LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi yang diampu oleh
Prof. Dr.Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok 3 / Offering A
F. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Morfologi
Medium lempeng NA dibuka dan di tempatkan pada tempat yang banyak dilewati orang
selama 5 menit.kemudian cawan petri ditutup dan diinkubasikan pada suhu 37 oC selama
1x24 jam. Setelah itu ciri-ciri morfologi koloni dari 2 macam koloni yang berbeda diamati
dan dideskripsikan. Kemudian hasil deskripsi di tulis pada tabel pengamatan bakteri
G. Data Pengamatan
H. Analisis Data
I. Pembahasan
Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis, hasil reproduksi yang
mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri yang berasal dari
hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri (Pradana et al., 2008). Dengan
dilakukannya pengamatan terhadap morfologi koloni bakteri ini, dimana dengan
mengetahui ciri-ciri morfologi tersebut maka dapat mempermudah dalam
mengindentifikasi jenis bakteri tersebut (Lenni Fitri, 2011). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Lay (1994), bahwa berdasarkan ciri morfologi koloni bakteri dan biakan
murni maka dapat dilakukan proses identifikasi jenis-jenis mikroorganisme, namun untuk
memperoleh hasil identifikasi yang sempurna maka harus dilanjutkan dengan uji
biokimia.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni bakteri yang dilakukan pada dua
macam koloni terhadap warna, bentuk, mengilat/suram, kepekatan, dan juga tipe
pertumbuhan didapati hasil sebagai berikut. Parameter morfologi koloni sel dalam
medium pertumbuhan yang diamati berupa warna, bentuk, ukuran dan letak koloni dalam
medium (Sabdaningsih et al., 2013). Pada koloni 1 dan koloni 2 terdapat kesamaan dalam
hal warna, terlihat koloni seperti berwarna krem warna yang terdapat pada koloni ini
disebabkan karena ekskresi yang dihasilkan oleh bakteri. Ekskresi ini berupa senyawa
yang mungkin dapat berbeda-beda berdasarkan pada jenis spesiesnya. Warna koloni ada
yang berwarna putih, kekuningkuningan, coklat, merah, jingga, biru dan hijau (Waluyo,
2007). Menurut Sabdaningsih et al., (2013) mikroorganisme yang ditumbuhkan pada
media yang bervariasi akan menunjukkan penampakan makroskopis yang berbeda-beda
pada pertumbuhannya.
Pengamatan ciri morfologi yang kedua yaitu mengenai bentuk koloni, pada koloni
1 dan 2 terdapat kesamaan bentuk yaitu memiliki bentuk yang bundar. Menurut
Dwijoseputro (1978), sifat-sifat khusus suatu koloni dalam mendium padat pada gar-agar
lempengan memiliki bentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak beraturan, serupa akar,
serupa kumparan. Hal ini didukung dengan pernyataan Cappucino and Sherman (1987)
bahwa pada umumnya bentuk koloni bakteri berbentuk circular, irregular, filamentous,
rhizoid. Elevasi berbentuk raised, convex, flat, umbonate, crateriform. Tepian yang
berbentuk entire, undulate, filiform, curled dan lobate.
Tepi koloni pada pengamatan yang dilakukan terhadap koloni 1 dan koloni 2
menunjukan hasil yang sama yaitu tepi koloni licin. Menurut Waluyo (2007) sifat-sifat
umum yang dimiliki oleh koloni bakteri pada medium padat yaitu bentuk dari koloni
yang bulat, memanjang, tepi rata dan tidak rata. Kemudian untuk ciri koloni 1 dan 2
mengenai wajah permukaan koloni tersebut yaitu tidak terlihat mengkilat atau suram.
Selain itu, kepekatan koloni, pada koloni 1 dan 2 terdapat menunjukkan tidak adanya
kepekatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tujiyanta (2016) sifat-sifat umum suatu
koloni bakteri dapat dilihat dari beberapa ciri, seperti pada wajah permukaan ada yang
mengkilat ada yang permukaanya suram Kepekatan. Selain itu, berdasarkan tingkat
kepekatan, terdapat koloni yang lunak seperti lender, ada yang lunak seperti mentega da
nada juga yang keras dan kering
Untuk mengetahui tipe pertumbuhan koloni bakteri dapat menggunakan medium
agar miring. Medium agar miring menyediakan luas permukaan yang panjang dan lebih
luas untuk penamaan bakteri, sehingga warna dan bentuk koloni yang ditanam akan
tampak dengan jelas. Seperti pada pengamatan yang dilakukan terhadap koloni 1 dan dua
menggunakan medium agar miring dapat dilihat bahwa tipe pertumbuhan koloni bakteri
tersebut berbentuk pedang. Menurut Tujiyanta (2016) sifat-sifat koloni pada akar miring
berkisar pada bentuk dan tepi koloni. Sifat-sifat itu dinyatakan dengan kata-kata serupa
pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.
