. Pembentukan vorteks dan pola aliran sirkulasi dalam bejana aduk.

Waktu pencampuran dengan menggunakan turbin bersekat berubah
dengan perubahan kecepatan didaerah itu. Timbulnya vorteks pada tangki atau
bejana karena terdapat aliran tangensial . Hal ini terutama terjadi karena pada
tangki yang tidak bersekat.
Bila bejana di pasang sekat, pencampuran akan lebih cepat dan lebih
banyak energi yang di berikan untuk lingkar. Sekat rotasi tanpa mengganggu
aliran radial atau longitudinal ( Brown, G.G, 1978 ).
Dalam bejana yang kecil biasanya waktu pencampuran lebih pendek
dibandingkan dalam bejana besar. Karena tidak praktis bila waktu pencampuran
dibuat sama untuk segala ukuran bejana ( Tryeball, 1986 ).






5
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 BAHAN
Bahan yang digunakan :
a. Gula
b. Aquadest
2.2 GAMBAR ALAT
Alat yang digunakan :
a. Beker glass f. Tabung reaksi
b. Pengaduk listrik g. Refraktometer
c. Alat pengambil sampel (pipet) h. Timbangan analisis
d. Statif i. Stopwatch
e. Gelas ukur


Keterangan gambar :

1. Beker glass
2. Pengaduk
3. Motor Pengaduk
4. Statif
5. Sekat ( Buffle )


Gambar 3. Rangkaian alat bejana berpengaduk.





2
3
5
1
4



6
2.3 CARA KERJA

I. Membuat larutan standar
1. Menimbang gula seberat 0,1 gram; 0,2 gram; 0,3 gram; 0,4 gram;
0,5 gram; 0,6 gram; 0,7 gram; 0,8 gram; 0,9 gram; 1 gram
2. Mengukur volume sebanyak 10 ml aquadest dengan gelas ukur
atau pipet gondok
3. Mencampur masing-masing berat gula ke dalam 10 tabung reaksi
yang berisi aquadest sebanyak 10 ml kemudian dikocok sehingga
benar-benar homogen
4. Mengamati indeks bias masing-masing larutan gula dengan alat
refraktometer

II. Menentukan Mixing Time
1. Mengukur volume aquadest dengan volume 300 ml dengan gelas
ukur
2. Memasukan aquadest kedalam bekerglass dan mengaduk dengan
pengaduk listrik
3. Menimbang gula dengan berat 30 gram; 25 gram; 20 gram
4. Memasukan gula ke dalam bekerglass yang berisi aquadest dan
diaduk, pada saat memasukan gula kita catat sebagai t = 0
5. Pada selang waktu ( 30 detik ), kita ambil sampel pada posisi
tertentu dan kita amati indeks biasnya dengan menggunakan
reflaktometer selama beberapa menit sampai konstan
6. Percobaan diulangi dengan berat gula 25 gram dan 20 gram









7
2.4 ANALISA PERHITUNGAN

1. Mencari indeks bias larutan standar gula dengan refraktometer.
2. Mencari konsentrasi gula (dalam molalitas) untuk grafik standar :
Molalitas =
grPelarut
gr
MR
beratGula 1000

3. Membuat grafik larutan standar antara konsentrasi gula vs indeks bias.
4. Membuat persamaan garis grafik standar.
5. Mencari indeks bias larutan biner, kemudian menentukan kadar gula
dalam larutan biner dengan mengeplotkan pada grafik larutan standar.
6. Membuat grafik hubungan antara waktu pencampuran Vs konsentrasi
gula.
7. Membuat persamaan garis larutan biner.
8. Menghitung prosentase kesalahan dari persamaan garis yang didapat.




























8
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PERCOBAAN
Suhu Aquades = 29
0
C
Densitas Aquades = 0.995945 gr/ml


BM gula = 180 gr/gmol
Volume (V) = 10 ml
Berat pelarut = 10 ml x 0.995945 gr/ml
= 9.95945 gram

1. Larutan Standart
Tabel 1. Hubungan antara konsentrasi gula (molalitas) dengan indeks
bias.


Dari data diatas digunakan untuk membuat grafik standart dengan
persamaan garis sebagai berikut : Y = 0.0245 X + 1.3344
No Berat gula (gr) V aquadest(ml) Indeksbias Molalitas
1 0,1060 10 1,3357 0,0591
2 0,2003 10 1,3372 0,1117
3 0,3081 10 1,3385 0,1719
4 0,4022 10 1,3402 0,2243
5 0,5020 10 1,3414 0,2800
6 0,6021 10 1,3428 0,3358
7 0,7028 10 1,3444 0,3920
8 0,8008 10 1,3452 0,4467
9 0,9014 10 1,3460 0,5028
10 1,0014 10 1,3485 0,5586



