DRYING
(D-01)
Disusun Oleh
“VETERAN” YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
DRYING
(D-01)
Disusun oleh
i
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke-Hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan resmi Praktikum Pemisahan Diffusional yang
berjudul “Drying” dengan tepat.
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan resmi ini adalah untuk
memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Pemisahan Diffusional.
Dengan selesainya makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih
sebesar- besarnya kepada:
1. Ir. Danang Jaya, MT, selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
UPN “ Veteran “ Yogyakarta.
2. Fredy Ary Sadewa, selaku Asisten Pembimbing Praktikum Diffusional
pada acara (D - 01) ini.
3. Seluruh staf Laboratorium Dasar Teknik Kimia atas seluruh bantuannya
yang
telah diberikan kepada praktikan.
4. Seluruh pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan semua pihak yang memerlukan laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
INTISARI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
III.2 Pengaruh Kadar Air (x) terhadap Waktu Pengeringan (t) .................. 15
iii
III.4 Pengaruh Kecepatan Pengeringan (R) terhadap
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan..........................................................................................48
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
Pengeringan (R) untuk Silinder Pejal ......................................... 39
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Pengeringan (R) pada Silinder Berlubang Bulat .......................... 32
Gambar 16. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
Gambar 17. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
Gambar 18. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
Gambar 19. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
viii
DAFTAR ARTI LAMBANG
µ = Entalpi (BTU/lb)
ix
INTISARI
Proses pengeringan zat padat merupakan salah satu operasi teknik kimia yang paling
banyak di jumpai di industri, terutama pada industri bahan makanan. Pada industri ini
pengeringan bertujuan untuk pemurnian bahan yang di hasilkan agar lebih awet. Pengeringan zat
padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat, sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair didalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah yang dapat
diterima.
Percobaan ini dilakukan dengan menimbang bahan padat basah sebagai berat mula-
mula yang kemudian dimasukan ke dalam oven pada suhu 80oC. Pada selang waktu 1 menit,
bahan diambil untuk ditimbang sebagai berat setelah pengeringan dan mencatat T dry dan T wet.
Dalam operasi ini tekanan dibuat vakum dengan menggunakan pompa vakum yang bertujuan
untuk mempercepat pengeringan. Cara ini dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh berat
konstan.
Dari hasil percobaan pada selang waktu 1 menit diperoleh hasil yaitu silinder berlubang
lingkaran mempunyai kadar air rata-rata sebesar 0,8533 %, kecepatan pengeringan rata-ratanya
0,0006928 gr/cm2 menit dan koefisien kecepatan pengeringan 0,00011944 menit-1. Sedangkan
untuk bola pejal diperoleh data, kadar air rata-rata sebesar 3,0197 %, dengan kecepatan
pengeringan rata-rata 0,0016157 gr/cm2 menit serta koefisien kecepatan pengeringan 0,00013194
menit-1. Untuk silinder pejal mempunyai kadar air rata-rata 2,1113 %, kecepatan pengeringan
rata-rata 0,001374 gr/cm2menit dan koefisien kecepatan pengeringan 0,00018504 menit-1. Untuk
silinder berlubang kotak memiliki kadar air rata-rata sebesar 1,8665 % dengan kecepatan
pengeringan rata-rata 0,001537 gr/cm2menit serta koefisienkecepatan pengeringan 0,00013723
menit-1.
Kata Kunci : Pengeringan, Kadar air dalam bahan, Kecepatan Pengeringan dan Koefiisien
Pengeringan
x
Laporan
Praktikum Pemisahan Diffusional
Drying (D – 01)
BAB I
PENDAHULUAN
Bila suatu zat padat di kontakkan dengan udara yang kelembabannya lebih
rendah dari kandungan kebasahan zat padat, zat padat akan melepaskan sebagian
dari kebasahan dan mengering sampai seimbang dengan udara. Bila udara lebih
lembab dari zat padat yang berada dalam keseimbangan dengan udara akan
menyerap kebasahan dari udara sehingga tercapai kesetimbangan.
Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau
zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di
dalam bahan padat itu sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima (McCabe,
1993).
Dimana panas diberikan dengan cara kontak langsung antara gas panas
dengan bahan yang di keringkan, sebagai contoh dari alat pengering langsung
adalah pengering cawan, dimana bahan yang di keringkan dengan alat pengering
adalah antara lain adalah saringan tekan dan bahan padat berbutir-butir. Alat
pengering ini mempunyai sebuah ruangan dimana cawan-cawan di tempatkan.
Udara panas akan mengalir antara cawan-cawan dan melintasi permukaan bahan
yang di keringkan. Pengeringan ini disebut pengeringan sirkulasi melintang.
Dimana panas diberikan secara terpisah dengan gas yang digunakan untuk
mengangkut uap cairan. Sebagai contoh, alat pengering rak hampa. Seperti terlihat
pada gambar 2, alat pengering ini mempunyai rak yang berongga-rongga dan
selama bekerja rak-rak ini diisi dengan kukus atau air panas. Pada bagian alat
pengering ini pada kedua sisinya, terdapat manipol B untuk mengeluarkan
kondensat dan gas tak terembunkan. Manipol dihubungkan dengan rak-rak oleh
pipa-pipa C yang pendek. Bahan yang di keringkan di tempatkan pada cawan dan
selanjutnya cawan-cawan ini di tempatkan diatas rak-rak. Pintu di tutup dan
ruangan alat pengering di hampakan dengan menggunakan pompa hampa. Alat
pengering ini digunakan untuk mengeringkan bahan yang tidak tahan temperatur
tinggi, misalnya bahan-bahan farmasi atau yang tidak boleh berkontak dengan
udara.
Salah satu contoh pengering kontinyu yaitu alat pengering terowongan. Alat
pengering terowongan sesungguhnya alat pengering kereta, yang dikenalkan
kepada operasi pengeringan kontinyu, gambar 3. Pada dasarnya alat pengering ini
berupa terowongan yang relatif panjang, dimana di dalam terowongan ini kereta
yang telah diisi dengan bahan yang akan di keringkan bergerak dan berkontak
dengan arus gas panas. Waktu tinggal kereta di dalam alat pengering ini harus
cukup untuk menurunkan kandungan cairan zat padat sampai harga yang
diinginkan gerakan kereta dan gas dalam alat pengering ini dapat searah atau
berlawanan. Alat pengering terowongan ini biasanya digunakan untuk
mengeringkan batu bata, bahan keramik, kayu dan bahan lain yang harus
dikeringkan dengan agak lambat namun jumlahnya relatif besar.
b. Kelembaban (H)
c. Tekanan (P)
Dalam proses pengeringan dapat dibuat suatu kurva hubungan sebagai berikut:
Gambar 4. Kurva Hubungan Antara Kadar Air (x) dengan Waktu (t).