Perbedaan ciri morfologi suatu bakteri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Susanti et al., (2017) Faktor lingkungan berkemungkinan dapat mempengaruhi
bentuk dari makroskopis koloni bakteri yang tampak secara visual tergantung pada
medium yang digunakan serta suhu inkubasi, dari pengamatan ini dapat di lihat bentuk
koloni, tepian, elevasi, dan warna koloni bakteri.
J. Kesimpulan
Pengamatan morfologi bakteri meliputi warna, bentuk, tepi, dan elevasi koloni, mengkilat
atau suram, diameter koloni, kepekatan koloni, jumlah koloni. Kedua koloni yang diamati
memiliki perbedaan dari beberapa aspek, hal ini menjadi karakteristik dari setiap koloni
bakteri. Dari praktikum ini didapatkan ciri-ciri morfologi koloni bakteri pada medium
lempeng yaitu dari segi warna koloni (putih dan krem), bentuk koloni tak beraturan dam
menyebar yang memiliki tepi tak beraturan pula, serta bentuk bundar dengan tepian
karang, dan sama-sama suram. Serta kepekatannya sama-sama tidak pekat. Kedua koloni
bakteri pada medium lempeng memiliki bentuk seperti pedang.
K. Diskusi
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam bakteri pada suatu
tempat? Jelaskan!
Jawaban:
Menurut Pelczar (2008) dan (Jawetz dkk, 2008), beberapa faktor yang menentukan
jumlah dan jenis mikroorganisme yang mendiami suatu tempat adalah:
a. Medium dan nutrisi
Pada medium harus terdapat nutrisi atau zat makanan yang digunakan untuk
pertumbuhan bakteri harus mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, mineral
(sulfur, fosfat) dan faktor-faktor pertumbuhan yang meliputi asam amino, purin,
pirimidin dan vitamin. Persyaratan untuk pertumbuhan bakteri beraneka ragam sesuai
dengan jenis bakterinya.
b. Ketahanan jenis mikroorganisme terhadap kondisi fisik lingkungan seperti suhu,
kelembaban, pH, salinitas, kebutuhan oksigen dan cahaya matahari.
Suhu optimal untuk pertumbuhan bagi bakteri sangat bervariasi tergantung pada jenis
bakteri itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), sel bakteri dapat memperbanyak
diri dan tumbuh sangat cepat. Kelembaban sangat penting untuk pertumbuhan bakteri
bakteri membutuhkan kelembaban tinggi, pada umumya untuk pertumbuhan bakteri
yang baik dibutuhkan kelembaban diatas 85%. Cahaya yang berasal dari sinar
matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Bakteri lebih menyukai kondisi
gelap, karena terdapatnya sinar matahari secara langsung dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan
mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. pH pembenihan
juga mempengaruhi kuman, kebanyakan kuma pathogen mempunyai pH optimum 7,2
– 7,6. Salinitas yaitu kadar garam pada suatu tempat tersebut
c. Lingkungan biotik seperti kompetisi, predasi, interaksi antar mikroorganisme.
Kompetisi adalah interaksi antara mikroorganisme yang merupakan persaingan
akibat keterbatasan makanan yang tersedia. Kompetisi nutrient antar mikroba
memainkan peran dan mempengaruhi mikroflora dalam suatu habitat. Mikroba
yang berhasil dalam interaksi dengan lingkungannya adalah mikroba yang lebih
cepat mendapatkan nutrient-nutrien untuk sumber makanannya. Predasi yaitu ada
tidaknya predator bagi mikroorganisme tersebut. Terdapat tiga jenis interaksi antar
organisme, yaitu mutualisme, komensalisme dan parasitisme.
2. Apakah kegunaan biakan murni bakteri?
Jawaban:
Biakan murni merupakan mikroorganisme tertentu yang hanya terdiri dari satu
macam koloni dan telah dipisahkan dari mikroorganisme lainnya agar tidak tercampur
melalui teknik isolasi. Biakan murni diperlukan untuk mempelajarai sifat-sifat biokimia,
karakteristik, fisiologi, serologi dan morfologi biakan tersebut (Yunilas, 2017).
L. Daftar Rujukan
Hastuti, Utami Sri. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPress.
Kurniati, T.H., Indrayanti, R., Muzajjanah, Rustam, Y., Sukmawati, D. 2018. Penuntun
Praktikum Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Singleton&Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd
Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba
Medika.
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta:
UI Press.
Yunilas, M.P. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Peternakan. Sumatera:
Universitas Sumatera Utara.