9

Gambar 4. Grafik Standard antara Molalitas VS I ndeks Bias
Dengan persen kesalahan rata-rata : 1.65 %

2. Larutan biner antara 30 gram gula dengan 300 ml aquadest.
Tabel 2. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
No Waktu(detik) Molalitas
1 30 0,1306
2 60 0,2163
3 90 0,2612
4 120 0,3020
5 150 0,3306
6 180 0,3551
7 210 0,3837
8 240 0,4000
9 270 0,4204
10 300 0,4449
11 330 0,4531
12 360 0,4531
13 390 0,4735
14 420 0,4857
15 450 0,4898
16 480 0,4980
17 510 0,5020
18 540 0,4857
19 570 0,5143



10
20 600 0,5184
21 630 0,5224
22 660 0,5265
23 690 0,5265
24 720 0,5306
25 750 0,5347
26 780 0,5265
27 810 0,4816
28 840 0,5388
29 870 0,5347
30 900 0,5469
31 930 0,5469
32 960 0,5347
33 990 0,5469
34 1020 0,5469
35 1050 0,5469

Dari data diatas digunakan untuk membuat grafik dengan persamaan garis
sebagai berikut : Y = 0,1185ln(x) - 0,2549


Gambar 5. Grafik hubungan antara Waktu pencampuran Vs Molalitas
Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar : 3,5 %





11
3. Larutan biner antara 25 gram gula dengan 300 ml aquadest.
Tabel 3 . Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
No Waktu (detik) Molalitas
1 30 0,0735
2 60 0,1143
3 90 0,1510
4 120 0,1755
5 150 0,2000
6 180 0,2041
7 210 0,2286
8 240 0,2449
9 270 0,2612
10 300 0,2735
11 330 0,2939
12 360 0,3388
13 390 0,3959
14 420 0,4122
15 450 0,4122
16 480 0,4245
17 510 0,4367
18 540 0,4408
19 570 0,4490
20 600 0,4490
21 630 0,4571
22 660 0,4571
23 690 0,4571
24 720 0,4571



Dari data diatas digunakan untuk membuat grafik dengan persamaan garis
sebagai berikut : Y = 0,1464ln(x) - 0,507



12

Gambar 6. Grafik hubungan antara Waktu Pencampuran Vs Molalitas
Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar : 14,29 %

4. Larutan biner antara 20 gram gula dengan 300 ml aquadest.
Tabel 4. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
No Waktu(detik) Molalilatas
1 30 0,1020
2 60 0,1347
3 90 0,1592
4 120 0,1755
5 150 0,1837
6 180 0,2000
7 210 0,2204
8 240 0,2367
9 270 0,2449
10 300 0,2571
11 330 0,2694
12 360 0,2776
13 390 0,2694
14 420 0,2939
15 450 0,2776
16 480 0,3143
17 510 0,3184
18 540 0,3306



13
19 570 0,3388
20 600 0,3388
21 630 0,3429
22 660 0,3469
23 690 0,3469
24 720 0,3592
25 750 0,3469
26 780 0,3551
27 810 0,3592
28 840 0,3633
29 870 0,3633
30 900 0,3633

Dari data diatas digunakan untuk membuat grafik dengan persamaan garis
sebagai berikut : Y = 0,0885ln(x) - 0,2384

Gambar 7. Grafik hubungan antara Waktu Pencampuran Vs Molalitas
Dengan persen kesalahn rata-rata sebesar : 4,93 %








14
3.2 PEMBAHASAN
Dari Tabel 2 dan Gambar 4 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
pencampuran maka indeks biasnya akan semakin besar yang diikuti dengan
kenaikan kadar larutan gula, sampai indeks bias yang terukur kemudian menjadi
konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat dalam larutan telah
melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.
Berdasarkan Tabel 2 pada data yang ke-33 telah diperoleh indeks bias
yang konstan, berdasarkan data percobaan diatas diperoleh persamaan grafik
hubungan pencampuran dengan molalitas sebagai berikut:
Y = 0,1185ln(x) - 0,2549
Dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar : 3.5 %
Dari Gambar 4 dilihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka
konsentrasinya akan semakin besar, hal ini terjadi karena adanya pengadukan
yang semakin lama larutan akan homogen.
Dari Tabel 3 dan Gambar 5 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
pencampuran maka indeks biasnya akan semakin besar yang diikuti dengan
kenaikan kadar larutan gula, sampai indeks bias yang terukur kemudian menjadi
konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat dalam larutan telah
melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.
Dari tabel 3 pada data yang ke-21 telah diperoleh indeks bias yang
konstan, berdasarkan data percobaan diatas dapat dibuat grafik hubungan antara
waktu pencampuran dengan molalitas dengan persamaan:
Y = 0,1464ln(x) - 0,507
Dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar : 14,29%
Dari gambar 5 dilihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka
konsentrasinya akan semakin besar, hal ini terjadi karena dengan adanya
pengadukan semakin lama larutan akan homogen.
Dari tabel 4 dan gambar 6 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
pencampuran maka indeks biasnya akan semakin besar yang diikuti dengan
kenaikan kadar larutan gula, sampai indeks bias yang terukur kemudian menjadi



