Anda di halaman 1dari 5

Analisis dan pembahasan

Ada beberapa metode dalam mengisolasi mikroba bakteri (mikroorganisme)yaitu dengan


menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran dan agar miring.
Metode-metode ini berdasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian
rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya. Prkatikum ini bertujuan untuk
mempelajari teknik-teknik di dalam pengisolasian mikroba beserta pemurniannya.

Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah dalam perhitungan jumlah koloni mikroba yang
utmbuh, baik warna maupun karakteristik lainnya. Dari hasil praktiukum dapat diketahui bahwa
bentuk, tepian, warna dan wlwvasi dari bakteri. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar, rizoid,
tidak beraturan dan menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang, berombak, dan licin.
Warna yang dapat dilihat dari koloni bakteri pada sampel ini adalah semua berwarna putih susu dan
elevasi pada semua sampel ini datar da nada pula yang cembung.

Koloni=koloni yang telah ditentukan pada masing=masing medium kemudian diidentifikasi


morfologinya yaitu bentuk luar, warna, struktur dalam koloni, tepi koloni, elevasi. Pada masing-
masing media sendiri terdapat keanekaragaman dalam morfologi tersebut. Koloni bakteri dapat
dengan mudah dibedakan dari koloni lainnya dengan adnya penampakan umum berupa lender dan
agak mengkilap. Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk
yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri dalam bahan
pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang
ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan.

Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin terjadi jika kondisi dari
alat, bahan maupun prkatikan tidak steril. Oleh karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat
pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak
terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil percobaan. Setiap pada prkatikum kali ini, semua
cawan biakan bahkan cawan control pun terkontaminasi hal ini dibuktikan pada cawan control
terdapat koloni-koloni bakteri. Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup
merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting didalam mengendalikan mikroba. Berikut ini
faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam
mengendalikan mikroba.

Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam bebas dan
menumbuhkannya sebagai kultur murni atau biakan murni dalam medium buatan. Pada saat isolasi
mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum
ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang
digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan
menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya
sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri
selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang
dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba terbagi menjadi beberapa metode, yaitu :

1. Teknik Penggoresan (steak plate)

Teknik Penanaman dengan teknik Goresan (Streak) bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme
dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Ada beberapa teknik goresan
yang biasa dipakai yaitu :

A. Goresan Sinambung

Seperti gambar di bawah ini :

B. Goresan T

Seperti gambar di bawah ini :

C. Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Seperti gambar di bawah ini :

Prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian
menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila
metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap
koloni berasal dari satu sel.

2. Teknik Taburan (pour plate)

Teknik isolasi mikroba dengan cara menaburkan mikroba pada permukaan media yang akan
digunakan.
3. Teknik Sebar (spread plate)

Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan
digunakan.

4. Teknik Pengenceran (dilution method)

Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL
untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan
pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan
tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni
saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa
koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang
pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

5. Teknik Micromanipulator

Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian
ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk
dibiakkan.
Dalam proses isolasi dan kultivasi dibutuhkan suatu media yang digunakan sebagai tempat
tumbuhnya mikroba. Media yang digunakan berbeda-beda sesuai jenis mikroba yang ditumbuhkan.
Untuk mikroba bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar), untuk fungi digunakan Potato Destroxe
Agar (PDA) dan untuk khamir digunakan media Malt Extract Agar (MEA). Media yang digunakan
berbeda-beda karena untuk mengisolasi mikroba perlu memperhatikan media yang tepat untuk
mikroba tersebut. Dilihat dari pH, suhu dan ketersediaan nutrien yang cocok pada media bagi
mikroba yang ditumbuhkan.

Pada percobaan ini menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan juga
menggunakan metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di buat ada
4 kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat dengan jelas.
Teknik ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Sedangkan untuk jamur menggunakan
metode titik karena jamur memiliki spora yang akan rusak jika digunakan metode gores. Dari hasil
percobaan didapatkan hasil untuk untuk isolasi dan kultivasi bakteri E. coli, jumlah koloni terbanyak
didapatkan pada isolat dengan kode NA3 (4) sebanyak 49. Sementara untuk bentuk koloni berbeda-
beda untuk setiap sampel, yaitu ada yang berbentuk berbenang-benang, rhizoid, konsentris, tak
beraturan dan menyebar, serta tak berbentuk dan menyebar. Perbedaan bentuk ini diakibatkan
perbedaan pada saat penggoresan mikroba. Bentuk tepiannya berbentuk bercabang, tak beraturan
dan berombak. Sedangkan warna untuk setiap koloni adalah putih susu. Sementara bentuk
koloninya berbentuk cembung dan seperti kawah.

Sedangkan untuk isolasi dan kultivasi jamur Aspergillus sp. dengan media PDA, jumlah koloni
terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode PDA3 (2) sebanyak 111. Bentuk koloni ada yang
berbentuk filiform, L, bundar dan menyebar. Warna untuk setiap koloni adalah hitam dan tepian
untuk semua sampel adalah berbentuk wol. Sementara bentuk elevasinya adalah tombol dan kawah.
Untuk isolasi dan kultivasi khamir yaitu Saccaromyces menggunakan media MEA, jumlah koloni
terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode MEA1 (3) dengan jumlah koloni sebanyak 130.
Bentuk koloni berbentuk L untuk setiap sampel. Warna untuk setiap koloni adalah putih mengkilap
dan tepian untuk semua sampel adalah berbentuk licin. Sementara bentuk elevasinya adalah
tombol. Pengamatan untuk bentuk koloni dilihat dari atas, permukaan koloni dilihat dari samping
dan tepi koloni dilihat dari atas. Sedangkan jumlah koloni dihitung dari colony counter.

Berdasarkan hasil praktikum pertumbuhan mikroorganisme tidak ada kaitannya degan lamanya
inkubasi dan suhu penyimpanannya. Akan tetapi pertumbuhan mikroorganisme berkaitan erat
dengan jumlah factor pengenceran yang dilakukan. Semakin tinggi faktor pengenceran, maka
semakin banyak mikroorganisme yang tumbuh, sebaliknya jika faktor pengencerannya semakin
rendah (semakin encer suatu larutan pengencer), maka semakin sedikit mikroorganisme yang
tumbuh.

Isolasi mikroba dilakukan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Praktikum ini erat kaitannya
dengan praktikum selanjutnya, yaitu pada praktikum ini kita menumbuhkan dan mengisolasi
mikroba sedangkan pada praktikum selanjutnya kita akan menghitung minghitung berapa banyak
jumlah koloni yang tu

Cara goresan (streak plate), prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah
dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi
cawan petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat,
kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4
kali membentuk garis horizontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah
kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua.
Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores

Metode cawan sebar (spread plate) Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik di
dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur
bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate
adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour
plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan.

2. Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah.

3. Ada 2 metode isolasi yang digunakkan saat praktikum yaitu metode gored dan metode tebar.
4. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap
selnya berhimpun membentuk koloni.

5. Sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata
telanjang.

5.2. Saran

Dari praktikum yang dilakukan ini sebaiknya kita menggunakkan 4 metode yaitu metode tuang,
gores, terbar, dan tusuk jadi praktikan mendapatkan perbandingan dari masing-masing metode.

Anda mungkin juga menyukai