Anda di halaman 1dari 10

ALIVIA SALSABILA AGUSTIN

180341617583
OFFERING B

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA

DENGAN BERDISKUSI DAN MEMBACA PUSTAKA KERJAKAN SEMUA SOAL DI


BAWAH INI!
1. Jelaskan protein (kontraktil) yang menyusun otot!
2 Teori kontraksi otot yang diterima pada saat ini adalah teori pergeseran filament
(sliding filament theory)? Jelaskan bagaimana prosesnya!
3 Jelaskan kontraksi sel otot mengikuti fenomena “all or none” sedangkan kontraksi
otot rangka tidak demikian!
4 Jelaskan peranan ATP dan fosfagen dalam kontraksi otot!
5 a. Jelaskan perbedaan struktur otot polos dan otot lurik
b Apa yang dimaksud dengan twich contraction, gelombang sumasi dan tenatus?
6 a Prinsip “all or none “ selain dikenal pada pembentukan potensial aksi sel saraf juga
juga pada kontraksi sel otot. Jelaskan prinsip “all or none disertai grafik pada ael
otot lurik.
b Jaringan otot (biasa disebut otot) tidak mengikuti prinsip “all or none tetapi
mengikuti kontraksi bertingkat. Jelaskan disertai gambar
7 a Jelaskan perbedaan struktur otot polos dan otot lurik
b Apa yang dimaksud dengan motor unit? Berikan penjelasan!
c Apa yang dimaksud dengan twich contraction, gelombang sumasi dan tenatus?
8 a Jelaskan perbedaan antara otot rangka, otot polos unit tunggal, otot polos unit
jamak dan otot jantung
b Jelaskan mengapa otot jantung tidak mudah lelah seperti otot rangka.
JAWABAN

1. Satu serat otot mengandung seribu atau lebih myofibril yang menempati sebagian
besar ruang intraseluler, dengan meninggalkan sedikit celah untuk sitosol dan organel
lain. Setiap myofibril terdiri dari beberapa jenis protein kontraktil yaitu, myosin dan
aktin. Myosin adalah protein penggerak yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan
gerakan. Berbagai isoform myosin terdapat dapa jenis otot yang berlainan dan berperan
dalam menentukan kecepatan kontraksi otot tersebut. Setiap molekul myosin terdiri dari
rantai protein yang saling terjalin, membentuk ekor yang Panjang, dilengkapi dengan
sepasang kepala. Ekornya menyerupai batang yang kaku, namun sepasang kepala
myosin yang menonjol tersebut memiliki persendian yang lentur didaerah perlekatan
kepala myosin dengan batang ekor. Daerah perlekatan ini memungkinkan kepala
myosin berputar pada titik perlekatannya. Setiap kepala myosin memiliki dua rantai
protein sebuah rantai berat dan sebuah rantai ringan. Protein rantai berat merupakan
daerah motoric yang mengikat ATP dan menggunakan energi dari ikatan fosfat energi
tinggi ATP untuk mewujudkan gerakan. Karena daerah motoric ini bekerja sebagai
enzim, ia dianggap sebagai myosin ATPase. Rantai berat ini juga memiliki situs untuk
mengikat aktin. Pada otot rangka, sekitar 250 molekul myosin bergabung untuk
membentuk filamen tebal. Setiap filamen tebal ditata sedemikian rupa sehingga kepala
myosin berkerumun pada kedua ujung filamen, dan bagian tengahnya merupakan
kumpulan ekor myosin.
Aktin adalah protein yang membentuk filamen tipis pada serat otot. Satu molekul
aktin adalah sebuah protein globuler. Umumnya, beberapa molekul aktin-G
berpolimerasi membentuk rantai atau filamen, disebut aktin-F. pada otot rangka, dua
polimer aktin-F terjalin Bersama bagaikan dua untai manik- manik membentuk filamen
tipis pada myofibril.