15
konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat dalam larutan telah
melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.
Dari tabel 4 pada data yang ke-28 telah diperoleh indeks bias yang
konstan, berdasarkan data percobaan diatas dapat dibuat grafik hubungan antara
waktu pencampuran dengan molalitas dengan persamaan sebagai berikut:
Y = 0,0885ln(x) - 0,2384
Dengan persentase kesalahan sebesar : 4,93 %
Pada percobaan larutan biner antara 25 gram gula dengan 300 ml aquadest
terjadi ketidakstabilan data untuk mencapai homogen karena pada saat percobaan
berlangsung kemungkinan terjadi kerusakan alat atau kesalahan dalam pembacaan
sehingga menyebabkan data-data yang didapat kurang akurat dan terjadi persen
kesalahan yang cukup besar. Dari persamaan tersebut dapat dibuat grafik dari
grafik tersebut dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran larutan
tersebut menjadi homogen, maka molalitasnya akan semakin besar.
Dari data pada tabel 2,3,dan 4 dapat diketahui bahwa semkin lama waktu
pencampuran maka indeks biasnya akan semakin konstan, ini menunjukan bahwa
larutan gula semakin homogen

















16
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Antara gula dan aquadest merupakan dua senyawa yang mampu
mencampur (missible).
2. Indeks bias yang konstan menunjukan kadar campuran tersebut telah
homogen.
3. Waktu yang diperlukan untuk pencampuran semakin lama untuk
molalitas yang semakin besar. Diperoleh grafik hubungan antara
waktu pencampuran versus molalitas sebagai berikut :
a) Untuk berat gula 30 gram yang dilarutkan dalam 300 ml aquadest
diperoleh suatu persamaan :

Y = 0,1185ln(x) - 0,2549
Dengan prosentase kesalahan rata-rata 3,5%
b) Untuk berat gula 25 gram yang dilarutkan dalam 300 ml aquadest
di peroleh suatu persamaan :
Y = 0,1464ln(x) - 0,507
Dengan prosentase kesalahan rata-rata 14,29 %
c) Untuk berat gula 20 gram yang dilarutkan dalam 300 ml aquadest
di peroleh suatu persamaan :
Y = 0,0885ln(x) - 0,2384
Dengan prosentase kesalahan rata-rata 4,93 %










17
DAFTAR PUSTAKA
Brown.G.G, 1578, Unit Operation, 14
th
edition, John Willey and sons; New
York.
Mc. Cabe, W.L., and Smith, J.C., 1987 Unit Operation of ChemicEngineering,
International Student Edition, Mc. Graw Hill, Kogakusha: Tokyo.
Treyball, R. E., 1986., Mass Transfer Operation, 2
nd
Edition, Mc. Graw Hill, New
York.



























18

LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Data Percobaan
Suhu Aquades = 29
0
C
Densitas Aquades = 0.995945 gr/ml


BM gula = 180 gr/gmol
Volume (V) = 10 ml
Berat pelarut = 10 ml x 0.995945 gr/ml
= 9.95945 gram

1. Larutan Standart
Tabel 5. Data percobaan pembuatan larutan standart


























No Berat gula (gr) V aquadest(ml) Indeksbias Molalitas
1 0,1060 10 1,3357 0,0591
2 0,2003 10 1,3372 0,1117
3 0,3081 10 1,3385 0,1719
4 0,4022 10 1,3402 0,2243
5 0,5020 10 1,3414 0,2800
6 0,6021 10 1,3428 0,3358
7 0,7028 10 1,3444 0,3920
8 0,8008 10 1,3452 0,4467
9 0,9014 10 1,3460 0,5028
10 1,0014 10 1,3485 0,5586



