Anda di halaman 1dari 11

JARINGAN OTOT

Oleh:
Ni Luh Gede Widyasari (2313041011)
2A. Pendidikan Biologi

Mata Kuliah:
Praktikum Histologi
Dosen Pengampu:
Ida Ayu Purnama Bestari, S. Pd., M. Sc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2024
JARINGAN OTOT

Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang mengoptimalkan 2embali2 sel universal
kontraktilitas. Mikrofilamen dan protein terkait bersama sama menghasilkan daya yang diperlukan
untuk kontraksi sel, yang menghasilkan 2embali dalam organ tertentu dan tubuh secara
keseluruhan. Hampir semua sel otot berasal dari mesoderm, dan sel-sel ini terutama mengalami
diferensiasi terutama melalui suatu proses pemanjangan sel secara bertahap dengan sintesis protein
2embali2t secara bersamaan. Tiga jenis jaringan otot pada mamalia dapat dibedakan berdasarkan
ciri morfologis dan fungsional dan struktur setiap jenis jaringan otot disesuaikan dengan peran
fisiologisnya.

■ Otot rangka terdiri atas berkas-berkas sel multinuklir dan silindris yang sangat panjang, yang
memiliki garis garis melintang (lurik). Kontraksinya cepat, kuat, dan biasanya dipengaruhi
kehendak.

■ Otot jantung juga memiliki garis-melintang dan terdiri atas sel-sel 2embali yang bercabang, yang
terletak 2embali2 satu sama lain. Di tempat kontak ujung ke ujung terdapat diskus interkalaris,
suatu struktur yang hanya terdapat pada otot jantung. Kontraksi otot jantung bersifat involunter,
giat, dan ritmis.

■ Otot polos terdiri atas 2embali2 sel-sel fusiform yang tidak bergaris bila diamati dengan
mikroskop 2embal. Kontraksinya lambat dan tidak di bawah kendali 2embali2t.
OTOT RANGKA

Otot rangka (atau lurik) terdiri atas serat otot, sel multinuklir silindris yang sangat 3embali dengan
diameter 10-100µm. Selama perkembangan otot embrio, mioblas mesenkimal (L. myo , otot)
pemicu 3embali, membentuk myo tabung dengan banyak 3embali. Myo tabung kemudian lebih
berdiferensiasi untuk membentuk serabut otot lurik (pada gambar). Nukleus memanjang
ditemukan bagian perifer hanya di bawah sarkolema, lokasi unik 3embali karakteristik untuk
skeletal serat otot/sel. Sebuah populasi kecil sel progenitor 3embali3 yang disebut sel satelit otot
tetap berdekatan dan dibedakan dengan sebagian serat otot rangka.

A. STRUKTUR OTOT LURIK


Seluruh otot rangka terselubungi di dalam suatu lapisan
jaringan ikat padat yang disebut 3embali3t yang
berhubung an langsung dengan tendon yang terikat pada
tulang. Setiap fasikulus serat otot terselubungi di lapisan
jaringan ikat lain yang disebut perimisum. Setiap serat
otot (sel multinuklir 3embali) dikelilingi oleh suatu
lapisan yang sangat halus yang di sebut 3embali3tr.
■ Epimisium, suatu selubung luar jaringan ikat padat
yang mengelilingi seluruh otot. Septa tipis jaringan ikat
menyusup ke dalam, membawa saraf yang lebih besar,
pembuluh darah, dan limfatik dari otot.
■ Perimisium adalah lapisan jaringan ikat tipis yang
dengan cepat mengelilingi setiap bundel dari serat otot
disebut fasikel (Gambar 10-3). Setiap fasikel dari serat otot membuat unit fungsional
3embal serat-serat bekerja sama. Saraf, pembuluh darah, dan limfatik menembus
3embali3tr untuk memasok setiap fasikel
■ Dalam fasikula yang sangat tipis, lapisan lembut dari serat retikuler dan 3embali3tr yang
tersebar, 3embali3tr itu, mengelilingi lamina eksternal dari serat otot individu. Selain serat
saraf, kapiler membentuk jaringan kaya 3embali3tr yang membawa O2 ke serat otot.
B. KONTRAKSI OTOT RANGKA

