0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan23 halaman
Tiga kalimat:
1. Mekanisme kontraksi otot tergantung pada protein miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin yang berinteraksi.
2. Otot rangka terdiri dari serat-serat yang menyusun sistem otot dan berperan menggerakkan tubuh ketika dirangsang oleh sistem saraf.
3. Kontraksi otot rangka diatur oleh susunan saraf melalui persarafan motorik dan tergantung pada protein kontraktil seperti miosin dan
Tiga kalimat:
1. Mekanisme kontraksi otot tergantung pada protein miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin yang berinteraksi.
2. Otot rangka terdiri dari serat-serat yang menyusun sistem otot dan berperan menggerakkan tubuh ketika dirangsang oleh sistem saraf.
3. Kontraksi otot rangka diatur oleh susunan saraf melalui persarafan motorik dan tergantung pada protein kontraktil seperti miosin dan
Tiga kalimat:
1. Mekanisme kontraksi otot tergantung pada protein miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin yang berinteraksi.
2. Otot rangka terdiri dari serat-serat yang menyusun sistem otot dan berperan menggerakkan tubuh ketika dirangsang oleh sistem saraf.
3. Kontraksi otot rangka diatur oleh susunan saraf melalui persarafan motorik dan tergantung pada protein kontraktil seperti miosin dan
Program Studi Pendidikan Jasmani KEsehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
ABSTRACT
Secara mekanisme kontraksi otot adalah terjadinya sliding filamen, sedangkan
rangkaian proses kontraksi secara sederhana merupakan (1) adanya rangsangan dari otak melalui akson neuron motorik keserabut otot, (2) asetilkolin yang berada disynaptic gutter akan berikatan dengan reseptornyapada sarkolema, sehingga terjadi depolarisasi membran dan menimbulkan potensial aksi sel otot rangkaserta menyebabkan ion natrium dan kalium keluar, dan (3) potensial aksi yang disebarkan dari membran sel akan diteruskan melalui tubulus T, selanjutnya merangsang terminal sisterna sarkoplasmik retikulumuntuk melepaskan ion kalsium. Ion kalsium akan berikatan dengan troponin Cpada filamen aktin dan mendorong filamen tropomiosin menutup celah-celah aktivesite filamen aktin, sehingga aktivesite terbuka. Otot merupakan jaringan peka yang dapat dirangsang untuk menimbulkan suatu potensial aksi. Otot rangka melekat pada tulang dan berperan sebagai sistem perototan yang menggerakan tubuh. Aktivitas otot diatur oleh susunan saraf melalui persarafan motorik. Otot rangka tersusun dari serat-serat yang merupakan balok penyusun (building bloks) sistem otot. 40% dari berat badan manusia terdiri dari otot rangka dan 10% terdiri dari otot polos dan jantung. Mekanisme kontraktil ototrangka tergantung dari protein miosin, aktin, troponin dan tropomiosin. Ciri filamen miosin tebal, sedangkan filamen aktin tipis. Sebagian saling bertautan sehingga menyebabkan myofibril secara bergantian menunjukan pita terang dan gelap. Pita ini saling tumpang tindih dan terjadi penonjolan dari sisi filamen miosin. Penonjolan ini dinamakan jembatanpenyeberangan (cross bridge).
Kata Kunci : Mekanisme kontraksi otot, sliding filamen, miosin, aktin, troponin dan tropomiosin ABSTRACT
The mechanism of muscle contraction is the occurrence of sliding
filaments, whereas the simple process of contraction is (1) the stimulation of the brain through the axon motor neuron muscle fibers, (2) acetylcholine disynaptic gutter binds to its receptor in sarcolemma, resulting in membrane depolarization and infusing the skeletal muscle cell action potential and causing sodium and potassium ions to pass, and (3) the action potential propagated from the cell membrane will be passed through the T tubule, further stimulating the reticulum sarcoplasmic systernal terminal to release calcium ions. The calcium ion binds to troponin C on the actin filament and pushes the filaments of tropomiosin to close the activesite filaments of the actin filaments, allowing open acetite. Muscles are sensitive tissues that can be stimulated to give rise to an action potential. Skeletal muscle is attached to the bone and acts as a muscular system that moves the body. Muscle activity is governed by the nervous system through motor innervation. Skeletal muscles are composed of fibers that are the building blocks of the muscular system. 40% of the human body weight consists of skeletal muscle and 10% consists of smooth muscle and heart. The contractile mechanism of skeletal muscle depends on the myosin, actin, troponin and tropomiosin proteins. The feature of the myosin filaments is thick, while the actin filaments are thin. Some are interlocked causing myofibrils to alternately show bright and dark bands. These bands overlap and there is protrusion from the side of the myosin filaments. This protrusion is called a cross bridge
Keywords:Mechanism of muscle contraction, sliding filament, myosin, actin,
troponin and tropomyosin Jurnal Menssana ISSN : 2527-645X Vol. 2, NO. 2, Mei 2017
10% terdiri dari otot polos dan
