Anda di halaman 1dari 8

CITRUS SINENSIS

Jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Cochin Cina
(daerah sekitar Vietnam). Konon, yang membudidayakan pertama kali adalah orang cina bagian
Selatan. Tumbuhan ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan
subtropics. Tanaman jeruk manis dapat mencapai ketinggian 3-10 m. Tangkai daun 0,5-3,5 cm.
Helaian daun berbentuk elips atau bulat telur memanjang, dengan ujung tumpul atau meruncing
tumpul. Buah jeruk berbentuk bulat atau bulat rata. Memiliki kulit buah yang tebal (sekitar 0,3–
0,5 cm) kulit luar jeruk berwarna oranye atau kuning ketika matang dan berwarna hijau ketika
belum matang, kulit buah bagian dalam putih, kenyal dan non-aromatik (Akpomie, 2010). Daging
buah kuning, jingga atau kemerah-merahan. Daging buah terbagi-bagi atas 8-13 segmen yang
mengelilingi sumbu buah. Biji jeruk berbentuk bulat telur dan berwarna putih atau putih keabuan
(Soelarso,1996)

1. Klasifikasi

Jeruk manis disebut juga jeruk peras mempunyai nama ilmiah Citrus sinensis L. Klasifikasi
tanaman jeruk manis sebagai berikut ini:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan )

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super divisi : Spermatophyte ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Family : Rutaceae ( suku jeruk-jerukan)

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sinensis L

Genus citrus terdiri dari dua subgenera Papeda dan Eucitrus. Buah dari subgenus yaitu
subgenus papeda tidak enak dimakan karena didalam kantong cairannya mengandung minyak
acrid tangkainya panjang dan melebar seperti sayap. (Steenis, 1992)

2. Kandungan Kimia

Jeruk manis sering dikonsumsi karena merupakan sumber vitamin C berlimpah,


antioksidan alami yang berperan membantu sistem kekebalan tubuh Jeruk mengandung banyak
zat yang berguna seperti liminoids, synephrine, hesperidin flavonoid, polyphenols, pectin, dan
sejumlah folacin, calcium, potassium, thiamine, niacin and magnesium. Bahan aktif biologis ini
berperan penting dalam mencegah arteriosklerosis, kanker, batu ginjal, stomach ulcers dan
mengurangi kadar kolesterol dan darah tinggi sehingga kesehatan terjaga (Etebu et al., 2014).

Buah jeruk mengandung zat fenolik, sebagian besarnya adalah hydroxycinnamic acids
(HCA) dan flavonoid dari diantara semua jenis flavonon (Klimczak et al., 2007). Flavonoid di
buah jeruk khususnya hesperidin, memiliki efek terapetik seperti antiinflamasi, antihipertensi,
diuretik, analgesik, dan efektif sebagai hipolipidemik. Flavonoid dalam jeruk juga bermanfaat
sebagai antioksidan. Bahan aktif yang berperan terutama senyawa limonen yang dikandung dalam
minyak atsiri kulit jeruk. Limonen berfungsi melancarkan peredaran darah, meredakan radang
tenggorokan dan batuk, dan bahkan bisa menghambat pertumbuhan sel kanker (Hegazy, 2012)..
Konsentrasi dari antioksidan pada setiap bagian dari buah jeruk berbeda-beda dan secara umum,
kulit jeruk mengandung konsentrasi antioksidan yang tinggi bila dibandingkan dengan daging
buahnya. Bagian-bagian pada jeruk manis mempunyai berbagai manfaat, salah satunya adalah
kulit jeruk. Kulit jeruk mengandung potensi antioksidatif radikal yang baik serta pada kulit jeruk
manis terdapat senyawa pectin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena dapat menurunkan
kolesterol dan gula darah. (Park et al., 2014).

3. Kandungan Kimia yang Berhubungan Dengan Kegunaan Dalam Dunia


Kosmetik

Jeruk manis mempunyai rasa yang manis, kandungan air yang banyak dan memiliki
kandungan vitamin C yang tinggi (berkisar 27-49 mg/100 gram) daging buah Vitamin C
bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh, yang dapat mencegah kerusakan sel akibat aktivitas
molekul radikal bebas (Milind, 2012). Namun meurut penelitian. Kulit jeruk mengandung vitamin
C yang lebih banyak dibandingkan didalam buahnya. Inositol banyak terdapat pada kulit buah, 70-
83 % kulit buah mengandung air, selain itu kulit jeruk juga mengandung carotenoid yang dapat
memberikan warna kuning, orange, dan merah diantaranya xanthophyll, violaxanthin, lycopene.
Pada waktu buah jeruk masak, klorofil sedikit demi sedikit menjadi hilang, carotenoid bertambah
banyak sehingga warna berubah menjadi kuning, orange atau merah (Goudeau 2008). Oleh karena
itu jeruk manis sering digunakan sebagai bahan untuk produk-produk kosmetik dan skincare
karena mengandung zat antioksidan yang tinggi. Vitamin C disebut juga asam askorbat yang
mempunyai struktur sebagai berikut

Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel melawan radikal bebas, seperti oksigen
singlet, superoksida, radikal peroksil, radikal hidroksil dan peroxynitrite. Antioksidan
menstabilkan radikal dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan
menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan
terjadinya kerusakan sel (Kusuma, 2015).