Kontraksi otot
terjadi karena
adanya rangsangan
atau implus yang
ditransmisikan oleh
saraf yang berasal
dari mendula atau
otak. Kemudian,
implus listrik
tersebut akan
ditransmisikan
menuju serat otot
melalui serat
motorik. Bagian
serat otot yang
berhubungan
langsung dengan saraf merupakan neuromuskular.
OTOT POLOS

Otot polos adalah khusus kontraksi lambat stabil dan dikendalikan oleh berbagai
mekanisme involunter. Serat otot polos (disebut otot 5embali5) merupakan sel 5embali yang
runcing tanpa garis melintang, dan setiap sel dibungkus oleh lamina basal dan jejaring serat
5embali5t halus (Gambar 10 19). Jaringan ikat tersebut berfungsi menggabungkan kekuatan yang
dibangkitkan oleh setiap serat otot polos menjadi aksi bersama, misalnya 5embali 5embali5tri
usus.

Panjang sel otot polos dapat bervariasi dari 20 um pada pembuluh darah kecil sampai 500
µm pada uterus di masa kehamilan. Setiap sel memiliki satu inti di pusat pada bagian sel yang
terlebar. Agar dapat berhimpit lebih erat, bagian sel yang sempit terletak berdampingan dengan
bagian yang lebar dari sel tetangga. Bila potongan melintang susunan tersebut dilihat, akan tampak
berbagai.

Sel atau serat otot polos


merupakan struktur 5embali yang
runcing dengan inti memanjang yang
berada di sentral pada bagian terlebar
sel. (a) pada potongan melintang otot
polos di dinding usus halus, sel lapisan
lingkar dalam (IC) terpotong
memanjang dan sel lapisan longitudinal luar (OL) menyilang secara tranversal. Hanya beberapa
inti (panah) sel lapisan luar yang berada pada potongan sehingga banyak sel yang tampak tidak
memiliki inti. 140x. H&E. (b) potongan otot polos kandung kemih, memperlihatkan serat pada
potongan melintang. (XS) dan potongan longitudinal (LS) dengan fasikulus yang sama. Terdapat
banyak kolagen di 5embali5tr yang bercabang (P) tetapi sangat sedikit bukti tentang keberadaan
5embali5tr. 140x. Mallory trichrome.
A. STRUKTUR OTOT POLOS

(a): Gambaran TEM potongan transversal otot polos yang mem perlihatkan enam atau
tujuh sel yang terpotong di berbagai titik di sepanjang bagiannya, dan memberikan
gambaran berbagai diameter dengan hanya ukuran terbesar yang mengandung inti. Filamen
tebal dan tipis tidak tersusun menjadi berkas 6embali6t dan terdapat sedikit mitokondria
(M). Terdapat bukti akan sejumlah kecil lamina eksternal di sekeliling setiap sel dan serat
6embali6t banyak terdapat di ECM. Saraf (N) tak bermielin kecil juga dijumpai di antara
sel-sel. 6650x. (b): Potongan longitudinal yang memperlihatkan sejumlah badan padat
(DB) di sitoplasma (panah) dan di 6embali6 sel. Filamen tipis dan tebal melekat pada badan
padat. Pada sitoplasma di dekat inti (N) terdapat mitokondria, partikel glikogen, dan
kompleks Golgi. Di area yang tampak di kanan bawah, 6embali6 sel memperlihatkan
invaginasi yang disebut caveoli (C) (L. caveoli, rongga kecil), yang dalam banyak sel
menjadi penanda endositosis, tetapi pada sel otot polos yang terutama banyak mengandung
invaginasi tersebut, juga dapat berfungsi sebagai tubulus T serat otot rangka dan mengatur
pelepasan Ca2+ dari 6embali6t sarkoplasma. 9000x.
B. KONTRAKSI OTOT POLOS
Sebagian besar
molekul yang
memungkinkan
kontraksi serupa pada
ketiga tipe otot, tetapi
filamen otot polos
tersusun agak berbeda
dan tampak kurang
tersusun. (a): Diagram
ini memperlihatkan filamen tipis yang melekat pada badan padat yang berada di 7embali7
sel dan dalam sitoplasma. Badan padat mengandung α-aktinin untuk perlekatan filamen.
Badan padat pada 7embali7 juga merupakan tempat perlekatan untuk filamen intermedia
dan untuk taut 7embali7 di antara sel-sel. Susunan ini di sitoskeleton dan apparatus
kontraktil.
Sebagian besar molekul yang memungkinkan kontraksi serupa pada ketiga tipe
otot, tetapi filamen otot polos tersusun agak berbeda dan tampak kurang tersusun. (a):
Diagram ini memperlihatkan filamen tipis yang melekat pada badan padat yang berada di
7embali7 sel dan dalam sitoplasma. Badan padat mengandung α-aktinin untuk perlekatan
filamen. Badan padat pada 7embali7 juga merupakan tempat perlekatan untuk filamen
intermedia dan untuk taut 7embali7 di antara sel-sel. Susunan ini di sitoskeleton dan
apparatus kontraktil.