2. Teori ini menjelaskan, aktin dan myosin dengan Panjang yang tetap tumpeng tindih
bergeser satu dengan yang lainnya melalui proses yang membutuhkan energi dan
menghasilkan kontraksi otot. Ketika otot berkontraksi, filamen tebal dan tipis saling
bergeser satu dengan yang lainnya. Saat sarkomer memendek, lempeng Z pada
sarkomer akan saling memendek Pita I dan zona H daerah yang tidak terdapat
tumpeng tindih antara aktin dan myosin sewaktu berelaksasi hamper tidak terlihat.
Meskipun terjadi pemendekan sarkomer, Panjang pita A tetp tidak berubah.
Perubahan ini sesuai denga pergeseran filamen aktin tipis sepanjang filamen myosin
tebal pada saat filamen aktin bergerak menuju garis M pada bagian tengah sarkomer.
Teori ini menyatakan tegangan yang timbul didalam otot berbanding lurus dengan
jumlah jembatan silang bergaya tinggi yang dibentuk antara filament tebal dan tipis.
3. Kontraksi sel otot mengikuti fenomena “all or none” karena apabila suatu sel otot
diberikan stimulusdiatas ambang ataupun ambang, maka sel otot akan berkontraksi
penuh. Tetapi sebaliknya apabila stimulus yang mengenai sel otot berada dibawah
ambang/ subminimal maka sel otot tidak akan berkontraksi sama sekali. Stimulus
bawah ambang dapat menimbulkan respon kontraksi dengan syarat diberikan secara
berkali-kali dengan rentang waktu yang cepat (sumasi stimulus). Prinsip all or none
tidak dapat berlaku pada kontraksi otot rangka karena pada sel otot makin kuat
stimulus yang diberikan maka kekuatan kontraksinya tetap, sedangkan pada jaringan
otot makin kuat stimulus yang diberikan maka makin kuat pula kekuatan
kontraksinya. Hal ini terkait dengan adanya unit-unit motorik pada jaringan otot,
dimana setiap unit motorik (serabut saraf motorik) tunggal akan bercabang > 100
cabang kecil yang masing-masing cabang akan mensyarafi sel otot.
4. ATP berfungsi sebagai sumber energi siap pakai. Energi ATP akan dibebaskan
melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim ATP-ase.
Reaksinya:
ATP  ADP + H3PO4 + energi untuk kontraksi + energi panas
Pada proses ini selain energi untuk kontraksi, dihasilkan juga energi panas pada saat
terjadi aktivitas otot, suhu tubuh akan meningkat.
Fosfagen merupakan senyawa lain yang berenergi tinggi yang tersimpan di dalam
otot. Fosfogen dapat berupa fosfokeratin, fosforilarginin, fosforiltaurosiamin,
fosforilglikosianin, atau fosforilambrisin. Apabila persediaan ATP dalam otot
menipis, misalnya pada saat olahraga dalam waktu lama, maka keadaan dapat diatasi
dengan jalan merombak fosfagen. Fosfagen akan memberikan gugus fosfatnya kepada
ADP untuk resintesis ATP.
Contoh reaksi pada fosfokeratin:
Fosfokeratin + ADP  kreatin + ATP
5. a. Tabel perbedaan otot polus dan otot lurik
Perbandingan Otot Polos Otot Lurik
Kecepatan kontraksi Paling lambat Paling cepat
Kuat kontraksi kedut serat tunggal Bertahap Tidak bertahap
Lokasi Membentuk dinding Melekat pada tulang
berongga dan saluran
Morfologi jaringan Inti tunggal, serat kecil Berinti banyak, serat
berbentuk kumparan silindris berukuran besar
Pemicu kontraksi Rangsangan Membutuhkan ACH dari
saraf motorik
Penataan serat Tidak bersarkomer Bersarkomer
Pengaturan saraf untuk kontraksi Saraf otonom Saraf motorik somatik
Pengaturan hormon pada kontraksi Banyak hormon Tidak ada
Penampakan di bawah mikroskop cahaya Gambaran polos Gambaran lurik
Protein serat Aktin, miosin, Aktin, miosin, troponin,
tropomyosin dan tropomiosin
Struktur interna Tidak ada tubulus-t, Tubulus-t dan retikulum
retikulum sarkoplasma sarkoplasma

b. Twich contraction adalah kemampuan otot untuk merespon stimulus, dimana


umumnya otot,khususnya otot rangka berkontraksi sebagai akibat stimulasi oleh saraf.
Otot polos dan jantung dapat berkontraksi tanpa stimulus luar, tetapi keduanya juga
berkontraksi akibatstimulus saraf dan hormon. Kurva kontraksi tunggal berbentuk
kurva normal yang terdiridari periode kontraksi dan periode relaksasi. Bila stimulus
kedua diberikan pada ototsetelah otot relaksasi, maka akan terjadi kontraksi tunggal
kedua dengankekuatan yangsama dengan kontraksi tunggal pertama. Gelombang
sumasi adalah getaran serat otot yang meningkat selaras dengan pengulangan
potensial aksiSumasi merupakan hasil penjumlahan kontraksi 2 jalan, yaitu sumasi
unit motor berganda dan sumasi gelombang. Sumasi unit motor berganda (Multiple
Motor Unit Summation) terjadi apabila lebih banyak unit motor yang dirangsang
untuk berkontraksi secara stimultan pada otot. Oleh karena itu, semakin banyak
serabut otot dan berkas-berkasnya yang berkontraksi dan menghasilkan kekuatanyang
lebih besar di dalam otot secara keseluruhan. Sedangkan tetanus/tetanikadalah
potensial aksi yang terus merangsang serat otot berulang-ulang dengan jarak waktu
yang singkat, relaksasi di antara kontraksi semakin berkurang sampai serat otot
mencapai kontraksi maksimal. Terdapat dua jenis kontraksi tetanik yaitu kontraksi
tetanik tidak berfusi, terbentuk ketika kecepatan rangsang tidak maksimal dan otot
masih sempat berelaksasi sedikit di antara rangsang. Kontraksi tetanik sempurna atau
berfusi, terbentuk ketika kecepatan rangsang cukup tinggi sehingga serat otot tidak
sempat berelaksasi. Bahkan, otot mencapai tegangan maksimal dan tetap berada pada

