LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang dibimbing oleh
Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si. dan Kennis Rozana, S.Pd., M.Si.
Oleh:
Kelompok 6 / Offering B 2018
Alivia Salsabila Agustin 180341617583
Farah Fatimatuzzahro’ 180341617530
Mirdal Wahyu Khurul Aini 180341617555
Shinta Amrul Khoirina 180341617517
F. PROSEDUR KERJA
Melakukan pengamatan morfologi koloni dari dua macam koloni bakteri yang meliputi
warna koloni, bentuk koloni, tepi koloni, elevasi (kenaikan permukaan koloni),
kepekatan koloni, mengkilat atau suram dan diameter koloni.
Melakukan hal seperti diatas pada masing-masing kolini bakteri dan menulis hasil
pengamatan dalam tabel pengamatan.
2. Pembuatan Biakan Murni Bakteri
Memilih 2 macam koloni bakteri yang berasal dari biakan campuran (sama
dengan koloni yang diamati pada pengamatan morfologi koloni bakteri).
Menulis nomor koloni yang dipilih pada medium lempeng dan medium miring
yang telah tersedia.
G. DATA
Tabel pengamatan morfologi koloni bakteri.
Ciri Koloni no. 1 Koloni no. 2
a. Warna koloni Putih kekuningan Putih kekuningan
b. Bentuk koloni Bundar Bundar dengan
tepian timbul
c. Tepi koloni Licin Berombak
d. Elevasi koloni Seperti kawah Seperti tombol
e. Mengkilat/suram Mengkilat Suram
f. Diameter koloni 0,2 cm 0,6 cm
g. Kepekatan koloni Tidak pekat Pekat
h. Jumlah koloni 40 30
Asal bakteri Bentuk berduri Bentuk berduri
Tipe pertumbuhan pada Tempat Tempat
medium miring pembuangan pembuangan
sampah FMIPA sampah FMIPA
H. ANALISIS DATA
Pada praktikum pengamatan morfologi koloni bakteri, kami
mengambil sampel di sekitar tempat pembuangan akhir Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media
lempeng dari Nutrient Agar (NA) dan media miring. Saat menggunakan
media lempeng, kami menggunakan dua cawan petri yang diletakkan
ditempat terpisah dengan menunggu 15 menit agar terdapat bakteri yang
masuk atau menempel pada media. Setelah itu, 2 cawan petri tersebut kami
beri label dengan tulisan koloni 1 dan koloni 2 dimana setelahnya inkubasi
diinkubator dengan suhu 37oC selama 1 x 24 jam.Sedangkan pada
pengamatan koloni bakteri menggunakan media miring, kami
menginokulasikan biakan dengan arah lurus yang kemudian di
inkubasikan selama 1x24 jam.
Berdasarkan pengamatan morfologi koloni bakteri 1, kami
mendapatkan hasil bahwa koloni berwarna putih kekuningan, bentuk
koloni bundar, tepi koloni licin, elevasi koloni seperti kawah, permukaan
mengkilat, diameter koloni 0,2 cm, kepekatan koloni tidak pekat, jumlah
koloni 40.
Pada pengamatan morfologi koloni bakteri 2, kami mendapatkan
hasil bahwa koloni berwarna putih kekuningan, bentuk koloni bundar
dengan tepi timbul, tepi koloni berombak, elevasi koloni seperti tombol,
permukaan suram, diameter koloni 0,6cm, kepekatan koloni pekat, jumlah
koloni 30. Sedangkan untuk pengamatan morfologi koloni bakteri 1 dan 2
pada medium miring kami mendapatkan hasil bahwa bentukdari kedua
koloni bakteri tersebut adalah berduri.
I. PEMBAHASAN
Pada pengamatan morfologi koloni bakteri ini, kami mengamati
morfologi koloni dan juga ciri yang dimiliki oleh tiap koloninya. Ciri
koloni yang diamati antara lain warna, bentuk, tepi, elevasi,
mengkilat/suram, diameter koloni, kepekatan koloni dan jumlah koloni.
Pengamatan dari beberapa ciri ini dapat dilihat dengan menggunakan mata
biasa tanpa menggunakan mikroskop setelah diinkubasi menggunakan
inkubator dengan suhu 37oC selama kurang lebih 24 jam. Namun menurut
Dwijoseputro (2005), agar sifat-sifat tersebut jelas teramati, maka ada
baiknya bakteri ditumbuhkan dalam media padat.
Dari pengamatan morfologi koloni bakteri pada medium lempeng,
kami mendapatkan hasil diantaranya warna pada koloni 1 dan 2 yaitu putih
kekuningan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dwijoseputro (2005)
yakni warna dari kebanyakan koloni adalah berwarna keputih-putihan dan
kekuningan. Bentuk yang dimiliki oleh koloni 1 bundar, sedangkan pada
koloni 2 berbentuk bundar dengan tepian timbul. Untuk mengamati bentuk
koloni dapat dilihat langsung dengan menghadapkan cawan petri yang
telah berisi medium dan ditumbuhi koloni bakteri kearah cahaya. Bentuk
tersebut dapat menunjukkan karakteristik spesies bakteri, tetapi
bergantung pada kondisi pertumbuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, medium, dan bakteri (Ernawati, 2008). Demikian
untuk mengamati tepi, elevasi, mengkilat/ suram suatu koloni bakteri. Tepi
pada koloni bakteri 1 berbentuk licin, tampak rata. Sedangkan tepi pada
koloni bakteri 2 berombak, sehingga tepinya tampak tidak rata. Elevasi
koloni bakteri 1 berbentuk seperti kawah karena sedikit tenggelam pada
bagian tengahnya. Sedangkan elevasi pada koloni 2 berbentuk seperti
tombol karena pada bagian tengah permuikaan koloni terlihat menonjol
sedangkan bagian tepinya tipis. Selain itu, permukaan pada koloni bakteri
1 tampak mengkilat. Sedangkan pada koloni bakteri 2 tampak suram, hal
tersebut dapat diketahui ketika dihadapkan pada cahaya tidak terdapat
pantulan cahaya pada permukaan bakteri tersebut sehingga tampak terlihat
pekat. Diameter koloni bakteri tersebut diukur menggunakan penggaris
dan mendapatkan hasil sebesar 0,2 cm pada koloni bakteri 1 dan 0,6cm
pada koloni bakteri 2 . Menurut Acharya (2007), diameter ini dapat
menjadi karakteristik yang berguna untuk identifikasi. Kepekatan pada
koloni bakteri 1 tidak pekat, sedangkan pada koloi bakteri 2 pekat.