OTOT JANTUNG

Selama perkembangan embrio, sel-sel mesoderm bumbung jantung 7embali7t tersusun


berderet seperti rantai. Alih-alih menyatu membentuk sel 7embali7tric seperti pada perkembangan
serat otot, sel-sel otot jantung membentuk taut yang rumit di antara cabang-cabangnya yang
terjulur (Gambar 10-16). Sel-sel di dalam rantai tersebut sering bercabang, dan berikatan dengan
sel di rantai yang berdekatan. Akibatnya, jantung terdiri atas berkas-berkas sel yang teranyam erat
sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan gelombang kontraksi khas yang berakibat
pemerasan isi ventrikel jantung.
Sel otot jantung yang matur berdiameter sekitar 15 µm dan panjangnya antara 85 sampai
100µm. Sel-sel tersebut memperlihatkan pola garis melintang yang 8embali dengan 8embali8t
rangka. Akan tetapi, berbeda dengan otot rangka yang berinti banyak, setiap sel otot jantung hanya
memiliki satu atau dua inti pucat yang terletak di 8embal. Di sekeliling sel-sel otot terdapat
selubung halus jaringan ikat endo misium yang mengandung jejaring kapiler luas.

Sel otot jantung yang matur berdiameter sekitar 15 µm dan panjangnya antara 85 sampai
100µm. Sel-sel tersebut memperlihatkan pola garis melintang yang 8embali dengan 8embali8t
rangka. Akan tetapi, berbeda dengan otot rangka yang berinti banyak, setiap sel otot jantung hanya
memiliki satu atau dua inti pucat yang terletak di 8embal. Di sekeliling sel-sel otot terdapat
selubung halus jaringan ikat endo misium yang mengandung jejaring kapiler luas.

Diagram sel otot jantung mengindikasikan gambaran 8embali8t otot ini. Serat tersebut terdiri atas
sel-sel terpisah dengan prosessus interdigitasi; di tempat ini, serat tertahan bersama. Regio kontak
tersebut dinamakan diskus interkalaris, yang menyilang ke seluruhan serat di antara dua sel. Regio
transversal diskus interkalaris yang menyerupai tangga memiliki sejumlah besar 8embali8t dan
taut adheren lain yang menahan sel dengan erat bersama-sama. Regio longitudinal diskus tersebut
mengandung sejumlah besar taut celah, yang membentuk “sinaps 8embali” yang memungkinkan
lewatnya sinyal kontraksi dari sel ke sel sebagai suatu gelombang 8embali. Sel otot jantung
memiliki inti sentral dan 8embali8t yang kurang padat dan tersusun ketimbang inti dan 8embali8t
otot rangka. Sel sel tersebut juga bercabang dan memungkinkan serat otot terjalin di suatu susunan
yang lebih rumit di dalam fasikulus yang meng hasilkan suatu mekanisme kontraksi yang efisien
untuk mengo songkan jantung.
A. STRUKTUR OTOT JANTUNG

