LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2020
A. TOPIK
C. TUJUAN
1. Untuk memperoleh keterampilan menera skala mikrometer okuler.
2. Untuki mengukur sel bakteri.
3. Memperoleh keterampilan pewarnaan sel bakteri secara Gram.
4. Untuk menentukan sifat Gram dari bakteri yang diperiksa.
D. DASAR TEORI
Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan penataan
selnya. Berbagai ciri ini mencakup morfologi sel. Ukuran besar bakteri bervariasi,
tergantung dari jenis spesiesnya. Bakteri yang berbentuk spiral diukur menurut panjang dan
lebarnya, sedangkan bakteri yang berbentuk batang dan bulat diukur menurut diameternya.
Ukuran diameter bakteria yang berbentuk kokus berkisar antara 0,4-2 μm. Basil memiliki
panjang kira-kira 1,5 μm dan diameternya 1 μm. Bakteria bentuk basil yang paling besar
jarang melebihi diameter 1 μm dan panjangnya 3 μm. Rata-rata ukuran diameter dan
panjang bakteri patogen yang berbentuk batang kira-kira 0,5 μm dan 2 μm, sedang bakteri
non patogen yang berbentuk batang dapat mencapai diameter 4 μm dan panjang 20 μm.
Menurut Campbel (2009), umumnya prokariot merupakan makhluk hidup uniseluler yang
memiliki diameter 0.5–5 μm.
Bakteri dapat diperoleh di setiap tempat, misalnya di udara, di antara helaian rambut,
di sela-sela gigi di dalam tanah dan sebagainya (Hastuti, 2018). Koloni bakteri nampak
seperti lendir, tetesan mentega dan sari buah. Nama bakteri itu berasal dari kata “Bakterion”
(bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk
menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada
kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya
nampak dengan bantuan mikroskop (Dwidjoseputro, 1990).
Bentuk dan ukuran sel bakteri bervariasi, ukurannya berkisar 0,4-2 μm. Bentuk sel
bakteri dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya, dapat berbentuk kokus atau bulat, basil
atau batang, dan spiral. Bentuk sel kokus terdapat sebagai sel bulat tunggal, berpasangan
atau diplokokus, berantai atau streptokokus, atau tergantung bidang pembelahan, dalam
empat atau dalam kelompok seperti buah anggur (stapilokokus). Bentuk sel berupa batang
biasanya bervariasi, memiliki panjang mulai dari batang pendek sampai batang panjang
yang melebihi beberapa kali diameternya (Kusnadi: 2003).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling
penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan
bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut: zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat
warna safranin atau air fuchsin. Menurut Hastuti (2018) Pewarnaan sel bakteri secara Gram
merupakan salah satu prosedur yang penting dan paling banyak digunakan dalam
klasifikasi bakteri. Melalui metode ini, bakteri dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yaitu:
1. Bakteri Gram positif, yang berwarna ungu pada akhir pewarnaan, dan
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri yang terwarnai dengan
metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram
Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram
negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan
sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau
safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan
dalam struktur kimiawi dinding selnya.
Alat: Bahan:
Pasanglah mikrometer okuler pada bagian mikroskop yang biasanya dipakai sebagai
tempat lensa okuler.
Aturlah posisi garis skala mikrometer okuler dan mikrometer meja sehingga titik nol
kedua mikrometer ini berada pada satu garis lurus.
Amatilah garis skala keberapakah dari mikrometer okuler yang berada pada satu garis
dengan garis skala mikrometer meja (selain titik nol).
2. Pewarnaan Bakteri secara Gram
Sediakan kaca benda yang bersih, lalu fewatkan di atas nyala api lampu spiritus.
Secara aseptik ambillah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu tetakkan di atas
tetesan andesit. Kemudian Ratakan perlahan perlahan dan tunggulah sampai
mengering.
Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api lampu
spiritus dengan.cepat.
Letakkan sediaan di atas kawat penyangga yang berada di atas mangkuk pewarna lalu
Teteskan Larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet di atas sediaan tersebut.
Buanglah kelebihan zat warna tersebut ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan
dengan air kran.
