Topik
Reaksi Pencoklatan
A. Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan
di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang
disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.
Berikut ini klasifikasi pisang (Musa paradisiaca). (Wikipedia, 2013)
TINGKATAN NAMA
KINGDOM Plantae
DIVISIO Spermatophyta
KELAS Monocotyledonae
ORDO Zingiberales
FAMILI Musaceae
GENUS Musa
Pisang juga sangat bermanfaat bagi tubuh. Manfaat pisang antara lain:
B. Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam
cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk
CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
(Wikipedia, 2013)
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat
digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga
sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam
asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
(Wikipedia, 2013)
Macam-Macam Cuka
Manfaat cuka sangat banyak. Selain sebagai pemberi rasa dan aroma pada
masakan, cuka juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet, antiseptik,
desinfecktan dan obat-obatan. Sebagai obat cuka dapat menurunkan kolesterol,
kontrol diet, dan kontrol gula darah pada penderita diabetes. (Wikipedia, 2013)
C. Reaksi Pencoklatan
Enzim umumnya bereaksi optimum pada suhu 30-40 ºC. Pada suhu 45 ºC
enzim mulai terdenaturasi dan pada suhu 60 ºC mengalami dekomposisi. Enzim yang
terdenaturasi akan kehilangan kemampuan katalisnya. (Sahrah, 2012)
Pencoklatan non enzimatis tidak melibatkan peran enzim, biasanya terjadi saat
pengolahan berlangsung. Reaksi pencoklatan ini merupakan perubahan warna karena
pengolahan akibat panas. (Sahrah, 2012)
Reaksi Maillard
Reaksi ini dinamakan reaksi Maillard setelah seorang ahli Kimia Prancis,
Louis-Camille Maillard menemukan reaksi ini tahun 1912 pada saat mencoba
memproduksi protein buatan secara biologi. Reaksi ini sering terjadi pada produk
pangan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Reaksi maillard dalam makanan dapat
berfungsi untuk menghasilkan flavor dan aroma. (Jannah, 2010)
Reaksi Maillard terjadi antara gugus karbonil yang reaktif dari senyawa gula
bereaksi dengan gugus amino nukleophilik, hasilnya berupa campuran kompleks
molekul yang bertanggung jawab untuk membentuk bau/aroma dan rasa. Proses ini
akan dipercepat dalam kondisi basa. Reaksi Maillard (baca: my-yar (eng.), mai-jar
(prancis), Ma-Yar (Ind.)) ini dikenal juga sebagai reaksi browning non enzymatis.
Reaksi ini terjadi antara senyawa gula reduksi dengan senyawa amina, reaksi ini
membutuhkan panas. Reaksi ini sangat bermanfaat dalam penyiapan industri
makanan seperti industry roti, hasil dari reaksi Maillard adalah produk roti dengan
aroma dan warna kuning keemasan dipermukaannya. Contoh warna coklat yang
dikehendaki: pemanggangan daging, roti, menggoreng ubi jalar, singkong. Sedangkan
warna coklat yang tidak dikehendaki dapat menurunkan kualitas produk. (Jannah,
2010)