Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yaitu
dalam skala micrometer atau micron () atau sepersejuta meter dan tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari atau untuk
kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut sebagai mikroba atau kuman.
Untuk mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu observasi mikroskopik dan
biakan atau pure culture. Termasuk dalam golongan mikroorganisme adalah
bakteri (eubactera, archaebacteria), fungi (yeasts, molds), protozoa, microscopic
algae dan virus serta beberapa macam cacing (helmints). Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi.
Seperti yang telah dipaparkan di makalah sebelumnya tentang teknik
mempelajari mikroorganisme, pada pembahasan kali ini akan di bahas lanjutan
dari beberapa teknik mempelajari mikroorganisme lainnya diantaranya
ialah Isolasi, Identifikasi, Perbanyakan, dan Pemeliharaan. Oleh sebab
itu, untuk
mengetahui mengenai teknik tersebut secara mendalam pada makalah ini akan
dibahas secara lebih mendalam tentang sejarah perkembangan mikrobiologi untuk
lebih mengenal dan mengkaji lebih dalam tentang Teknik Mempelajari
Mikroorganisme.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusn masalah dri makalah ni yaitu:
1. Bagaimana teknik mempelajari mikroorganisme (isolasi, identifikasi,
perbanyakkan, pemeliharaan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik mempelajari mikroorganisme (isolasi,

1 | 16
identifikasi, perbanyakkan, pemeliharaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Mempelajari Mikroorgnisme


Adapun teknik mempelajari mikroorganisme akan di paparkan di bawah ini
diantaranya :
2.1.1 Isolasi
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di
alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip
dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel
mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang
terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi
Suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya.
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu
karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel
itu dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media
padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat
diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah.
Pada prinsipnya isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal
ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya pada media padat, karena dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya.
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat
yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang
menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan
selanjutnya. Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba susah dipisahkan secara

2 | 16
individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal ditempatnya. Akan tetapi
apabila sel-sel tersebut dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian
ditumbuhkan pada media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel
tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri
yang terpisah.
Cara Mengisolasi Mikroba
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu
kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk
pengerjaan medium dan pengenceran inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar
biakan murni.Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil
memelihara Streptococcus Laktis dalam piaraan murni yang diisolasi dalam
sempel susu yang sudah masam. Suatu sempel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang
tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml
untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin
juga hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat
dijadikan piaraan murni. Jika belum yakin, bahwa koloni tunggal yang diperoleh
tersebut merupakan koloni yang murni, maka dapat mengulang pengenceran
dengan menggunakan koloni sebagai sampel.
2. Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan
mangambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan dan sampel
ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan
gelatin encer. Dengan demikian akan diperoleh suatu piaraan adukan. Setelah

3 | 16
medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah
koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang
pekerjaan di atas maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih
terjamin.
Dalam suatu substrat atau media dapat tumbuh dari satu jenis
mikroorganisme, dengan demikian lalu dikembangkan suatu teknik pemisahan
yang disebut teknik isolasi, sehingga diperoleh atau biakan yang hanya terdiri dari
satu jenis mikroorganisme saja yang disebut biakan murni.
Populasi mikrobe di alam sekitar kita besar lagi komplek. Beratus-ratus
spesies pelbagai mikrobe biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh
kita, termasuk saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang
luar biasa besarnya. Sebagai contoh sekali bersin dapat menyebabkan dapat
menyebabkan beribu-ribu mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai
mikroorganisme dalam berbagi habitat ini memerlukan teknik untuk pemisahan-
pemisahan populasi campuran yang rumit ini, atau biakan campuran. Menjadi
spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni berasal
dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari sel induk.
Teknik menuang yaitu apabila mikroorganisme yang akan dipisahkan
berada dalam satu suspensi, untuk memisahkan dituangkan kedalam
medium tertentu maka disebut teknik menuang.
media ini berbeda dengan metode goresan karena agar steril yang
akan diinoulaasikan masih dalam bentuk cair tetapi telah didinginkan
sampai suhu 47 500 C. agar tersebbuut diggunakan untuk mengencerkan
kultur dengan menggunakan loop kemudian dituangkan pada cawan petri.
Apabila kita ingin menginokulasi biakan murni bakteri dari mulut kita,
maka liur itu diinokulasikan sedikit saja pada medium yang cocok sedemikian
rupa hingga sel-sel mirobe tumbuh terpisah-pisah pada medium tadi. Bahan yang
diinukolasi pada medium itu disebut inokulum. Dengan menginokulasi bahan
medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau metode
cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel
mirobe individu itu memperbanyak diri sedemikian cepatnya hingga di dalam

