MODUL 8
MIXING TIME
A. Latar Belakang
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada
efektifnya pengadukan dan pencampuran zat cair pada proses itu. Salah satu acara
dalam Praktikum Dasar Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran
tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu
pencampuran terhadap homogenitas larutan biner.
Pencampuaran (mixing) adalah peristiwa penyebaran bahan-bahan secara
acak di mana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya.
Sedangkan bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Di sini
sangat penting sekali diketahui waktu pencampuran yang sangat tepat agar diperoleh
produk yang baik.
Dalam praktikum kali ini digunakan fase zat cair-padat, antara aquadest dan
gula, adapun dipih jenis ini karena memiliki efisiensi yang tinggi, sederhana serta
fluida yang mudah bercampur.
B. Tujuan Percobaan
1. Menentukan hubungan antara indeks bias dengan normalitas larutan.
2. Menentukan hubungan antara waktu pencampuran dengan kadar larutan gula
selama proses pencampuran sampai mencapai keadaan homogen.
C. Dasar Teori
Mixing time adalah waktu yang diperlukan untuk mencampur bahan-bahan
yang mudah larut yang terdapat pada fase yang berbeda sehingga diperoleh fase yang
homogen konsentrasi yang sama di setiap titik (McCabe, 1987). Dalam pencampuran,
derajat kehomogenan bahan yang bercampur untuk berbagai operasi berbeda-beda
(Brown, G.G,1987).
Penggunaan istilah pengadukan dan pencampuran sering dicampur adukkan.
Padahal kedua istilah tersebut sebenarnya tidak sinonim satu sama lain. Pengadukan
(agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu
bahan dalam bejana, di mana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola
Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang
dihadapi, volume fluida yang disirkulasi oleh impeller harus cukup besar agar dapat
menyapu keseluruhan volume bejana dalam waktu yang singkat. Demikian pula,
kecepatan arus yang meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat
mencapai semua sudut tangki (McCabe, 1987).
Dalam tangki pencampuran ada tiga macam arah kecepatan fluida di setiap
titik suatu proses pengadukan :
1. Komponen radial yang bekerja tegak lurus terhadap poros impeller.
2. Komponen longitudinal yang bekerja pada arah paralel pada poros impeller.
3. Komponen tangensial atau rotarial yang bekerja pada arah yang saling
bersinggungan terhadap lintasan lingkaran sekeliling poros impeller.
Ketiga komponen ini sering terjadi pada setiap proses pengadukan dari ketiga
komponen ini yang saling berpengaruh adalah komponen longitudinal dan radial (Mc
Cabe, 1987 ).
Proses pencampuran zat cair maupun campuran di dalam tangki yang
berlangsung cepat adalah di daerah aliran turbulen. Dalam hal ini akan dihasilkan
kecepatan tinggi serta pencampuran yang efektif di daerah sekitar impeller karena
adanya turbulensi yang intensif. Pada saat aliran melambat karena membawa zat cair
lain dan mengalir ke sepanjang dinding, terjadi pencampuran radial. Pada arah
menjauhi impeller, pusaran-pusaran(vortex) besar pecah menjadi pusaran kecil. Fluida
akan mengalami suatu sirkulasi penuh dan kembali ke pusat impeller, di mana terjadi
lagi pencampuran yang intensif.
Karakteristik fluida menentukan berhasil tidaknya sutu pencampuran. Fluida
polar tidak akan bercampur dengan fluida nonpolar, misal air dengan minyak. Adapun
fungsi sekat (baffle) adalah untuk mengurangi aliran putar dan merintangi aliran rotasi
tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal. Sekat yang sederhana namun efektif
dapat dibuat dengan memasang sekat vertikal terhadap dinding tangki.
Gambar 4. Pembentukan vorteks dan pola aliran sirkulasi dalam bejana aduk.
3
2
Keterangan gambar :
1. Beaker glass
1 2. Pengaduk (impeller)
3. Motor Pengaduk
4 4. Statif
5
5. Sekat ( Baffle )
E. Cara Kerja
Langkah Kerja
I. Pembuatan larutan standar
1. Timbang gula seberat 1 gram; 2 gram; 3 gram; 4 gram; 5 gram; 6 gram; 7 gram;
8 gram; 9 gram; 10 gram
2. Ukur volume aquadest sebanyak X ml dengan gelas ukur atau pipet gondok
Analisis Perhitungan
1. Cari indeks bias larutan standar dengan refraktometer
2. Hitung konsentrasi gula (dalam molalitas) untuk grafik standar :
beratGula 1000 gr
Molalitas =
MR grPelarut
3. Buat grafik larutan standar antara konsentrasi gula vs indeks bias
4. Buat persamaan garis grafik standar
5. Cari indeks bias larutan biner, kemudian menentukan kadar gula dalam larutan
biner dengan mengeplotkan pada grafik larutan standar
6. Buat grafik hubungan antara waktu pencampuran vs konsentrasi gula
7. Buat persamaan garis larutan biner
8. Hitung prosentase kesalahan dari persamaan garis yang didapat
Ydata - Yhitung
%Kesalahan = Yhitung x100%
F. Daftar Pustaka
Mc. Cabe, W.L., and Smith, J.C., 1987 Unit Operation of Chemical Engineering,
International Student Edition, Mc. Graw Hill, Kogakusha: Tokyo.
Treyball, R. E., 1986, Mass Transfer Operation, 2nd Edition, Mc. Graw Hill, New
York
1. Larutan standar
Tabel 1 Hubungan antara konsentrasi gula (molalitas) dengan indeks bias