PENDAHULUAN
berbagai jenis tanaman. Buah tapos atau tanaman tapos merupakan sebagian
kecil tanaman liar yang ada di hutan hujan tropis Asia Tenggara, mencangkup
tumbuhan hutan ini, namun sebutannya yang berbeda yaitu kelampai dalam
bahasa masyarakat sekitar atau tapos dalam bahasa Indonesia, dan dengan
pohon manggis, dengan bentuk pohon menjulang tinggi atau boleh dikatakan
lurus, memiliki bentuk batang tidak terlalu besar, memiliki banyak ranting,
dan bentuk daun kelampai ini kecil dan elips. Tanaman tapos merupakan
tanaman dengan pohon memiliki manfaat sebagai media kayu untuk bantalan
rel kereta api, tiang pagar, pegangan alat, dan cocok untuk kontruksi berat
pegunungan yang bersuhu dingin, jarang ditemui hidup pada dataran rendah.
Saat sekarang ini didataran rendah atau permukiman warga sudah ada
lainnya. Tumbuhan tapos dapat berbuah satu kali dalam setahun, dengan
tangan orang dewasa), dan berwarna coklat tua. Tumbuhan kelampai mulai
berbunga saat musim padi di ladang (lahan pertanian) berbuah, dan berbuah
disaat buah mulai masak. Pada saat buah kelampai masak maka buahnya
buah tapos ialah bijinya. Secara umum masyarakat dayak, dan khususnya
karena rasa bijinya yang sangat enak dan banyak mengandung lemak. Namun
masyarakat sekitar jarang sekali memakan biji tapos yang masih mentah,
Masyarakat sekitar mengolah biji kelampai dengan cara direbus, sehingga bisa
Pada musim buah tapos berjatuhan, tidak hanya masyarakat yang mencari
buah tapos, namun ada juga binatang hutan yang ikut memakan buah ini,
bahan pangan lebih lanjut, masyarakat mengolah biji tapos ini dengan
beberapa hari. Buah tapos yang sudah matang dan didiamkan tadi kemudian
disimpan disuatu wadah kedap udara sebagai syarat dari pengawetan atau
fermentasi. Pengawetan diwadah tertutup dilakukan selama beberapa minggu.
Hasil pengawetan atau fermentasi tadi, maka diperoleh biji tapos dengan ciri
berwarna coklat lebih gelap dari biji segarnya, dan bau kurang enak atau bau
busuk. Biji tapos segar memiliki kandungan protein dengan jumlah 59,32 ±
3,72 gram, sedangkan untuk biji yang difermentasi lebih sedikit yaitu 56,80 ±
2,11 gram, dan dengan kandungan lemak mentah sebenyak 27,59 ± 1.59 gram
untuk biji tapos segar, 30,09 ± 0,92 gram untuk biji tapos difermentasi.
Pemanfaatan atau pun pengolahan bahan pangan dari biji tapos belum
digunakan ialah minyak kelapa sawit, jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai,
dan bunga matahari. Pada umum nya proses pengambilan minyak nabati
dalam bentuk padatan dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kering dan cara
batangnya, maka muncul lah ide tentang pembuatan minyak nabati berbahan
dasar biji tapos yang memiliki manfaat lebih selain sebagai pakan ternak dan
soklhet) guna untuk pemisahan antara minyak dan kandungan air dalam biji
pelarut, dan pengotor tidak larut dalam pelarut tersebut. Keuntungan dari
ekstraksi sokhlet ialah pelarut yang melewati sampel dapat digunakan kembali
(batch).
1. Berapa banyak minyak nabati yang didapat dalam biji tapos fermentasi?
2. Perbedaan warna minyak biji tapos segar dengan biji tapos fermentasi?
2.3. Tujuan
2. Perbedaan warna minyak biji tapos segar dengan biji tapos fermentasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis fisikokimia dan proksimat biji perah segar dan fermentasi oleh
Ida I. M. dkk, 2013, dengan hasil analisis fisikokimia yang tercatat adalah
Tabel 1. Karakteristik biji perah segar dan biji perah fermentasi dari analisis
fisikokimia
Analisis proksimat biji perah segar dan biji perah fermentasi oleh Ida
minyak nabati yang diekstrak dari sumber tanaman sebagai ganti minyak
hewan karena keberadaan nya yang cukup melimpah di alam. Kedelai, biji
rami, jarak, bunga matahari, biji rape dan minyak kelapa adalah beberapa
margarin dan mayones. Dan kegunaan lain selain produk makanan seperti
Yong O.Y & Salimon J., 2006 melakukan analisis kimia dan fisika dari
minyak biji sebagai karakteristik minyak biji perah. Analisis kimia mencakup
Karakteristik biji perah ini disusun dalam tabel 1, komposisi asam lemak
Properties
Warna
a* 3.03 ± 0.01
b* 2.75 ± 0.04
L* 38.96 ± 0.08
Unsaturated
Polyunsaturated
LnLnLn 36 0.94
LnLnL 38 2.80
LnLL 40 6.10
LLL 42 5.24
OLLn 42 8.62
PLLn 42 5.07
LnOP 44 3.56
PLL 44 10.80
LnOO 44 11.74
POL+SLL 46 9.28
POO 48 4.76
SOO 50 0.51
Monounsaturated
PPL 46 13.14
POP 48 6.75
POS 50 1.30
Saturated
PPP 48 4.18
PPS 50 0.92
Othersa 4.29
Ln: α-linoleneic acid, L: linolenic acid, O: oleic acid, P: palmitic acid, S: stearic acid, ECNs:
potensi tinggi untuk menjadi sumber suplemen makanan atau fungsional untuk
makanan. Selain sebagai bahan makanan, minyak nabati juga dapat digunakan
2010 mengolah biji perah segar menjadi tepung dengan melihat kandungan
proksimat biji perah, dan Alemayehu G., at.al., 2015 menggunakan biji perah
pelarut, dan pengotor tidak larut dalam pelarut. Jika senyawa yang diinginkan
memiliki kelarutan yang lebih tinggi dala pelarut maka filtrasi sederhana dapat
ekstraksi sokhlet adalah banyak bagian pelarut hangat yang melewati sampel,
degradasi senyawa.
gram biji perah digiling ditempatkan ke setiap bidal untuk ekstraksi sokhlet.
(90:10) dan etanol:metanol (70:30) dan jumlah total pelarut adalah 150 ml.
Proses ini dilakukan oleh refluks masing-masing untuk 6 jam pada air mandi.
pada -200C untuk analisis lebih lanjut. Didapat hasil minyak menggunakan
pelarut ekstraksi heksana sendiri lebih efektif untuk mengekstrak minyak dari
mengalami penurunan hasil minyak dan hasil minyak terendah diamati dalam
pelarut.
Dalam analisis warna ditemukan bahwa warna minyak yang diekstraksi oleh