Anda di halaman 1dari 23

Jurnal Menssana ISSN : 2527-645X

Vol. 2, NO. 2, Mei 2017

KONTRAKSI OTOT SKELET

Madri. M, Drs, M.Kes, AIFO


Program Studi Pendidikan Jasmani KEsehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

ABSTRACT

Secara mekanisme kontraksi otot adalah terjadinya sliding filamen, sedangkan


rangkaian proses kontraksi secara sederhana merupakan (1) adanya rangsangan
dari otak melalui akson neuron motorik keserabut otot, (2) asetilkolin yang berada
disynaptic gutter akan berikatan dengan reseptornyapada sarkolema, sehingga terjadi
depolarisasi membran dan menimbulkan potensial aksi sel otot rangkaserta
menyebabkan ion natrium dan kalium keluar, dan (3) potensial aksi yang disebarkan
dari membran sel akan diteruskan melalui tubulus T, selanjutnya merangsang terminal
sisterna sarkoplasmik retikulumuntuk melepaskan ion kalsium. Ion kalsium akan
berikatan dengan troponin Cpada filamen aktin dan mendorong filamen tropomiosin
menutup celah-celah aktivesite filamen aktin, sehingga aktivesite terbuka.
Otot merupakan jaringan peka yang dapat dirangsang untuk menimbulkan
suatu potensial aksi. Otot rangka melekat pada tulang dan berperan sebagai sistem
perototan yang menggerakan tubuh. Aktivitas otot diatur oleh susunan saraf melalui
persarafan motorik. Otot rangka tersusun dari serat-serat yang merupakan balok
penyusun (building bloks) sistem otot. 40% dari berat badan manusia terdiri dari
otot rangka dan 10% terdiri dari otot polos dan jantung. Mekanisme kontraktil
ototrangka tergantung dari protein miosin, aktin, troponin dan tropomiosin. Ciri filamen
miosin tebal, sedangkan filamen aktin tipis. Sebagian saling bertautan sehingga
menyebabkan myofibril secara bergantian menunjukan pita terang dan gelap. Pita
ini saling tumpang tindih dan terjadi penonjolan dari sisi filamen miosin. Penonjolan
ini dinamakan jembatanpenyeberangan (cross bridge).

Kata Kunci : Mekanisme kontraksi otot, sliding filamen, miosin, aktin, troponin
dan tropomiosin
ABSTRACT

The mechanism of muscle contraction is the occurrence of sliding


filaments, whereas the simple process of contraction is (1) the stimulation of the
brain through the axon motor neuron muscle fibers, (2) acetylcholine disynaptic
gutter binds to its receptor in sarcolemma, resulting in membrane depolarization
and infusing the skeletal muscle cell action potential and causing sodium and
potassium ions to pass, and (3) the action potential propagated from the cell
membrane will be passed through the T tubule, further stimulating the reticulum
sarcoplasmic systernal terminal to release calcium ions. The calcium ion binds to
troponin C on the actin filament and pushes the filaments of tropomiosin to close
the activesite filaments of the actin filaments, allowing open acetite.
Muscles are sensitive tissues that can be stimulated to give rise to an
action potential. Skeletal muscle is attached to the bone and acts as a muscular
system that moves the body. Muscle activity is governed by the nervous system
through motor innervation. Skeletal muscles are composed of fibers that are the
building blocks of the muscular system. 40% of the human body weight consists
of skeletal muscle and 10% consists of smooth muscle and heart. The contractile
mechanism of skeletal muscle depends on the myosin, actin, troponin and
tropomiosin proteins. The feature of the myosin filaments is thick, while the actin
filaments are thin. Some are interlocked causing myofibrils to alternately show
bright and dark bands. These bands overlap and there is protrusion from the side
of the myosin filaments. This protrusion is called a cross bridge

Keywords:Mechanism of muscle contraction, sliding filament, myosin, actin,


troponin and tropomyosin
Jurnal Menssana ISSN : 2527-645X
Vol. 2, NO. 2, Mei 2017

10% terdiri dari otot polos dan


A. PENDAHULUAN.
jantung. Pada dasarnya mekanisme
Sel-sel otot seperti juga neuron
kontraksi ke tiga jenis otot ini
dapat dirangsang secara kimiawi,
hampir sama. Otot rangka melekat
listrik dan mekanik untuk
pada tulang dan berperan sebagai
membangkitkan potensial aksi yang
sistem perototan yaitu menggerakan
dihantarkan sepanjang membran
tubuh. Gambaran garis lintang
sel. Berbeda dengan neuron, otot
sangat jelas, tidak berkontraksi
memiliki mekanisme kontraktil
tanpa adanya rangsangan dari saraf,
yang digiatkan oleh potensial aksi.
tidak ada hubungan anatomik dan
Protein kontraktil seperti aktin dan
fungsional sel-selnya dan secara
miosin yang menghasilkan
umum dikendalikan oleh kehendak
kontraksi terdapat dalam jumlah
(volunter). Otot jantung juga
yang sangat banyak di otot. Namun
berpola garis lintang, tetapi
protein kontraktil juga ditemukan
membentuk sinsitium fungsional,
hampir disemua sel tubuh. Miosin
dapat berkontraksi ritmis walaupun
adalah salah satu penggerak
tanpa persarafan eksternal, karena
molekuler yang mengubah energi
adanya sel-sel picu dimiocardium
hasil hidrolisis ATP menjadi
yang mencetuskan impuls spontan.
gerakan suatu komponen selular
Otot polos tidak memperlihatkan
disepanjang komponen lainnya.
gambaran garis lintang dan
(Ganong, 1999). Lebih lanjut
ditemukan hampir disemua alat
Ganong mengatakan bahwa secara
visera yang berongga, membentuk
umum otot dibagi atas tiga jenis
sinsitium fungsional dan memiliki
yaitu : otgot rangka, otot jantung
sel-sel picu yang melepaskan
dan otot polos. Otot rangka
impuls tidak teratur (Ganong,
merupakan massa yang besar
1999). Untuk mengetahui
menyusun jaringan otot somatik.
mekanisme kerja otot rangka, lebih
Guyton, 1995. mengatakan
dahulu perlu diketahui anatomi otot
bahwa 40% dari berat badan
tersebut.
manusia terdiri dari otot rangka dan
AnatomiMorfologi otot skelet.
Otot rangka tersusun dari ini tersusun dari protein kontraktil
serat-serat yang merupakan balok (Ganong, 1999).
penyusun (building bloks) sistem Mekanisme kontraktil otot
otot dalam arti yang sama dengan rangka tergantung dari protein
neuron merupakan balok penyusun miosin, aktin, troponin dan
sistem saraf. Bagian luar dari otot tropomiosin. Troponin terdiri dari
ini dilapisi jaringan ikat yang tiga sub unit yaitu troponin I, T &
disebut epimisium. Otot terdiri dari C. Ke tiga sub unit tersebut
gugusan kecil disebut fasikulus. mempunyai berat molekul berkisar
Pada fasikulus dilapisi oleh jaringan 18.000 s/d 35.000. Protein lain, a-
ikat disebut ferimisium dan aktin yang mempunyai berat
dibentuk oleh kumpulan serabut molekul 190.000 mengikat aktin
otot (muscle fiber) yang jumlahnya pada garis Z. Protein-protein lain
dapat mencapai ratusan. Setiap serat berperan penting dalam meneruskan
dilengkapai dengan jaringan ikat eksitasi menjadi kontraktil
disebut endomisium. Sel otot yang (Ganong, 1999). Pada ujung-ujung
berbentuk selindrik panjang serabut otot bersatu dengan serabut-
merupakan sebuah serabut otot serabut tendo dan kemudian
mempunyai ukuran bervariasi melekat pada tulang. Tiap serabut
antara 1-40 mm dan garis tengah terletak berdampingan sekitar 1500
antara 10-80 mikron. Sebaliknya filamen miosin dan 3000 filamen
masing-masing serabut otot terdiri aktin yang merupakan molekuk
dari banyak sub unit yang lebih protein polimer besar yang
kecil (Guyton, 1995). Serabut otot bertanggung jawab untuk kontraksi
diliputi oleh membran sel yang otot (Guyton, 1995). Ciri filamen
dinamakan sarkolema. Antara sel- miosin tebal, sedangkan filamen aktin
selnya tidak terdapat jembatan tipis. Sebagian saling bertautan
sinsitium. Serat-serat otot tersusun sehingga menyebabkan myofibril
atas myofibril yang terbagi menjadi secara bergantian menunjukan pita
filamen-filamen. Filamen-filamen terang dan gelap. Pita ini saling
tumpang tindih dan terjadi
penonjolan dari sisi filamen miosin.
Penonjolan ini dinamakan
jembatanpenyeberangan (cross
bridge). Interaksi antara jembatan
penyeberangan dengan filamen aktin Organization of skeletal muscle
from the gross to the molecular, F, G,
menyebabkan kontraksi otot. H and I are cross-section at the levels
Filamen aktin dan filamen miosin indicated (Drawing by Sylvia Colasd
Keene. Modified from Fawcett : Bloom
yang terletak pada membran atau and Fawcett A: Texbook of Histologi,
Philadelphia)
garis Z dan bagian diantara dua
garis Z dinamakan sarkomer
B. PEMBAHASAN
(Guyton,1995). Anatomi otot
Perbedaan indeks refraksi dari
rangka dapat dilihat pada gamber
berbagai bagian serat otot
berikut ini :
memberikan gambaran garis lintang
yang khas pada otot rangka.
Bagian-bagian dari pola lurik-
lintang diberi tanda dengan huruf.
Pita I yang terang terbagi oleh garis
Z yang gelap dan ditengah pita A
yang gelap tampak pita H yang
lebih terang. Garis lintang M
tampak ditengah pita H dan garis ini
dengan daerah terang yang sempit
di kedua sisinya kadang dinamakan
daerah pseudo-H. Daerah antara dua
garis Z yang bersebelahan dinamakan
satu sarkomer (Ganong, 1999). Jika
serabut otot dalam keadaan
tergantung rileks normal, panjang
sarkomer kira-kira 2,0 mikron.
Dalam keadaan ini terdapat filamen
aktin dan miosin yang letaknya filamen tebal dikelilingi 6 filamen
berdampingan. Jika otot rileks tipis dengan pola heksagonal yang
ujung filamen aktin menjahui teratur (Ganong,1999). Susunan
sesamanya dan timbulah daerah filamen tebal dan tipis dapat dilihat
terang ditengah bagian A. Daerah pada gambar berikut :
inilah yang disebut zone H. Dalam
keadaan kontraksi zone H tidak
akan kelihatan, karena perubahan
panjang pada sarkomer (berkisar
2,0 s/d 1,6 mikron). Perubahan ini
menyebabkan letak filamen aktin
dan miosin berdampingan. Letak
myofibril pada waktu kotraksi dan
relaksasi berbeda.
Filamen tebal berdiameter  2
x diameter filamen tipis, tersusun
dari miosin, filamen tipis tersusun Diagram susunan aktin, tropomiosin dan
ketiga unit troponin (I,C,T)
dari aktin, tropomiosin dan Susunan serta pergeseran filamen tipis
(aktin) dan tebal (miosin) selama kontraksi
troponin. Filamen tebal berjajar
otot rangka.
membentuk pita A, sedangkan
Sarkolema mengandung
susunan filamen tipis membentuk
banyak ion kalsium, magnisium,
pita I yang kurang padat. Pita H
fosfat dan enzym-enzym. Juga
yang lebih terang ditengah pita A
terdapat mitokondria dalam jumlah
merupakan daerah pada keadaan
besar yang terletak diantara
relaksasi. Filamen-filamen tipis tidak
miofibril. Pada mitokondria inilah
tumpang tindih denganfilamen tebal.
dibentuk ATP (Adenosin Trifosfat)
Garis Z merupakan garis potong fibril
sebagai sumber energi kontraksi
dan menghubungkan filamen-filamen
otot. Sarkolema akan melakukan
tipis. Bila pita A dipotong
perluasan ke arah dalam sebagai
melintang dan diamati dengan
tubulus T, gelombang depolarisasi
mikroskop elektron tampak bahwa
selama proses eksitasi dapat memiliki sebuah kepala dan
mencapai miofibril yang terletak sebuah ekor yang panjangnya
dibagian dalam. Diantara miofibril bervariasi. Bersama aktin,
terdapat retikulum sarkoplasma, miosin I sering berikatan
yang merupakan struktur yang dengan membran sel ( Ganong,
memegang peranan penting dalam 1999).
proses kontraksi. Otot-otot yang Filamen miosin terdiri
melakukan kontraksi dengan cepat dari 200 molekul miosin dengan
mempunyai retikulum sarkoplasma berat molekul 480.000 (Guyton,
yang lebih banyak. Pada ujung 1995). Molekul miosin terdiri
retikulum sarkoplasma akan melebar dari 6 (enam) rantai polipeptida
sebagai terminal sisterna. Posisinya yang terdiri dari 2 rantai berat
sangat dekat dengan tubulus T. (heavy chains) dan 4 rantai
Struktur ini sangat besar ringan ( light chains). Rantai-
peranannya dalam proses kontraksi rantai tipis dan bagian N
karena berfungsi sebagai saluran Ca terminal rantai tebal bergabung
(Ca chanel). Fungsi retikulum membentuk kepala globular
sarkoplasma adalah melepaskan ion (miosin head). Pada kepala
Ca (calsium) selama proses globular ini terdapat tempat-
relaksasi. tempat yang dapat berikatan
dengan aktin ( Aktinbinding
Myofilamen.
site) dan bagian-bagian yang
1. Miosin.
bersifat katalik yang dapat
Miosin merupakan
menghidrolisis ATP. Molekul
senyawa/kompleks protein yang
miosin tersusun simetris di
berikatan dengan aktin. Jenis
kedua sisi tengah sarkomer dan
miosin yang terdapat di otot
susunan inilah yang membentuk
adalah dalam bentuk miosin II
gambaran daerah terang
dengan dua kepala berbentuk
dipseudo-H. Adanya garis M
globular serta ekor yang
disebabkan oleh adanya tonjolan
panjang dan memiliki aktivitas
(bulge) di tengah filamen tebal.
ATPase. Molekul miosin I
Ditempat tersebut ditemukan mempunyai berat 42.000.
penghubung melintang yang (Guyton, 1995). Tiap molekul
tipis dan mengikat menjaga G-aktin (globular) melekat satu
keteraturan susunan filamen tebal. molekul ADP. Ini merupakan
Terdapat ratusan molekulmiosin aktivesite filamen aktin dimana
dalam segmen tebal. Filamen tipis jembatan penyeberangan saling
terdiri dari dua rantai unit globular mengadakan interaksi untuk
yang membentuk double heliks kontraksi otot. Utas
yang panjang (Ganong, 1999). tropomiosin mengandung
Susunan miosin dapat dilihat protein tambahan yang
pada gambar berikut merupakan polimer molekul
(Guyton,1995). tropomiosin. Tiap utas terikat
dengan utas aktin F dan dalam
keadaan istirahat ia menutupi
aktivesite utas aktin, sehingga
tidak terjadi interaksi
aktinmiosin untuk menimbulkan
kontraksi. Troponin sebagai
salah satu protein globular
mempunyai afinitas yang kuat
terhadap aktin, tropomiosin dan
Struktur Filamen miosin (Brooks,1985, kalsium. Ini adalah awal proses
Guyton,1995) kontraksi. Susunan aktin dan
2. Aktin. proses peningkatan calsium
Aktin terdiri dari 3 unsur dapat dilihat sebagai berikut
yaitu aktin, tropomiosin dan (Broke, 1985, Guyton,1995).
troponin. Filamen aktin berutas
ganda, kedua utas melilit dalam
satu heliks. Tiap utas terdiri
dari polimerisasi molekul G-
aktin, masing-masing Gambar.F
proses kontraksi, sedangkan
troponin dan tropomiosin hanya
mengatur interaksi tersebut,
Susunan Filamen Aktin dan proses sehingga disebut sebagai
peningkatan ion Ca
(Brooks,1985) regulatori protein.
4. Tropomiosin.
3. Troponin.
Molekul-molekul
Molekul troponin
tropomiosin merupakan filamen
merupakan unit-unit kecil globular
panjang yang terletak
dengan jarak ter-tentu disepanjang
disepanjang alur antara dua rantai
molekul tropomiosin. Troponin T
aktin. Tiap filamen tipis
mengikat komponen troponin
mengandung 300-400 molekul
lain pada tropomiosin.
aktin dan 40-60 molekul
Troponin-I menghalangi
tropomiosin (Ganong,1999).
interaksi miosin dengan aktin
Molekul tropomiosin ini
dan troponin C mengandung
terdiri dari dua rantai helex yang
tempat pengikatan untuk Ca2+
berhubungandengan aktin F dan
yang akan menimbulkan
berjalan seperti spiral mengelilingi
kontraksi. (Ganong, 1999).
aktin F. Dalam keadaan istirahat
Troponin terdiri dari 3 jenis
terletak pada bagian atas
protein yaitu troponin-I T, dan
filamen aktin yang aktif
troponin C. Ia terikat dengan
(activesite-actin), dan hal ini
tropomiosin sehingga membentuk
mencegah interaksi antara
troponin-tropomiosin kompleks.
molekul aktin dan miosin,
Troponin T mempunyai afinitas
sehingga tidak terjadi kontraksi.
yang tinggi terhadap
5. Reticulum Sarkoplasma.
tropomiosin, troponin C
Dalam sarkoplasma
terhadap ion Ca dan troponin-I
terdapat banyak retikulum
terhadap molekul aktin. Hanya
endoplasma yang dalam serabut
molekul aktin dan miosin yang
otot disebut retikulum
secara langsung terlibat dalam
sarkoplasma. Retikulum
sarkoplasma ini mempunyai berjalan tegak lurus dengan
susunan khusus yang sangat miofibril. Tubulus T ini sangat
penting dalam pengawasan kecil bila dibandingkan dengan
kontraksi otot. Pada otot cepat tubulus longitudinal. Letaknya
mempunyai retikulum diantara ujung tubulus
sarkoplasama lebih banyak dari longitudinal yang berurutan
otot lambat. (Guyton, 1995). dengan pembatas sisterna.
Retikulum sarkoplasma Tempat terjadinya hubungan
terdiri dari dua bagian penting antara tubulus longitudinal
yaitu, tubulus yang panjang dengan tubulus T disebut triad.
(Longitudinal tubulus) dan Triad terdapat pada tempat
ruang besar yang disebut terjadinya tumpang tindih antara
sisterna. Ciri khas dari filamen aktin dan miosin. Dengan
retikulum sarkoplasma ialah demikian, maka setiap sarkomer
mengandung ion kalsium mempunyai dua triad. Fungsi
dengan kosentrasi yang sangat utama tubulus T adalah sebagai
tinggi. Sejumlah ion-ion ini penyalur potensial aksi yang
akan terlepas bila sel itu cepat dari membran sel
terangsang. Kedua ujung keseluruh fibril otot
longitudinal tubulus berakhir (Guyton,1995).
pada sisterna yang berfungsi 6. Respon Kontraktil.
penyalur ion kalsium Peristiwa listrik di otot
mengelilingi tubulus T, rangka dan aliran ion yang
sehingga mempermudah jalan mendasari peristiwa itu serupa
aliran rangsangan dari tubulus T dengan yang terjadi di saraf,
ke sisterna yang disebut meskipun berbeda kuantitasdalam
fungsional feet. Ini merupakan hal waktu dan amplitudonya.
struktur yang berbeda dengan Potensial membran istirahat otot
badan tubulus utama. Tubulus rangkaadalah sekitar – 90 mV.
transfersal disebut sebagai Potensial aksi berlangsung 2-4
tubulus T atau sistem T yang mdet dan dihantarkan
disepanjang serat otot dengan sedangkan rangkaian proses
kecepatan kira-kira 5 mdet. kontraksi secara sederhana adalah
Masa refrakter absolutnya 1-3 sebagai berikut :
mdet dan polarisasi ikutan yang 1. Adanya rangsangan dari otak
berkaitan dengan perubahan melalui akson neuron motorik
ambang terhadap rangsangan keserabut otot.Rangsangan
listrik relatif lebih panjang disampaikan pada akson terminal
(Ganong,1999). dan menyebabkan
Peristiwa listrik otot terjadinyapotensial aksi.
penting untuk dibedakan dengan Selanjutnya terjadi pelepasan
peristiwa-peristiwa mekanisnya. asetilkolin dari synaptic visicle
Meskipun respons yang satu pada bagian pre-synaptic ke
secara normal tidak akan terjadi dalam synaptic gutter.
tanpa respons yang lain, namun 2. Asetilkolin yang berada disynaptic
dasar fisiologik dan sifat- gutter akan berikatan dengan
sifatnya berbeda. Depolarisasi reseptornyapada sarkolema,
membran serat otot dalam sehingga terjadi depolarisasi
keadaan normal dimulai diujung membran sel otot rangka
(end-plate) otot rangka yang atauperubahan permeabilitas
merupakan struktur khusus membran sehingga ion natrium
terdapat di bawah ujung saraf dan kalium keluar. Depolarisasi
motorik. Potensial aksi tersebut menimbulkan potensial
dihantarkan disepanjang serat aksi membran sel, kemudian
otot dan kemudian disebarkan keseluruh membran
membangkitkan respons sel dan tubulus T.
kontraktil (Ganong,1999). 3. Potensial aksi yang disebarkan
Mekanisme Kontraksi Otot. dari membran sel akan
Guyton,1995. diteruskan melalui tubulus T.
mengemukakan bahwa secara Selanjutnya merangsang terminal
mekanis kontraksi otot adalah sisterna-sarkoplasmik
terjadinya sliding filamen, retikulumuntuk melepaskan ion
kalsium. Ion kalsium akan untuk menempel atau balik pada
filamen jembatan
berikatan dengan troponin Cpada
penyeberangan
filamen aktin, akibatnya tipis pada sudut tertentu.
mendorong filamen tropomiosin
Rotasi jembatan penyeberangan ke
yang menutup celah-celah arah/
sudut yang berbeda, untuk itu
aktivesite filamen aktin,
sliding fila-
sehingga aktivesite terbuka. men tipis ke arah pusat sarkomer.
Sliding filamen.
Pada waktu kontraksi terjadi
Terbentuknya celah aktive pemendekan
dari susunan miofibril dan serabut
site menyebabkan jembatan
otot
penyeberangan (cross bridge)
filamen miosin berikatan dengan
aktive site filamen aktin.
Skematiknya dapat digambarkan
sebagai berikut.
Rangsangan Serabut Otot
oleh impuls saraf

Pelepasan ion Ca++ dari kantong


retikulum Hidrolisis
ATP untuk
Sarkoplasma ke dalam serabut otot Mekanisme kontraksi otot
kerja (Soekarman, 1987, Guyton, 1995).

Ca++ mengikat molekul troponin Keterangan gambar mekanisme


dari filamen kontraksi otot :
tipis, menarik troponin kefilamen
tipis tanpa Energi + AD 1. Hilangnya zone H dan
+ Fosfat mendekatnya garis Z
hambatan.
2. Sabuk I memendek karena
filamen aktin menempel garis Z
Jembatan penyeberangan (kepala
miosin) Digunakan pada sisi lain dari sarkomer dan
untuk fungsi tertarik ke arah pusat.
3. Sabuk A tidak mengalami Proses yang mendasari
perubahan panjang. pemendekan elemen kontraktil di otot
4. Filamen aktin dan miosin tidak adalah pergeseran filamen tipis pada
terjadi pemendekan dalam filamen tebal. Lebar pita A tetap,
mekanisme sliding filamen ini. sedangkan garis-garis Z bergerak
Fox, Bowers dan Foss, saling mendekat ketika berkontraksi
1993, membagi lima tahapan proses dan saling menjauh bila otot diregang.
terjadinya sliding filamen yaitu tahap Saat otot memendek filamen tipis dari
istirahat, rangsangan berpasangan kedua ujung sarkomer yang
(exitation coupling),kontraksi, berhadapan akan saling mendekat.
pengisian kembali (recharing) dan Pada pemendekan otot filamen-
tahap relaksasi. Ringkasan proses filamen tersebut saling tumpang tindih
tersebut dapat dilihat pada tabel (Ganong,1999).
berikut : Pergeseran selama
1. Istirahat  kontraksiATP
Timbulnya jembatan penyeberangan otot
yang terjadi bila
tak digunakan dalamkepala-
waktu lama.
 Aktin dan miosin tidakmiosin
kepala berpasangan.
berikatan erat dengan
 ++
Tersimpannya Ca dalam retikulum sarkoplasma
2. Rangkaian Eksitasi.  T i m b u l n aktin, y a melekuk
r a n g spadaa n sisa
g a dari
n smolekul
araf.
 Pelepasan Ca++miosin dari tubuh.
dan kemudian lepas lagi.
 Troponin Ca++ yang mengandung uap air kembali menjadi aktin.
Daur ini berulang berkali-kali.
 Terbentuknya jembatan penyeberangan ATP.
 Penyatuan aktinStruktur kepala
dan miosin, miosin
miosin II kini
+ akto telah
miosin
3. Kontraksi  A T P  A Tdapat P a s e Aditentukan
D P + P i + edengan nergi
 Energi yang dikeluarkan membuat jembatan penye-berangan berputa
 Pemendekan aliran menggunakan
aktin melewati teknik kristalografi
miosin.
 Pengembangansinar gaya.X. Tiap kepala memiliki tempat
4. Pengisian Kembali  R e s i n t e s a A T P .
untuk mengikat aktin dan 3,5 nm di
 Pemisahan Aktomiosin-Aktin + miosin.
 Pembentukan kembali belakangnyaaktin terdapat
dan miosin. tempat untuk
5. Relaksasi  B e r a k h i r mengikat
n y a r aATP. n g sTempat
a n g a pengikatan
n saraf.
 ++
Pembuangan Ca oleh pompa kalsium.
 Otot kembali ke ATPkeadaan merupakan
istirahat. suatu celah
terbuka, dan bila ATP masuk ke
Proses (dasar mulekuler) dalamnya dan terhidrolisis, celah akan
Kontraksi. tertutup. Hal ini akan mendistorsi
sisa kepala miosin yang akan
melurus menghasilkan “ Kayuhan terbuka. Bila ATP diikat dan
tenaga “ (Power stroke) yang terhidrolisis, celah akan tertutup,
menggerakan miosin pada aktin. menyimpangkan kepala miosin, dan
Setiap kayuhan tenaga akan kepala miosin tetrikat erat dengan
memendekan otot sebesar 1%. aktin. Kepala miosin kemudian akan
Setiap filamen tebal mengandung mengembalikanpenyimpangan kepala
500 kepala miosin dan siklus ini keposisi semula, menghasilkan
terulang 5x perdetik selama kayuhan tenaga yang menggerseraktin
berlangsung kontraksi otot cepat. sepanjang miosin. (Ganong, 1999).
(Ganong,1999).Perkiraan Proses penggiatan kontraksi oleh
mekanisme kepala miosin dalam depolarisasi dinamakan proses
menghasilkan pergeseran aktin-miosin eksitasi-kontraksi. Potensial aksi
dapat dilihat sebagai berikut : dihantarkan keseluruh fibril yang
terdapat dalam serat otot melalui
sistem T. Impuls disistem T ini
memicu pelepasan ion Ca2+ dari
sisterna terminal, yaitu kantong lateral
retikulum sarkoplasmik yang
bersebelahan dengan sistem T. Ion
Ca2+ membangkitkan kontraksi. Ca2+
membangkitkan kontraksi karena
diikat oleh troponin C. Pada keadaan
otot istirahat troponin-I terikat erat
pada aktin dan tropomiosin menutupi
tempat-tempat untuk mengikat
Diagram perkiraan mekanisme kepala
miosin dalam menghasilkan kepala miosin dimolekul aktin.
pergerseran aktin pada miosin (Ganong,
Demikian kompleks troponin-
1999)
tropomiosin membentuk protein
relaksan (relaxing protein) yang
Tempat pengikatan ATP
menghambat interaksi aktin dengan
pada kepala miosin merupakan celah
miosin. Bila ion Ca2+ dilepaskan
oleh potensial aksi menuju troponin membantunya perikatan pada daerah
C, ikatan antara troponin-I dengan yang terpanjang. Untuk memudahkan,
aktin tampaknya melemah, dan hal hanya satu dari dua kepala molekul
ini memungkinkan tropomiosin miosin-II yang diperlihatkan
bergerak ke lateral. Gerakan ini (Ganong,1999).Segera setelah
membuka tempat-tempat pengikatan melepaskan Ca2+ retikulum
bagi kepala miosin. ATP kemudian sarkoplasmik mulai mengembalikan
terurai dan terjadi kontraksi. Tujuh Ca2+ melalui mekanis transpor aktif ke
tempat pengikatan miosin terbuka dalam bagian longitudinal retikulum.
untuk setiap satu molekul troponin Pompa tersebut adalah Ca2+ - Mg2+ -
yang mengikat ion kalsium. ATPase. Ca2+kemudian berdifusi ke
(Ganong, 1999). Permulaan kontraksi dalam sisterna terminal (tempat
2+
otot oleh Ca dapat dilihat pada penyimpananya) sampai dilepaskan
gambar berikut : oleh potensial aksi berikutnya. Ca2+ di
luar retikulum sudah cukup rendah,
interaksi kimiawi antara miosin dan
aktin terhenti dan otot relaksasi.
Jenis-jenis Kontraksi.
Kontraksi otot meliputi
pemendekan elemen-elemen
kontraktil. Karena otot mempunyai
elemen-elemen elastik dan kenyal
yang tersusun seri dengan
mekanisme kontraksi, maka
Permulaan kontraksi otot oleh Ca2+ ,
apabila Ca2+ terikat pada troponin C, kontraksi dapat terjadi tanpa
tropomiosin pemendekan yang berarti diseluruh
bergeser kelateral menyebabkan
pemanjangan tempat ikatan miosin pada berkas otot. Kontraksi semacam itu
aktin
(daerah terbuka). (Ganong,1999). disebut kontraksi “ Isometrik ”
(dengan ukuran yang sama atau
Hidrolisis ATP mengubah
dengan panjang yang sama).
konformasi kepala miosin dan
Kontraksi melawan beban yang
tetap dengan pemendekan otot Pada A, otot di fiksasi pada tuas
pengungkit yang berayun pada titik putar.
dinamakan kontraksi “Isotonik“ Pada B, otot difiksasi pada tranduser
(tegangan yang sama). Karena kerja elektronik yang mengukur gaya yang
dihasilkan pada kontraksi tanpa
merupakan hasil perkalian gaya dan pemendekan otot (Ganong,1999).
jarak, maka kontraksi isotonik
Costil, 1982,
menghasilkan kerja, sedangkan
Berger,1983. mengemukakan ada
isometrik tidak. Pada keadaan lain
tiga jenis kontraksi otot yaitu
otot dapat melakukan kerja negatif
kontraksi cocentrik, isometrik dan
pada saat kontraksi. Hal ini dapat
eccentrik. Soekarman, 1987
terjadi bila suatu beban berat
menyatakan terdapat empat macam
diletakan di atas meja, otot secara
kontraksi otot yaitu kontraksi
aktif menahan turunnya objek,
isotonik, isometrik, eksentrik dan
tetapi efek keseluruhannya adalah
isokinetik. Lebih lanjut ia menjelsakan
pemanjangan otot saat berkontraksi
bahwa kontraksi isotonik disebut
(Ganong, 1999). Sediaan otot yang
juga kontraksi cocentrik atau
disusun untuk kontraksi isotonik
dimanik. Misalnya pada flexi
dan isometrik dapat dilihat sebagai
lengan atau tungkai, origo dan
berikut :
insertio saling mendekat. Kontraksi
isometrik tidak kelihatan adanya
gerakan. Hal ini juga dinamakan
kontraksi statis. Mempertahankan
sikap tubuh adalah salah satu dari
kontraksi isometrik. Pada kontraksi
ini tidak terjadi perubahan panjang
otot. Pada kontraksi eksentrik
biasanya terjadi pemendekatan atau
pemanjangan otot secara tetap.
Kontraksi isokinetik, tegangan yang
A. sediaan otot yang disusun untuk
rekaman kontraksi isotonik. timbul di otot yaitu pada waktu
B, sediaan otot yang disusun untuk
rekaman kontraksi isometrik. terjadinya pemendekan dengan
kecepatan (kinetik) yang sama (iso), antara aktin dan miosin dan
sehingga dinamakan kontraksi pergeseran filamen tipis pada
isokinetik.Ganong,1999 filamen tebal, menghasilkan
mengemukakan beberapa hal yang pemendekan.
berperan dalam kontraksi dan
relaksasi otot rangka sebagai
berikut :  Tahap-Tahap Relaksasi.
 Tahap-Tahap Kontraksi. (1) Ca2+ dipompakan kembali
(1) Penggiatan neuron motorik, ke dalam retikulum
(2) pelepasan transmiter sarkoplasma, (2) pelepasan
(asetilkolin) di End-plate Ca2+ dari troponin, dan (3)
motorik, (3) pengikatan pengikatan interaksi antara
asetilkolin oleh reseptor aktin dan miosin.
asetilkolin nikotinikm (4)
peningkatan konduktans Na+ Penutup (Simpulan)
+
dan K di membran End- Otot merupakan jaringan peka
plate, (5) terbentuknya yang dapat dirangsang untuk
potensial End-plate, (6) menimbulkan suatu potensial aksi. Otot
tercetusnya potensial aksi rangka melekat pada tulang dan
diserat-serat otot, (7) berperan sebagai sistem perototan,
penyebaran depolarisasi ke yaitu menggerakan tubuh. Aktivitasnya
dalam tubulus T, (8) diatur oleh susunan saraf melalui
pelepasan Ca2+ dari sisterna persarafan motorik. Setiap serabut saraf
terminal retikulum motorik terbagi menjadi sejumlah
2+
sarkoplasmik serta difusi Ca cabang yang akan mengadakan kontak
ke filamen tebal dan filamen langsung dengan serabut otot disebut
tipis, (9) pengikatan Ca2+ oleh sebagai neuro muscular junction.
troponin C membuka tempat Hubungan saraf otot ini terjadi pada
pengikatan miosin di molekul bagian tengah otot, sehingga aksi
aktin, (10) pembentukan potensial pada serabut otot dapat
ikatan silang (cross linkage)
menyebar kesemua arah, selanjutnya
terjadilah kontraksi.
Mempedomani beberapa pendapat dari
para ahli yang telah dikutip dan dipapar
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kontraksi otot rangka
ditentukan/dipengaruhi oleh berbagai
faktor, di mana satu unsur dengan yang
lainnya merupakan sesuatu yang saling
mendukung. Berbagai faktor dimaksud
antara lain sistem neuromuscular,
penyediaan energi, mobiliylitas saraf,
viskositas dan koordinasi otot.

BIO DATA PENULIS

Madri. M, Drs, M.Kes, AIFO.


Lahir di Pesisir Selatan 16 September
1960. Dosen Jurusan Pendidikan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang. Meraih
gelar Sarjana Pendidikan Olahraga di
FPOK-IKIP Padang tahun 1995 dan
Magister Ilmu Kesehatan Olahraga
(IKOR) di Pascasarjana Universitas
Airlangga Surabaya tahun 2005
Daftar Pustaka. Janssen, GJM P,1989. Latihan Laktat
Denyut Nadi (traing Lactate
Amstrong RB, 1979. Energi Liberation Pulse Rate) Editor ahli edisi
and use in sport Medicine and Indonesia, KS. Mutalib ;
Physiology, Edeted by Strause Jakarta, Koni DKI Jaya.
R.H ; Philadelphia, WB
McArdle, WD, dkk,1986. Exercese
Sounders Company.
Physiology Energy Nutrition
Berger, RA, 1982. Applied Exercise and Human Performance
Physiology ; Philadelphia, Lea Energy Transfer in the Body,
nd
Feveger. 2 -ed ; Philadelphia, Lea &
Febeger.
Bowers RW, 1992. Sport Physiology,
3rd-ed ; New York, Wm C Soekarman, R, 1987. Dasar Olahraga
Brown Pub. untuk Pembina, Pelatih dan
Atlet ; Jakarta, Intidaya Press.
Brooks, GA, Thomas D. Fahay, 1985. rd
Physiologycal Exercise, Human Stryer, L,1988. Biochemistry, 3 -ed ;
Bioenergetics and Ist New York, WH Freeman and
Applications ; New York, Mac Company
Millan Publishing Company.

Costell, dkk,1982. Adaptions in Skelet


Muscle Following Training ; J-
Appl, Physiol, Respirant,
Environ Exercise Physiol.

Fox, El, Bowers RW, Foss ML, 1993.


The Physiologycal Basis of
Physical Education and
Athletics, 4th-ed ; Philadelphia, .
Sounders College Pub.

Ganong F, William, 1999. Fisiologi


Kedokteran Edisi-17 (editor
bahasa Indonesia, Dr.M.
Djauhari Widjayakusumah) ;
San Fransisca, Jack and Deloris
Profesor of Physiology
Emeritus.

Guyton, AC,1995. Texbook of Medical


Physiology, 8th-ed ;
Philadelphia, WB Sounders
Company.
grup fosfat dengan melepaskan

B. Sumber energi & sejumlah besar energi.

Metabolisme. Dalam keadaan

Kontraksi otot istirahat sebagian ATP di

membutuhkan energi, dan otot mitokondria melepaskan fos-

disebut sebagai mesin pe-ngubah fatnya kepada kreatin, sehingga

energi kimia menjadi kerja terbentuk simpanan

mekanis. Sumber energi yang dapat fosforilkreatin. Pada waktu

segera di-gunakan adalah derivat kerja fosforilkreatin ini

fosfat organik berenergi tinggi yang mengalami hidrolisis ditempat

terdapat di otot. Sumber utama pertemuan kepala miosin

energi diperoleh dari metabolisme dengan aktin, membentuk ATP

intermedier karbohidrat dan lipid dan ADP yang menyebabkan

(Ganong,1999). proses kontraksi dapat berlanjut.

1. Fosforilkreatin. Peranan ATP sebagai sumber

Ganong, 1999 energi langsung untuk aktivitas

menyatakan bahwa ATP otot, berlangsung secara siklus

disentesis ulang dari ADP (Striyer, 1988, Bower, 1992,

dengan penambahan satu grup Guyton, 1995). Proses

fosfat. Sebagian besar energi pembentukan ATP dalam otot

yang dibutuhkan untuk reaksi diperoleh melalui sistem ATP-

ini diperoleh dari penguraian PC (sistem Phosfagen),

glukosa menjadi CO2 dan H2 O glikolisis anaerobik (sistem

tetapi di otot juga ada senyawa asam laktat) dan sistem aerobik

fosfat berenergi tinggi lain yang yang terdiri dari oksidasi

dapat memasok energi yang karbohidrat, lemak dan protein.

dibutuhkan ini untuk jangka (Amstrong, 1979, McArdle,

pendek. Senyawa fosfat itu 1986, Jansen, 1989, Fox, 1993).

adalah fosforil kreatin yang Sistem ATP-PC dan

dihidrolisis menjadi kreatin dan sistem asam laktat disebut juga


sistem anaerobik, karena kedua
sistem ini tidak memerlukan tetap harus dilanjutkan, maka
oksigen. Jansen, 1989 energi akan di-peroleh dari
mengatakan sistem anaerobik sistem glikolisis anaerobik
alaktik adalah untuk sistem (sistem asam laktat). Sebaliknya
phosfagen dan anaerobik laktik bila akti-vitas dihentikan, maka
untuk sistem asam laktat. segera terjadi pemulihan dimana
cadangan ATP-PC
2. Sistem Fosfagen. dikembalikan pada keadaan
Sistem ini merupakan semula.
pemasok energi paling cepat 3. Sistem Asam laktat.
untuk aktivitas otot, tetapi tidak Sistem ini mengubah
bertahan lama. Ini disebabkan glukosa yang ada di sitoplasma
karena ATP maupun PC sel otot menjadi energi dan
(Phosfo creatin) tersedia dalam asam laktat. Sistem ini
jumlah terbatas dalam otot dan menghasilkan dua molekul ATP
hanya memerlukan rang-kaian per molekul glukosa (3 molekul
reaksi kimia yang pendek untuk ATP permolekul glikogen), ini
mengubah menjadi energi yang terjadi bila mitokondria me-
langsung digunakan otot ngalami kekurangan oksigen,
melakukan aktivitas. ATP dan asam piruvat yang seharusnya
PC tertimbun di otot hanya masuk ke dalam mitokondria
cukup digunakan dalam berubah menjadi asam laktat
aktivitas maksimum selama 20- (Amstrong, 1979, Brooks, 1985,
30 detik (McArdle, 1986, Mc Ardle, 1986).
Bowers, 1992). Oleh karena itu Aktivitas yang berlanjut
sistem fosfagen ini sangat lama akan menyebabkan
berguna untuk gerakan glikolisis anaerobik terus
mendadak atau olahraga berputar hingga produksi laktat
kecepatan tinggi dan bertumpuk. Hal ini
berlangsung singkat. Bila sistem menyebabkan menurun-nya Ph
fosfagen habis dan aktivitas otot (meningkatnya keasaman)
dalam otot maupun darah yang di sitoplasma diubah menjadi
akhirnya meng-hambat enzym asam piruvat. Asam piruvat
dan reaksi kimia dalam sel otot selan-jutnya masuk ke dalam
itu sendiri, sehingga mitokondria dan bersama Co
menyebabkan kontraksi otot enzym A (CoA) membentuk
menjadi lemah dan akhirnya asetil CoA. Acetil CoA
mengalami kelelahan (Mc membentuk asam sitrat yang
Ardle, 1986, Janson, 1989, Fox, selanjutnya mengalami se-
1993). Asam laktat pada serabut rangkaian reaksi kimia disiklus
otot yang aktif akan masuk ke kreb, Dalam siklus ini terbentuk
dalam darah menuju sitoplasma CO2 dan bebe-rapa ATP.
otot yang aktif, selanjutnya Siklus kreb berperan
berubah menjadi asam piruvat. sebagai jalan lintas bagian-
Asam piruvat ini masuk ke bagian senyawa organik dari
mitokondria mengalami suatu hasil pemecahan lemak atau
rangkaian proses oksidasi protein yang diproses secara
(siklus kreb dan sistem transfer efektif untuk meng-hasilkan
elektron) menghasilkan ATP, energi resintesa ATP. Energi
H2O dan C2O. Proses ini dikenal (ATP) yang dihasailkan oleh
sebagai proses oksidasi asam proses oksi-dasi ini jauh lebih
laktat. banyak dibanding dengan
4. Sistem energi aerobik proses glikolisis anaerobik.
Sistem ini meliputi Oksidasi satu molekol glukosa
oksidasi karbohidrat, lemak dan menghasilkan 38 ATP dan satu
protein yang ber-langsung di molekul glikogen meng-
mitokondria melalui hasilkan 39 ATP. Oksidasi
serangkaian proses pada siklus lemak (satu molekul
kreb dan sistem transfer trigliserida) menghasilkan 463
elektron. Apabila dalam ATP, sementara oksidasi protein
mitokondria mempunyai cukup hanya terjadi pada keadaan yang
banyak oksigen, maka glikogen mendesak (McArdle, 1986,
Stryer, 1988, Ganong,1999,
Guyton,1995).

Anda mungkin juga menyukai