Buanglah kelebihan larutan iodium ke dalam mangkuk lalu bilas tah dengan air kran.
Buanglah sisa alkohol ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air kran.
Buanglah kelebihan larutan safranin ke dalam mangkuk lalu bilasiah dengan air kran.
Keringkan sediaan dengan hati-hati dengan kertas penghisap latu periksalah di bawah
mikroskop.
Lepaskan mikrometer meja dari meja benda mikroskop, kemudian pasanglah sediaan
bakteri yang telah diwarnai pada tempat tersebut.
Aturlah posisi sel-sel bakteri sehingga berada pada bidang skala mikrometer okuler.
Hal ini dapat dilakukan dengan memutar mikrometer okuler.
Ukuran panjang sel atau diameter sel dalam millimeter beradasarkan harga tiap skala
mikrometer okuler yang telah ditera. Pengukuran dilakukan pada sel-sel dari masing-
masing koloni yang diperiksa. Tiap preparat dipilih 3 sel untuk diukur, lalu dihitung
reratanya. Bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diameter selnya saja, sedang
bakteri yang berbentuk basil diukur panjang dan diameter selnya.
G. DATA
Tabel 1 Peneraan dan Pengukuran Bakteri
Diameter Bakteri Panjang Bakteri (µm)
Bentuk 1 2 3 Rerata X faktor
Kalibrasi
Basil perbesaran P: 4 P: 6 P: 5 P: 5 P: 5x1= 5 µm
1000x D: 2 D:1 D: 1,33 D: 1,43 D: 1,43x1= 1,43
Koloni 1 µm
Basil perbesaran P: 4 P: 5 P: 3 P: 4 P: 4x1= 4 µm
1000x D: 2 D: 2 D: 2 D: 2 D: 2x1= 2 µm
Koloni 2
H. ANALISIS DATA
1. Peneraan Mikrometer Okuler
Pada praktikum peneraan mikrometer okuler kali ini dengan menggunakan
mikroskop nomor 9 didapatkan hasil sebagaimana yang telah dilampirkan diatas.
Peneraan mikrometer okuler ini dilakukan dari perbesaran lensa yang terkecil hingga
terbesar. Dalam praktikum ini data yang kami ambil yaitu perbesaran 400x dan 1000x,
serta nilai satu skala mikrometer objektif adalah sebesar 0,01 mm. Berikut hasil
perhitungan yang didapatkan:
a. Perbesaran 400x
10 skala mikrometer okuler = 1 skala mikrometer objektif
= 1 x 0,01 mm
= 0,01 mm
1 skala mikrometer okuler = 0,01 mm
10
= 0,001 mm
= 1 µm
b. Perbesaran 1000x
20 skala mikrometer okuler = 5 skala mikrometer objektif
= 5 x 0,01 mm
= 0,05 mm
1 skala mikrometer okuler = 0,05 mm
20
= 0,0025 mm
= 2,5 µm
2. Pewarnaan Bakteri Secara Gram
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan sebelumnya dapat diketahui 2
jenis koloni bakteri yang diisolasi dari tempat pembuangan sampah FMIPA UM.
Setelah mendapat 2 jenis koloni bakteri tersebut kemudian dilakukan pewarnaan secara
gram, dengan pewarnaan secara gram kami dapat mengetahui bentuk sel, warna sel dan
sifat gram bakteri tersebut. Hasil yang didapatkan setelah pewarnaan gram pada kedua
koloni ini sama yaitu, pada koloni 1 dan koloni 2 sel bakteri berbentuk basil, warna sel
pada koloni 1 dan koloni 2 berwarna merah dan sifat gram bakteri pada koloni 1 dan
koloni 2 adalah negatif.
3. Pengukuran Sel Bakteri
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya yaitu isolasi bakteri
dan pewarnaan secara gram yang kemudian diketahui 2 jenis koloni bakteri, kemudian
dilakukan pengamatan pada 2 jenis koloni dan sel bakteri yang ada pada 2 jenis koloni
tersebut diukur diukur. Setelah pengamatan dilakukan, kebetulan 2 jenis koloni yang
kami dapatkan sama, yaitu berbentuk basil sehingga pengukuran dilakukan dengan
mengukur panjang dan diameternya. Pengukuran bakteri dengan menggunakan
mikroskop 1000x dapat diketahui panjang sekaligus diameternya. Berikut hasil skala
yang didapatkan setelah dikalikan dengan hasil tera mikrometer okuler pada perbesaran
1000x:
a. Sel bakteri koloni 1
Panjang 1 = 4 skala x 1 µm Diameter 1 = 2 skala x 1 µm
= 4 µm = 2 µm
Panjang 2 = 6 skala x 1 µm Diameter 2 = 1 skala x 1 µm
= 6 µm = 1 µm
Panjang 3 = 5 skala x 1 µm Diameter 3 = 1 skala x 1 µm
= 5 µm = 1 µm
Rerata panjang = 15 : 3 = 5
- Panjang sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi
= 5 x 1 µm = 5 µm
Rerata diameter = 4 : 3 = 1,3
- Diameter sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi
= 1,3 x 1 µm = 1,3 µm
b. Sel bakteri koloni 2
Panjang 1 = 4 skala x 1 µm Diameter 1 = 2 skala x 1 µm
= 4 µm = 2 µm
Panjang 2 = 5 skala x 1 µm Diameter 2 = 2 skala x 1 µm
= 5 µm = 2 µm
Panjang 3 = 3 skala x 1 µm Diameter 3 = 2 skala x 1 µm
= 3 µm = 2 µm
Rerata panjang = 12 : 3 = 4
- Panjang sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi
= 4 x 1 µm = 4 µm
Rerata diameter = 6 : 3 = 2
- Diameter sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi
= 2 x 1 µm = 2 µm
I. PEMBAHASAN
1. Peneraan dan Pengukuran Sel Bakteri
J. KESIMPULAN
1. Peneraan skala mikrometer okuler dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40x10
diperoleh harga setiap satu skala mikrometer okuler sebesar 2,5 µm, sedangkan
peneraan dengan perbesaran 100x10 diperoleh harga setiap satu skala mikrometer
okuler sebesar 1 µm.
2. Pengukuran sel bakteri pada koloni 1 dengan bentuk basil diperoleh rata-rata panjang
bakteri sebesar 5 µm dengan rata-rata diamter sebesar 1,33 µm. Pada koloni bakteri 2
diperoleh rata-rata bakteri sebesar 4 µm dengan rata-rata diameter sel bakteri 2 µm.
3. Teknik pewarnaan secara gram menggunakan ammonium oksalat kristal violet sebagai
zat warna, larutan iodine sebagai pengikat warna, larutan alkohol 95% untuk membilas
atau melunturkan kelebihan zat warna dan safranin sebagai zat warna.
4. Hasil praktikum menunjukkan bakteri koloni 1 dan 2 memiliki sifat negatif dimana
ditandai dengan hasilnya yang berwarna merah
K. DAFTAR PUSTAKA
1. Mengapa terjadi perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara bakteri gram positif dan gram
negatif? Jelaskan proses kimiawi yang terjadi dalam proses pewarnaan gram!
Jawab: terjadi perbedaan reaksi dan warna antara bakteri gram positif dan gram negatif
karena adanya perbedaan susunan kimia dinding sel kedua bakteri tersebut. Munculnya
warna ungu pada bakteri gram positif karena pada dinding bakteri tersebut terdapat satu
jenis lapisan, yakni peptidoglikan yang relatif tebal (tersusun oleh banyak lapisan polimer
peptidoglikan). Sementara itu, pada bakteri gram negatif, dinding selnya tersusun oleh 2
lapisan, yakni lapisan luar yang tersusun oleh lipopolisakarida dan protein serta lapisan
dalam yang tersusun oleh peptidoglikan (hanya tersusun oleh 1 lapisan molekul). Kedua
lapisan dinding sel tersebut yang kemudian mengakibatkan bakteri gram negatif berwarna
merah. Pemberian alkohol, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar
permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel
menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif
dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes
dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk dan
didapatkan hasil sel berwarna ungu.