Jumlah koloni dalam medium 1 berkiasar 40 dan dalam medium 2
ini berkisar 30 koloni. Dimana koloni pada medium 2 lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan koloni bateri yang didapatkan pada medium 1. Hal
tersebut disebabkan karena letak pengambilan sampel yang berjauhan.
Medium 1 berjarak lebih dekat dengan tempat pembuangan sampah
daripada medium 2 yang berjarak lebih jauh. Selain itu, menurut Irianto
(2006) proses pertumbuhan yang optimal jika berdasarkan syarat yaitu
dengan tersedianya makanan dan energi yang cukup serta keadaan
lingkungan (pH, suhu) dari suatu lingkungan.
Setelah melakukan pengamatan pada medium lempeng, kami juga
melakukan pengamatan dengan menggunakan medium miring. Biakan
bakteri yang telah di inkubator selama 1x24 jam di inokulasikan pada
medium lempeng dengan menggunakan kawat dengan arah lurus. Untuk
melakukan inokulasi perlu dilakukan pensterilan alat yang digunakan
dengan cara dilewatkan diatas nyala api spiritus. Ujung kawat inokulasi
sebaiknya dilewatkan pada nyala api terlebih dahulu. Setelah dingin
kembali, ujung kawat tersebut digunakan untuk mengambil bakteri oada
medium. Mulut tabung tempat medium miring dipanasi juga setelah
sumbatannya diambil. Setelah pengambilan inokulum (yaitu sampel
bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti
semula (Dwidjoseputro, 2005). Untuk mengetahui hasil pertumbuhan
koloni bakteri perlu inkubasi selama 1x24 jam. Berdasarkan praktikum
morfologi bakteri pada medium miring, kami mendapatkan hasil bahwa
pada kedua koloni bakteri berbentuk seperti duri.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan morfologi koloni bakteri yang diambil
dari tempat pembuangan sampah FMIPA UM dibuat dalam 2 medium,
yaitu koloni 1 dan koloni 2.
- Karakterisasi morfologi koloni bakteri 1 berwarna putih kekuningan,
berbentuk bundar dengan tepi koloni licin. Elevasi koloni seperti
kawah, mengkilat dan berdiameter 0,2 cm. Kepekatan koloni tidak
pekat dan terdapat sejumlah 40 koloni dalam satu medium lempeng
dengan tipe pertumbuhan pada medium miring berbentuk duri.
- Karakterisasi morfologi koloni bakteri 2 berwarna putih kekuningan,
berbentuk bundar dengan tepian timbul dimana tepi koloni berombak.
Elevasi koloni seperti tombol, suram, dan berdiameter 0,6 cm.
Kepekatan koloni pekat dan terdapat sejumlah 30 koloni dalam satu
medium lempeng dengan tipe pertumbuhan pada medium miring
berbentuk duri.
K. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.T. & Hakim, B.A. 2011. Lingkungan Fisik dan Angka
Kuman Udara Ruangan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar,
Sulawesi Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 5, No.
5 (207-211).
Acharya, Tankeshwar. 2007. Colony Morphology of Bacteria; How to
describe Bacterial Colonies?. Nepal: Department of Microbiology
and Immunology, Patan Academy of Health Sciences.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Ernawati.2008. Biologi untuk Umum. Jakarta : PT. Edukasi Jaya.
Fardiaz, S. 1989. Penuntun Praktik Mikrobiologi Pangan. Bogor: Penerbit
ITB.
Funke, B.R., Tortora, G.J., & Case, C.L. 2004. Microbiology: an
introduction (edisi ke-8tn ed). San Fransisco: Benjamin Cummings.
L. DISKUSI
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan macam bakteri
pada suatu tempat? Jelaskan!
2. Apakah kegunaan biakan murni bakteri?
Jawab:
1. - Faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroorganisme yaitu suhu, pH, konsentrasi substrat dan waktu
inkubasi. Kenaikan temperatur sampai pada nilai batas tertentu,
dapat mempercepat proses metabolisme. Tetapi temperatur yang
melebihi batas maksimum akan menyebabkan denaturasi protein
dan enzim. Hal ini akan mengakibatkan terhentinya metabolism
(Suriawira, 2003). Nilai pH dari lingkungan juga sangat
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Pada
mikroorganisme tertentu yang hidup pada lingkungan pH tinggi
maka mikroorganisme ini tidak akan hidup pada lingkungan Ph
rendah.
jam.
M. LAMPIRAN