Menurut Kumalaningsih (2006) vitamin C merupakan antioksidan yang berperanan


penting dalam membantu menjaga kesehatan sel. Vitamin C merupakan suatu donor elektron dan
agen pereduksi. Disebut antioksidan, karena dengan mendonorkan elektronnya, vitamin ini
mencegah senyawa - senyawa lain agar tidak teroksidasi. Walaupun demikian, vitamin C sendiri
akan teroksidasi dalam proses antioksidan tersebut, sehingga menghasilkan 14 asam
dehidroaskorbat (Padayatty, 2003). Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut
dalam air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan
reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan
elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk
prolil dan lisil hidroksilase kolagen. Zat ini terbentuk Kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil
pada keadaan kering (Dewoto, 2007).

Vitamin C dapat menjadi antioksidan untuk lipid, protein, dan DNA, dengan cara : (1)
Untuk lipid, misalnya Low-Density Lipoprotein (LDL), akan beraksi dengan oksigen sehingga
menjadi lipid peroksida. Reaksi berikutnya akan menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan
menghasilkan proses radikal bebas. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak
terjadi interaksi antara lipid dan oksigen, dan akan mencegah terjadinya pembentukan lipid
hidroperoksida. (2) Untuk protein, 15 vitamin C mencegah reaksi oksigen dan asam amino
pembentuk peptide, atau reaksi oksigen dan peptida pembentuk protein. (3) Untuk DNA, reaksi
DNA dengan oksigen akan menyebabkan kerusakan pada DNA yang akhirnya menyebabkan
mutasi (Padayatti, 2003). Jika asam dehidroaskorbat tidak tereduksi kembali menjadi asam
askorbat, maka asam dehidroaskorbat akan dihidrolisis menjadi asam 2,3- diketoglukonat.
Senyawa tersebut terbentuk melalui rupture ireversibel dari cincin lakton yang merupakan bagian
dari asam askorbat, radikal askorbil, dan asam dehidroaskorbat. Asam 2,3-diketoglukonat akan
dimetabolisme menjadi xilosa, xilonat, liksonat, dan oksalat (Sharma, 2007)
4. Produk

Berikut contoh produk-produk yang menggunakan citrus sinensis sebagai bahan


kosmetik atau skincare adalah :

a. Facial Mask Sari Ayu (Krem Masker Wajah)

b. Aaura Orange Oil (Minyak esensial jeruk)


Dapat digunakan sebagai spa dan aromaterapi, produk mandi dan produk
kosmetik lainnya,
c. Innisfree Whitening Pore Cream (Krem pemutih)

d. Nature Republik Greek Yogurt Whitening Pack (Sleeping mask)

e. Herbivore Blood Orange Lip Butter (Lip Balm)


Daftar Pustaka

Akpomie OO. (2010). The preservative potentials of sweet orange seed oil on leather
products in Nigeria. African J Biotech, 9(5), 678-681.
Soelarso. 1996. Budidaya Jeruk. Kanisius, Yogyakarta.
Van Steenis,C.G.G.J. 1992. Flora. Penerjemah : M Soeryowinoto,dkk. Cetakan 5.
PT.Pradnya Paramita.Jakarta.
Etebu, A., Nwauzoma, A. B. (2014). A review on sweet orange (citrus sinensis l osbeck):
health, diseases and management. American Journal of Research Communication, 2(2),
33-70.
Klimczak I, Małecka M, Szlachta M, Gliszczyńska-Świgło A. (2007). Effect of storage on
the content of polyphenols, vitamin C and the antioxidant activity of orange juices. J
Food Compos Anal 20, 313-322.
Hegazy, A. E., Ibrahium, M. I. (2012). Antioxidant activities of orange peel extract. World
Applied Sciences Journal, 18(9), 684-688.
Park, J.H., Lee, M., Park, E. (2014). Antioxidant Activity of Orange Flesh and Peel Extracted
with various Solvents. Prev. Nutr. Food Sci. 19 (4), 291- 298.
Milind, P., Dev, C. (2012). Orange : range of benefit. International Research Journal of
Pharmacy, 59-63.
Goudeau, D., Uratsu, S. L., Inoue, K., daSilva, F. G., Leslie, A., Cook, D., Reagan, L. &
Dandekar, A. M. (2008). Tuning the orchestra: Selective gene regulation and orange
fruit quality. Plant Science, 174, 310–320.
Kusuma, A. S. W. (2015). The Effect of Ethanol Extract of Soursop Leaves (Annona
muricata L.) to Decreased Levels of Malondialdehyde . J MAJORITY ,4 (3),14-18.
Kumalaningsih, Sri., 2006, Antioksidan Alami: Penangkal Radikal Bebas, Sumber,Manfaat,
Cara Penyediaan dan Pengolahan, Trubus Agrisarana, Surabaya.

Padayatty SJ et al. 2003. Review Vitamin C as an Antioxidant: Evaluation of Its Role in


Disease Prevention. Journal of the American College of Nutrition, 22 : 18–35. Pak. J.
Bot., 40 : 1359-1386.

Dewoto, H.R., 2007, Pengembangan Obat Tradisional Indonesia menjadi Fitofarmaka,


Majalah kedokteran indonesia, 57(7): 205-211.
Sharma, SL 2007. Effect of Collagen Biosynthesis. India: Birla Institute of Technology. 2049-
2054

Anda mungkin juga menyukai