Keterangan:
kelembabannya
Gambar 5. Kurva Hubungan Antara Kecepatan Pengeringan (R) dengan kadar uap air (x).
Keterangan:
Kandungan airnya
Keterangan:
mulai turun.
1. Semakin banyak kadar air dalam bahan yang ingin diuapkan maka
semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menguapkan air didalam
bahan tersebut.
2. Semakin lama kecepatan pengeringan suatu bahan maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan bahan tersebut.
3. Semakin sedikit kadar air dalam bahan maka semakin lambat kecepatan
pengeringan.
4. Semakin besar luas selimut bahan maka semakin kecil koefisien
pengeringan.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1.1 Alat
1. Alat Utama
a. Thermometer
b. Pompa Vakum
c. Oven
d. Heater
e. Thermostat
2. Alat Pembantu
a. Penjepit
b. Timbangan
c. Wadah
d. Serbet
e. Jangka Sorong
II.1.2 Bahan
1. Bahan Utama
a. Silinder berlubang kotak
b. Silinder pejal
c. Silinder berlubang bulat
d. Bola pejal
2. Bahan Pembantu
a. Air
C G
E F B A D
D. Pompa vakum
konstan.
Mengambil dan menimbang bahan tersebut, lalu mencatat hasilnya sebagai berat
mula-mula
Menghidupkan oven kemudian mengatur hingga suhunya 80o C dan dijaga agar
tetap konstan, lalu memasukan bahan kedalam oven
BAB III
Berat bahan
No Waktu(menit) Twet (°C) Tdry (°C)
(gr)
1 1 102,0120 29,00 29,00
2 2 101,7660 29,00 29,00
3 3 101,5020 28,00 29,00
4 4 101,3000 28,00 29,50
5 5 101,1150 28,00 29,50
6 6 100,9350 27,00 30,00
7 7 100,7460 27,00 30,00
8 8 100,5970 27,00 30,00
9 9 100,4800 27,00 30,00
10 10 100,3530 27,00 30,00
11 11 100,2320 27,00 30,00
12 12 100,1190 27,00 30,00
13 13 100,029 26,50 30,00
14 14 99,942 26 30,5
B. Bola Pejal
Berat Bahan Mula-Mula = 43,486 gram
Diameter = 4,66 cm
Luas Permukaan = 68,186984 cm2
o
Twet Mula-Mula = 29 C
o
Tdry mula-Mula = 29 C
Berat Bahan Setelah Direndam = 46,354 gram
o
Suhu Oven = 80 C
19 19 44,148 26 31
20 20 44,048 26 31,5
21 21 43,948 26,5 32
22 22 43,851 26 32
23 23 43,737 25 32
24 24 43,682 25 31,5
25 25 43,577 25 32
26 26 43,52 25 32
20 20 129,685 26 31,5
21 21 129,548 26,5 32
22 22 129,435 26 32
23 23 129,315 25 32
24 24 129,189 25 31,5
25 25 129,053 25 32
26 26 128,957 25 32
27 27 128,82 25 32
28 28 128,710 25 32
D. Silinder Pejal
Berat Bahan Mula-Mula = 44,834 gram
Diameter Luar = 3,2 cm
Luas Permukaan = 115,552 cm2
Panjang Silinder = 9,9 cm
Berat Bahan Setelah Direndam = 47,428 gram
o
Twet Mula-Mula = 29 C
o
Tdry mula-Mula = 29 C
o
Suhu Oven = 80 C
Tabel 5. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (x) untuk Silinder
Berlubang Kotak
28. 28 0 0,370793 0
∑ 41,501
Rata-rata 1162,028
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan (t)
dengan kadar air (X) untuk silinder berlubang kotak dengan persamaan logaritmik
Y = -1,6481 ln(x) + 5,8624 dan didapat persen kesalahan rata-rata sebesar 41,501
%.
4
y = -1.648ln(x) + 5.8624 y data
3 R² = 0.9214
y hitung
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu
Gambar 8. Hubungan Waktu Pengeringan (t) dengan Kadar Air (x) pada Silinder
Berlubang Kotak
Dari grafik hubungan waktu pengeringan (t) dengan kadar air (X) pada
silinder berlubang, terlihat bahwa semakin lama waktu pengeringan maka kadar
airnya semakin kecil. Pada saat t = 0, kadar air (X) tertentu. Setelah bahan
dimasukkan oven, Kadar air dalam bahan (X) semakin berkurang karena terjadi
penguapan. Semakin lama waktu pengeringan maka kadar airnya makin
berkurang karena adanya transfer panas dan transfer massa antara air dalam bahan
dengan udara.
Tabel 6. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (x) untuk Silinder
Pejal
18. 18 0 0,44519 0
∑ 675,6804
Rata-rata 37,5378
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan (t)
dengan kadar air (X) untuk silinder pejal dengan persamaan logaritmik Y = -
1,91857 ln(x) + 5,99058 dan didapat persen kesalahan rata-rata sebesar 37,5378
%.
5
Kadar Air
4
y = -1.919ln(x) + 5.9906
R² = 0.9316 y data
3
y hitung
2
0
0 5 10 15 20
Waktu
Gambar 9. Hubungan Waktu Pengeringan (t) dengan kadar air (X) pada Silinder
Pejal
Dari grafik hubungan waktu pengeringan (t) dengan kadar air (X) pada
silinder berlubang, terlihat bahwa semakin lama waktu pengeringan maka kadar
airnya semakin kecil. Pada saat t = 0, kadar air (X) tertentu. Setelah bahan
dimasukkan oven, Kadar air dalam bahan (X) semakin berkurang karena terjadi
penguapan. Semakin lama waktu pengeringan maka kadar airnya makin
berkurang karena adanya transfer panas dan transfer massa antara air dalam bahan
denganudara.
