Anda di halaman 1dari 4

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.

1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

Perbandingan Anatomi Akar Dan Daun Pada


Anggrek Epifit Dan Terestrial; Studi Kasus
Beberapa Spesies Anggota Genus Liparis Dan
Malaxis (Orchidaceae)
Byan Arasyi Arraniry1, Tutik Nurhidayati1 dan Destario Metusala2
1
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
2
Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: tutik@bio.its.ac.id
dan studi palynologi sangat penting untuk mengetahui
Abstrak— Tribe Malaxideae dikenal sebagai salah satu dari karakterisasi dan klasifikasi tanaman dengan benar [5].
sedikit kelompok anggrek yang memiliki spesies terestrial dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan
epifit dan berkerabat dekat.. Anatomi dari genus Malaxis dan perbandingan struktur anatomi akar dan daun pada dua genus
Liparis belum banyak dipelajari. Penelitian mengenai anatomi
anggrek yang berkerabat dekat, yaitu genus Liparis (yang
akar dan daun pada kedua genus yang berkerabat dekat ini
perlu dilakukan. mewakili bentuk hidup epifit) dan genus Malaxis (yang
Pengamatan anatomi akar dan daun dilakukan dengan mewakili bentuk hidup terestrial).
membuat sediaan mikroskopis menggunakan metode sayatan
langsung II. METODOLOGI
Hasil menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan A. Waktu dan Tempat Penelitian
karakter anatomi pada daun dan akar antara anggrek epifit Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2014 di
yang diwakili oleh genus Liparis dengan anggrek terestrial yang Laboratorium Botani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
diwakili genus Malaxis
dan Ilmu pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Kata Kunci— Anatomi, akar, daun, anggrek, Malaxis,
Nopember.
Liparis, terestrial, epifit. B. Persiapan Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil terdiri dari bagian organ akar dan
I. PENDAHULUAN daun anggrek. Sampel-sampel tersebut kemudian difiksasi
dalam larutan alkohol 70 % dan larutan FAA (formaldehid :
A NGGREK (Orchidaeae) merupakan famili terbesar
yang menempati 7 - 10 % tumbuhan berbunga dan asam asetat glasial : alkohol 70 % = 5 : 5 : 90) selama 7 hari.
memiliki kurang lebih 20.000 - 35.000 spesies yang terdiri C. Metode Sayatan langsung
atas 750 - 850 genus [1]. Sampel Pembuatan sediaan preparat segar akar dan daun
Berdasarkan bentuk hidupnya, anggrek dibedakan menjadi dilakukan dengan cara memotong secara langsung organ
empat kelompok yaitu anggrek terestrial, anggrek epifit, tanaman menggunakan mikrotom tangan. Sayatan kemudian
anggrek litofit, dan anggrek saprofit. Kebanyakan anggrek direndam dalam alkohol 70 % selama 30 menit. Pewarnaan
ditemukan hidup sebagai tumbuhan terestrial dan beberapa sayatan menggunakan metode Sass. Sayatan yang telah
spesies hidup menempel di batang pohon atau epifit [1]. Tribe direndam alkohol 70 % diwarnai menggunakan safranin 1 %
Malaxideae dikenal juga sebagai salah satu dari sedikit kemudian di dehidrasi bertinggkat menggunakan alkohol 30
kelompok anggrek yang memiliki spesies terestrial dan epifit % - 96 %. Sayatan yang telah didehirasi kemudian direndam
dalam jumlah besar [2]. Dua genus dari tribe Malaxideae dalam larutan fast green selama 1 menit dan dibilas
dalam famili Orchidaceae yang paling dikenal dalam menggunakan alcohol 96 %.
budidaya dan memliki persebaran luas hingga lintas benua
adalah genus Malaxis Sol.ex Sw dan Liparis L.C.Rich. [3]. D. Pengamatan Sayatan Melintang Daun
Walaupun genus Malaxis dan Liparis memiliki kedekatan Karakter yang diamati pada sayatan melintang daun adalah
hubungan kekerabatan, namun secara umum kedua genus karakter dan ukuran pada setiap jaringan. Pengamatan secara
tersebut memiliki bentuk hidup yang sangat berbeda [4]. langsung dilakukan untuk mengetahui karakter sel penyusun
Pada perkembangan ilmu botani, khususnya histologi dan jaringan dan ada tidaknya jaringan epidermis, hipodermis,
taksonomi, penelitian tentang karakter anatomi masih sangat mesofil dan ikatan pembuluh angkut.
jarang dilakukan. Terutama penelitian yang menggunakan
objek dari famili Orchidaceae. Karakter morfologi, anatomi,
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 2