19
2. Larutan Biner antara gula 30 gram dengan aquades 300 ml

Tabel 6. Data percobaan larutan biner antara gula 30 gram dan
aquadest 300 ml.
No Waktu(detik) Indeks bias Molalitas
1 30 1,3376 0,1306
2 60 1,3397 0,2163
3 90 1,3408 0,2612
4 120 1,3418 0,3020
5 150 1,3425 0,3306
6 180 1,3431 0,3551
7 210 1,3438 0,3837
8 240 1,3442 0,4000
9 270 1,3447 0,4204
10 300 1,3453 0,4449
11 330 1,3455 0,4531
12 360 1,3455 0,4531
13 390 1,3460 0,4735
14 420 1,3463 0,4857
15 450 1,3464 0,4898
16 480 1,3466 0,4980
17 510 1,3467 0,5020
18 540 1,3463 0,4857
19 570 1,3470 0,5143
20 600 1,3471 0,5184
21 630 1,3472 0,5224
22 660 1,3473 0,5265
23 690 1,3473 0,5265
24 720 1,3474 0,5306
25 750 1,3475 0,5347
26 780 1,3473 0,5265
27 810 1,3462 0,4816
28 840 1,3476 0,5388
29 870 1,3475 0,5347
30 900 1,3478 0,5469
31 930 1,3478 0,5469
32 960 1,3475 0,5347
33 990 1,3478 0,5469
34 1020 1,3478 0,5469
35 1050 1,3478 0,5469



20

3. Larutan Biner antara gula 25 gram dengan aquades 300 ml

Tabel 7. Data percobaan larutan biner antara gula 25 gram dengan
Aquadest 300 ml
No Waktu (detik) Indeks bias Molalitas
1 30 1,3362 0,0735
2 60 1,3372 0,1143
3 90 1,3381 0,1510
4 120 1,3387 0,1755
5 150 1,3393 0,2000
6 180 1,3394 0,2041
7 210 1,3400 0,2286
8 240 1,3404 0,2449
9 270 1,3408 0,2612
10 300 1,3411 0,2735
11 330 1,3416 0,2939
12 360 1,3427 0,3388
13 390 1,3441 0,3959
14 420 1,3445 0,4122
15 450 1,3445 0,4122
16 480 1,3448 0,4245
17 510 1,3451 0,4367
18 540 1,3452 0,4408
19 570 1,3454 0,4490
20 600 1,3454 0,4490
21 630 1,3456 0,4571
22 660 1,3456 0,4571
23 690 1,3456 0,4571
24 720 1,3456 0,4571















21
4. Larutan Biner antara gula 20 gram dengan aquades 300 ml

Tabel 8. Data percobaan larutan biner antara gula 20 gram dengan
aquadest 300 ml
No Waktu(detik) Indeksbias Molalilatas
1 30 1,3369 0,1020
2 60 1,3377 0,1347
3 90 1,3383 0,1592
4 120 1,3387 0,1755
5 150 1,3389 0,1837
6 180 1,3393 0,2000
7 210 1,3398 0,2204
8 240 1,3402 0,2367
9 270 1,3404 0,2449
10 300 1,3407 0,2571
11 330 1,3410 0,2694
12 360 1,3412 0,2776
13 390 1,3410 0,2694
14 420 1,3416 0,2939
15 450 1,3412 0,2776
16 480 1,3421 0,3143
17 510 1,3422 0,3184
18 540 1,3425 0,3306
19 570 1,3427 0,3388
20 600 1,3427 0,3388
21 630 1,3428 0,3429
22 660 1,3429 0,3469
23 690 1,3429 0,3469
24 720 1,3432 0,3592
25 750 1,3429 0,3469
26 780 1,3431 0,3551
27 810 1,3432 0,3592
28 840 1,3433 0,3633
29 870 1,3433 0,3633
30 900 1,3433 0,3633






22
LAMPIRAN B
Cara Perhitungan

I. Mencari persamaan garis grafik standart dari fungsi indeks bias (X) Vs
molalitas (Y) dengan cara pendekatan least square
Ey = aEx + nb
E xy = aEx
2
+ bEx
Sehingga diperoleh harga a dan b yang akan membentuk persamaan :
Y = bX + a
a. Mencari molalitas gula untuk grafik standart :
Molalitas =
grPelarut
gr
MR
beratGula 1000


1. gula 0,1060 gr, 9.95945gram pelarut
molal m 0591 , 0
95945 , 9
1000
180
1060 , 0
= =
2. gula 0,2003 gr, 9.95945gram pelarut
molal m 1117 , 0
9.95945
1000
180
2003 , 0
= =
3. gula 0,3081 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 1719 , 0
9.95945
1000
180
3081 , 0
= =
4. gula 0,4022 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 2244 , 0
9.95945
1000
180
4022 , 0
= =
5. gula 0,5020 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 2800 , 0
9.95945
1000
180
5020 , 0
= =
6. gula 0,6021 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 3359 , 0
9.95945
1000
180
6021 , 0
= =