Tabel 7. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (x) untuk Silinder
Berlubang Bulat
1. 1 2,0712
2,9944 45
2. 2 1,8251
2,169624 19
3. 3 1,5609
1,687162 8
4. 4 1,3588
1,344849 1
5. 5 1,1737
1,07933 8
6. 6 0,9936
0,862386 13
7. 7 0,8045
0,678962 16
8. 8 0,6554
0,520072 21
9. 9 0,5383
0,379922 29
10. 10 0,4112
0,254554 38
11. 11 0,2902
0,141145 51
12. 12 0,1771
0,037609 79
13. 13 0,0871
-0,05763 166
14. 14 0
-0,14581 0
∑ 493,99
Rata-rata 35,2857
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan (t)
dengan kadar air (X) untuk silinder berlubang bulat dengan persamaan logaritmik
Y = -1,1889 ln(x) + 2,9944 dan didapat persen kesalahan rata-rata sebesar
35,28571 %.
2
Kadar Air
1.5
y = -1,1889 ln x + 2,9944 y data
1 R² = 0,96 y hitung
0.5
0
0 5 10 15
Waktu
Gambar 10. Hubungan Waktu Pengeringan (t) dengan kadar air pada Silinder
Berlubang Bulat
Dari grafik hubungan waktu pengeringan (t) dengan kadar air (X) pada
silinder berlubang, terlihat bahwa semakin lama waktu pengeringan maka kadar
airnya semakin kecil. Pada saat t = 0, kadar air (X) tertentu. Setelah bahan
dimasukkan oven, Kadar air dalam bahan (X) semakin berkurang karena terjadi
penguapan. Semakin lama waktu pengeringan maka kadar airnya makin
berkurang karena adanya transfer panas dan transfer massa antara air dalam bahan
dengan udara.
Tabel 8. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (R) untuk Bola
Pejal
∑ 1532,84
Rata-rata 58,9554
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan (t)
dengan kadar air (X) untuk bola pejal dengan persamaan logaritmik Y = -2,2455
ln(x) + 8,3105. Pada saat pengeringan terakhir, kadar air didalam air sempat
berada dibawah kadar air lingkungan sehingga saat dikeluarkan membuat kadar
air dalam bahannya kembali bertambah karena kelembaban udara sekitar. Di dapat
persen kesalahan rata-rata sebesar 58,9554 %.
5
4 y = -2.245ln(x) + 8.3105 y data
3 R² = 0.8588 y hitung
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu
Gambar 11. Hubungan Antara Waktu Pengeringan (t) dengan kadar air pada
Bola Pejal
Dari grafik hubungan waktu pengeringan (t) dengan kadar air (X) pada
silinder berlubang, terlihat bahwa semakin lama waktu pengeringan makakadar
airnya semakin kecil. Pada saat t = 0, kadar air (X) tertentu. Setelah bahan
dimasukkan oven, Kadar air dalam bahan (X) semakin berkurang karena terjadi
penguapan. Semakin lama waktu pengeringan maka kadar airnya makin
berkurang karena adanya transfer panas dan transfer massa antara air dalam bahan
dengan udara.
∑ 257,8044
Rata-rata 9,2073
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan
(t)terhadap kecepatan pengeringan (R) untuk silinder berlubang kotak dengan
persamaan logaritmik Y= -0,0007 ln(x) + 0,0033 dan didapat persentase kesalahan
rata-rata sebesar 9,2073 %.
0.0035
0.003 y data
0.0025 y = -7E-04ln(x) + 0.0033 y hitung
0.002 R² = 0.8349
0.0015
0.001
0.0005
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu
Gambar 12. Hubungan Waktu Pengeringan (t) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
pada Silinder Berlubang Kotak
Tabel 10. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kecepatan Pengeringan (R)
untuk Silinder Pejal
∑ 85,95
Rata-rata 4,7750
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan (t)
terhadap kecepatan pengeringan (R) untuk silinder pejal dengan persamaan
logaritmik Y = -0,00011 ln(x) + 0.0016 dan didapat persentase kesalahan rata-rata
sebesar 4,7750 %.
0.0014
0.0012
0.001
y = -1E-04ln(x) + 0.0016
0.0008 y data
R² = 0.5319
0.0006 y hitung
0.0004
0.0002
0
0 5 10 15 20
Waktu
Gambar 13. Hubungan Waktu Pengeringan (t) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
pada Silinder Pejal
= 1 menit ke-18 karena dianggap tidak terjadi lagi penguapan. Pada saat t = 0
kecepatan pengeringan sama dengan nol karena belum terjadi proses
penguapan.Setelah bahan dimasukkan dalam oven terjadi penguapan dimana
kecepatan penguapan. Didapatkan persen kesalahan rata-rata sebesar 4,7750 %
karena suhu yang diterima benda saat didalam oven lebih panas dari suhu yang
dikehendaki, serta karena saat proses pengeluaran dari oven menuju proses
penimbangan, benda berkontak langsung dengan udara luar yang memiliki
kelembaban yang rendah, yang mengakibatkan proses penurunan kadar air
berlangsung dengan cepat.
Tabel 11. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kecepatan Pengeringan (R)
untuk Silinder Berlubang Bulat
1. 1 0,000102678 0,000395
285
2. 2 0,000588761 0,000655
11
3. 3 0,000777004 0,000807
4
4. 4 0,000803402 0,000915
14
5. 5 0,000804385 0,000999
24
6. 6 0,000801399 0,001067
33
7. 7 0,000804884 0,001125
40
8. 8 0,000785652 0,001175
50
9. 9 0,000755158 0,001219
61
Rata-rata 70
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan (t)
terhadap kecepatan pengeringan (R) untuk silinder berlubang bulat dengan
persamaan logaritmik Y = -0,00014 ln(x) + 0,0004 dan didapat persentase
kesalahan rata-rata sebesar 70 %.