keadaan ini.
Gambar (Kontraksi sumasi dan kontraksi tetanus)
6. a. Semua sel otot berkontraksi menurut prinsip “all or none”, artinya apabila suatu
suatu sel otot diberi stimulus yang cukup kuat (stimulus ambang/minimal atau
ambang/sumpraminimal) , maka sel otot akan berkontraksi dengan kekuatan kontraksi
yang penuh, sedangkan stimulus bawah ambang (subminimal) tidak akan
menghasilkan kontraksi sama sekali. Stimulus bawah ambang dapat menimbulkan
kontraksi apabila diberikan dengan cara penjumlahan (sumasi), artinya beberapa
stimulus bawah ambang bila dikenakan pada otot berkali-kali dengan cepat, maka otot
akan berkontraksi.
b. Jaringan otot atau kontraksi otot tidak mengikuti prinsip “all or none” , artinya otot
akan berkontraksi lebih kuat apabila stimulus yang mengenainya kuat, dan
berkontraksi lebih lemah bila stimulus yang mengenainya lebih lemah. Keadaan ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: setiap jaringan otot disarafi oleh beberapa saraf
motor. Setiap serabut saraf motor tunggal akan bercabang-cabang menjadi kurang
lebih 100 cabang kecil-kecil. Masing-masing cabang kecil ini akan berakhir pada satu
sel otot. Ujung saraf yang melekat pada sel otot ini dikenal dengan nama motor
endplate atau myoneural junction. Jadi satu serabut saraf motor akan mensarafi
kurang lebih 100 sel otot. Satu serabut saraf motor tunggal, bersama dengan sel-sel
otot yang disarafi disebut unit motor.

Bila suatu saraf motor diaktifkan, maka semua sel-sel otot yang disarafi akan
berkontraksi secara simultan. Makin banyak saraf motor yang diaktifkan, maka makin
banyak sel-sel otot yang berkontraksi. Dengan kata lain, bahwa makin kuat stimulus
yang mengenai saraf motor, maka makin banyak unit motor yang diaktifkan, sehingga
otot akan berkontraksi semakin kuat. Kontraksi otot demikian disebut kontraksi
bertingkat (grading contraction).
7. a. Tabel perbedaan otot polus dan otot lurik
Perbandingan Otot Polos Otot Lurik
Kecepatan kontraksi Paling lambat Paling cepat
Kuat kontraksi kedut serat tunggal Bertahap Tidak bertahap
Lokasi Membentuk dinding Melekat pada tulang
berongga dan saluran
Morfologi jaringan Inti tunggal, serat kecil Berinti banyak, serat
berbentuk kumparan silindris berukuran besar
Pemicu kontraksi Rangsangan Membutuhkan ACH dari
saraf motorik
Penataan serat Tidak bersarkomer Bersarkomer
Pengaturan saraf untuk kontraksi Saraf otonom Saraf motorik somatik
Pengaturan hormon pada kontraksi Banyak hormon Tidak ada
Penampakan di bawah mikroskop cahaya Gambaran polos Gambaran lurik
Protein serat Aktin, miosin, Aktin, miosin, troponin,
tropomyosin dan tropomiosin
Struktur interna Tidak ada tubulus-t, Tubulus-t dan retikulum
retikulum sarkoplasma sarkoplasma
b. Motor unit merupakan sebuah motoneuron bersama dengan axon dan seluruh
serabutotot yang diinervasinya yang berfungsi menghantarkan rangsangan dari pusat
saraf menujuorgan efektor seperti otot. Selain menghantarkan rangsangan ke otot, sel
saraf motorik jugamenghantarkan pesan ke sel tubuh untuk mempersiapkan proses
pembakaran energi yangdibutuhkan saat otot bekerja. Pada saat mengangkat beban
berat, sel saraf motorik memerintahkan sel tubuh untuk memproduksi energi lebih
banyak untuk proses kontraksi otot dan relaksasi otot. Jika sel saraf menyampaikan
perintah sesuai dengan perintah otak dan sel tubuh melaksanakan perintah tersebut,
maka kebutuhan energi saat mengangkat beban berat akan terpenuhi.
c.Twich contraction adalah kemampuan otot untuk merespon stimulus, dimana
umumnya otot,khususnya otot rangka berkontraksi sebagai akibat stimulasi oleh saraf.
Otot polos dan jantung dapat berkontraksi tanpa stimulus luar, tetapi keduanya juga
berkontraksi akibatstimulus saraf dan hormon. Kurva kontraksi tunggal berbentuk
kurva normal yang terdiridari periode kontraksi dan periode relaksasi. Bila stimulus
kedua diberikan pada ototsetelah otot relaksasi, maka akan terjadi kontraksi tunggal
kedua dengankekuatan yangsama dengan kontraksi tunggal pertama. Gelombang
sumasi adalah getaran serat otot yang meningkat selaras dengan pengulangan
potensial aksi Sumasi merupakan hasil penjumlahan kontraksi 2 jalan, yaitu sumasi
unit motor berganda dan sumasi gelombang. Sumasi unit motor berganda (Multiple
Motor Unit Summation) terjadi apabila lebih banyak unit motor yang dirangsang
untuk berkontraksi secara stimultan pada otot. Oleh karena itu, semakin banyak
serabut otot dan berkas-berkasnya yang berkontraksi dan menghasilkan kekuatanyang
lebih besar di dalam otot secara keseluruhan. Sedangkan tetanus/tetanik adalah
potensial aksi yang terus merangsang serat otot berulang-ulang dengan jarak waktu
yang singkat, relaksasi di antara kontraksi semakin berkurang sampai serat otot
mencapai kontraksi maksimal. Terdapat dua jenis kontraksi tetanik yaitu kontraksi
tetanik tidak berfusi, terbentuk ketika kecepatan rangsang tidak maksimal dan otot
masih sempat berelaksasi sedikit di antara rangsang. Kontraksi tetanik sempurna atau
berfusi, terbentuk ketika kecepatan rangsang cukup tinggi sehingga serat otot tidak
sempat berelaksasi. Bahkan, otot mencapai tegangan maksimal dan tetap berada pada
keadaan ini.
Gambar (Kontraksi sumasi dan kontraksi tetanus)

8. a. Tabel perbedaan otot Rangka, Otot polos unit tunggal, Otot polos unit jamak, Otot
jantung

Karakteristik Otot Rangka Otot Polos unit Otot polos unit Otot jantung
Tunggal jamak
Letak Melekat pada Dinding organ Pembuluh darah Hanya ada di
tulang berongga di besar, saluran jantung.
saluran cerna, napas halus,
reproduksi, dan mata, dan folikel
kemih serta rambut.
dipembuluh
darah halus.
Fungsi Pergerakan tubuh Pergerakan isi di Bervariasi sesuai Memompa darah
relatif terhadap dalam organ struktur yang keluar dari
lingkungan berongga terlibat jantung
eksternal
Mekanisme Mekanisme Mekanisme Mekanisme Mekanisme
kontraksi pergeseran pergeseran pergeseran pergeseran
filamen filamen filamen filamen
Persarafan Sistem saraf Sistem saraf Sistem saraf Sistem saraf
somatik autonom autonom autonom
Tingkat control Di bawah control Di bawah control Di bawah control Di bawah control
volunter,juga involunter involunter involunter
dipengarhi oleh
kontrol bawah
sadar
Peran rangsangan Memulai Memodifikasi Memulai Memodifikasi
saraf kontraksi; kontraksi; dapat kontraksi; kontraksi; dapat
membentuk meningkatkan berperan dalam meningkatkan
gradasi atau gradasi atau
menghambat; menghambat;
berperan dalam berperan dalam
gradasi gradasi
Inisiasi kontraksi Neurogenik Miogenik Neurogenik Miogenik
potensial pemacu (potensial
dan potensial pemacu)
gelombang-
Iambat)

a. Karena pada otot jantung bekerja diluar kesadaran manusia dan pada otot jantung juga
mempunyai kelimpahan mitokondria. Mitokondria adalah pembangkit bahan bakar
untuk sel. Mereka mengambil nutrisi dan menghasilkan adenosine triphosphate, atau
ATP, yang merupakan sumber energi kimia untuk otot.

Anda mungkin juga menyukai