4 | 16
waktu 18 sampai 24 jam terbentuk massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan
koloni. Koloni tampak oleh mata bugil. Setiap koloni yang berlainan dapat
mewakili macam organisme yang berbeda-beda, setiap koloni agaknya merupakan
biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel mikrobe pada inokulum
asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar maka koloni yang terbentuk
dari masing-masing sel dapat bercampur denagn sesamanya, atau paling tidak
bersentuhan, jadi masing sel dapat diamati itu bukanlah satu biakan murni.
Metode yang lebih langsung untuk mengisolasi mikroorganisme tunggal
ialah dengan menggunakan alat manipulatormikro yang disebut kuarmikro
(microscopic probe) untuk memindahkan satu sel dari suspensi zat alir sel.
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui
sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang-kurangnya satu diantara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-
koloni terpisah di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang
terlalu tinggi.
3. Tektik Menggores (streak plate)
Teknik menggores adalah apabila mikroorganisme berada dalam
suatu suspensi atau suatu padatan, lalu dengan jarum inokulasi diambil dan
digoreskan pada medium tertentu maka cara ini disebut cara menggores.
Metode ini memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu,
namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pegalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan.
Dua macam kesalahan yang umum dilakukan adalah tidak memanfaatkan
permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran

5 | 16
mikroorganisme menjadi kurang larut dan cenderung untuk menggunakan
inokolum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.
4. Teknik Dilusi
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel
yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Teknik
dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir semua
metode penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik
ini, seperti TPC (Total Plate Counter). Oleh karena itu, metode ini umum
digunakan dalam isolasi bakteri.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan
karena semua pekerjaan mikrobiologi, misalnya telaah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba.
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
1. Isolasi Pada Cawan Agar
Prinsip metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme
sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari mikroorganisme
lain. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut
setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam
metode isolasi pada cawan agar, yaitu: metode gores kuadran dan metode agar
cawan tuang. Metode gores kuadran bila metode ini dilakukan dengan baik akan
menghasilkan terisolasinya mikroorganisme dimana setiap koloni berasal dari satu
sel. Metode agar tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang
menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan 50oC, yang kemudian
dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang
terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam
cawan.
2. Isolasi Pada Medium Cair
Metode ini dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini

6 | 16
juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin
tinggi pengenceran, peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3. Isolasi Sel Tunggal
Metode ini dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode cawan atau medium cair. Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat
halus ataupun mikromanipulator yang dilakukan secara aseptis.