0.0007
0.0006
0.0005 y = 0.0001ln(x) + 0.0004
R² = 0.3655 y data
0.0004
0.0003 y hitung
0.0002
0.0001
0
0 5 10 15
Waktu
Gambar 14. Hubungan Waktu Pengeringan (t) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
pada Silinder Berlubang Bulat
Tabel 12. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kecepatan Pengeringan (R)
untuk Bola Pejal
1. 1 0,001818529
0,001449197 20,30938
2. 2 0,001378562
0,001498175 8,676658
3. 3 0,001344343
0,001526825 13,5741
4. 4 0,001371229
0,001547153 12,82967
5. 5 0,001390295
0,001562921 12,41647
6. 6 0,001459223
0,001575804 7,989219
7. 7 0,001533598
0,001586696 3,462308
8. 8 0,001571048
0,001596131 1,596594
9. 9 0,001647431
0,001604454 2,608737
10. 10 0,001652808
0,001611899 2,47514
11. 11 0,001671873
0,001618633 3,184432
12. 12 0,001690205
0,001624782 3,870737
13. 13 0,001684283
0,001630437 3,196942
14 14 0,001683396
0,001635674 2,834867
15. 15 0,001685561
0,001640549 2,670445
16. 16 0,001724119
0,001645109 4,582611
17. 17 0,001711557
0,001649393 3,632009
18. 18 0,001718314
0,001653432 3,775914
19. 19 0,001702748
0,001657252 2,671895
20. 20 0,001690939
0,001660877 1,777843
21. 21 0,001680254
0,001664324 0,948053
22. 22 0,00166854
0,001667611 0,055652
23. 23 0,001668685
0,001670752 0,123894
24. 24 0,001632765
0,00167376 2,510752
25. 25 0,00162905
0,001676644 2,921591
26. 26 0,001598546
0,001679416 5,058943
∑ 129,7548
Rata-rata 4,99057
Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pengeringan (t)
terhadap kecepatan pengeringan (R) untuk bola pejal dengan persamaan
logaritmik Y = -0,00007 ln(x) + 0,0014 dan didapat persentase kesalahan rata-rata
sebesar 4,99057 %
Gambar 14. Hubungan Waktu Pengeringan (t) dengan Kecepatan Pengeringan (R)
pada Bola Pejal
Tabel 13. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk
Silinder Berlubang Kotak
∑ 336,8778
Rata-rata 12,03135
Dari data dapat dibuat grafik hubungan antara kadar air (X) dengan
kecepatan pengeringan R pada silinder berlubang kotak dengan persamaan linier
Y = 0,00035 x + 0,0005 dan didapat persentase kesalahan sebesar 12,03135 %.
0.0035
0.003
y = 0,00035 x + 0,0005
0.0025 R² = 0,6116
ydata
0.002
yhitung
0.0015
0.001
0.0005
0
0 1 2 3 4 5
Kandungan Air
Gambar 16. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R) pada
Silinder Berlubang Kotak
Dari grafik hubungan antara kadar air (X) dengan kecepatan pengeringan
(R) pada silinder berlubang terlihat bahwa semakin besar kadar air yang adadalam
bahan, maka kecepatannya akan semakin besar. Pada saat mula-mula,kadar air (X)
tertentu tetapi belum terjadi penguapan sehingga kecepatan pengeringan sama
dengan nol. Setelah bahan dimasukkan dalam oven, terjadi penguapan sehingga
kecepatan pengeringan dapat dicari dimana semakin kecil kadar air dalam bahan
maka kecepatan pengeringannya semakin menurun. Pada percobaan didapatkan
persen kesalahan rata-rata yang besar yaitu 12,03135 %. Karena suhu dialami
benda dalam oven terlalu tinggi, serta karena kecepatan pengeringan yang terjadi
terlalu besar, dimana faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan adalah
kelembaban udara, dimana saat praktikum, udara di lingkungan mempunyai
tingkat kelembaban yang rendah, yang mengakibatkan proses penguapan terjadi
dengan cepat.
Tabel 14. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk
Silinder Pejal
∑ 68,2818
Rata-rata 3,7896
Dari data dapat dibuat grafik hubungan antara kadar air (X) dengan
kecepatan pengeringan R pada silinder pejal dengan persamaan linier Y = 6E-05x
+ 0,0012 dan di dapat persentase kesalahan sebesar 3,7896 %.
0.0012
0.001
0.0008 ydata
0.0006 yhitung
0.0004
0.0002
0
0 1 2 3 4 5 6
Kandungan Air
Gambar 17. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R) pada
Silinder Pejal
Dari grafik hubungan antara kadar air (X) dengan kecepatan pengeringan
(R) pada silinder berlubang terlihat bahwa semakin besar kadar air yang adadalam
bahan, maka kecepatannya akan semakin besar. Pada saat mula-mula,kadar air (X)
tertentu tetapi belum terjadi penguapan sehingga kecepatan pengeringan sama
dengan nol. Setelah bahan dimasukkan dalam oven, terjadi penguapan sehingga
kecepatan pengeringan dapat dicari dimana semakin kecil kadar air dalam bahan
maka kecepatan pengeringannya semakin menurun. Pada percobaan didapatkan
persen kesalahan rata-rata yang besar yaitu 3,7896 %. Karena suhu dialami benda
dalam oven terlalu tinggi, serta karena kecepatan pengeringan yang terjadi terlalu
besar, dimana faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan adalah
kelembaban udara, dimana saat praktikum, udara di lingkungan mempunyai
tingkat kelembaban yang rendah, yang mengakibatkan proses penguapan terjadi
dengan cepat.
Tabel 15. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk
Silinder Berlubang Bulat
∑ 770
Rata-rata 55
Dari data dapat dibuat grafik hubungan antara kadar air (X) dengan
kecepatan pengeringan (R) pada silinder berlubang bulat dengan persamaan linier
Y = -0,000224x + 0,0005 dan didapat persentase kesalahan sebesar 55 %.