23

7. gula 0,7028 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 3920 , 0
9.95945
1000
180
7028 , 0
= =
8. gula 0,8008 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 4467 , 0
9.95945
1000
180
8008 , 0
= =
9. gula 0,9014 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 5028 , 0
9.95945
1000
180
9014 , 0
= =
10. gula 1,0014 gr, 9.95945 gram pelarut
molal m 5586 , 0
9.95945
1000
180
0014 , 1
= =
Data perhitungan grafik standart:
Tabel 9. Data perhitunngan grafik standart
No Molalitas (X) Indeks Bias (Y)
X
2

XY
1 0,0591 1,3357 0,0035 0,0789
2 0,1117 1,3372 0,0125 0,1494
3 0,1719 1,3385 0,0295 0,2301
4 0,2243 1,3402 0,0503 0,3006
5 0,2800 1,3414 0,0784 0,3756
6 0,3358 1,3428 0,1128 0,4509
7 0,3920 1,3444 0,1537 0,5270
8 0,4467 1,3452 0,1995 0,6009
9 0,5028 1,3460 0,2528 0,6768
10 0,5586 1,3485 0,3120 0,7533

3,0829 13,4199 1,2050 4,1435

n = 10
x = 3,0829
y = 13,4199
xy = 4,1435
x
2
= 1,2050






24
Sehingga :

Y = aX+ b
13,4199 = 3,0829 a + 10 b .(1)
4,1435 = 1,2050 a + 3,0829 b .(2)
Eliminasi (1) dan (2)
(1) x1 13,4199 = 3,0829 a + 10 b
(2) x3,2437 13,4403 = 3,9087 a + 10 b -
-0,0204 = -0,8258 a
a= 0,0245
b = 1,3344

Sehingga persamaan garis : Y = 0,0245 X + 1,3344
Persentase kesalahan dapat dihitung dengan cara :
% 100 %

=
Ydata
Yhitung Ydata
kesalahan
Tabel 10. Data persentase kesalahan pada percobaan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1
1,3357 1,3358 0,01
2
1,3372 1,3672 2,24
3
1,3385 1,3672 2,14
4
1,3402 1,3672 2,02
5
1,3414 1,3673 1,93
6
1,3428 1,3673 1,82
7
1,3444 1,3673 1,71
8
1,3452 1,3674 1,65
9
1,3460 1,3674 1,59
10
1,3485 1,3674 1,40

Jadi persen kesalahan rata-rata = 1,65 %






25
II. Mencari persamaan garis pada percobaan 30 gram gula + 300 ml aquadest
data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Y = a. Ln X n. b
( Y.lnX ) = a. (lnX)
2
b. lnX
Untuk mencari harga a dan b dengan cara :
Tabel 11. Data perhitungan mencari harga a dan b
No Waktu (X) Y Ln X
Ln X
2

Y Ln X
1 30 0,1306 3,4012 11,5681 0,4442
2 60 0,2163 4,0943 16,7637 0,8857
3 90 0,2612 4,4998 20,2483 1,1755
4 120 0,3020 4,7875 22,9201 1,4460
5 150 0,3306 5,0106 25,1065 1,6566
6 180 0,3551 5,1930 26,9668 1,8440
7 210 0,3837 5,3471 28,5916 2,0515
8 240 0,4000 5,4806 30,0374 2,1923
9 270 0,4204 5,5984 31,3423 2,3536
10 300 0,4449 5,7038 32,5331 2,5376
11 330 0,4531 5,7991 33,6295 2,6273
12 360 0,4531 5,8861 34,6462 2,6668
13 390 0,4735 5,9661 35,5949 2,8248
14 420 0,4857 6,0403 36,4847 2,9338
15 450 0,4898 6,1092 37,3229 2,9923
16 480 0,4980 6,1738 38,1156 3,0743
17 510 0,5020 6,2344 38,8679 3,1299
18 540 0,4857 6,2916 39,5838 3,0559
19 570 0,5143 6,3456 40,2671 3,2635
20 600 0,5184 6,3969 40,9207 3,3160
21 630 0,5224 6,4457 41,5473 3,3676
22 660 0,5265 6,4922 42,1492 3,4184
23 690 0,5265 6,5367 42,7283 3,4418
24 720 0,5306 6,5793 43,2865 3,4910
25 750 0,5347 6,6201 43,8254 3,5397
26 780 0,5265 6,6593 44,3462 3,5063



26
27 810 0,4816 6,6970 44,8503 3,2255
28 840 0,5388 6,7334 45,3387 3,6278
29 870 0,5347 6,7685 45,8125 3,6191
30 900 0,5469 6,8024 46,2726 3,7205
31 930 0,5469 6,8352 46,7197 3,7384
32 960 0,5347 6,8669 47,1548 3,6717
33 990 0,5469 6,8977 47,5783 3,7726
34 1020 0,5469 6,9276 47,9911 3,7890
35 1050 0,5469 6,9565 48,3935 3,8048
16,1102 211,1781 1299,5056 100,2058

