Bab ini akan membahas mengenai (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah,
Suatu produk pangan diproduksi dan diolah tidak semata-mata untuk tujuan
meningkatkan nilai gizi, tetapi juga untuk mendapatkan karakteristik fungsi yang
dengan menghasilkan produk yang baru atau produk lama yang dimodifikasi
dengan berbagai inovasi baik rasa maupun desain kemasan dan produk. Untuk bisa
menarik pasar, selain kualitas produk yang perlu ditingkatkan, dibutuhkan pula
kreativitas dalam menciptakan suatu produk yang unik dan strategi pemasaran yang
baik. Penggunaan bahan baku yang lain dapat meningkatkan penerimaan suatu
produk pangan dan yang tidak kalah pentingnya suatu produk harus praktis saat
dikonsumsi.
Produk holtikultura merupakan salah satu dari hasil alam Indonesia terutama
buah-buahan yang menempati posisi penting dalam hal pemenuhan kebutuhan zat
gizi bagi manusia, khususnya vitamin dan mineral. Akan tetapi, buah-buahan
hari buah tidak lagi segar, akibatnya mutu dari buah-buahan mengalami penurunan
diolah menjadi produk yang memiliki daya simpan yang cukup lama, salah satunya
yang bisa terbuat dari aneka buah selain jeruk. Nama ini sebenarnya berasal dari
bahasa Portugis, mengacu pada selai dari buah quince (sejenis pir, buah lainnya
yang memiliki genus yang sama dengan quince adalah apel dan pir). Quince dalam
potongan atau irisan kulit buah yang di masak perlahan dalam larutan gula, jus buah
dan air hingga lunak. Umumnya marmalade konsumsi sebagai olesan atau isi pada
roti.
Marmalade merupakan produk yang menyerupai selai dibuat dari sari buah
beserta kulitnya dengan gula. Sama seperti halnya selai, campuran daging buah,
albedo, gula dan pektin ini dikentalkan hingga membentuk struktur gel, dengan
standar yang sama tetapi dengan penambahan kulit jeruk (desrosier, 1988 dalam
tawar, topping cake, topping cookies atau pun dikonsumsi langsung. Marmalade
Berbagai jenis marmalade telah laku dipasaran namun belum ada yang secara
tegas mengangkat marmalade berbahan baku identik berasal dari kekayaan alam
Indonesia. Salah satu tanaman khas Indonesia yang akan dibuat marmalade adalah
kecombrang.
penghilang bau badan, memperbanyak air susu ibu dan pembersih darah. Kandungan
kimia yang terdapat pada daun, batang, bunga, buah dan rimpang kecombrang
adalah saponin dan flavonoid serta mengandung polifenol dan minyak atsiri yang
kalsium yang cukup tinggi sehingga baik digunakan untuk menghasilkan marmalade
yang mempunyai nilai gizi dan cita rasa yang bervariasi dari marmalade pada
umumnya. Fungsi kalium adalah sebagai pembentuk sel, kalium juga mempunyai
peran dalam menjaga kesehatan jantung, kesehatan otak, kesehatan ginjal, serta
menjaga kestabilan jaringan otot. Dalam hal kesehatan lain, kalium mempunyai
peran penting dalam mencegah penyakit stroke, hipertensi, dan stress. Sedangkan
kram, dan reumatik, mengatasi keluhan saat haid dan menopause, meminimalkan
penyusutan tulang selama hamil dan menyusui, membantu mineralisasi gigi dan
mencegah pendarahan akar gigi, mengatasi kering dan pecah- pecah pada kulit kaki
dan tangan (Departemen gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007)
rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah serta
(www.wikipedia.org).
berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm, masing-masing butir
besarnya 2-2,5 cm, berambut halus dan pendek di bagian luar, berwarna hijau dan
Horan ) mempunyai biji banyak berwarna coklat kehitaman dan diselubungi salut
biji (arilus) berwarna putih bening atau kemerahan yang berasa masam, Jenis ini
Kecombrang
Nilai nurtrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi 0 kJ (0 kcal)
Karbohidrat 4.4 g
Serat pangan 1.2 g
Lemak 1.0 g
Protein 1.3 g
Air 91 g
Calcium 32 mg (3%)
Iron 4 mg (32%)
Magnesium 27 mg (7%)
Phosphorus 30 mg (4%)
Potassium 541 mg (12%)
Zinc 0.1 mg (1%)
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika
Serikat untuk dewasa.
Tabel.1 Komposisi Kecombrang dalam 100 gram.
alkaloid, dan glukosida. Komponen fitokimia ekstrak etil asetat adalah steroid,
Rendemen ekstrak yang diperoleh sangat rendah yaitu 2,9% untuk ekstrak etanol,
2,4% untuk ekstrak etil asetat, dan 9,1% untuk ekstrak heksana. Rendemen ekstrak
(Naufalin, 2005).
Tasikamalaya. Tetapi Masih Terbatas Bahan baku pada tanaman kecombrang ini,
Sehingga bahan baku akan sangat sulit di dapat bila saat bukan pada musimnya.
1.2 Marmalade Kecombrang
Marmalade merupakan produk pangan yang terbuat dari sari buah dan
memiliki tekstur semi padat dengan penambahan sukrosa, asam sitrat, pektin
selai sama seperti halnya selai, campuran daging buah, albedo, gula dan pektin
hanya saja bahan baku yang digunakan yaitu buah kecombrang yang merupakan
kandungan serat yang baik bagi pencernaan dan terdapat kandungan kalium dan
gula pasir, pectin dan asam sitrat Dan ditambah irisan buah mangga dan buah
kecombrang. Marmalade kecombrang dikemas dengan berat bersih 200 gram per
yang baik, terutama kandungan kalium yang tinggi yang baik untuk kesehatan.
Selain itu Kecombrang pun mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik,
bakteri kapang dan khamir pada makanan. Vitamin C yang terkandung didalam
ditambahkan potongan buah mangga semakin baik Kandungan gizi Marmalde ini,
buah mangga kaya akan vitamin A dan C, perpaduan antara vitamin A dan C serta
bebas penyebab beberapa jenis kanker seperti kankerusus, prostate. Leuikimia, dan
payudara. Selain dari segi zat gizi, marmalade kecombrang dikemas dengan
mengkonsumsinya.
terhadap bahan baku buah kecombrang yang akan digunakan, buah kecombrang
yang digunakan harus dalam keadaan segar (belum layu) agar tidak merusak
gula, citric acid (asam sitrat), dan pektin, kemudian panaskan (evaporasi) pada suhu
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
menjadi sebuah produk diversifikasi yang dapat diterima oleh masyarakat dari