0.0006
y = -0,000224x + 0,0005
0.0005
R² = 0,1892
0.0004 ydata
0.0003 yhitung
0.0002
0.0001
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
kandungan air
Gambar 18. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R) pada
Silinder Berlubang Bulat
Fahry Taufiq A (121150048)
Nattaya Lakhsita K D (121150049)
Refsky Fitriono (121150051) 43
Laporan
Praktikum Pemisahan Diffusional
Drying (D – 01)
Dari grafik hubungan antara kadar air (X) dengan kecepatan pengeringan
(R) pada silinder berlubang terlihat bahwa semakin besar kadar air yang adadalam
bahan, maka kecepatannya akan semakin besar. Pada saat mula-mula,kadar air (X)
tertentu tetapi belum terjadi penguapan sehingga kecepatan pengeringan sama
dengan nol. Setelah bahan dimasukkan dalam oven, terjadi penguapan sehingga
kecepatan pengeringan dapat dicari dimana semakin kecil kadar air dalam bahan
maka kecepatan pengeringannya semakin menurun. Pada percobaan didapatkan
persen kesalahan rata-rata yang besar yaitu 55 %. Karena suhu dialami benda
dalam oven terlalu tinggi, serta karena kecepatan pengeringan yang terjadi terlalu
besar, dimana faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan adalah
kelembaban udara, dimana saat praktikum, udara di lingkungan mempunyai
tingkat kelembaban yang rendah, yang mengakibatkan proses penguapan terjadi
dengan cepat.
Tabel 16. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk
Bola Pejal
∑ 133,1058
Rata-rata 5,1194
Dari data dapat dibuat grafik hubungan antara kadar air (X) dengan
kecepatan pengeringan (R) pada bola pejal dengan persamaan linier Y = -3E-05x
+ 0,0017 dan didapat persentase kesalahan sebesar 5,1194 %.
0.0014
0.0012 y = -3E-05x + 0.0017
0.001 R² = 0.3041
ydata
0.0008
yhitng
0.0006
0.0004
0.0002
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Kandungan Air
Gambar 19. Hubungan Kadar air (X) dengan Kecepatan Pengeringan (R) pada
Bola Pejal
Dari grafik hubungan antara kadar air (X) dengan kecepatan pengeringan
(R) pada silinder berlubang terlihat bahwa semakin besar kadar air yang adadalam
bahan, maka kecepatannya akan semakin besar. Pada saat mula-mula,kadar air (X)
tertentu tetapi belum terjadi penguapan sehingga kecepatan pengeringan sama
dengan nol. Setelah bahan dimasukkan dalam oven, terjadi penguapan sehingga
kecepatan pengeringan dapat dicari dimana semakin kecil kadar air dalam bahan
maka kecepatan pengeringannya semakin menurun. Pada percobaan didapatkan
persen kesalahan rata-rata yang besar yaitu 5,1194 %. Karena suhu dialami benda
dalam oven terlalu tinggi, serta karena kecepatan pengeringan yang terjadi terlalu
besar, dimana faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan adalah
kelembaban udara, dimana saat praktikum, udara di lingkungan mempunyai
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Treybal, R.E, 1981,”Mass Transfer Operation 4th Ed”, Tokyo : McGraw Hill
Book Company
50
LAMPIRAN
A. Data Percobaan
1. Silinder Berlubang Kotak
Diameter = 5,75 cm
Sisi = 1,94 cm
o
Suhu Oven = 80 C
2. Silinder Pejal
Diameter = 3,2 cm
o
Suhu Oven = 80 C
Tabel 2. Data Percobaan Pengeringan Silinder Pejal
o
Suhu Oven = 80 C
Diameter = 4,66 cm
o
Suhu Oven = 80 C
B. Perhitungan
1. Pengaruh Waktu Pengeringan (t) terhadap Kecepatan Pengeringan
(R)
a. Silinder Berlubang Kotak
1
A = ( 2 π.D2 + π.D2.L) – (2.(p.l + p.t + l.t))
1
A= ( π, 5,752 + π.5,75.7,76) – (2.(2.1,94 + 2.7,76 + 2.7,76))
2
A = 244,88 cm2
Wn − Wn + 1
R=
At
(102,0355 − 102,0120 ) gr −3
gr
R= = 0,102678 × 10
244,88 cm2 × 1 menit cm2 menit
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
0,013619 = -19,2548 a
a = -0,00071
b = 0,003252
= 0,003252
Y data−Y hitung
% Kesalahan =| | × 100%
Y data
0,004357 −0,003252
=| | × 100%
0,004357
= 25,35008 %
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
257,805623
=
28
= 9,2073 %
b. Silinder Pejal
1
A= . π.D2 + π.D.L
2
1
A= . 3,14.3,22 + π.3,2.9,9
2
A = 115,552 cm2
Wn − Wn + 1
R=
At
(47,428 − 47,25) gr gr
R= = 0,00154043
115,552 cm2 × 1 menit cm2 menit
Dengan analogi perhitungan yang sama diperoleh data sebagai
berikut:
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
0,001876 = -10,93015 b
a = -0,00011
b = 0,001596
= 0,001596
Y data−Y hitung
% Kesalahan =| | × 100%
Y data
0,00154043 −0,001596
=| | × 100%
0,00154043
= 3,627902%
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
85,950954
=
18
= 4,775053 %
1
A = 2. 2 . π.(D22 – D12) + π.D2.L+ π.D1.L
1
A = 2 . 2 . 3,14.(4.642 – 1,782) + 3,14.4.64.9,8 + 3,14.1,78.9,8
A = 228,87052 cm2
Wn − Wn + 1
R=
At
(110,6 − 109,8) gr gr
R= 2
= 0,0022 2
228,87052 cm × 1 menit cm menit
Dengan analogi perhitungan yang sama diperoleh data sebagai
berikut:
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
-0,0011094 = -7,79011 a
b = 0,000395
a = 0,0001375
= 0,000395
Y data−Y hitung
% Kesalahan =| | × 100%
Y data
0,000102678−0,000395
=| | × 100%
0,000102678
= 285 %
3 3 0,000777004 0,000807 4%
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
980
=
14
= 70 %