2.1.2 Identifikasi
Mengidentifikasi suatu mikroorganisme dapat dilakukan melalui berbagai
cara yaitu :
Penggunaan yang ditetapkan untuk klasifikasi dan nomenklatur merupakan
kegiatan mengidentifikasi mikroorganisme dengan membanding-bnadingakan
ciri-ciri yang ada pada satuan yang belum diketahui dengan satuan-satuan
yang sudah dikenal. Idintifikasi mikroorganisme yang baru diisolasi
memerlukan pencairan, deskripsi, dan pembandingan yang cukup, dengan
deskripsi yang telah dipublikasikan untuk jasad-jasad renik lain yang serupa.
Morfologi Makroskopi : dilakukan dengan mengamati kara, dilakukan
dengan mengamati karakteristik dari pola pertumbuhan mikroorganisme pada
media buatan yang diamati dengan mata telanjang (tanpa alat bantu),
dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel, organel sel, dan susunan
sel ketika diamati dengan mikroskop pada perbesaran tertentu.
Karakteristik zat warna (pewarnaan) : kemampuan mikroorganisme untuk
menghasilkan warna tertentu bila diberikan reagen tertentu pula. Pewarnaan
ini biasanya digunakan dengan pemeriksaan secara mikroskopi sebagai bagian
dari identifikasi bakteri.
Persyaratan lingkungan : kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada
berbagai suhu, menggunakan oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat pH,
atau pun keberadaan ion dan garam lainnya seperti NaCl.

7 | 16
Persyaratan nutrisi : kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan
berbagai macam sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat bernutrisi ketika
tumbuh pada keadaan lingkungan tertentu.
Resistensi : menujukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotik tertentu,
logam berat pada mikroorganisme tertentu
Antigen : menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam
metode serologi dan imunologi
Subseluler : menentukan bagian bagian molekuler sel yang menjadi tipe
pada beberapa takson, kelompok organisme, dengan menggunakan metode
analisis. Contohnya, komponen dinding sel, membran sel, dan komponen dari
enzim dari sel membran
Perbandingan komposisi Basa DNA : DNA terdiri dari 4 basa nitrogen
(Guanin, Sitosin, Adenin, Timin). Tingkat DNA pada dua organisme yang
terdiri dari sitosin dan guanin relatif pada total kandungan basa dapat
digunakan sebagai indikator keterkaitan. sebagai contoh, suatu organisme
dengan kandungan guanin dan sitosin 50% tidak berhubungan dekat dengan
suatu organisme dengan kandungan guanin dan sitosin 25%
Analisis Basa dan Asam nukleat (DNA dan RNA) : Urutan basa pada DNA
atau RNA dikenal sebagai deretan basa dan perluasan deretan tersebut adalah
sama (homologous) di antara dua mikroorganisme dapat ditentukan secara
langsung maupun tak langsung dengan berbagai metode molekular. Derajat
kemiripan dalam deretan tersebut mungkin merupakan suatu ukuran dari
hubungan organisme.
kteristik dari pola pertumbuhan mikroorganisme pada media buatan yang diamati
dengan mata telanjang (tanpa alat bantu).

2.1.3 Perbanyakkan
Perbanyakan Mikroba dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara
lain dengan Biopestisida dan rendaman air kedelai.
1. Biopestisida adalah suatu pestisida yang mengandung
mikroorganisme seperti bakteri patogen, virus dan jamur. Pestisida

8 | 16
biologi yang saat ini telah banyak dipakai adalah jenis insektisida biologi
(mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida biologi
(mikroorganisme pengendali jamur). Meskipun jenis-jenis lain seperti
bakterisida, nematisida dan herbisida biologi telah banyak diteliti, tetapi saat
ini belum banyak dipakai dan juga untuk dikomersilkan.
2. Rendaman Kedelai, menurut Misfit Putrina dan Fardedi dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa air rendaman kedelai yang
merupakan limbah tahu dan air kelapa dapat dijadikan sebagai
media perbanyakan bakteri Bacillus thuringiensis yang merupakan
bakteri entomopatogen Spodoptera litura karena media tersebut
dinilai lebih murah dan mudah untuk didapatkan daripada Nutrien Broth
yang mahal meskipun dalam perkembangannya Bt lebih cepat tumbuh di
Nutrien Broth.
Menurut Thiery dan Fachron (1997) kualitas nutrien pada media sangat
mempengaruhi terhadap pertumbuhan, tingkat sporulasi dan produksi
senyawa toksin dari Bacillus thuringiensis. Perbanyakan bakteri skala industri
biasanya menggunakan teknik fermentasi dengan suatu alat yang disebut
fermentor yang kemudian menghasilkan bakteri yang siap dikemas dan
dipasarkan. Selanjutnya Sjamsuripura menyatakan bahwa Bakteri
membutuhkan air, karbon, energi, nitrogen, elemen mineral dan faktor
pertumbhan (suhu, pH, aerasi). Karbon adalah sumber utama dalam sintesa untuk
menghasilkan sel baru dan karbohidrat merupakan sumber karbon yang mungkin
dan paling ekonomis. Nitrogen yang dibutuhkan biasanya diperoleh dari garam-
garam amonium, tetapi Bt membutuhkan pula Nitrogen organik yang harus
diberikan dalam bentuk asam amino tunggal atau material kompleks
seperti
asam nukleat dan vitamin.
Kebutuhan asam amino sangat bervariasi antara satu galur dengan galur
lainnya, oleh karena itu bila pola kebutuhan asam amino suatu galur belum
diketahui secara pasti sebaiknya sumber nitrogen diberikan dalam bentuk
dimana semua jenis asam amino terdapat di dalamnya. Bentuk yang murah dari

9 | 16
nitrogen organik adalah material kaya protein dari binatang dan tumbuhan, seperti
tepung kedelai, sari rendaman jagung, ekstrak ragi dan sebagainya.
Teknik pertumbuhan mikroorganisme
1. Media biak dan persyaratan bagi pertumbuhan
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme diperlukan
suatu substrat yang disebut media. Dikarenakan dengan media yang cocok, maka
pertumbuhan mikroorganisme akan maksimal, subur dan cepat. Media biak
(larutan biak) dapat di buat dari senyawa-senyawa tertentu. Media biak dapat
dibagi menjadi 3 macam yaitu:
Media biak sintetik : media ini dibuat dari senyawa senyawa kimia.
Media biak kompleks, media ini dibuat dari senyawa yang
mengandung ektrak ragi, otolitas ragi, pepton dan ekstrak daging.
Media biak padat, media ini dibuat dari larutan biak cair kemudian
ditambahkan bahan pemadat yang memberi konsistensi seperti selai
pada larutan air.
Salah satu syarat untuk pertumbuhan mikroorganisme adalah kadar ion
hidrogen yang ada dilingkungannya. Perubahan kadar yang kecil saja sudah
mampu menimbulkan pengaruh yang besar. Alasan inilah yang amat penting
untuk menggunakan nilai pH awal yang optimum dan mempertahankannya
sepanjang pertumbuhan. Organisme hidup paling baik pada pH 7. selain kadar ion
hydrogen, dibutuhkan juga karbondioksida dan kadar air, suhu dan tekanan
osmatik. Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari bahan-bahan makanan.
Pada dasarnya larutan biak sekurang-kurangnya harus mengandung sebagai
berikut :
1. Kebutuhan nutrien pokok. Diantaranya karbon, oksigen,
hidrogen,nitrogen, belerang, fosfat, kalium, magnesium dan besi.
2. Sumber-sumber karbon dan energi.
3. Zat-zat pelengkap, yaitu suplemen yang termasuk komponen dasar dan
yang oleh beberapa mikroorganisme tidak dapat disintesis dari komponen-
komponen sederhana.

10 | 16
Dalam upaya mendukung pertumbuhan mikroorganisme secara berkelanjutan
dapat dilakukan dengan menyediakan media yang dikayakan. Kondisi pengkayaan
adalah kondisi dimana organisme dapat tetap tumbuh dengan kehadiran saingan
dengan menetapkan sejumlah faktor (sumber energi, sumber karbon dan sumber
nitrogen akseptor hidrogen dan atmosfir gas, cahaya, suhu, pH dan selanjutnya)
dapat ditetapkan kondisi lingkungan tertentu dan dapat ditanamkan populasi
campur yang terdapat dalam tanah atau dalam lumpur.
Bahan-bahan penanaman yang menguntungkan ialah bahan-bahan yang
berasal dari tempat dimana telah terjadi pengkayaan alamiah seperti :
mikroorganisme pengolah CO dalam limbah air pabrik gas, pengolah hemoglobin
dalam limbah pajagalan dan oksidator hidrokarbon di ladang minyak bumi dan
bak minyak. Untuk mikroorganisme yang sangat terspesialisasi harus dibuat
kondisi pengkayaan yang sangat selektif.
Medium mineral yang bebas nitrogen terikat dan tanpa cahaya merupakan
medium yang amat selektif untuk sianobakteri yang memfiksasi nitrogen. Bila
larutan medium yang sama dilengkapi dengan suatu sumber energi atau sumber
energi dan sumber karbon maka pada keadaan gelap dan pada kondisi aerob dan
tumbuh Azotobacter dan kalau Biak Murni. Untuk menumbuhkan dan
mengembang-biakan mikroorganisme, diperlukan suatu substrat yang disebut
media. Sedang media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan
steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain yang tidak diharapkan.
Susunan bahan, baik berbentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, daging, telur,
wortel), ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia organik ataupun
anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroorganisme dinamakan media. Secara garis besar media dibedakan atas:
1. Media hidup
Media hidup umumnya dipakai dalam laboratorium virology untuk pembiakan
berbagai virus, sedangkan dalam bakterologi hanya beberapa jenis kuman tertentu
saja dan terutama hewan percobaan.
2. Media mati
o Berdasarkan konsentrasinya:

11 | 16
a. Media padat, terbagi media agar miring, agar deep dan agar sebar. Media
ini umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur.
b. Media cair, jika media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya media cair
dipergunakan untuk pembiakan mikroalga, bakteri dan ragi.
c. Media semi padat atau semi cair, jika penambahan zat pemadat hanya 50%
atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk
pertumbuhan mikroorganisme yang banyak memerlukan kandunga air dan
hidup anaerobik atau fakultatif.
o Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya:
Sesuai dengan fungsi fisiologis dari masing-masing komponen ( unsur hara )
yang terdapat di dalam media, maka susunan media pada semua jenis mempunyai
kesamaan isi, yaitu:
a. Kandungan air
b. Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain
yang mengandung nitrogen.
c. Kandungan sumber energi / unsur C, baik yang berasal dari karbohidrat,
lemak,protein, ataupun senyawa-senyawa lain.
d. Faktor pertumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.
o Berdasarkan kepada persyaratan,susunan media dapat berbentuk:
a. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian.
b. Media sintetis, yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media
untuk pertumbuhan dan perkembang-biakan bakteri clostridium.
c. Media semi sintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahanbahan
alami dan bahan-bahan sintetis.
o Berdasarkan sifat Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme, tetapi juga untuk isolasi, seleksi,evaluasi,
dan diferensiasi biakan yang didapatkan berdasarkan sifat-sifat media, yaitu:
a. Media umum, kalau media a dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroorganisme secara
umum.

12 | 16
b. Media penyangga, kalau media dipergunakan dengan maksud
memberikan kesempatan terhadap suatu jenis atau kelompok
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis atau
kelompok lainnya yang sama-sama berada dalam satu bahan.
c. Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau
lebih jenis mikroorganisme tertentu tetapi akan menghambat atau
mematikan untuk jenis-jenis lainnya.
d. Media diferensial, adalah media yang dipergunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme tertentu serta penemuan sifatsifatnya.
e. Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa atau
benda tertentu dengan bantuan mikroorganisme.
f. Media penghitungan, yaitu media yang digunakan untuk menghitung
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan. Media ini dapat berbentuk
media umum, media selektif ataupun media differensial dan penguji.
Agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam
media diperlukan persyaratan tertentu, yaitu:
a. Bahwa di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.
b. Bahwa media harus dalam keadaan steril.

2.1.4 Pemeliharaan Mikroorganisme


Pemeliharann Mikroorganisme antara lain :
1. Tiap isolat biakan paling sedikit dibuat lima duplikat, tetapi semakin banyak
semakin baik, sehingga pengujian viabilitas dapat dilakukan lebih leluasa.
2. Pemberian label yang jelas, tidak mudah hilang, untuk memu-dahkan
pelacakan data.
3. Pengecekan rutin tidak hanya untuk menguji viabilitas, tetapi juga
stabilitas genetik, terutama virulensinya.
4. Pembuatan database dari koleksi isolat mutlak diperlukan.
Pemeliharaan kultur mikroorganisme umumnya menggunakan
medium yang sudah disterilisasi, baik berupa medium cair maupun medium

13 | 16
padat dan dilakukan secara aseptik. Penyimpanan dan pemeliharaan kultur cair
yaitu dengan menumbuhkan suatu kultur mikroorganisme dalam suatu medium
cair dengan suhu dan waktu inkubasi tertentu tergantung pada jenis
mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme ditandai dengan adanya
kekeruhan, bentuk cincin, pelikel, dan flokulen serta ada tidaknya endapan. Kultur
cair dapat disimpan dengan cara dibekukan atau dikeringkan sehingga sel-sel
mikroorganisme berada dalam keadaan dorman yaitu tidak dapat tumbuh dan
berkembang biak tetapi tidak mati. Penyimpanan dan pemeliharaan kultur padat
yaitu dengan menumbuhkan suatu kultur mikroorganisme dalam suatu media
padat, baik dengan metode agar miring, agar tegak maupun agar cawan.
Agar dapat mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis
mikroorganisme, maka setiap mikroorganisme yang berbeda dipisahkan satu
dengan yang lainnya, sehingga terbentuk suatu kultur murni yang disebut
isolat. Kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies
atau satu galur mikroorganisme. Kultur murni dapat diperoleh dengan cara isolasi
baik dengan menggunakan metode gores (streak), metoda tanam (plant), metoda
tusuk (stab), dan metoda tuang.
Salah satu cara dalam penyimpanan dan pemeliharaan mikroba adalah dengan
cara peremajaan berkala. Peremajaan yakni dengan cara memindahkan
atau memperbaharui biakan mikroorganisme dari biakan lama ke media
tumbuh yang baru secara berkala. Pertumbuhan suatu mikroba dapat ditinjau
dari 2 segi :
pertumbuhan dari segi sel sebagi indifidu
pertumbuhan dari segi kelompok sebagai suatu populasi
Pertumbuhan populasi diartikan sebagai adanya penambahan volume serta
bagian-bagian lainnya yang diartikan juga penambahan kuantitas atau kandungan
didalam selnya. Sedangkan pertumbuhan populasi merupakan akibat dari adanya
pertumbuhan individu, misalkan dari satu sel menjadi dua, dari dua menjadi
empat, dan seterusnya hingga jumlahnya mencapai tujuan.
Tetapi pada mikroba pertumbuhan individu (sel) dapat berubah menjadi
pertumbuhan populasi sehingga batas antara pertumbuhan sel sebagai individu

14 | 16
dan satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu
cepat perubahannya sehingga sulit untuk diamati.
Adapun temperatur merupakan salah satu faktor untuk mempengaruhi
mikroba batas temperatur bagi kehidupan mokroba terletak antara 0 - 90 0 C. Batas
temperatur bagi miokroba dibagi 3, yaitu:
Minimum
Optimum
Maksimum

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yaitu
dalam skala micrometer atau micron () atau sepersejuta meter dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari
atau untuk kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut sebagai
mikroba atau kuman. Untuk mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu
observasi mikroskopik dan biakan atau pure culture.
2. Teknik mempelajari mikroorganisme, diantaranya adalah :
1) Isolasi
2) Identifikasi
3) Pemeliharaan
4) Perbanyakan

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
dan dosen pembimbing demi perbaikan makalah ini.

15 | 16
16 | 16

Anda mungkin juga menyukai