A. PENDAHULUAN. jantung. Pada dasarnya mekanisme Sel-sel otot seperti juga neuron kontraksi ke tiga jenis otot ini dapat dirangsang secara kimiawi, hampir sama. Otot rangka melekat listrik dan mekanik untuk pada tulang dan berperan sebagai membangkitkan potensial aksi yang sistem perototan yaitu menggerakan dihantarkan sepanjang membran tubuh. Gambaran garis lintang sel. Berbeda dengan neuron, otot sangat jelas, tidak berkontraksi memiliki mekanisme kontraktil tanpa adanya rangsangan dari saraf, yang digiatkan oleh potensial aksi. tidak ada hubungan anatomik dan Protein kontraktil seperti aktin dan fungsional sel-selnya dan secara miosin yang menghasilkan umum dikendalikan oleh kehendak kontraksi terdapat dalam jumlah (volunter). Otot jantung juga yang sangat banyak di otot. Namun berpola garis lintang, tetapi protein kontraktil juga ditemukan membentuk sinsitium fungsional, hampir disemua sel tubuh. Miosin dapat berkontraksi ritmis walaupun adalah salah satu penggerak tanpa persarafan eksternal, karena molekuler yang mengubah energi adanya sel-sel picu dimiocardium hasil hidrolisis ATP menjadi yang mencetuskan impuls spontan. gerakan suatu komponen selular Otot polos tidak memperlihatkan disepanjang komponen lainnya. gambaran garis lintang dan (Ganong, 1999). Lebih lanjut ditemukan hampir disemua alat Ganong mengatakan bahwa secara visera yang berongga, membentuk umum otot dibagi atas tiga jenis sinsitium fungsional dan memiliki yaitu : otgot rangka, otot jantung sel-sel picu yang melepaskan dan otot polos. Otot rangka impuls tidak teratur (Ganong, merupakan massa yang besar 1999). Untuk mengetahui menyusun jaringan otot somatik. mekanisme kerja otot rangka, lebih Guyton, 1995. mengatakan dahulu perlu diketahui anatomi otot bahwa 40% dari berat badan tersebut. manusia terdiri dari otot rangka dan AnatomiMorfologi otot skelet. Otot rangka tersusun dari ini tersusun dari protein kontraktil serat-serat yang merupakan balok (Ganong, 1999). penyusun (building bloks) sistem Mekanisme kontraktil otot otot dalam arti yang sama dengan rangka tergantung dari protein neuron merupakan balok penyusun miosin, aktin, troponin dan sistem saraf. Bagian luar dari otot tropomiosin. Troponin terdiri dari ini dilapisi jaringan ikat yang tiga sub unit yaitu troponin I, T & disebut epimisium. Otot terdiri dari C. Ke tiga sub unit tersebut gugusan kecil disebut fasikulus. mempunyai berat molekul berkisar Pada fasikulus dilapisi oleh jaringan 18.000 s/d 35.000. Protein lain, a- ikat disebut ferimisium dan aktin yang mempunyai berat dibentuk oleh kumpulan serabut molekul 190.000 mengikat aktin otot (muscle fiber) yang jumlahnya pada garis Z. Protein-protein lain dapat mencapai ratusan. Setiap serat berperan penting dalam meneruskan dilengkapai dengan jaringan ikat eksitasi menjadi kontraktil disebut endomisium. Sel otot yang (Ganong, 1999). Pada ujung-ujung berbentuk selindrik panjang serabut otot bersatu dengan serabut- merupakan sebuah serabut otot serabut tendo dan kemudian mempunyai ukuran bervariasi melekat pada tulang. Tiap serabut antara 1-40 mm dan garis tengah terletak berdampingan sekitar 1500 antara 10-80 mikron. Sebaliknya filamen miosin dan 3000 filamen masing-masing serabut otot terdiri aktin yang merupakan molekuk dari banyak sub unit yang lebih protein polimer besar yang kecil (Guyton, 1995). Serabut otot bertanggung jawab untuk kontraksi diliputi oleh membran sel yang otot (Guyton, 1995). Ciri filamen dinamakan sarkolema. Antara sel- miosin tebal, sedangkan filamen aktin selnya tidak terdapat jembatan tipis. Sebagian saling bertautan sinsitium. Serat-serat otot tersusun sehingga menyebabkan myofibril atas myofibril yang terbagi menjadi secara bergantian menunjukan pita filamen-filamen. Filamen-filamen terang dan gelap. Pita ini saling tumpang tindih dan terjadi penonjolan dari sisi filamen miosin. Penonjolan ini dinamakan jembatanpenyeberangan (cross bridge). Interaksi antara jembatan penyeberangan dengan filamen aktin Organization of skeletal muscle from the gross to the molecular, F, G, menyebabkan kontraksi otot. H and I are cross-section at the levels Filamen aktin dan filamen miosin indicated (Drawing by Sylvia Colasd Keene. Modified from Fawcett : Bloom yang terletak pada membran atau and Fawcett A: Texbook of Histologi, Philadelphia) garis Z dan bagian diantara dua garis Z dinamakan sarkomer B. PEMBAHASAN (Guyton,1995). Anatomi otot Perbedaan indeks refraksi dari rangka dapat dilihat pada gamber berbagai bagian serat otot berikut ini : memberikan gambaran garis lintang yang khas pada otot rangka. Bagian-bagian dari pola lurik- lintang diberi tanda dengan huruf. Pita I yang terang terbagi oleh garis Z yang gelap dan ditengah pita A yang gelap tampak pita H yang lebih terang. Garis lintang M tampak ditengah pita H dan garis ini dengan daerah terang yang sempit di kedua sisinya kadang dinamakan daerah pseudo-H. Daerah antara dua garis Z yang bersebelahan dinamakan satu sarkomer (Ganong, 1999). Jika serabut otot dalam keadaan tergantung rileks normal, panjang sarkomer kira-kira 2,0 mikron. Dalam keadaan ini terdapat filamen aktin dan miosin yang letaknya filamen tebal dikelilingi 6 filamen berdampingan. Jika otot rileks tipis dengan pola heksagonal yang ujung filamen aktin menjahui teratur (Ganong,1999). Susunan sesamanya dan timbulah daerah filamen tebal dan tipis dapat dilihat terang ditengah bagian A. Daerah pada gambar berikut : inilah yang disebut zone H. Dalam keadaan kontraksi zone H tidak akan kelihatan, karena perubahan panjang pada sarkomer (berkisar 2,0 s/d 1,6 mikron). Perubahan ini menyebabkan letak filamen aktin dan miosin berdampingan. Letak myofibril pada waktu kotraksi dan relaksasi berbeda. Filamen tebal berdiameter 2 x diameter filamen tipis, tersusun dari miosin, filamen tipis tersusun Diagram susunan aktin, tropomiosin dan ketiga unit troponin (I,C,T) dari aktin, tropomiosin dan Susunan serta pergeseran filamen tipis (aktin) dan tebal (miosin) selama kontraksi troponin. Filamen tebal berjajar otot rangka. membentuk pita A, sedangkan Sarkolema mengandung susunan filamen tipis membentuk banyak ion kalsium, magnisium, pita I yang kurang padat. Pita H fosfat dan enzym-enzym. Juga yang lebih terang ditengah pita A terdapat mitokondria dalam jumlah merupakan daerah pada keadaan besar yang terletak diantara relaksasi. Filamen-filamen tipis tidak miofibril. Pada mitokondria inilah tumpang tindih denganfilamen tebal. dibentuk ATP (Adenosin Trifosfat) Garis Z merupakan garis potong fibril sebagai sumber energi kontraksi dan menghubungkan filamen-filamen otot. Sarkolema akan melakukan tipis. Bila pita A dipotong perluasan ke arah dalam sebagai melintang dan diamati dengan tubulus T, gelombang depolarisasi mikroskop elektron tampak bahwa selama proses eksitasi dapat memiliki sebuah kepala dan mencapai miofibril yang terletak sebuah ekor yang panjangnya dibagian dalam. Diantara miofibril bervariasi. Bersama aktin, terdapat retikulum sarkoplasma, miosin I sering berikatan yang merupakan struktur yang dengan membran sel ( Ganong, memegang peranan penting dalam 1999). proses kontraksi. Otot-otot yang Filamen miosin terdiri melakukan kontraksi dengan cepat dari 200 molekul miosin dengan mempunyai retikulum sarkoplasma berat molekul 480.000 (Guyton, yang lebih banyak. Pada ujung 1995). Molekul miosin terdiri retikulum sarkoplasma akan melebar dari 6 (enam) rantai polipeptida sebagai terminal sisterna. Posisinya yang terdiri dari 2 rantai berat sangat dekat dengan tubulus T. (heavy chains) dan 4 rantai Struktur ini sangat besar ringan ( light chains). Rantai- peranannya dalam proses kontraksi rantai tipis dan bagian N karena berfungsi sebagai saluran Ca terminal rantai tebal bergabung (Ca chanel). Fungsi retikulum membentuk kepala globular sarkoplasma adalah melepaskan ion (miosin head). Pada kepala Ca (calsium) selama proses globular ini terdapat tempat- relaksasi. tempat yang dapat berikatan dengan aktin ( Aktinbinding Myofilamen. site) dan bagian-bagian yang 1. Miosin. bersifat katalik yang dapat Miosin merupakan menghidrolisis ATP. Molekul senyawa/kompleks protein yang miosin tersusun simetris di berikatan dengan aktin. Jenis kedua sisi tengah sarkomer dan miosin yang terdapat di otot susunan inilah yang membentuk adalah dalam bentuk miosin II gambaran daerah terang dengan dua kepala berbentuk dipseudo-H. Adanya garis M globular serta ekor yang disebabkan oleh adanya tonjolan panjang dan memiliki aktivitas (bulge) di tengah filamen tebal. ATPase. Molekul miosin I Ditempat tersebut ditemukan mempunyai berat 42.000. penghubung melintang yang (Guyton, 1995). Tiap molekul tipis dan mengikat menjaga G-aktin (globular) melekat satu keteraturan susunan filamen tebal. molekul ADP. Ini merupakan Terdapat ratusan molekulmiosin aktivesite filamen aktin dimana dalam segmen tebal. Filamen tipis jembatan penyeberangan saling terdiri dari dua rantai unit globular mengadakan interaksi untuk yang membentuk double heliks kontraksi otot. Utas yang panjang (Ganong, 1999). tropomiosin mengandung Susunan miosin dapat dilihat protein tambahan yang pada gambar berikut merupakan polimer molekul (Guyton,1995). tropomiosin. Tiap utas terikat dengan utas aktin F dan dalam keadaan istirahat ia menutupi aktivesite utas aktin, sehingga tidak terjadi interaksi aktinmiosin untuk menimbulkan kontraksi. Troponin sebagai salah satu protein globular mempunyai afinitas yang kuat terhadap aktin, tropomiosin dan Struktur Filamen miosin (Brooks,1985, kalsium. Ini adalah awal proses Guyton,1995) kontraksi. Susunan aktin dan 2. Aktin. proses peningkatan calsium Aktin terdiri dari 3 unsur dapat dilihat sebagai berikut yaitu aktin, tropomiosin dan (Broke, 1985, Guyton,1995). troponin. Filamen aktin berutas ganda, kedua utas melilit dalam satu heliks. Tiap utas terdiri dari polimerisasi molekul G- aktin, masing-masing Gambar.F proses kontraksi, sedangkan troponin dan tropomiosin hanya mengatur interaksi tersebut, Susunan Filamen Aktin dan proses sehingga disebut sebagai peningkatan ion Ca (Brooks,1985) regulatori protein. 4. Tropomiosin. 3. Troponin. Molekul-molekul Molekul troponin tropomiosin merupakan filamen merupakan unit-unit kecil globular panjang yang terletak dengan jarak ter-tentu disepanjang disepanjang alur antara dua rantai molekul tropomiosin. Troponin T aktin. Tiap filamen tipis mengikat komponen troponin mengandung 300-400 molekul lain pada tropomiosin. aktin dan 40-60 molekul Troponin-I menghalangi tropomiosin (Ganong,1999). interaksi miosin dengan aktin Molekul tropomiosin ini dan troponin C mengandung terdiri dari dua rantai helex yang tempat pengikatan untuk Ca2+ berhubungandengan aktin F dan yang akan menimbulkan berjalan seperti spiral mengelilingi kontraksi. (Ganong, 1999). aktin F. Dalam keadaan istirahat Troponin terdiri dari 3 jenis terletak pada bagian atas protein yaitu troponin-I T, dan filamen aktin yang aktif troponin C. Ia terikat dengan (activesite-actin), dan hal ini tropomiosin sehingga membentuk mencegah interaksi antara troponin-tropomiosin kompleks. molekul aktin dan miosin, Troponin T mempunyai afinitas sehingga tidak terjadi kontraksi. yang tinggi terhadap 5. Reticulum Sarkoplasma. tropomiosin, troponin C Dalam sarkoplasma terhadap ion Ca dan troponin-I terdapat banyak retikulum terhadap molekul aktin. Hanya endoplasma yang dalam serabut molekul aktin dan miosin yang otot disebut retikulum secara langsung terlibat dalam sarkoplasma. Retikulum sarkoplasma ini mempunyai berjalan tegak lurus dengan susunan khusus yang sangat miofibril. Tubulus T ini sangat penting dalam pengawasan kecil bila dibandingkan dengan kontraksi otot. Pada otot cepat tubulus longitudinal. Letaknya mempunyai retikulum diantara ujung tubulus sarkoplasama lebih banyak dari longitudinal yang berurutan otot lambat. (Guyton, 1995). dengan pembatas sisterna. Retikulum sarkoplasma Tempat terjadinya hubungan terdiri dari dua bagian penting antara tubulus longitudinal yaitu, tubulus yang panjang dengan tubulus T disebut triad. (Longitudinal tubulus) dan Triad terdapat pada tempat ruang besar yang disebut terjadinya tumpang tindih antara sisterna. Ciri khas dari filamen aktin dan miosin. Dengan retikulum sarkoplasma ialah demikian, maka setiap sarkomer mengandung ion kalsium mempunyai dua triad. Fungsi dengan kosentrasi yang sangat utama tubulus T adalah sebagai tinggi. Sejumlah ion-ion ini penyalur potensial aksi yang akan terlepas bila sel itu cepat dari membran sel terangsang. Kedua ujung keseluruh fibril otot longitudinal tubulus berakhir (Guyton,1995). pada sisterna yang berfungsi 6. Respon Kontraktil. penyalur ion kalsium Peristiwa listrik di otot mengelilingi tubulus T, rangka dan aliran ion yang sehingga mempermudah jalan mendasari peristiwa itu serupa aliran rangsangan dari tubulus T dengan yang terjadi di saraf, ke sisterna yang disebut meskipun berbeda kuantitasdalam fungsional feet. Ini merupakan hal waktu dan amplitudonya. struktur yang berbeda dengan Potensial membran istirahat otot badan tubulus utama. Tubulus rangkaadalah sekitar – 90 mV. transfersal disebut sebagai Potensial aksi berlangsung 2-4 tubulus T atau sistem T yang mdet dan dihantarkan disepanjang serat otot dengan sedangkan rangkaian proses kecepatan kira-kira 5 mdet. kontraksi secara sederhana adalah Masa refrakter absolutnya 1-3 sebagai berikut : mdet dan polarisasi ikutan yang 1. Adanya rangsangan dari otak berkaitan dengan perubahan melalui akson neuron motorik ambang terhadap rangsangan keserabut otot.Rangsangan listrik relatif lebih panjang disampaikan pada akson terminal (Ganong,1999). dan menyebabkan Peristiwa listrik otot terjadinyapotensial aksi. penting untuk dibedakan dengan Selanjutnya terjadi pelepasan peristiwa-peristiwa mekanisnya. asetilkolin dari synaptic visicle Meskipun respons yang satu pada bagian pre-synaptic ke secara normal tidak akan terjadi dalam synaptic gutter. tanpa respons yang lain, namun 2. Asetilkolin yang berada disynaptic dasar fisiologik dan sifat- gutter akan berikatan dengan sifatnya berbeda. Depolarisasi reseptornyapada sarkolema, membran serat otot dalam sehingga terjadi depolarisasi keadaan normal dimulai diujung membran sel otot rangka (end-plate) otot rangka yang atauperubahan permeabilitas merupakan struktur khusus membran sehingga ion natrium terdapat di bawah ujung saraf dan kalium keluar. Depolarisasi motorik. Potensial aksi tersebut menimbulkan potensial dihantarkan disepanjang serat aksi membran sel, kemudian otot dan kemudian disebarkan keseluruh membran membangkitkan respons sel dan tubulus T. kontraktil (Ganong,1999). 3. Potensial aksi yang disebarkan Mekanisme Kontraksi Otot. dari membran sel akan Guyton,1995. diteruskan melalui tubulus T. mengemukakan bahwa secara Selanjutnya merangsang terminal mekanis kontraksi otot adalah sisterna-sarkoplasmik terjadinya sliding filamen, retikulumuntuk melepaskan ion kalsium. Ion kalsium akan untuk menempel atau balik pada filamen jembatan berikatan dengan troponin Cpada penyeberangan filamen aktin, akibatnya tipis pada sudut tertentu. mendorong filamen tropomiosin Rotasi jembatan penyeberangan ke yang menutup celah-celah arah/ sudut yang berbeda, untuk itu aktivesite filamen aktin, sliding fila- sehingga aktivesite terbuka. men tipis ke arah pusat sarkomer. Sliding filamen. Pada waktu kontraksi terjadi Terbentuknya celah aktive pemendekan dari susunan miofibril dan serabut site menyebabkan jembatan otot penyeberangan (cross bridge) filamen miosin berikatan dengan aktive site filamen aktin. Skematiknya dapat digambarkan sebagai berikut. Rangsangan Serabut Otot oleh impuls saraf
Pelepasan ion Ca++ dari kantong
retikulum Hidrolisis ATP untuk Sarkoplasma ke dalam serabut otot Mekanisme kontraksi otot kerja (Soekarman, 1987, Guyton, 1995).