Dari tabel diatas diperoleh data:
n = 35
Y = 16,1102
Ln X = 211,1781
(lnX)
2
= 1299,5056
( Y.lnX ) = 100,2058

Penyelesaian dengan menggunakan matriks:
( )
( )
(

E
E
=
(

E E
E
X Y
Y
b
a
X X
n X
ln .
ln ln
ln
2



( )
( )
(

E E
E
(

E E
E
=
X X
n X
X X Y
n Y
a
ln ln
ln
ln ln .
2



( ) ( ) ( ) | |
( ) ( ) ( ) | |
2 2
ln ln
ln . ln
X n X
X Y n X Y
E E
E E E
=


( ) ( ) | |
( ) | | 5056 , 1299 35 ) 1781 , 211 (
100,2058 35 1781 , 211 16,1102
2


=

= 0,1185



27




( ) ( )
( )
(

E E
E
(

E E
E E
=
X X
n X
X Y X
Y X
b
ln ln
ln
ln . ln
ln
2
2



( ) ( ) ( ) ( ) | |
( ) ( ) ( ) | |
2 2
2
ln ln
ln ln . ln
X n X
X Y X Y X
E E
E E E E
=


( ) ( ) | |
( ) ( ) | | 5056 , 1299 35 1781 , 211
5056 , 1299 1102 , 16 2058 , 100 1781 , 211
2


=

= - 0,2549
Jadi persamaan yang di dapat Y = 0,1185Ln(x) 0,2549

Tabel 12. Tabel persentase kesalahan pada percobaan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1 0,1306 0,1481 13,42
2 0,2163 0,2303 6,45
3 0,2612 0,2783 6,55
4 0,3020 0,3124 3,44
5 0,3306 0,3389 2,49
6 0,3551 0,3605 1,51
7 0,3837 0,3787 1,29
8 0,4000 0,3946 1,36
9 0,4204 0,4085 2,83
10 0,4449 0,4210 5,37
11 0,4531 0,4323 4,58
12 0,4531 0,4426 2,31
13 0,4735 0,4521 4,52
14 0,4857 0,4609 5,11
15 0,4898 0,4690 4,24
16 0,4980 0,4767 4,27
17 0,5020 0,4839 3,62
18 0,4857 0,4907 1,02



28
19 0,5143 0,4971 3,35
20 0,5184 0,5031 2,94
21 0,5224 0,5089 2,59
22 0,5265 0,5144 2,30
23 0,5265 0,5197 1,30
24 0,5306 0,5247 1,11
25 0,5347 0,5296 0,96
26 0,5265 0,5342 1,46
27 0,4816 0,5387 11,85
28 0,5388 0,5430 0,79
29 0,5347 0,5472 2,33
30 0,5469 0,5512 0,78
31 0,5469 0,5551 1,49
32 0,5347 0,5588 4,51
33 0,5469 0,5625 2,84
34 0,5469 0,5660 3,49
35 0,5469 0,5695 4,12

Jadi Persentase kesalahan rata-rata = 3,5 %

III. Mencari persamaan garis pada percobaan 25 gram gula + 300 ml aquadest
data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Y = a. Ln X n.b
( Y.lnX ) = a. (lnX)
2
b. lnX

Untuk mencari harga a dan b dengan cara :
Tabel 13.Tabel perhitungan untuk mencari a dan b
No Waktu (X) Y Ln X Ln X
2
Y LnX
1 30 0,0735 3,4012 11,5681 0,2499
2 60 0,1143 4,0943 16,7637 0,4679
3 90 0,1510 4,4998 20,2483 0,6796
4 120 0,1755 4,7875 22,9201 0,8403
5 150 0,2000 5,0106 25,1065 1,0021
6 180 0,2041 5,1930 26,9668 1,0598
7 210 0,2286 5,3471 28,5916 1,2222
8 240 0,2449 5,4806 30,0374 1,3422



29
9 270 0,2612 5,5984 31,3423 1,4624
10 300 0,2735 5,7038 32,5331 1,5598
11 330 0,2939 5,7991 33,6295 1,7042
12 360 0,3388 5,8861 34,6462 1,9941
13 390 0,3959 5,9661 35,5949 2,3621
14 420 0,4122 6,0403 36,4847 2,4901
15 450
0,4122 6,1092 37,3229 2,5185
16 480 0,4245 6,1738 38,1156 2,6207
17 510 0,4367 6,2344 38,8679 2,7228
18 540 0,4408 6,2916 39,5838 2,7734
19 570 0,4490 6,3456 40,2671 2,8491
20 600 0,4490 6,3969 40,9207 2,8721
21 630 0,4571 6,4457 41,5473 2,9466
22 660 0,4571 6,4922 42,1492 2,9679
23 690 0,4571 6,5367 42,7283 2,9882
24 720 0,4571 6,5793 43,2865 3,0077
7,8082 136,4135 791,2226 46,7036