d. Bola Pejal
A = π.D2
A = 3,14.(4,662)
A = 68,186984 cm2
Wn − Wn + 1
R=
At
(46,354 − 46,23 )gr gr
R= = 0,000102678
68,186984 cm2 × 1 menit 2
cm menit
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
-0,0012401 = -17,55010 a
a = 7,06604 . 10-5
b = 0,001449197
= 0,001449197
Y data−Y hitung
% Kesalahan =| | × 100%
Y data
0,001818529 − 0,001449197
=| | × 100%
0,001818529
= 20,30938 %
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
129,7548
=
26
= 4,99057 %
Wn − 1 − Wd
X=
Wd
(102,0120 − 99,942 )gr
X= × 100% = 2,071
99,942 gr
Dengan analogi perhitungan yang sama maka diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 1. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (R) untuk Silinder
Berlubang Kotak
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
∑ylnx = ∑(lnx)2 a + ∑lnx b
31,7323 = -19.25465 a
a = -1,64805
b = 5,862436
= 5,862436
Y data−Y hitung
% Kesalahan =| | × 100%
Y data
4,546655 −5,862436
=| | × 100%
4,546655
= 28,93953 %
Dengan analogi perhitungan yang sama maka diperoleh data sebagai
berikut:
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
1162,028
=
28
= 41,501%
b. Silinder Pejal
Wn − 1 − Wd
X=
Wd
(47,25 − 45,03)gr
X= × 100% = 4,930047
45,03 gr
Tabel 2. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (X) untuk Silinder
Pejal
1 1 4,930047 0 0 0
18 18 0 2,890372 8,354249 0
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
20,97103 = -10,93013
a = -1,91857
b = 5,99058
Y data−Y hitung
% kesalahan =| | × 100%
Y data
4,930047 −5,99058
=| | × 100%
4,930047
= 21,51162 %
Σ% kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
675,6617
=
18
= 37,53676 %
c. Silinder Berlubang Bulat
Wn − 1 − Wd
X=
Wd
Tabel 3. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (X) untuk Silinder
Berlubang Bulat
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
21,4973 = 45,32839 a + 14 b
6,547123 = -7,79010 b
a = -1,1899
b = 2,9944
= 2,9944
Y data−Y hitung
% kesalahan =| | × 100%
Y data
2,0712 −2,9944
=| | × 100%
2,0712
= 44,57 %
Dengan analogi perhitungan yang sama maka diperoleh data sebagai
berikut:
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
493,999
=
14
= 35,28571 %
d. Bola Pejal
Wn − 1 − Wd
X=
Wd
(102,0120 − 99,942 ) gr
X= × 100% = 2,071
99,942 gr
Tabel 4. Hubungan Waktu Pengeringan (t) terhadap Kadar Air (X) untuk Bola
Pejal
Y = a ln x +b
∑y = ∑lnx a +nb
39,40802 = -17,5501 a
a = -2,24546
b = 8,310532
= 8,310532
Mencari % kesalahan pada percobaan pertama:
Y data−Y hitung
% kesalahan =| | × 100%
Y data
6,227022 −8,310532
=| | × 100%
6,227022
= 33,46 %
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
1532,8426
=
26
= 58,95548331 %
Tabel 4. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk
Silinder Berlubang Kotak
No X R (Y) XY X2
1 4,546655 0,004357 0,019811 20,67207
2 4,427006 0,002493 0,011037 19,59839
3 4,170616 0,002111 0,008805 17,39404
4 3,88781 0,001955 0,007601 15,11507
5 3,632196 0,001833 0,006657 13,19285
6 3,396007 0,001734 0,005889 11,53286
7 3,165255 0,00166 0,005253 10,01884
8 2,931396 0,001606 0,004707 8,593083
9 2,725507 0,001548 0,004218 7,428388
10 2,510294 0,001506 0,003781 6,301578
11 2,279543 0,001479 0,003372 5,196317
12 2,079869 0,001444 0,003002 4,325857
13 1,895735 0,001407 0,002667 3,59381
14 1,724808 0,001371 0,002364 2,974962
15 1,539896 0,001344 0,00207 2,371279
16 1,278844 0,001346 0,001721 1,635442
17 1,126564 0,001314 0,00148 1,269146
18 0,946313 0,001293 0,001224 0,895509
19 0,640199 0,00131 0,000839 0,409855
20 0,757517 0,001214 0,000919 0,573832
21 0,651076 0,001183 0,00077 0,4239
22 0,563282 0,00115 0,000648 0,317286
23 0,470049 0,001121 0,000527 0,220946
24 0,372154 0,001096 0,000408 0,138499
25 0,266491 0,001074 0,000286 0,071017
26 0,191904 0,001048 0,000201 0,036827
27 0,085463 0,00103 8,8E-05 0,007304
28 0 0,001009 0 0
52,26245 0,043034 0,100346 154,309
Y =xa +b
∑y = ∑x a + n b
∑xy = ∑x2 a + ∑x b
-0,02002 = -56,7603 a
a = 0,000353
b = 0,000879
= 0,002482
Mencari % kesalahan pada percobaan pertama:
Y data−Y hitung
% kesalahan =| | × 100%
Y data
0,004357 −0,002482
=| | × 100%
0,004357
= 43,02921 %
b. Silinder Pejal
Tabel 3. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk
Silinder Pejal
No X R (Y) X2 XY
1 4,930047 0,00154043 24,30536 0,007594
2 4,623584 0,00136735 21,37753 0,006322
3 4,19054 0,00147408 17,56062 0,006177
4 3,835221 0,00145173 14,70892 0,005568
5 3,391073 0,00150755 11,49937 0,005112
6 3,011326 0,00150293 9,068083 0,004526
7 2,593826 0,00152065 6,727935 0,003944
8 2,309571 0,00146904 5,33412 0,003393
9 2,038641 0,00142312 4,156057 0,002901
10 1,854319 0,00135264 3,4385 0,002508
11 1,421275 0,00138308 2,020022 0,001966
12 1,174772 0,00134788 1,38009 0,001583
13 0,950477 0,00131143 0,903407 0,001246
14 0,74839 0,00127401 0,560088 0,000953
15 0,561848 0,00123754 0,315673 0,000695
16 0,194981 0,00124955 0,038018 0,000244
17 0,173218 0,00118103 0,030004 0,000205
18 0 0,00115292 0 0
38,00311 0,02474695 123,4238 0,054939
Y =xa +b