Ca++ mengikat molekul troponin Keterangan gambar mekanisme
dari filamen kontraksi otot : tipis, menarik troponin kefilamen tipis tanpa Energi + AD 1. Hilangnya zone H dan + Fosfat mendekatnya garis Z hambatan. 2. Sabuk I memendek karena filamen aktin menempel garis Z Jembatan penyeberangan (kepala miosin) Digunakan pada sisi lain dari sarkomer dan untuk fungsi tertarik ke arah pusat. 3. Sabuk A tidak mengalami Proses yang mendasari perubahan panjang. pemendekan elemen kontraktil di otot 4. Filamen aktin dan miosin tidak adalah pergeseran filamen tipis pada terjadi pemendekan dalam filamen tebal. Lebar pita A tetap, mekanisme sliding filamen ini. sedangkan garis-garis Z bergerak Fox, Bowers dan Foss, saling mendekat ketika berkontraksi 1993, membagi lima tahapan proses dan saling menjauh bila otot diregang. terjadinya sliding filamen yaitu tahap Saat otot memendek filamen tipis dari istirahat, rangsangan berpasangan kedua ujung sarkomer yang (exitation coupling),kontraksi, berhadapan akan saling mendekat. pengisian kembali (recharing) dan Pada pemendekan otot filamen- tahap relaksasi. Ringkasan proses filamen tersebut saling tumpang tindih tersebut dapat dilihat pada tabel (Ganong,1999). berikut : Pergeseran selama 1. Istirahat kontraksiATP Timbulnya jembatan penyeberangan otot yang terjadi bila tak digunakan dalamkepala- waktu lama. Aktin dan miosin tidakmiosin kepala berpasangan. berikatan erat dengan ++ Tersimpannya Ca dalam retikulum sarkoplasma 2. Rangkaian Eksitasi. T i m b u l n aktin, y a melekuk r a n g spadaa n sisa g a dari n smolekul araf. Pelepasan Ca++miosin dari tubuh. dan kemudian lepas lagi. Troponin Ca++ yang mengandung uap air kembali menjadi aktin. Daur ini berulang berkali-kali. Terbentuknya jembatan penyeberangan ATP. Penyatuan aktinStruktur kepala dan miosin, miosin miosin II kini + akto telah miosin 3. Kontraksi A T P A Tdapat P a s e Aditentukan D P + P i + edengan nergi Energi yang dikeluarkan membuat jembatan penye-berangan berputa Pemendekan aliran menggunakan aktin melewati teknik kristalografi miosin. Pengembangansinar gaya.X. Tiap kepala memiliki tempat 4. Pengisian Kembali R e s i n t e s a A T P . untuk mengikat aktin dan 3,5 nm di Pemisahan Aktomiosin-Aktin + miosin. Pembentukan kembali belakangnyaaktin terdapat dan miosin. tempat untuk 5. Relaksasi B e r a k h i r mengikat n y a r aATP. n g sTempat a n g a pengikatan n saraf. ++ Pembuangan Ca oleh pompa kalsium. Otot kembali ke ATPkeadaan merupakan istirahat. suatu celah terbuka, dan bila ATP masuk ke Proses (dasar mulekuler) dalamnya dan terhidrolisis, celah akan Kontraksi. tertutup. Hal ini akan mendistorsi sisa kepala miosin yang akan melurus menghasilkan “ Kayuhan terbuka. Bila ATP diikat dan tenaga “ (Power stroke) yang terhidrolisis, celah akan tertutup, menggerakan miosin pada aktin. menyimpangkan kepala miosin, dan Setiap kayuhan tenaga akan kepala miosin tetrikat erat dengan memendekan otot sebesar 1%. aktin. Kepala miosin kemudian akan Setiap filamen tebal mengandung mengembalikanpenyimpangan kepala 500 kepala miosin dan siklus ini keposisi semula, menghasilkan terulang 5x perdetik selama kayuhan tenaga yang menggerseraktin berlangsung kontraksi otot cepat. sepanjang miosin. (Ganong, 1999). (Ganong,1999).Perkiraan Proses penggiatan kontraksi oleh mekanisme kepala miosin dalam depolarisasi dinamakan proses menghasilkan pergeseran aktin-miosin eksitasi-kontraksi. Potensial aksi dapat dilihat sebagai berikut : dihantarkan keseluruh fibril yang terdapat dalam serat otot melalui sistem T. Impuls disistem T ini memicu pelepasan ion Ca2+ dari sisterna terminal, yaitu kantong lateral retikulum sarkoplasmik yang bersebelahan dengan sistem T. Ion Ca2+ membangkitkan kontraksi. Ca2+ membangkitkan kontraksi karena diikat oleh troponin C. Pada keadaan otot istirahat troponin-I terikat erat pada aktin dan tropomiosin menutupi tempat-tempat untuk mengikat Diagram perkiraan mekanisme kepala miosin dalam menghasilkan kepala miosin dimolekul aktin. pergerseran aktin pada miosin (Ganong, Demikian kompleks troponin- 1999) tropomiosin membentuk protein relaksan (relaxing protein) yang Tempat pengikatan ATP menghambat interaksi aktin dengan pada kepala miosin merupakan celah miosin. Bila ion Ca2+ dilepaskan oleh potensial aksi menuju troponin membantunya perikatan pada daerah C, ikatan antara troponin-I dengan yang terpanjang. Untuk memudahkan, aktin tampaknya melemah, dan hal hanya satu dari dua kepala molekul ini memungkinkan tropomiosin miosin-II yang diperlihatkan bergerak ke lateral. Gerakan ini (Ganong,1999).Segera setelah membuka tempat-tempat pengikatan melepaskan Ca2+ retikulum bagi kepala miosin. ATP kemudian sarkoplasmik mulai mengembalikan terurai dan terjadi kontraksi. Tujuh Ca2+ melalui mekanis transpor aktif ke tempat pengikatan miosin terbuka dalam bagian longitudinal retikulum. untuk setiap satu molekul troponin Pompa tersebut adalah Ca2+ - Mg2+ - yang mengikat ion kalsium. ATPase. Ca2+kemudian berdifusi ke (Ganong, 1999). Permulaan kontraksi dalam sisterna terminal (tempat 2+ otot oleh Ca dapat dilihat pada penyimpananya) sampai dilepaskan gambar berikut : oleh potensial aksi berikutnya. Ca2+ di luar retikulum sudah cukup rendah, interaksi kimiawi antara miosin dan aktin terhenti dan otot relaksasi. Jenis-jenis Kontraksi. Kontraksi otot meliputi pemendekan elemen-elemen kontraktil. Karena otot mempunyai elemen-elemen elastik dan kenyal yang tersusun seri dengan mekanisme kontraksi, maka Permulaan kontraksi otot oleh Ca2+ , apabila Ca2+ terikat pada troponin C, kontraksi dapat terjadi tanpa tropomiosin pemendekan yang berarti diseluruh bergeser kelateral menyebabkan pemanjangan tempat ikatan miosin pada berkas otot. Kontraksi semacam itu aktin (daerah terbuka). (Ganong,1999). disebut kontraksi “ Isometrik ” (dengan ukuran yang sama atau Hidrolisis ATP mengubah dengan panjang yang sama). konformasi kepala miosin dan Kontraksi melawan beban yang tetap dengan pemendekan otot Pada A, otot di fiksasi pada tuas pengungkit yang berayun pada titik putar. dinamakan kontraksi “Isotonik“ Pada B, otot difiksasi pada tranduser (tegangan yang sama). Karena kerja elektronik yang mengukur gaya yang dihasilkan pada kontraksi tanpa merupakan hasil perkalian gaya dan pemendekan otot (Ganong,1999). jarak, maka kontraksi isotonik Costil, 1982, menghasilkan kerja, sedangkan Berger,1983. mengemukakan ada isometrik tidak. Pada keadaan lain tiga jenis kontraksi otot yaitu otot dapat melakukan kerja negatif kontraksi cocentrik, isometrik dan pada saat kontraksi. Hal ini dapat eccentrik. Soekarman, 1987 terjadi bila suatu beban berat menyatakan terdapat empat macam diletakan di atas meja, otot secara kontraksi otot yaitu kontraksi aktif menahan turunnya objek, isotonik, isometrik, eksentrik dan tetapi efek keseluruhannya adalah isokinetik. Lebih lanjut ia menjelsakan pemanjangan otot saat berkontraksi bahwa kontraksi isotonik disebut (Ganong, 1999). Sediaan otot yang juga kontraksi cocentrik atau disusun untuk kontraksi isotonik dimanik. Misalnya pada flexi dan isometrik dapat dilihat sebagai lengan atau tungkai, origo dan berikut : insertio saling mendekat. Kontraksi isometrik tidak kelihatan adanya gerakan. Hal ini juga dinamakan kontraksi statis. Mempertahankan sikap tubuh adalah salah satu dari kontraksi isometrik. Pada kontraksi ini tidak terjadi perubahan panjang otot. Pada kontraksi eksentrik biasanya terjadi pemendekatan atau pemanjangan otot secara tetap. Kontraksi isokinetik, tegangan yang A. sediaan otot yang disusun untuk rekaman kontraksi isotonik. timbul di otot yaitu pada waktu B, sediaan otot yang disusun untuk rekaman kontraksi isometrik. terjadinya pemendekan dengan kecepatan (kinetik) yang sama (iso), antara aktin dan miosin dan sehingga dinamakan kontraksi pergeseran filamen tipis pada isokinetik.Ganong,1999 filamen tebal, menghasilkan mengemukakan beberapa hal yang pemendekan. berperan dalam kontraksi dan relaksasi otot rangka sebagai berikut : Tahap-Tahap Relaksasi. Tahap-Tahap Kontraksi. (1) Ca2+ dipompakan kembali (1) Penggiatan neuron motorik, ke dalam retikulum (2) pelepasan transmiter sarkoplasma, (2) pelepasan (asetilkolin) di End-plate Ca2+ dari troponin, dan (3) motorik, (3) pengikatan pengikatan interaksi antara asetilkolin oleh reseptor aktin dan miosin. asetilkolin nikotinikm (4) peningkatan konduktans Na+ Penutup (Simpulan) + dan K di membran End- Otot merupakan jaringan peka plate, (5) terbentuknya yang dapat dirangsang untuk potensial End-plate, (6) menimbulkan suatu potensial aksi. Otot tercetusnya potensial aksi rangka melekat pada tulang dan diserat-serat otot, (7) berperan sebagai sistem perototan, penyebaran depolarisasi ke yaitu menggerakan tubuh. Aktivitasnya dalam tubulus T, (8) diatur oleh susunan saraf melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna persarafan motorik. Setiap serabut saraf terminal retikulum motorik terbagi menjadi sejumlah 2+ sarkoplasmik serta difusi Ca cabang yang akan mengadakan kontak ke filamen tebal dan filamen langsung dengan serabut otot disebut tipis, (9) pengikatan Ca2+ oleh sebagai neuro muscular junction. troponin C membuka tempat Hubungan saraf otot ini terjadi pada pengikatan miosin di molekul bagian tengah otot, sehingga aksi aktin, (10) pembentukan potensial pada serabut otot dapat ikatan silang (cross linkage) menyebar kesemua arah, selanjutnya terjadilah kontraksi. Mempedomani beberapa pendapat dari para ahli yang telah dikutip dan dipapar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kontraksi otot rangka ditentukan/dipengaruhi oleh berbagai faktor, di mana satu unsur dengan yang lainnya merupakan sesuatu yang saling mendukung. Berbagai faktor dimaksud antara lain sistem neuromuscular, penyediaan energi, mobiliylitas saraf, viskositas dan koordinasi otot.
BIO DATA PENULIS
Madri. M, Drs, M.Kes, AIFO.
Lahir di Pesisir Selatan 16 September 1960. Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Meraih gelar Sarjana Pendidikan Olahraga di FPOK-IKIP Padang tahun 1995 dan Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKOR) di Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya tahun 2005 Daftar Pustaka. Janssen, GJM P,1989. Latihan Laktat Denyut Nadi (traing Lactate Amstrong RB, 1979. Energi Liberation Pulse Rate) Editor ahli edisi and use in sport Medicine and Indonesia, KS. Mutalib ; Physiology, Edeted by Strause Jakarta, Koni DKI Jaya. R.H ; Philadelphia, WB McArdle, WD, dkk,1986. Exercese Sounders Company. Physiology Energy Nutrition Berger, RA, 1982. Applied Exercise and Human Performance Physiology ; Philadelphia, Lea Energy Transfer in the Body, nd Feveger. 2 -ed ; Philadelphia, Lea & Febeger. Bowers RW, 1992. Sport Physiology, 3rd-ed ; New York, Wm C Soekarman, R, 1987. Dasar Olahraga Brown Pub. untuk Pembina, Pelatih dan Atlet ; Jakarta, Intidaya Press. Brooks, GA, Thomas D. Fahay, 1985. rd Physiologycal Exercise, Human Stryer, L,1988. Biochemistry, 3 -ed ; Bioenergetics and Ist New York, WH Freeman and Applications ; New York, Mac Company Millan Publishing Company.
Costell, dkk,1982. Adaptions in Skelet
Muscle Following Training ; J- Appl, Physiol, Respirant, Environ Exercise Physiol.
Fox, El, Bowers RW, Foss ML, 1993.
The Physiologycal Basis of Physical Education and Athletics, 4th-ed ; Philadelphia, . Sounders College Pub.
Ganong F, William, 1999. Fisiologi
Kedokteran Edisi-17 (editor bahasa Indonesia, Dr.M. Djauhari Widjayakusumah) ; San Fransisca, Jack and Deloris Profesor of Physiology Emeritus.
Guyton, AC,1995. Texbook of Medical
Physiology, 8th-ed ; Philadelphia, WB Sounders Company. grup fosfat dengan melepaskan
B. Sumber energi & sejumlah besar energi.
Metabolisme. Dalam keadaan
Kontraksi otot istirahat sebagian ATP di
membutuhkan energi, dan otot mitokondria melepaskan fos-
disebut sebagai mesin pe-ngubah fatnya kepada kreatin, sehingga
energi kimia menjadi kerja terbentuk simpanan
mekanis. Sumber energi yang dapat fosforilkreatin. Pada waktu
segera di-gunakan adalah derivat kerja fosforilkreatin ini
fosfat organik berenergi tinggi yang mengalami hidrolisis ditempat
terdapat di otot. Sumber utama pertemuan kepala miosin
energi diperoleh dari metabolisme dengan aktin, membentuk ATP
intermedier karbohidrat dan lipid dan ADP yang menyebabkan
(Ganong,1999). proses kontraksi dapat berlanjut.
1. Fosforilkreatin. Peranan ATP sebagai sumber
Ganong, 1999 energi langsung untuk aktivitas
menyatakan bahwa ATP otot, berlangsung secara siklus
disentesis ulang dari ADP (Striyer, 1988, Bower, 1992,
dengan penambahan satu grup Guyton, 1995). Proses
fosfat. Sebagian besar energi pembentukan ATP dalam otot
yang dibutuhkan untuk reaksi diperoleh melalui sistem ATP-
ini diperoleh dari penguraian PC (sistem Phosfagen),
glukosa menjadi CO2 dan H2 O glikolisis anaerobik (sistem
tetapi di otot juga ada senyawa asam laktat) dan sistem aerobik
fosfat berenergi tinggi lain yang yang terdiri dari oksidasi
dapat memasok energi yang karbohidrat, lemak dan protein.
dibutuhkan ini untuk jangka (Amstrong, 1979, McArdle,
pendek. Senyawa fosfat itu 1986, Jansen, 1989, Fox, 1993).
adalah fosforil kreatin yang Sistem ATP-PC dan
dihidrolisis menjadi kreatin dan sistem asam laktat disebut juga
sistem anaerobik, karena kedua sistem ini tidak memerlukan tetap harus dilanjutkan, maka oksigen. Jansen, 1989 energi akan di-peroleh dari mengatakan sistem anaerobik sistem glikolisis anaerobik alaktik adalah untuk sistem (sistem asam laktat). Sebaliknya phosfagen dan anaerobik laktik bila akti-vitas dihentikan, maka untuk sistem asam laktat. segera terjadi pemulihan dimana cadangan ATP-PC 2. Sistem Fosfagen. dikembalikan pada keadaan Sistem ini merupakan semula. pemasok energi paling cepat 3. Sistem Asam laktat. untuk aktivitas otot, tetapi tidak Sistem ini mengubah bertahan lama. Ini disebabkan glukosa yang ada di sitoplasma karena ATP maupun PC sel otot menjadi energi dan (Phosfo creatin) tersedia dalam asam laktat. Sistem ini jumlah terbatas dalam otot dan menghasilkan dua molekul ATP hanya memerlukan rang-kaian per molekul glukosa (3 molekul reaksi kimia yang pendek untuk ATP permolekul glikogen), ini mengubah menjadi energi yang terjadi bila mitokondria me- langsung digunakan otot ngalami kekurangan oksigen, melakukan aktivitas. ATP dan asam piruvat yang seharusnya PC tertimbun di otot hanya masuk ke dalam mitokondria cukup digunakan dalam berubah menjadi asam laktat aktivitas maksimum selama 20- (Amstrong, 1979, Brooks, 1985, 30 detik (McArdle, 1986, Mc Ardle, 1986). Bowers, 1992). Oleh karena itu Aktivitas yang berlanjut sistem fosfagen ini sangat lama akan menyebabkan berguna untuk gerakan glikolisis anaerobik terus mendadak atau olahraga berputar hingga produksi laktat kecepatan tinggi dan bertumpuk. Hal ini berlangsung singkat. Bila sistem menyebabkan menurun-nya Ph fosfagen habis dan aktivitas otot (meningkatnya keasaman) dalam otot maupun darah yang di sitoplasma diubah menjadi akhirnya meng-hambat enzym asam piruvat. Asam piruvat dan reaksi kimia dalam sel otot selan-jutnya masuk ke dalam itu sendiri, sehingga mitokondria dan bersama Co menyebabkan kontraksi otot enzym A (CoA) membentuk menjadi lemah dan akhirnya asetil CoA. Acetil CoA mengalami kelelahan (Mc membentuk asam sitrat yang Ardle, 1986, Janson, 1989, Fox, selanjutnya mengalami se- 1993). Asam laktat pada serabut rangkaian reaksi kimia disiklus otot yang aktif akan masuk ke kreb, Dalam siklus ini terbentuk dalam darah menuju sitoplasma CO2 dan bebe-rapa ATP. otot yang aktif, selanjutnya Siklus kreb berperan berubah menjadi asam piruvat. sebagai jalan lintas bagian- Asam piruvat ini masuk ke bagian senyawa organik dari mitokondria mengalami suatu hasil pemecahan lemak atau rangkaian proses oksidasi protein yang diproses secara (siklus kreb dan sistem transfer efektif untuk meng-hasilkan elektron) menghasilkan ATP, energi resintesa ATP. Energi H2O dan C2O. Proses ini dikenal (ATP) yang dihasailkan oleh sebagai proses oksidasi asam proses oksi-dasi ini jauh lebih laktat. banyak dibanding dengan 4. Sistem energi aerobik proses glikolisis anaerobik. Sistem ini meliputi Oksidasi satu molekol glukosa oksidasi karbohidrat, lemak dan menghasilkan 38 ATP dan satu protein yang ber-langsung di molekul glikogen meng- mitokondria melalui hasilkan 39 ATP. Oksidasi serangkaian proses pada siklus lemak (satu molekul kreb dan sistem transfer trigliserida) menghasilkan 463 elektron. Apabila dalam ATP, sementara oksidasi protein mitokondria mempunyai cukup hanya terjadi pada keadaan yang banyak oksigen, maka glikogen mendesak (McArdle, 1986, Stryer, 1988, Ganong,1999, Guyton,1995).