Dari tabel diatas diperoleh data:
n = 24
Y = 7,8082
Ln X = 136,4135
(lnX)
2
= 791,2226
( Y.lnX ) = 46,7036

Penyelesaian dengan menggunakan matriks:
( )
( )
(

E
E
=
(

E E
E
X Y
Y
b
a
X X
n X
ln .
ln ln
ln
2



( )
( )
(

E E
E
(

E E
E
=
X X
n X
X X Y
n Y
a
ln ln
ln
ln ln .
2



( ) ( ) ( ) | |
( ) ( ) ( ) | |
2 2
ln ln
ln . ln
X n X
X Y n X Y
E E
E E E
=




30

( ) ( ) | |
( ) ( ) | | 2226 , 791 24 4135 , 136
7036 , 46 24 4135 , 136 8082 , 7
2


=

= 0,1464




( ) ( )
( )
(

E E
E
(

E E
E E
=
X X
n X
X Y X
Y X
b
ln ln
ln
ln . ln
ln
2
2



( ) ( ) ( ) ( ) | |
( ) ( ) ( ) | |
2 2
2
ln ln
ln ln . ln
X n X
X Y X Y X
E E
E E E E
=


( ) ( ) | |
( ) | | 2226 , 791 24 ) 4135 , 136 (
2226 , 791 8082 , 7 7036 , 46 4135 , 136
2


=

= - 0,507
Jadi persamaan yang di dapat Y = 0,1464Ln(x) - 0,507

Tabel 14. Persentase kesalahan pada percobaan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1 0,0735 -0,00906 112,34
2 0,1143 0,092412 19,14
3 0,1510 0,151772 0,50
4 0,1755 0,193889 10,47
5 0,2000 0,226557 13,28
6 0,2041 0,253249 24,09
7 0,2286 0,275817 20,67
8 0,2449 0,295366 20,61
9 0,2612 0,312609 19,67
10 0,2735 0,328034 19,95
11 0,2939 0,341987 16,37
12 0,3388 0,354726 4,71
13 0,3959 0,366444 7,44
14 0,4122 0,377293 8,48
15 0,4122 0,387394 6,03
16 0,4245 0,396842 6,51
17 0,4367 0,405718 7,10
18 0,4408 0,414086 6,06



31
19 0,4490 0,422001 6,01
20 0,4490 0,429511 4,34
21 0,4571 0,436653 4,48
22 0,4571 0,443464 2,99
23 0,4571 0,449972 1,57
24 0,4571 0,456202 0,21

Jadi Persentase kesalahan rata-rata = 14,29 %

IV. Mencari persamaan garis pada percobaan 20 gram gula + 300 ml aquadest
data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Y = a. Ln X n. b
( Y.lnX ) = a. (lnX)
2
b. lnX

Untuk mencari harga a dan b dengan cara
Tabel 15. Data perhitungan untuk mencari a dan b
No X Y
Ln X Ln X
2
Y Ln X
1 30
0,1020
3,4012 11,5681 0,3471
2 60
0,1347
4,0943 16,7637 0,5515
3 90
0,1592
4,4998 20,2483 0,7163
4 120
0,1755
4,7875 22,9201 0,8403
5 150
0,1837
5,0106 25,1065 0,9203
6 180
0,2000
5,1930 26,9668 1,0386
7 210
0,2204
5,3471 28,5916 1,1785
8 240
0,2367
5,4806 30,0374 1,2975
9 270
0,2449
5,5984 31,3423 1,3710
10 300
0,2571
5,7038 32,5331 1,4667
11 330
0,2694
5,7991 33,6295 1,5622
12 360
0,2776
5,8861 34,6462 1,6337
13 390
0,2694
5,9661 35,5949 1,6072
14 420
0,2939
6,0403 36,4847 1,7751
15 450
0,2776
6,1092 37,3229 1,6956
16 480
0,3143
6,1738 38,1156 1,9403
17 510
0,3184
6,2344 38,8679 1,9848
18 540
0,3306
6,2916 39,5838 2,0801
19 570
0,3388
6,3456 40,2671 2,1497



32
20 600
0,3388
6,3969 40,9207 2,1671
21 630
0,3429
6,4457 41,5473 2,2100
22 660
0,3469
6,4922 42,1492 2,2524
23 690
0,3469
6,5367 42,7283 2,2678
24 720
0,3592
6,5793 43,2865 2,3632
25 750
0,3469
6,6201 43,8254 2,2968
26 780
0,3551
6,6593 44,3462 2,3647
27 810
0,3592
6,6970 44,8503 2,4055
28 840
0,3633
6,7334 45,3387 2,4460
29 870
0,3633
6,7685 45,8125 2,4588
30 900
0,3633
6,8024 46,2726 2,4711