∑y = ∑x a + n b
∑xy = ∑x2 a + ∑x b
0,02474695 = 38,00311 a + 18 b ....................(1)
-0,00269116 = -43,18845 a
a = 6,23034 . 10-5
b = 0,001243291
= 0,001550449
Y data−Y hitung
% kesalahan =| | × 100%
Y data
0,00154043−0,001550449
=| | × 100%
0,00154043
= 0,650293 %
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
68,2125
=
18
= 3,7896 %
Tabel 1. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk
Silinder Berlubang Bulat
No X R (Y) X2 XY
1 2,0712 0,000102678 4,289869 0,000213
2 1,8251 0,000588761 3,33099 0,001075
3 1,5609 0,000777004 2,436409 0,001213
4 1,3588 0,000803402 1,846337 0,001092
5 1,1737 0,000804385 1,377572 0,000944
6 0,9936 0,000801399 0,987241 0,000796
7 0,8045 0,000804884 0,64722 0,000648
8 0,6554 0,000785652 0,429549 0,000515
9 0,5383 0,000755158 0,289767 0,000407
10 0,4112 0,000735132 0,169085 0,000302
11 0,2902 0,000716364 0,084216 0,000208
12 0,1771 0,000697811 0,031364 0,000124
13 0,0871 0,000674382 0,007586 5,87E-05
14 0,0000 0,000653364 0 0
11,9471 0,009700375 15,92721 0,0075
Menentukan persamaan garis menggunakan persamaan Least
Square:
Y =xa +b
∑y = ∑x a + n b
∑xy = ∑x2 a + ∑x b
0,009700375 = 11,9471 a + 14 b
0,008789 = 18,66402 a + 14 b
0,0009114 = -6,71661 a
a = -0,000224
b = 0,0005
= 0,000036
Y data−Y hitung
% kesalahan =| | × 100%
Y data
0,000102678−0,000036
=| | × 100%
0,000102678
= 65 %
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
770
=
14
= 55 %
d. Bola Pejal
Tabel 2. Hubungan Kadar Air (x) terhadap Kecepatan Pengeringan (R) untuk Bola
Pejal
No X R (Y) X2 XY
1 6,227022059 0,001818529 38,7758 0,011324
2 6,079963235 0,001378562 36,96595 0,008382
3 5,880055147 0,001344343 34,57505 0,007905
4 5,652573529 0,001371229 31,95159 0,007751
5 5,422794118 0,001390295 29,4067 0,007539
6 5,140165441 0,001459223 26,4213 0,007501
7 4,829963235 0,001533598 23,32854 0,007407
8 4,542738971 0,001571048 20,63648 0,007137
9 4,188878676 0,001647431 17,5467 0,006901
10 3,922334559 0,001652808 15,38471 0,006483
11 3,630514706 0,001671873 13,18064 0,00607
12 3,334099265 0,001690205 11,11622 0,005635
13 3,081341912 0,001684283 9,494668 0,00519
14 2,819393382 0,001683396 7,948979 0,004746
15 2,550551471 0,001685561 6,505313 0,004299
16 2,189797794 0,001724119 4,795214 0,003775
17 1,953125 0,001711557 3,814697 0,003343
18 1,665900735 0,001718314 2,775225 0,002863
19 1,443014706 0,001702748 2,082291 0,002457
20 1,213235294 0,001690939 1,47194 0,002052
21 0,983455882 0,001680254 0,967185 0,001652
22 0,760569853 0,00166854 0,578467 0,001269
23 0,498621324 0,001668685 0,248623 0,000832
24 0,372242647 0,001632765 0,138565 0,000608
25 0,130974265 0,00162905 0,017154 0,000213
26 0 0,001598546 0 0
78,51332721 0,042007901 340,128 0,123334
Y =xa +b
∑y = ∑x a + n b
∑xy = ∑x2 a + ∑x b
0,003519 = -103,038 a
a = -3,41576 . 10-5
b = 0,001718836
Sehingga persamaan menjadi
= 0,001506135
Y data−Y hitung
% kesalahan =| | × 100%
Y data
0,001818529 −0,001506135
=| | × 100%
0,001818529
= 17,17836152 %
Σ% Kesalahan
% Kesalahan rata-rata =
n
133,10583
=
26
= 5,119454989%
87,0278
85
b. Silinder Pejal
T dry rata rata = 29,98 oC = 85,964 oF
T wet rata rata = 29,0833 oC = 84,34994 oF
Kecepatan pengeringan rata rata = 0,00137483 gram/ cm2 . menit
Kadar air rata-rata = 2,111284 %
Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh harga Y' = 0,02158 lb uap
air/lb udara, maka molal humidity :
Ya = Y’ x BM udara
BM air
= 0.02158 x 28.97
18.02
= 0.03469 lbmol uap air / lbmol udara kering
Pa = Ya Pt
= 0,03469 x 1 atm
= (0,0325229 x 1033,5) gr/cm2
= 35,8521 gr/cm2
Pada T dry = 29,98 oC = 85,964 oF maka Pai di dapat
( OTK2 Hardjono Apendiks IV, P 288 )
90
85,964
85
Kg = R = 0,00137483 menit -1
Pai – Pa 43,2819 – 35,8521
= 1,8504 x 10-4 / menit
85,55
85
Kg = R = 0,000692884 menit -1
Pai – Pa 42,68657 – 36,885615
= 1,1944 x 10-4 / menit
d. Bola Pejal
T dry rata rata = 30,4615 oC = 86,8307 oF
T wet rata rata = 26,01538 oC = 78,827684 oF
Kecepatan pengeringan rata rata = 0,001615688 gram/ cm2 . menit
Kadar air rata-rata = 3,019743354 %
Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh harga Y' = 0,01943 lb uap
air/lb udara, maka molal humidity :
Ya = Y’ x BM udara
BM air
= 0.01943 x 28.97
18.02
= 0.031237 lbmol uap air / lbmol udara kering
Pa = Ya Pt
= 0,031237 x 1 atm
= (0,031237 x 1033,5) gr/cm2
= 32,2834 gr/cm2
Pada T dry = 30,4615 oC = 86,8307 oF maka Pai di dapat
( OTK2 Hardjono Apendiks IV, P 288 )
90
86,8307
85
Kg = R = 0,001615688 menit -1
Pai – Pa 44,5288 – 32,2834
= 1,3194 x 10-4 / menit
C. Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan : Martha Madelein
Sebutkan contoh pengeringan batch dalam kehidupan sehari-hari
Jawab :
oven, mesin cuci, dan lain lain.
2. Nama : Sawitri Kusuma Sari
Pertanyaan :
Apakah dalam suatu proses pengeringan menggunakan pompa biasa atau
pompa yang lainnya? Apa pengaruhnya?
Jawab :
pompa vakum, agar uap air yang didalam dapat dikeluarkan
3. Nama : Rizki Antonio Sitepu
Pertanyaan :
Apa fungsi T wet dan Tdry ?