E. Pengamatan Sayatan Melintang Akar penelitian terdahulu diketahui bahwa lapisan epidermis yang
Karakter yang diamati pada sayatan melintang akar adalah lebih tebal juga merupakan bentuk adaptasi terhadap
karakter dan ukuran pada setiap jaringan. Pengamatan secara keterbatasan air [11]. Epidermis yang tebal yang diikuti
langsung dilakukan untuk mengetahui karakter jaringan dengan penebalan lapisan kutikula diketahui sangat
velamen, jaringan eksodermis dan endodermis, jaringan bermanfaat dalam menahan kehilangan air pada kondisi
korteks dan karakter pembuluh angkut pada akar. kelembaban yang terbatas [12][13]. Oleh karenanya,
ketahanan hidup suatu tumbuhan sangat bergantung terhadap
sisa dari hilangnya air melalui transpirasi air di permukaan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN daun yang bervariasi tingkat derajat ketebalannya.
Penelitian tentang komparasi anatomi anggrek epifit
dan terestrial mencakup dua organ tanaman yang sangat
rentan terjadi perubahan secara morfologi maupun anatomi,
yaitu pada organ akar dan daun. Apabila dibandingkan
dengan penelitian [6], maka penelitian ini menunjukan hasil
yang berbeda. Perbedaan hasil yang utama yaitu bahwa dari
penelitan [6] menjelaskan terdapat tiga lapisan atau lebih
jaringan epidermis pada akar anggrek epifit, sedangkan pada
penelitian ini, lapisan epidermis pada akar epifit ditemukan
tidak lebih dari dua lapisan. Selain itu, hasil penelitian ini
dapat melengkapi hasil penelitian sebelumnya [6], dimana
ditemukan adanya modifikasi epidermis jaringan akar
menjadi rambut akar. Hal tersebut menjadi temuan penting,
karena pada hasil penelitian sebelumnya [6] tidak
menyebutkan karakter modifikasi rambut akar sebagai
karakter menonjol pada anggrek terestrial.
Hasil yang sejalan dengan penelitian [6], yaitu
ditunjukkan pada pengamatan sayatan melintang akar dengan
pola penebalan dinding sel jaringan hipodermis berbentuk
‘O’ pada anggrek terestrial dan pola berbentuk ‘U’ pada akar
anggrek epifit.