8,4898
176,6942 1061,6682 51,8598

Dari tabel diatas diperoleh data:
n = 30
Y = 8,4898
Ln X = 176,6942
(lnX)
2
= 1061,6682
( Y.lnX ) = 51,8598
Penyelesaian dengan menggunakan matriks:
( )
( )
(

E
E
=
(

E E
E
X Y
Y
b
a
X X
n X
ln .
ln ln
ln
2



( )
( )
(

E E
E
(

E E
E
=
X X
n X
X X Y
n Y
a
ln ln
ln
ln ln .
2



( ) ( ) ( ) | |
( ) ( ) ( ) | |
2 2
ln ln
ln . ln
X n X
X Y n X Y
E E
E E E
=


( ) ( ) | |
( ) ( ) | | 6682 , 1061 30 6942 , 176
8598 , 51 30 6942 , 176 4898 , 8
2


=

= 0,0885




33




( ) ( )
( )
(

E E
E
(

E E
E E
=
X X
n X
X Y X
Y X
b
ln ln
ln
ln . ln
ln
2
2



( ) ( ) ( ) ( ) | |
( ) ( ) ( ) | |
2 2
2
ln ln
ln ln . ln
X n X
X Y X Y X
E E
E E E E
=


( ) ( ) | |
( ) ( ) | | 1061,6682 30 176,6942
1061,6682 4898 , 8 8598 , 51 176,6942
2


=

= - 0,2384

Jadi persamaan yang di dapat Y = 0,0885 Ln(x) 0,2384
Tabel 16. Persentase kesalahan pada percobaan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1 0,1020
0,0626 38,65
2 0,1347
0,1239 7,98
3 0,1592 0,1598 0,41
4 0,1755 0,1853 5,57
5
0,1837 0,2050 11,63
6
0,2000 0,2212 10,59
7
0,2204
0,2348 6,54
8 0,2367
0,2466 4,18
9 0,2449 0,2571 4,97
10 0,2571 0,2664 3,59
11
0,2694 0,2748 2,02
12
0,2776 0,2825 1,79
13 0,2694
0,2896 7,50
14 0,2939
0,2962 0,78
15 0,2776 0,3023 8,91
16 0,3143 0,3080 2,01
17
0,3184 0,3133 1,58
18
0,3306 0,3184 3,69
19 0,3388
0,3232 4,60



34
20
0,3388 0,3277 3,26
21 0,3429
0,3320 3,15
22 0,3469
0,3362 3,11
23
0,3469
0,3401 1,97
24 0,3592 0,3439 4,27
25
0,3469 0,3475 0,15
26
0,3551 0,3509 1,17
27 0,3592
0,3543 1,36
28 0,3633
0,3575 1,59
29 0,3633 0,3606 0,73
30 0,3633 0,3636 0,10
Jadi Persentase kesalahan rata-rata = 4.93 %
























35
LAMPIRAN C
Pertanyaan dan jawaban
1. Sebutkan jenis-jenis Impeller dan jelaskan !
Wayan Parta (121100151)
Jawaban : Dari segi bentuknya ada tiga macam jenis impeller yaitu propeller,
dayung, dan turbin. Dalam pencampuran yang biasa dipakai adalah jenis
turbin, karena efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup luas,
sirkulasinya bagus dan harganya murah. Sedangkan untuk jenis propeller,
penggunaannya hanya terbatas untuk zat yang berviskositas rendah dan hanya
efektif dalam bejana besar karena alirannya sangat kuat. Untuk impeller
dayung, putaran arus zat cair tidak bisa dengan kecepatan tinggi, dan tidak
ada sekatnya zat cair akan berputar-putar mengelilingi bejana tanpa ada
pencampuran.


propeller dayung turbin

2. Apa fungsi dari sekat pada percobaan mixing time ?
Arina Ulya (121100042)
Jawaban: Fungsi dari sekat pada percobaan mixing time adalah untuk
mencegah timbulnya vorteks pada tangki atau bejana karena terdapat aliran
tangensial dan untuk mempercepat pencampuran.







36
3. Apa perbedaan antara pengadukan dan pencampuran ?
Verdila Dwi N (121100114)
Jawaban: Pengadukan (agitation) menunjukan gerakan yang terinduksi
menurut cara tertentu pada suatu bahan dalam bejana, di mana gerakan itu
biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi, sedang operasi pencampuran
merupakan suatu usaha mendistribusikan secara acak atau sama dari dua atau
lebih fase yang terpisah.

Anda mungkin juga menyukai