Jawab :
Twet untuk mengukur suhu pada saat kelembaban 100% sedangkan T dry
mengukur suhu pada saat kelembaban 0%
4. Nama : Fajar Widyawan
Pertanyaan :
Tujuan drying dalam industry itu untuk apa?
Jawab :
Pengawetan, pengehematan volume kemasan, penyimpanan dan distribusi
5. Nama : Fajar Widyawan
Pertanyaan :
Suatu bahan dapat disebut keadaan kering, maksud dari keadaan kering itu
seperti apa?
Jawab:
sampai kadar air sama dengan kadar air lingkungan
6. Nama : Fajar Widyawan
Pertanyaan :
Berapa % rata rata kadar air dalam lingkungan?
Jawab :
Secara umum kelembaban udara dihutan hujan tropis pada malam hari
mendekati titik embun, sedangkan disiang hari pada saat musim kemarau
kelembaban terendah dapat mencapai 55% atau pada saat tertentu bisa lebih
rendah. Bahkan di Bogor yang terkenal sebagai daerah dengan curah hujan
tinggi di Indonesia, pernah tercatat kelembaban udara terendah 28%.
Kelembaban udara minimum lainnya yang pernah tercatat dikawasan tropis,
misalnya di Pontianak 35% atau di Kongo 56%, Uganda 42%, serta Nigeria
11% (Richard’s, 1957).
Dari pernyataan atas dapat dilihat kelembaban udara di indonesia adalah
sekitar 30%. Sehingga, kadar air yang terkandung dalam suatu bahan adalah
30%.
7. Nama : Agus Setiawan
Pertanyaan :
Apa bedanya pengering langsung dan tidak langsung?
Jawab:
pengering langsung yaitu untuk bahan-bahan yang tahan panas, sedangkan
pengering tidak langsung untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas
8. Nama : Agus Setiawan
Pertanyaan :
Apa fungsi thermostat?
Jawab:
untuk mempertahankan suhu agar tak berubah
9. Nama : Agus Setiawan
Pertanyaan :
Kenapa pompa vakum lebih cepat untuk proses pengeringan?
Jawab:
Karena pompa vakum dapat memperbesar driving force pada proses
difusivitasnya dengan memperbesar beda tekanannya. Selain itu, penurunan
tekanan akan memperkecil suhu penguapan air.
督
JURNAL PERCOBAAN
DRYING[D-11
Hasil Percobaan
r9ぃ 嘲 ,ts-4
l. Silinder berlubang lingkaran N.aPku
Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut:
Berat bahan :‐ 甲 .ュ 狂 gram lw、 り、キ い ヘト極 ?η υハ
■■
/ Pan.iang silinder g
′
crn
ヽr
rir
Luas permukaan 脇 clln2
“
Berat bahan setelah direndam: ら 卿 伊
し キ砲
i畿 │
=′
Suhu oven :
「 `
qtt tc
0c
ジ
る
Tabel 1. Data percobaan pengeringan silinder berlu
%ゞ 写■
■r t ttι 片
・
aド ア)
S2
稗れ
翁 ,ぉ gυ
\ 9鮮
2. Silinder berlubang kotak
Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut:
Berat bahan l":ら ′ gram
Diameter dalam '■
ヽ『9Ц Cm
/ユ
Diameter luar
Panjang silinder
[-uas permukaan
Berat bahan setelah direndam: 1ズ (6υ 9 gram
Suhu oven Oc
No. W(gr) C °
C △W
0
Twct° Td、
m
l
Y7"t, (6
I
つ4
ヽ3吹 。OC
こ
う0
t 1q , otd)
4 ヽ22 1)tゝ
5 (qi.l8E
6 `ζζ′0さ (
7 現 r≠ ヽ
ヽ
8 tゝ L,■せマ
9 ヽ写■′ 独
10 `
ヽLi F9qミ
ヽ ι
3` ′■Ч
,
、ゝ .391
一 うD
9ゝ
″
′ヽ
14 tり ′つな
15 も′
lζ ′ 2
16 ζ見
130′ “
17 tζ o′ i″
18 ヽしちA御
19 、し略 =冬
20 ιO(C8ダ
ヽ `ヽ
Σ 、り
`駆
R
a a
a a
r
ヽ;ア
口ら ι
、23/3ヽ ゝ
k■ 呵′ ヽξう
■ヽ
ヽ タ
`6炉
tヒ ミ ア
│ヽ
9
[■ a rk≧
t邸 √ォ)
´
′
l
υ ム
つ4
ハ ιι
た`{し
1、
う0
q610η 9
4 「sCO
ヽゞ
5 ヽ,r`も
6 S6. tr$
7 ヽ辟1ら れ
8 代r:Ч午
9 Ч` ヽζ
崚∫r■ ■,
`ち
10
気 ,ハ =
う 一
懺、lq、
ヽЧl:じ 1
14 Ц Ct汁 ヘキ
″D
ヽCti 63
16 k侠 ′ ヽじ
17 賀崚′3}
18 tiヽ ′
1猟 r
19 4彎 ィ
〕uR
20 rt ct, g\*3
q},9'i0
マ一
Q gfCゞ `
Rata-
rata
気ゝ
「η了
竹ゝrι &2
>
ヽζlゞが
Q∫ ゑ
`ド
5. Silinder pejal
Dari percobaar.r diperoleh data sebagai herikut:
Berat bahan : 14.3Ч 多 gram
Diameter luar : ら′ユ Cm
Luas permukaan : ■ ,0 cm2
Berat bahan setelah direndam : gram
41rqLc'
Suhu oven ' ./ Oc
\.1=′, tie
うD
q6 , c1t?
4 Lii ..tf]
5 かも 静
′
0
cl6,386
7 に もt“
8 Цらで。ヶ
9 Цゞ子ち嘲
10 賛,tSぶ
嗅ξ:ら 争
つ 一 うD
気 ゝ′
¶醐
qゝ rヽ
14 q,r`ら=こγ
くυ
Li), 2S3
16 疇 ′Ц}`
17 供 肝 pC
18 aヾ ぃ)
19 t x ,ixy
20
マ^
誠 試
R
a a
r
Yogyakarta,最 Ⅳ
fei 2017
Praktikan 2 Asisten Pcmbirnbing
.
. 一
一
二