3.1 Bentuk adaptasi dan evolusi pada anggrek terestrial dan


epifit
Pada evolusi tumbuhan, daun berkembang sebagai
organ yang lebih sensitif dan plastis terhadap perubahan
lingkungan dibandingkan organ lainnya [7]. Karakter
anatomi pada daun adalah faktor kunci dalam hal
merefleksikan pola adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungannya [8]. Struktur anatomi daun merupakan dasar
dari fungsi-fungsi pada daun. Sebagai konsekuensinya, setiap
perubahan pada struktur anatomi organ daun akan
berdampak besar terhadap pertumbuhan dan metabolisme
tumbuhan tersebut [9][10].
Pengamatan pada ketebalan jaringan epidermis
adaksial dan abaksial pada daun, diketahui bahwa genus Gambar 1 : Sayatan Melintang Daun Malaxis dan Liparis
Malaxis memiliki ketebalan epidermis yang relatif lebih tebal Keterangan : 1) Malaxis sp. 1, 2) Malaxis sp. 2, 3) Malaxis
dibandingkan dengan genus Liparis, dengan ketebalan diatas sp. 3, 4) L. gibbosa, 5) L. sp. Gn Slamet, 6) L. condybulbon,
20 µm bahkan hingga 42 µm. Ketebalan jaringan epidermis 7) L. rhombea, 8) L crenulata. E1: Epidermis Atas; E2:
pada daun Malaxis diduga sebagai bentuk respon adaptasi Epidermis Bawah; H1: Hipodermis Atas; H2: Hipodermis
untuk mengurangi laju transpirasi berlebih melalui organ Bawah; PA: Pembuluh Angkut.
daun. Genus Malaxis tidak memiliki organ penyimpan
cadangan air (pseudobulb), oleh karena itu konservasi air Perbedaan menonjol lainnya antara genus Liparis dan
pada jaringan vegetatifnya dilakukan melalui efisiensi air Malaxis diperlihatkan pada karakter stomata di daunnya.
dalam jaringan. Respon efisiensi tersebut dilakukan dengan Komponen struktur anatomi pada bagian permukaan daun
membentuk penebalan lapisan jaringan epidermis seperti halnya stomata juga diketahui memiliki peran sangat
berkutikula, sehingga dapat memperkecil laju transpirasi penting dalam adaptasi kekeringan. Sebagai contoh yaitu
berlebih melalui bidang permukaan daun. Dari berbagai penelitian [14] yang menunjukkan bahwa distribusi stomata
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 3