Secara umum, perbedaan susunan kimia dinding sel bakteri gram positif dannegatif
sebagai berikut:
Penyusun dinding Bakteri gram positif Bakteri gram negatif
Peptidoglikan 40-50% 5-20%
Asam teikoat Ada Tidak ada
Lipopolisakarida Tidak ada Ada
Protein 10% 60%
Lipid 2% 20%
2. Tulislah hasil perhitungan peneraan harga skala mikrometer okuler pada perbesaran 40x
dan 1000x. Mengapa perlu dilakukan peneraan pada kedua macam perbesaran tersebut?
Jawab :
a. Peneraan mikrometer okuler dengan perbesaran 40x10 dan didapatkan harga skala
sebagai berikut :
20 lensa okuler = 5 skala objektif
= 5 x 0,01
= 0,05 mm
0,05
1 skala mikrometer okuler =
20
= 0,0025 x 1000
= 2,5 µm
Jadi, harga setiap satu skala mikrometer okuler pada mikroskop sebesar 2,5 µm
b. Peneraan mikrometer okuler dengan perbesaran 100x10 dan didapatkan harga skala
sebagai berikut :
10 lensa okuler = 1 skala objektif
= 1 x 0,01
= 0,01 mm
1 skala mikrometer okuler = 0,01/10
= 0,001 x 1000
= 1 µm
Jadi, harga setiap satu skala mikeometer okuler pada mikroskop sebesar 1 µm
Mengapa perlu dilakukan peneraan pada kedua macam perbesaran tersebut?
Hal ini dilakukan karena terdapat perbedaan resolusi untuk setiap mikroskop. Begitu pula
untuk setiap perbesaran yang terdapat pada mikroskop tersebut. Perbesaran 100x pada
lensa objektif mikroskop menampilkan hasil yang lebih jelas dan bersih dibandingkan
dengan perbesaran 40x. Oleh karena itu, perlu dilakukan peneraan untuk setiap perbesaran
mikroskop agar sel yang akan diamati dapat diukur sesuai dengan skala yang pasti dan
guna untuk mendapatkan nilai panjang, lebar maupun diameter sel bakteri dalam skala
mikrometer okuler.
3. Tulislah hasil pengukuran sel bakteri yang diamati dalam 3 ulangan, lalu hitunglah nilai
reratanya. Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter
selnya, sedang sel bakteri yang berbentuk kokus hanya diukue diameter sel saja?
Jawab :
Pengukuran panjang dan sel bakteri koloni 1 dengan perbesaran mikroskop 100x10:
A1 : 4 mm D1 : 2 mm
A2 : 6 mm D2 : 1 mm
A3 : 5 mm D3 : 1 mm
Rata-rata A : 5 mm x 1 µm = 5 µm Rata-rata D : 1,33 mm x 1 µm = 1,33 µm
Jadi, panjang sel bakteri pada medium agar lempeng (koloni 1) berdasarkan skala
mikrometer okuler sebesar 5 µm, sedangkan ukuran diameter sel bakteri pada medium
agar lempeng sebesar 1,33 µm
Pengukuran panjang dan sel bakteri koloni 2 dengan perbesaran miroskop 100x10:
A1 : 4 mm D1 : 2 mm
A2 : 5 mm D2 : 2 mm
A3 : 3 mm D3 : 2 mm
Rata-rata A : 4 mm x 1 µm = 4 µm Rata-rata D : 2 mm
Jadi, panjang sel bakteri pada medium agar lempeng (koloni 2) bedasarkan skala
mikrometer okuler sebesar 4 µm, sedangkan ukuran diameter sel bakteri pada medium
agar lempeng sebesar 2 mm
Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter selnya, sedang sel
bakteri yang berbentuk kokus hanya diukue diameter sel saja?
Sel bakteri berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter selnya, sedangkan sel
bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diameter sel saja karena pada sel bakteri
dengan bentuk basil atau batang memiliki bentuk atau ukuran yang berbeda antara panjang
dan lebarnya. Sedangkan pada kokus dari semua bidang pengukuran menunjukkan
diameter yang sama sehingga cukup dilakukan pengukuran pada diameternya saja.
M. LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
Hasil peneraan perbesaran
40x10
1.
3.
4.
5.
6.
Hasil pengamatan koloni 2
pengulangan 2 dan 3
7.