Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi yang diampu oleh
Prof. Dr.Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 3 / Offering A

Ahmad Darisa (190341621669)


Devi Mariya Sulfa (190341621674)
Laila Dhiya Ulhaq (190341621607)
Rifa Aprilia Rahman (190341621632)
Risma Anisa (190341621601)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI S1 BIOLOGI / PENDIDIKAN BIOLOGI
MARET 2021
A. Topik
Morfologi dan Sitologi Bakteri
B. Tanggal
1 Maret 2021
C. Tujuan
Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri
D. Dasar Teori
Mikroorganisme membutuhkan suatu medium atau substrat untuk pertumbuhannya.
Suatu medium adalah tempat atau substrat berfungsi menjadi dasar makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan mikroba. Komponen atau bahan dasar suatu medium
harus disesuaikan dengan jenis nutrisi yang diperlukan oleh mikroba tersebut. Medium
padat mengandung serbuk agar yang berfungsi sebagai pengental disamping komponen
nutrisi lainnya (Hastuti, 2018).
Berdasarkan konsistensinya medium bakteri dibagi menjadi tiga macam, medium
cair yang digunakan untuk membiakkan mikroba dalam jumlah besar, keperluan
fermentasi dan berbagai uji, medium padat dibuat dengan menambahkan agar pada media
cair yang digunakan untuk membuat biakan murni, mengamati morfologi koloni dan
meghitung jumlah koloni serta medium setengah padat dibuat dengan menambahkan agar
pada medium cair dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan agar untuk media padat,
umumnya medium setengah padat digunakan untu k menguji mobilitas sel (Kurniati,
dkk., 2018).
Mikroorganisme berada diberbagai lingkungan disekitar kita (tanah, air, makanan,
tubuh, organisme lain, dsb). Salah satu cara untuk mendapatkan mikroba yang berasal
dari lingkungan adalah dengan mengkontaminasi medium steril dengan hembusan nafas,
jari tangan, air, maupun udara lingkungan. Mikroba yang melekat pada medium
selanjutnya akan tumbuh dan berkembang biak dan dapat diamati dalam bentuk koloni
(Kurniati, dkk. 2018) pada umumnya koloni bakteri yang tertangkap pada medium steril
akan tumbuh setelah kurang lebih 1x24 jam (Hastuti, 2018).
Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda. Bentuk dan struktur ini
disebut dengan morfologi bakteri. Bentuk dan struktur bakteri yang berbeda dipengaruhi
oleh kondisi tempat hidupnya. Untuk mengamati morfologi bakteri dapat dilakukan
dengan cara mengidentifikasi bakteri dari bentuk koloni, warna koloni, tepi koloni,
elevasi koloni serta tipe pertumbuhannya pada medium miring (Hastuti, 2018).
Bakteri umumnya memiliki bentuk koloni bundar, bundar dengan tepian kerang,
bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak beraturan dan menyebar, berbenang-
benang, bentuk L, bundar dengan tepian menyebar, filiform, rizoid, dan kompleks.
Bentuk tepi koloni umumnya ditemukan koloni dengan tepi licin, berombak, berlekuk,
tak beraturan, siliat, bercabang, seperti wol, seperti benang dan seperti ikal rambut.
Elevasi bakteri umumnya ditemukan dalam bantuk datar, timbul, cembung, seperti
tetesan, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh kedalam medium, dan seperti kawah,
sedangkan tipe pertumbuhan bakteri pada medium miring bentuknya serupa pedang,
berduri, serupa tasbih, serupa batang, serupa akar dan titik-titik (Hastuti, 2018).
Menurut Singleton & Sainsbury (2006), isolasi bakteri adalah proses pembiakan
bakteri dengan cara mengambil bakteri dari medium atau lingkaran asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik
untuk menghindari adanya kontaminasi dari mikroorganisme lain. Teknik aseptik dapat
dilakukan dengan menggunakan bunsen dan laminar air flow, teknik aseptik ini juga
berfungsi melindungi laboran dari kontaminasi bakteri.
Menurut Kurniati, dkk. (2018), pada umumnya terdapat dua metode yang
digunakan untuk mengisolasi bakteri, metode tersebut adalah streak plate method
(metode cawan gores), metode ini dilakukan dengan menggoreskan suspensi bahan yang
mengandung bakteri menggunakan jarum inokulasi pada permukaan medium yang sesuai
dalam cawan petri untuk medium lempeng dan dalam tabung reaksi untuk medium
miring, setelah proses inkubasi maka akan tumbuh koloni pada bekas goresan. Metode
yang kedua yaitu pour plate method (metode cawan tuang) yang dilakukan dengan
menginokulasikan medium agar yang sedang mencair pada suhu 50oC dengan suspensi
bahan yang mengandung bakteri dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril.

E. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Penggaris 1. Biakan bakteri murni umur 1x24 jam
(media 1 dan 2)
2. Jarum inokulasi lurus
3. Spiritus
4. korek
5. Counter
6. Cawan petri

F. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Morfologi
Medium lempeng NA dibuka dan di tempatkan pada tempat yang banyak dilewati orang
selama 5 menit.kemudian cawan petri ditutup dan diinkubasikan pada suhu 37 oC selama
1x24 jam. Setelah itu ciri-ciri morfologi koloni dari 2 macam koloni yang berbeda diamati
dan dideskripsikan. Kemudian hasil deskripsi di tulis pada tabel pengamatan bakteri

2. Pembuatan Biakan Murni Bakteri


Medium lempeng NA dibuka dan di tempatkan pada tempat yang banyak dilewati orang
selama 5 menit. Kemudian koloni bakteri dipilih 2 yang berbeda. Kemudian kedua koloni
tersebut diinokulasikan secara aseptik pada permukaan medium miring NA, dengan arah
lurus, dimulai dari bagian dasar menuju atas, dengan menggunakan jarum inokulasi ujung
kurus. Setelah itu bakteri tersebut diinokubasikan pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam

G. Data Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan morfologi koloni bakteri

Ciri Koloni 1 Koloni 2


Warna koloni krem krem
Bentuk koloni bundar bundar
Tepi koloni licin Licin
Elevasi koloni - -
Mengilat/suram suram suram
Diameter koloni - -
Kepekatan koloni Tidak pekat Tidak pekat
Jumlah koloni - -
Ciri lainnya - -
Asal bakteri - -
Tipe Pertumbuhan Bentuk pedang Bentuk pedang

H. Analisis Data

Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar, dapat diketahui ciri-ciri morfologi


bakteri pada medium lempeng dan bentuk atau tipe pertumbuhannya pada medium
miring. Terdapat dua koloni (koloni 1 dan koloni 2) pada masing-masing medium yang
dapat diketahui ciri-ciri morfologinya dan tipe pertumbuhannya.
Koloni bakteri 1 pada medium lempeng memiliki ciri-ciri morfologi yaitu
warnanya putih dan bentuknya tak beraturan dan menyebar. Tepi koloni tak beraturan
dan suram, serta tidak terlalu pekat. Elevasi sulit diamati karena pengamatannya pada
gambar dua dimensi, sehingga nampak datar saja. Untuk koloni bakteri 1 pada medium
miring, dapat teramati memiliki tipe pertumbuhan/bentuk seperti pedang.
Koloni bakteri 2 pada medium lempeng memiliki ciri-ciri morfologi yaitu
warnanya krem dan bundar dengan tepian kerang serta. Koloni ini suram dan pekat.
Elevasi sulit diamati karena pengamatannya pada gambar dua dimensi, sehingga nampak
datar saja. Untuk koloni bakteri 2 pada medium miring, dapat teramati memiliki tipe
pertumbuhan/bentuk seperti pedang juga.

I. Pembahasan
Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis, hasil reproduksi yang
mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri yang berasal dari
hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri (Pradana et al., 2008). Dengan
dilakukannya pengamatan terhadap morfologi koloni bakteri ini, dimana dengan
mengetahui ciri-ciri morfologi tersebut maka dapat mempermudah dalam
mengindentifikasi jenis bakteri tersebut (Lenni Fitri, 2011). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Lay (1994), bahwa berdasarkan ciri morfologi koloni bakteri dan biakan
murni maka dapat dilakukan proses identifikasi jenis-jenis mikroorganisme, namun untuk
memperoleh hasil identifikasi yang sempurna maka harus dilanjutkan dengan uji
biokimia.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni bakteri yang dilakukan pada dua
macam koloni terhadap warna, bentuk, mengilat/suram, kepekatan, dan juga tipe
pertumbuhan didapati hasil sebagai berikut. Parameter morfologi koloni sel dalam
medium pertumbuhan yang diamati berupa warna, bentuk, ukuran dan letak koloni dalam
medium (Sabdaningsih et al., 2013). Pada koloni 1 dan koloni 2 terdapat kesamaan dalam
hal warna, terlihat koloni seperti berwarna krem warna yang terdapat pada koloni ini
disebabkan karena ekskresi yang dihasilkan oleh bakteri. Ekskresi ini berupa senyawa
yang mungkin dapat berbeda-beda berdasarkan pada jenis spesiesnya. Warna koloni ada
yang berwarna putih, kekuningkuningan, coklat, merah, jingga, biru dan hijau (Waluyo,
2007). Menurut Sabdaningsih et al., (2013) mikroorganisme yang ditumbuhkan pada
media yang bervariasi akan menunjukkan penampakan makroskopis yang berbeda-beda
pada pertumbuhannya.
Pengamatan ciri morfologi yang kedua yaitu mengenai bentuk koloni, pada koloni
1 dan 2 terdapat kesamaan bentuk yaitu memiliki bentuk yang bundar. Menurut
Dwijoseputro (1978), sifat-sifat khusus suatu koloni dalam mendium padat pada gar-agar
lempengan memiliki bentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak beraturan, serupa akar,
serupa kumparan. Hal ini didukung dengan pernyataan Cappucino and Sherman (1987)
bahwa pada umumnya bentuk koloni bakteri berbentuk circular, irregular, filamentous,
rhizoid. Elevasi berbentuk raised, convex, flat, umbonate, crateriform. Tepian yang
berbentuk entire, undulate, filiform, curled dan lobate.
Tepi koloni pada pengamatan yang dilakukan terhadap koloni 1 dan koloni 2
menunjukan hasil yang sama yaitu tepi koloni licin. Menurut Waluyo (2007) sifat-sifat
umum yang dimiliki oleh koloni bakteri pada medium padat yaitu bentuk dari koloni
yang bulat, memanjang, tepi rata dan tidak rata. Kemudian untuk ciri koloni 1 dan 2
mengenai wajah permukaan koloni tersebut yaitu tidak terlihat mengkilat atau suram.
Selain itu, kepekatan koloni, pada koloni 1 dan 2 terdapat menunjukkan tidak adanya
kepekatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tujiyanta (2016) sifat-sifat umum suatu
koloni bakteri dapat dilihat dari beberapa ciri, seperti pada wajah permukaan ada yang
mengkilat ada yang permukaanya suram Kepekatan. Selain itu, berdasarkan tingkat
kepekatan, terdapat koloni yang lunak seperti lender, ada yang lunak seperti mentega da
nada juga yang keras dan kering
Untuk mengetahui tipe pertumbuhan koloni bakteri dapat menggunakan medium
agar miring. Medium agar miring menyediakan luas permukaan yang panjang dan lebih
luas untuk penamaan bakteri, sehingga warna dan bentuk koloni yang ditanam akan
tampak dengan jelas. Seperti pada pengamatan yang dilakukan terhadap koloni 1 dan dua
menggunakan medium agar miring dapat dilihat bahwa tipe pertumbuhan koloni bakteri
tersebut berbentuk pedang. Menurut Tujiyanta (2016) sifat-sifat koloni pada akar miring
berkisar pada bentuk dan tepi koloni. Sifat-sifat itu dinyatakan dengan kata-kata serupa
pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.
Perbedaan ciri morfologi suatu bakteri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Susanti et al., (2017) Faktor lingkungan berkemungkinan dapat mempengaruhi
bentuk dari makroskopis koloni bakteri yang tampak secara visual tergantung pada
medium yang digunakan serta suhu inkubasi, dari pengamatan ini dapat di lihat bentuk
koloni, tepian, elevasi, dan warna koloni bakteri.

J. Kesimpulan
Pengamatan morfologi bakteri meliputi warna, bentuk, tepi, dan elevasi koloni, mengkilat
atau suram, diameter koloni, kepekatan koloni, jumlah koloni. Kedua koloni yang diamati
memiliki perbedaan dari beberapa aspek, hal ini menjadi karakteristik dari setiap koloni
bakteri. Dari praktikum ini didapatkan ciri-ciri morfologi koloni bakteri pada medium
lempeng yaitu dari segi warna koloni (putih dan krem), bentuk koloni tak beraturan dam
menyebar yang memiliki tepi tak beraturan pula, serta bentuk bundar dengan tepian
karang, dan sama-sama suram. Serta kepekatannya sama-sama tidak pekat. Kedua koloni
bakteri pada medium lempeng memiliki bentuk seperti pedang.