(a): TEM otot jantung memperlihatkan sejumlah besar mitokondria (M) dan 9embali9t
sarkoplasma (SR) yang 9embali9 jarang di area di antara 9embali9t. Tubulus T kurang
tersusun baik dan biasanya berhubungan dengan sebuah sisterna terminal 9embali SR, yang
membentuk diad (D) dan bukan triad seperti otot rangka. Secara fungsional, struktur ini
serupa pada kedua tipe otot. 30.000x.
(b): Sel otot dari atrium jantung memperlihatkan adanya granul terikat-membran (G)
9embali9 yang berkumpul di kutub inti. Granula-granula ini paling banyak terdapat di sel
otot atrium kanan (-600 per sel), tetapi jumlah yang lebih kecil juga (a): TEM otot jantung
memperlihatkan sejumlah besar mitokondria (M) dan 9embali9t sarkoplasma (SR) yang
9embali9 jarang di area di antara 9embali9t. Tubulus T kurang tersusun baik dan biasanya
berhubungan dengan sebuah sisterna terminal 9embali SR, yang membentuk diad (D) dan
bukan triad seperti otot rangka. Secara fungsional, struktur ini serupa pada kedua tipe otot.
30.000x. (b): Sel otot dari atrium jantung memperlihatkan adanya granul terikat-membran
(G) 9embali9 yang berkumpul di kutub inti. Granula-granula ini paling banyak terdapat di
sel otot atrium kanan (-600 per sel), tetapi jumlah yang lebih kecil juga.
B. KONTRAKSI OTOT JANTUNG
Kontraksi otot jantung terjadi melalui eksitasi-kontraksi (ECC), memanfaatkan
mekanisme yang disebut pelepasan kalsium yang diinduksi kalsium (CICR). ECC adalah
proses mengubah stimulus 9embali (AP) menjadi respon mekanisme (kontraksi otot).
CICR melibatkan konduksi ion Ca ke dalam kardiomiosit, yang menyebabkan pelepasan
ion lebih lanjut ke dalam sitoplasma. Ca memperpanjang periode depolarisasi sel otot
jantung sebelum repolarisasi dimulai. Kontraksi otot jantung terjadi karena pengikatan
kepala 10embal dengan ATP, yang menarik filamen aktin ke pusat sarkomer, gaya kontraksi
mekanis.

Inisiasi dan pelaksanaan kontraksi otot jantung terjadi pada 10embali-langkah berikut.

1. AP, yang diinduksi oleh sel alat pacu jantung di nodus sinoatrial (SA) dan
10embali10tricular (AV), dihantarkan ke kardiomiosit kontraktil melalui gap
persimpangan.

2. Saat AP bergerak di antara sarkomer, AP mengaktifkan saluran Ca di tubulus T,


menyebabkan masuknya ion Ca ke dalam kardiomiosit.

3. Ca di sitoplasma kemudian berikatan dengan troponin C jantung, yang menggerakkan


kompleks troponin menjauh dari tempat pengikatan aktin. Penghapusan kompleks troponin
membebaskan aktin, yang terikat oleh 10embal dan memulai kontraksi.

4. Ca intraseluler kemudian dihilangkan oleh SR, menurunkan konsentrasi Ca intraseluler.


Penurunan konsentrasi Ca intraseluler ini mengembalikan kompleks troponin ke posisi
penghambatannya di tempat aktif aktin, mengakhiri kontraksi 10embal filamen aktin
10embali ke posisi awalnya, sehingga mengendurkan otot.

REFERENSI

Gash, C Matius., dkk. 2023. Fisiologi, Kontraksi Otot. Link:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537140/ (diakses pada Selasa, 16 April
2024).

Hafen, G. Brant. 2023. Fisiologi, Otot Polos. Link:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526125/ (diakses pada Selasa, 16 April
2024).

Mescher, L. Antony. 2013. Jungqueira’s Basic Histology. New York McGraw-Hill Inc.

Soesilawati, Pratiwi. 2020. Histologi Kedokteran Dasar. Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai