TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra
produksi apel adalah di Kota Batu dan Kota Malang yaitu di daerah Poncokusumo dan
Nongkojajar. Kota Batu terletak 15 km sebelah barat kota Malang, berada pada ketinggian +
680-1.900 mdpl. Masyarakat pada umumnya mengoptimalkan tanaman semusim dengan
berbagai macam komoditi buah-buahan dan juga sayuran, disamping itu Kota Batu sangat
sesuai untuk pengembangan berbagai komoditas tanaman sub-tropis, seperti apel. Budidaya
apel di Kota Batu dimulai sejak tahun 1930an, oleh Belanda karena menyadari bahwa Batu
memiliki iklim yang sejuk dan tanah yang subur yang cocok untuk budidaya tanaman tersebut.
3
4
Sudah lebih dari 70 tahun tanaman apel menjadi bagian penting perekonomian di Kota Batu
yang juga menjadikan apel sebagai salah satu komoditi buah unggulan yang dikenal di
kalangan masyarakat Indonesia. Satu-satunya apel yang tumbuh di iklim tropis dunia.
Apel menjadi popular sebab apel merupakan buah yang dapat dimakan dengan berbagai
cara dan disebabkan kelezatan serta keawetannya. Buah apel dapat langsung dimakan atau
disimpan untuk memenuhi kebutuhan setiap tahunnya. Buah apel dapat diproses menjadi saus,
slices jus, produk pastry, cake, tart, dan pie. Pulp apel dapat diolah menjadi permen (kulit
buah) dan digunakan sebagai sumber pektin. Sari buah apel dapat dikonsumsi segar, secara
alami maupun filtrasi, difermentasi menjadi minuman beralkohol seperti wine, didestilasi
menjadi brandy atau dibuat menjadi cuka (Janickand, 1996). Semua buah mengandung
berbagai gula alami dalam proporsi dan rasio yang berbeda. Pada buah apel terkandung gula
alami seperti fruktosa sekitar 57 persen, sukrosa sekitar 20 persen, dan glukosa sekitar hampir
25 persen dari kadar gula total yang ada.
Apel mengandung berbagai komposisi kimia yang sangat penting untuk pemenuhan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Komposisi kimia apel tersebut terdapat dalam
Tabel berikut:
Tabel 2.1. Komposisi Kimia Buah Apel Varietas Princess Noble Tiap 100 gram
Komponen Jumlah
Air 84,5 g
Protein 0,4 g
Karbohidrat 11,8 g
Energi Value 47 kcal/199 kJ
Total Nitrogen 0,06 g
Total Gula 11,8 g
Serat Pangan 1,8 2 g
Lemak 0,1 g
Sumber: Holland, 1992
Selain itu, apel juga mengandung banyak kandungan mineral anorganik yang
bermanfaat untuk perkembangan tubuh. Kandungan mineral anorganik yang terkandung di
dalam buah apel terdapat dalam Tabel 2.2 Kandungan Anorganik Buah Apel Varietas Princess
Noble Tiap 100 gram berikut:
5
Tabel 2.2. Kandungan Anorganik Buah Apel Varietas Princess Noble Tiap 100 gram
Komponen Jumlah (mg)
Natrium (Na) 3
Kalium (K) 120
Kalsium (Ca) 4
Magnesium (Mg) 5
Fosfor (P) 11
Besi (Fe) 0,1
Tembaga (Cu) 0,02
Seng (Zn) 0,1
Mangan (Mn) 0,1
Sumber: Holland (1992)
Menurut Deptan (2009), Buah apel terdiri dari tiga golongan berdasarkan klasifikasi
warnanya yaitu: apel hijau, apel merah, dan apel kuning. Golongan yang termasuk apel hijau
antara lain adalah varietas Princess Noble atau apel Australia dan Granny Smith, sedangkan
yang termasuk golongan apel merah adalah varietas Rome Beauty dan Jonathan atau Apel
Anna, sementara yang termasuk golongan apel kuning adalah jenis varietas Winter Banana,
Golden Delicious, dan Manalagi. Pada beberapa varietas apel, aroma apel terasa sangat tajam.
Citarasa, aroma, maupun tekstur sebenarnya dihasilkan dari kurang lebih 230 komponen kimia,
termasuk pula beragam asam seperti asam asetat, format serta 20 jenis asam lain. Asam-asam
tersebut berubah menjadi gula dan ester, rasa buah manis dan aroma yang tajam. Gula berasal
dari perubahan karbohidrat yang kemudian dipakai untuk menghasilkan energi. Selain itu
terkandung pula alkohol berkisar 30-40 jenis, ester seperti etil asetat sekitar 100 jenis, karbonil
seperti formaldehid dan asetaldehid, dan lainnya. Pada kondisi anaerob gula akan terurai
menjadi karbondioksida dan alkohol. Alkohol yang bercampur dengan asam diubah
menghasilkan ester, sumber pengharum apel matang.
Jenis apel yang banyak dibudidayakan di Malang adalah Manalagi, Rome Beauty dan
Anna. Ketiga jenis apel ini mempunyai rasa dan kandungan asam yang berbeda. Apel Manalagi
mempunyai rasa manis dan mempunyai kandungan asam rendah sedangkan Rome Beauty
mempunyai rasa asam manis dengan kandungan asam tinggi. Adanya perbedaan kadar asam
total dimana pada varietas Anna dan Rome Beauty total asam relatif sama, sedangkan varietas
6
manalagi mempunyai kadar asam total yang lebih rendah, nilai asam total pada varietas Rome
Beauty, Anna, dan Manalagi berturut-turut adalah 0,43; 0,44; dan 0,25 mg/100g. Apel mulai
dapat berbuah setelah berumur 3-5 bulan. Umur buah dari berbunga tergantung varietas dan
iklim. Pada umumnya Rome Beauty 4-4,5 bulan, Anna 5 bulan, dan Manalagi 4,5 bulan.
Berikut karakteristik ketiga varietas apel tersebut pada Tabel berikut:
Tabel 2.3. Karakteristik Apel Varietas Anna, Rome Beauty, dan Manalagi
Komponen Anna Rome Beauty Manalagi
Vitamin C (mg/100 gr) 5,28 7,04 6,60
Total Asam (%) 0,61 0,56 0,52
pH 3,54 3,60 4,27
Aktivitas Antioksidan (%) 5,50 10,19 6,53
Gula Pereduksi (%) 8,09 8,85 6,96
Total Padatan Terlarut (oBrix) 12,90 15,30 17,10
Sumber: Susanto (2011)
kesulitan tidur. Untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan, umumnya dokter akan menyarankan diet yang kaya serat.
E. Mencegah Katarak
Katarak merupakan penyakit yang mengaburkan penglihatan dan sangat umum terjadi.
Sebuah penelitian jangka panjang menemukan bahwa orang yang menkonsumsi makanan yang
kaya antioksidan seperti buah apel akan menurunkan risiko terkena penyakit katarak sekitar
10% hingga 15%.
Apel mengandung serat yang dapat membantu melancarkan sistem pencernaan sehingga
penyakit seperti sembelit dan diare dapat dicegah. Apel juga mengandung Pektin yang dapat
membantu meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus sehingga dapat membantu usus untuk
bekerja lebih maksimal.
glycoside. Di samping zat-zat gizi tersebut, apel juga mengandung betakaroten. Betakaroten
memiliki aktivitas sebagai provitamin A yang berguna untuk menangkal serangan radikal bebas
penyebab berbagai penyakit degenerative. Senyawa antioksidan merupakan suatu inhibitor
yang digunakan untuk menghambat autooksidasi dalam menetralisasi radikal bebas.
Antioksidan merupakan senyawa yang akan menghambat atau menunda proses oksidasi
substrat pada konsentrasi yang rendah. Secara umum, antioksidan mengurangi kecepatan reaksi
inisiasi pada reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam konsentrasi yang sangat kecil,
yaitu 0,01% atau bahkan kurang.
B. Fitokimia
Fitokimia di dalam apel juga akan berfungsi sebagai antioksidan yang melawan
kolesterol jahat (LDL, Low Density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh darah
dan juga Antioksidan akan mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada
saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL, High Density
Lipoprotein), yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.
C. Pektin
Kandungan pektin (serat larut yang dikandung buahbuahan dan sayuran), telah diteliti
dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Secara spesifik pada sebuah
penelitian awal, terbukti bahwa dalam apel ditemukan asam D-glucaric yang bermanfaat
mengatur kadar kolesterol, jenis asam ini mampu mengurangi kolesterol sampai 35 persen.
D. Tannin
Apel mengandung tannin yang berkonsentrasi tinggi. Tannin ini mengandung zat yang
dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh tumpukan plak.
B. Jenang Apel
Produk olahan lain dari apel adalah selai dan jenang apel. Pembuatan jenang apel diolah
dari sari pati apel atau disebut bubur apel. Pada beberapa home industry ada pula yang
menambahkan ketela atau labu ke dalam jenang tersebut. Buah yang dapat digunakan untuk
membuat selai atau jenang adalah buah yang masak tetapi tidak terlalu matang dan tidak ada
tanda-tanda busuk. Untuk membuat selai atau jenang, kulit apel tidak perlu dikupas karena
banyak mengandung pektin. Pektin adalah sejenis serat makanan yang mudah larut. Bila
dimakan atau dijus dengan dagingnya, maka akan bermanfaat sebagai pembersih racun dalam
tubuh. Salah satu kendala untuk produksi jenang apel adalah masa kadaluarsanya yang hanya
tiga bulan, berbeda dengan sari apel yang bisa tahan hingga satu tahun. Apalagi karena lebih
mengutamakan kualitas, maka bahan pengawet yang digunakan kadarnya juga sangat kecil.
C. Cuka Apel
Cara yang lebih baik untuk mendapatkan tambahan vitamin C atau vitamin lainnya
adalah dengan meminum sari buah asli, disamping itu sebagian besar buah-buahan juga
mengandung karotin yang kemudian diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, vitamin B serta
mineral. Demikian pula dengan apel, manfaat buahnya tidak hanya dalam keadaan segar, ketika
diolah menjadi minuman, apel tetap memberi khasiat. Manfaat dari apel bisa dalam
bentuk cuka. Produk cuka ini telah terbukti bermanfaat sebagai bahan untuk terapi misalnya
kegemukan. Cuka apel juga bisa mengatasi rambut rontok yang disebabkan karena jaringan
atau akar rambut kekurangan garam atau mineral seperti potasium, oleh karenanya cuka apel
yang mengandung potasium serta vitamin esensal yang lain akan mengembalikan
keseimbangan alami dan mensuplai kekurangan mineral yang dibutuhkan oleh rambut.
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak
berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat
paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. (Depkes RI,1995)
Fermentasi asam asetat adalah fermentasi aerobik atau respirasi oksidatif, yaitu respirasi
dengan oksidasi berlangsung tidak sempurna dan menghasilkan produk-produk akhir berupa
senyawa organik seperti asam asetat. Proses ini dilakukan oleh bakteri dari genus Acetobacter
dan Gluconobacter. Kondisi respirasi oksidatif ini dapat dilakukan dengan kultur murni, tetapi
kondisinya tidak selalu aseptis oleh karena pH yang rendah serta adanya alkohol dalam media
merupakan faktor penghambat bagi mikroorganisme lain selain Acetobacter acetii. Mekanisme
fermentasi asam asetat ada 2 yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam asetat. Pada
fermentasi alkohol mula-mula gula yang terdapat pada bahan baku akan dibongkar oleh khamir
menjadi alkohol dan gas CO2 yang berlangsung secara anaerobik. Setelah alkohol dihasilkan
maka dilakukan fermentasi asam asetat,dimana bakteri asam asetat akan mengubah alkohol
menjadi asam asetat.Setelah terbentuk asam asetat fermentasi harus segera dihentikan supaya
tidak terjadi fermentasi lebih lanjut oleh bakteri pembusuk yang dapat menimbullkan kerusakan
(Day JR, R.A. dan AL Underwood, 2002).
Cuka apel banyak sekali kegunaannya. Cuka apel memiliki sifat pembersih yang kuat
dan membantu penyembuhan banyak penyakit. Cuka apel dapat digunakan untuk
membersihkan usus dan saluran pencernaan. Cuka apel juga memiliki kemampuan menurunkan
tekanan darah dan kolesterol, serta mampu membuang lemak dan racun keluar dari tubuh.
Penggunaan yang lain dari cuka apel adalah untuk membersihkan kulit dan memerangi jerawat.
Cuka apel diketahui memiliki sifat antibakteri dan bisa mengurangi gejala dan tingkat
keparahan demam, flu, sinusitis, dan infeksi. Cuka apel yang dikonsumsi setiap pagi saat perut
masih kosong dapat meningkatkan energi, vitalitas, dan kesehatan secara umum. Rasa sakit
akibat penyakit kronis bisa berkurang bahkan hilang sama sekali. Dengan cuka apel, kulit akan
lebih bersih, pencernaan menjadi lebih lancar, kesehatan jantung, kesehatan sistem saraf,
sehingga taraf kesehatan secara keseluruhan akan meningkat.
menurunkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Penelitian menunjukkan bahwa minul
alcohol berlebihan ternyata meningkatkan risiko penyakit jantung.