K. Diskusi
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam bakteri pada suatu
tempat? Jelaskan!
Jawaban:
Menurut Pelczar (2008) dan (Jawetz dkk, 2008), beberapa faktor yang menentukan
jumlah dan jenis mikroorganisme yang mendiami suatu tempat adalah:
a. Medium dan nutrisi
Pada medium harus terdapat nutrisi atau zat makanan yang digunakan untuk
pertumbuhan bakteri harus mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, mineral
(sulfur, fosfat) dan faktor-faktor pertumbuhan yang meliputi asam amino, purin,
pirimidin dan vitamin. Persyaratan untuk pertumbuhan bakteri beraneka ragam sesuai
dengan jenis bakterinya.
b. Ketahanan jenis mikroorganisme terhadap kondisi fisik lingkungan seperti suhu,
kelembaban, pH, salinitas, kebutuhan oksigen dan cahaya matahari.
Suhu optimal untuk pertumbuhan bagi bakteri sangat bervariasi tergantung pada jenis
bakteri itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), sel bakteri dapat memperbanyak
diri dan tumbuh sangat cepat. Kelembaban sangat penting untuk pertumbuhan bakteri
bakteri membutuhkan kelembaban tinggi, pada umumya untuk pertumbuhan bakteri
yang baik dibutuhkan kelembaban diatas 85%. Cahaya yang berasal dari sinar
matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Bakteri lebih menyukai kondisi
gelap, karena terdapatnya sinar matahari secara langsung dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan
mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. pH pembenihan
juga mempengaruhi kuman, kebanyakan kuma pathogen mempunyai pH optimum 7,2
– 7,6. Salinitas yaitu kadar garam pada suatu tempat tersebut
c. Lingkungan biotik seperti kompetisi, predasi, interaksi antar mikroorganisme.
Kompetisi adalah interaksi antara mikroorganisme yang merupakan persaingan
akibat keterbatasan makanan yang tersedia. Kompetisi nutrient antar mikroba
memainkan peran dan mempengaruhi mikroflora dalam suatu habitat. Mikroba
yang berhasil dalam interaksi dengan lingkungannya adalah mikroba yang lebih
cepat mendapatkan nutrient-nutrien untuk sumber makanannya. Predasi yaitu ada
tidaknya predator bagi mikroorganisme tersebut. Terdapat tiga jenis interaksi antar
organisme, yaitu mutualisme, komensalisme dan parasitisme.
2. Apakah kegunaan biakan murni bakteri?
Jawaban:
Biakan murni merupakan mikroorganisme tertentu yang hanya terdiri dari satu
macam koloni dan telah dipisahkan dari mikroorganisme lainnya agar tidak tercampur
melalui teknik isolasi. Biakan murni diperlukan untuk mempelajarai sifat-sifat biokimia,
karakteristik, fisiologi, serologi dan morfologi biakan tersebut (Yunilas, 2017).
L. Daftar Rujukan
Hastuti, Utami Sri. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPress.
Kurniati, T.H., Indrayanti, R., Muzajjanah, Rustam, Y., Sukmawati, D. 2018. Penuntun
Praktikum Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Singleton&Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd
Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba
Medika.
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta:
UI Press.
Yunilas, M.P. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Peternakan. Sumatera:
Universitas Sumatera Utara.

Cappucino, J.G. & Sherman, N. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual. The


Benjamin Cummings Publishing Company Inc. California USA.

Dwidjoseputro. 1985. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta& Djambatan.

Lay, W. B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta


Lenni Fitri, Y. Y. (2011). ISOLASI DAN PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI
BAKTERI KITINOLITIK (Isolation and Observation of Morphology of Chitinolytic
Bacteria Colony). Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi.
Pradana, D., Prima Arhandi, P., & Firdausi, A. T. (2008). JIP (Jurnal Informatika
Polinema) APLIKASI PENGHITUNG KOLONI BAKTERI BERBASIS ANDROID.
23–32.
Sabdaningsih, A., Budiharjo, A., & Kusdiyantini, E. (2013). Isolasi Dan Karakterisasi
Morfologi Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah (Rhodophyta) Dari Perairan Kutuh
Bali. Jurnal Akademika Biologi, 2(2), 11–17.
Susanti, A., Periadnadi, ., & Nurmiati, . (2017). ISOLASI DAN KARAKTERISASI
BAKTERI ALAMI PENCERNAAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius
hypophthalmus ) SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK. Metamorfosa: Journal of
Biological Sciences, 4(2), 247.
https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2017.v04.i02.p17
Tujiyanta, M. . (2016). Praktikum Mikrobiologi Pertanian. FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah. Malang

Anda mungkin juga menyukai