yang hanya ada di helaian daun bawah dengan kerapatan Endodermis; H: Hipodermis; PK: Parenkim Korteks; RA:
stomata yang rendah merupakan karakter adaptasi khas Rambut Akar.
xeromorfik (tipe tumbuhan khas kawasan kering-gurun).
Selanjutnya pengamatan pada organ akar, didapatkan
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
bahwa karakter epidermis dapat menjadi indikator paling
menonjol yang membedakan pada genus Liparis (epifit) Kesimpulan dari penelitian ini terdapat beberapa
dengan genus Malaxis (terestrial). Pada genus Malaxis, perbedaan karakter anatomi pada daun dan akar antara
terdapat modifikasi lapisan epidermis menjadi bentuk rambut anggrek epifit yang diwakili oleh genus Liparis dengan
akar. Modifikasi rambut akar tersebut diduga merupakan anggrek terestrial yang diwakili genus Malaxis. Karakteristik
bentuk adaptasi terhadap habitat terestrial dan berfungsi yang terlihat menonjol sebagai ciri kelompok anggrek epifit
untuk meningkatkan efektifitas penyerapan air dan unsur yaitu lapisan jaringan epidermis adaksial daun yang lebih
hara dari celah – celah partikel tanah. Sedangkan pada genus tipis, adanya jaringan hipodermis pada daun dan jaringan
Liparis yang hidup secara epifit, tidak ditemukan modifikasi hipodermis pada akar dengan penebalan dinding sel
epidermis dalam bentuk rambut akar. Hal tersebut karena berbentuk ‘U’, sebaran stomata pada kedua helaian daun, dan
pada habitat hidupnya, genus Liparis hanya mampu lapisan epidermis akar yang tidak termodifikasi membentuk
mengakses ketersediaan air dari hujan dan kelembaban udara rambut akar. Karakteristik yang terlihat menonjol sebagai ciri
sehingga jaringan epidermis pada akar Liparis hanya berupa kelompok anggrek terestrial yaitu lapisan jaringan epidermis
1 – 2 lapis jaringan epidermis sederhana yang fungsinya lebih adaksial yang lebih tebal, tidak adanya jaringan hipodermis
pada perlindungan (proteksi). pada daun dan ditemukan adanya jaringan hipodermis pada
akar dengan penebalan dinding sel berbentuk ‘O’, sebaran
stomata pada helaian daun bagian bawah saja, dan lapisan
epidermis akar yang termodifikasi membentuk rambut akar.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis B.A.A mengucapkan terima kasih. Kepada dosen
pembimbing Ibu Tutik Nurhidayarti, S.Si., M.Si., dan Bapak
Destario Metusala S.P., M.Sc. selaku dosen pembimbing serta
kepada dosen penguji ibu Dini Ermavitalini, S.Si., M.Si., dan
ibu Dr Enny Zulaika MP. Terimakasih juga diucakpakan
kepada keluarga, teman-teman dan semua pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian naskah tugas akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Dressler, R.L. Phylogeny and Classification of The Orchid Family.
Australia: Press Syndicate of The University of Cambridge. (1993).
[2] Atwood, J. T. “The Size of The Orchidaceae and The Systematic
Distribution of Epiphytic Orchids”. Selbyana 9: 171–186. (1986).
[3] Szlachetko D.L. & Margonska H.B. “Redefinition of The Genera Malaxis
SOL. EX SW. and Microstylis (Nutt.) Eaton (Orchidaceae,
Epidendroideae)”. Acta Societatis Botanicorum Poloniae 75(2006) 229-
231.
[4] Cameron, K. M. “Leave It to The Leaves: A Molecular Phylogenetic Study
of Malaxideae”. American Journal of Botany 92(2005) 1025-1032.
[5] Ray F.E, Susan E.E. Esau’s Plant Anatomy: Meristems, Cell, and Tissue of
Plant Body: Their Structur, Function and Development, 3 rd Edition. John
Willey. 2006. New York.
[6] Moreira, A.S.F.P. & R.M.D.S. Isaias. “Comparative Anatomy of The
Absorption Roots of Terrestrial and Epiphytic Orchids”. Brazilian
Archives of Biology and Technology 51(1):83-93.
[7] Hameed, M., S. Batool, N. Naz, T. Nawaz & M. Asraf. “Leaf Structural
Modifications For Drought Tolerance in Some Differentially Adapted
Ecotypes of Blue Panic (Panicum Antidotale Retz.)”. Acta Physiology of
Plant 34. 2012. 1479-1491
[8] Dunbar-Co, S., M.J. Sporck & L. Sack. “Leaf Trait Diversification and
Design in Seven Rare Taxa of The Hawaiian Plantago Radiation”.
International Journal of Plant Sciences 170. 2009. 61-75.
[9] Vendramini, F., S. Diaz, D.E. Gurvich, P.J. Wilson, K. Thompson & J.G.
Gambar 2 : Sayatan Melintang Akar Malaxis dan Liparis Hodgson..” Leaf Traits As Indicators of Resource-Use Strategy in Floras
Keterangan : 1) Malaxis sp. 1, 2) Malaxis sp. 2, 3) Malaxis With Succulent Species”. New Phytologist 154. 2002. 147–157.
sp. 3, 4) L. gibbosa, 5) L. sp. Gn Slamet, 6) L. condybulbon, [10] Pandey, S.K., H. Singh & J.S. Singh. “Species and Site Effects On Leaf
Traits of Woody Vegetation in A Dry Tropicalv Environment”. Current
7) L. rhombea, 8) L crenulata. E: Epidermis; EN: Science 96. 2009. 1109–1114.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 4

[11] Ali, I., S.Q. Abbas, M. Hameed, N. Naz, S. Zafar & S. Kanwal. “Leaf
Anatomical Adaptations in Some Exotic Species of Eucalyptus L’Her.
(Myrtaceae)”. Pakistan Journal of Botany 41(6). 2009. 2717-2727.
[12] Rashid, P., F. Yasmin & J.L. Karmoker. “Effect of Salinity On Ion
Transport and Anatomical Structure in Wheat (Triticum Aestivum L. Cv.
Kanchan)”. Bangladesh Journal of Botany 30(1). 2001. 65-69.
[13] Bahaji, A., I. Mateu, A. Sanz & M.J. Cornejo. “Common and Distinctive
Responses of Rice Seedling to Saline and Osmotically Generated Stress”.
Plant Growth Regulation 38. 2002. 83-94.
[14] Cao, K.F. “Leaf Anatomy and Chlorophyll Content of 12 Woody Species
in Contrasting Light Conditions in A Bornean Heath Forest”. Canadian
Journal of Botany 78. 2000. 1245-1253.

Anda mungkin juga menyukai