Anda di halaman 1dari 15

PENERAAN, PENGUKURAN DAN PEWARNAAN GRAM BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang Dibina oleh

Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si. dan Kennis Rozana, S.Pd., M.Si.

Oleh

Kelompok 6/ Offering B 2018

Alivia Salsabila Agustin (180341617583)

Farah Fatimatuzzahro’ (180341617530)

Mirdal Wahyu Khurul Aini (180341617555)

Shinta Amrul Khoirina (180341617517)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Februari 2020
A. TOPIK

Peneraan, Pengukuran dan Pewarnaan Gram Bakteri.

B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Rabu, 29 Januari 2020. Laboratorium Mikrobiologi O5. 305

C. TUJUAN
1. Untuk memperoleh keterampilan menera skala mikrometer okuler.
2. Untuki mengukur sel bakteri.
3. Memperoleh keterampilan pewarnaan sel bakteri secara Gram.
4. Untuk menentukan sifat Gram dari bakteri yang diperiksa.
D. DASAR TEORI

Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan penataan
selnya. Berbagai ciri ini mencakup morfologi sel. Ukuran besar bakteri bervariasi,
tergantung dari jenis spesiesnya. Bakteri yang berbentuk spiral diukur menurut panjang dan
lebarnya, sedangkan bakteri yang berbentuk batang dan bulat diukur menurut diameternya.
Ukuran diameter bakteria yang berbentuk kokus berkisar antara 0,4-2 μm. Basil memiliki
panjang kira-kira 1,5 μm dan diameternya 1 μm. Bakteria bentuk basil yang paling besar
jarang melebihi diameter 1 μm dan panjangnya 3 μm. Rata-rata ukuran diameter dan
panjang bakteri patogen yang berbentuk batang kira-kira 0,5 μm dan 2 μm, sedang bakteri
non patogen yang berbentuk batang dapat mencapai diameter 4 μm dan panjang 20 μm.
Menurut Campbel (2009), umumnya prokariot merupakan makhluk hidup uniseluler yang
memiliki diameter 0.5–5 μm.
Bakteri dapat diperoleh di setiap tempat, misalnya di udara, di antara helaian rambut,
di sela-sela gigi di dalam tanah dan sebagainya (Hastuti, 2018). Koloni bakteri nampak
seperti lendir, tetesan mentega dan sari buah. Nama bakteri itu berasal dari kata “Bakterion”
(bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk
menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada
kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya
nampak dengan bantuan mikroskop (Dwidjoseputro, 1990).
Bentuk dan ukuran sel bakteri bervariasi, ukurannya berkisar 0,4-2 μm. Bentuk sel
bakteri dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya, dapat berbentuk kokus atau bulat, basil
atau batang, dan spiral. Bentuk sel kokus terdapat sebagai sel bulat tunggal, berpasangan
atau diplokokus, berantai atau streptokokus, atau tergantung bidang pembelahan, dalam
empat atau dalam kelompok seperti buah anggur (stapilokokus). Bentuk sel berupa batang
biasanya bervariasi, memiliki panjang mulai dari batang pendek sampai batang panjang
yang melebihi beberapa kali diameternya (Kusnadi: 2003).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling
penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan
bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut: zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat
warna safranin atau air fuchsin. Menurut Hastuti (2018) Pewarnaan sel bakteri secara Gram
merupakan salah satu prosedur yang penting dan paling banyak digunakan dalam
klasifikasi bakteri. Melalui metode ini, bakteri dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yaitu:

1. Bakteri Gram positif, yang berwarna ungu pada akhir pewarnaan, dan

2. Bakteri Gram negatif yang berwarna merah pada akhir pewarnaan.

Karena kemampuannya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dari kelompok


lainnya, maka pewarnaan ini juga disebut pewarnaan diferensial.

Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri yang terwarnai dengan
metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram
Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram
negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan
sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau
safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan
dalam struktur kimiawi dinding selnya.

E. ALAT DAN BAHAN


Peneraan dan Pengukuran Bakteri
Alat: Bahan:
1. Mikroskop 1. Sediaan Bakteri yang
2. Mikrometer Okuler 2. Kertas Penghisap
3. Mikrometer Meja 3. Kertas Lensa
4.Alkohol 70%
5. Lisol
6. Sabun cuci
7. Lap

Pewarnaan Bakteri secara Gram

Alat: Bahan:

1. Mikroskop 1. Aquades steril


2. Kaca benda 2. Biakan murni bakteri umur 1x24 jam
3. Mangkuk pewarna 3. Larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet
4. Kawat penyangga 4. Kertas Penghisap
5. Pipet 5. Korek api
6. Pinset 6. Alkohol 95%
7. Lampu spiritus 7. Lisol
8. Botol penyemprot 8. Sabun cuci
9. Larutan Safranin
10. Larutan Iodium
F. PROSEDUR KERJA

1. Menera Mikrometer Okuler

Pasanglah mikrometer okuler pada bagian mikroskop yang biasanya dipakai sebagai
tempat lensa okuler.

Pasanglah mikrometer meja pada meja benda pada mikroskop.

Aturlah posisi garis skala mikrometer okuler dan mikrometer meja sehingga titik nol
kedua mikrometer ini berada pada satu garis lurus.

Amatilah garis skala keberapakah dari mikrometer okuler yang berada pada satu garis
dengan garis skala mikrometer meja (selain titik nol).
2. Pewarnaan Bakteri secara Gram

Sediakan kaca benda yang bersih, lalu fewatkan di atas nyala api lampu spiritus.

Teteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut.

Secara aseptik ambillah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu tetakkan di atas
tetesan andesit. Kemudian Ratakan perlahan perlahan dan tunggulah sampai
mengering.

Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api lampu
spiritus dengan.cepat.

Letakkan sediaan di atas kawat penyangga yang berada di atas mangkuk pewarna lalu
Teteskan Larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet di atas sediaan tersebut.

Tunggulah selama 1 menit.

Buanglah kelebihan zat warna tersebut ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan
dengan air kran.

Teteskan larutan iodium di atas sediaan, lalu tunggulah selama 2 menit.

Buanglah kelebihan larutan iodium ke dalam mangkuk lalu bilas tah dengan air kran.

Teteskan alkohol 95% di atas sediaan, lalu biarkan selama 1 menit.

Buanglah sisa alkohol ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air kran.

Teteskan larutan safranin atas sediaan lalu biarkan selama 30 detik.

Buanglah kelebihan larutan safranin ke dalam mangkuk lalu bilasiah dengan air kran.
Keringkan sediaan dengan hati-hati dengan kertas penghisap latu periksalah di bawah
mikroskop.

3. Mengukur Sel Bakteri

Lepaskan mikrometer meja dari meja benda mikroskop, kemudian pasanglah sediaan
bakteri yang telah diwarnai pada tempat tersebut.

Aturlah posisi sel-sel bakteri sehingga berada pada bidang skala mikrometer okuler.
Hal ini dapat dilakukan dengan memutar mikrometer okuler.

Ukuran panjang sel atau diameter sel dalam millimeter beradasarkan harga tiap skala
mikrometer okuler yang telah ditera. Pengukuran dilakukan pada sel-sel dari masing-
masing koloni yang diperiksa. Tiap preparat dipilih 3 sel untuk diukur, lalu dihitung
reratanya. Bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diameter selnya saja, sedang
bakteri yang berbentuk basil diukur panjang dan diameter selnya.

G. DATA
Tabel 1 Peneraan dan Pengukuran Bakteri
Diameter Bakteri Panjang Bakteri (µm)
Bentuk 1 2 3 Rerata X faktor
Kalibrasi
Basil perbesaran P: 4 P: 6 P: 5 P: 5 P: 5x1= 5 µm
1000x D: 2 D:1 D: 1,33 D: 1,43 D: 1,43x1= 1,43
Koloni 1 µm
Basil perbesaran P: 4 P: 5 P: 3 P: 4 P: 4x1= 4 µm
1000x D: 2 D: 2 D: 2 D: 2 D: 2x1= 2 µm
Koloni 2

Tabel 2 Bakteri secara Gram

No. Koloni Bentuk Sel Warna Sel Sifat Gram Bakteri


1 Basil Merah Negatif
2 Basil Merah Negatif

H. ANALISIS DATA
1. Peneraan Mikrometer Okuler
Pada praktikum peneraan mikrometer okuler kali ini dengan menggunakan
mikroskop nomor 9 didapatkan hasil sebagaimana yang telah dilampirkan diatas.
Peneraan mikrometer okuler ini dilakukan dari perbesaran lensa yang terkecil hingga
terbesar. Dalam praktikum ini data yang kami ambil yaitu perbesaran 400x dan 1000x,
serta nilai satu skala mikrometer objektif adalah sebesar 0,01 mm. Berikut hasil
perhitungan yang didapatkan:
a. Perbesaran 400x
10 skala mikrometer okuler = 1 skala mikrometer objektif
= 1 x 0,01 mm
= 0,01 mm
1 skala mikrometer okuler = 0,01 mm
10
= 0,001 mm
= 1 µm
b. Perbesaran 1000x
20 skala mikrometer okuler = 5 skala mikrometer objektif
= 5 x 0,01 mm
= 0,05 mm
1 skala mikrometer okuler = 0,05 mm
20
= 0,0025 mm
= 2,5 µm
2. Pewarnaan Bakteri Secara Gram
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan sebelumnya dapat diketahui 2
jenis koloni bakteri yang diisolasi dari tempat pembuangan sampah FMIPA UM.
Setelah mendapat 2 jenis koloni bakteri tersebut kemudian dilakukan pewarnaan secara
gram, dengan pewarnaan secara gram kami dapat mengetahui bentuk sel, warna sel dan
sifat gram bakteri tersebut. Hasil yang didapatkan setelah pewarnaan gram pada kedua
koloni ini sama yaitu, pada koloni 1 dan koloni 2 sel bakteri berbentuk basil, warna sel
pada koloni 1 dan koloni 2 berwarna merah dan sifat gram bakteri pada koloni 1 dan
koloni 2 adalah negatif.
3. Pengukuran Sel Bakteri
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya yaitu isolasi bakteri
dan pewarnaan secara gram yang kemudian diketahui 2 jenis koloni bakteri, kemudian
dilakukan pengamatan pada 2 jenis koloni dan sel bakteri yang ada pada 2 jenis koloni
tersebut diukur diukur. Setelah pengamatan dilakukan, kebetulan 2 jenis koloni yang
kami dapatkan sama, yaitu berbentuk basil sehingga pengukuran dilakukan dengan
mengukur panjang dan diameternya. Pengukuran bakteri dengan menggunakan
mikroskop 1000x dapat diketahui panjang sekaligus diameternya. Berikut hasil skala
yang didapatkan setelah dikalikan dengan hasil tera mikrometer okuler pada perbesaran
1000x:
a. Sel bakteri koloni 1
Panjang 1 = 4 skala x 1 µm Diameter 1 = 2 skala x 1 µm
= 4 µm = 2 µm
Panjang 2 = 6 skala x 1 µm Diameter 2 = 1 skala x 1 µm
= 6 µm = 1 µm
Panjang 3 = 5 skala x 1 µm Diameter 3 = 1 skala x 1 µm
= 5 µm = 1 µm
Rerata panjang = 15 : 3 = 5
- Panjang sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi

= 5 x 1 µm = 5 µm
Rerata diameter = 4 : 3 = 1,3
- Diameter sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi
= 1,3 x 1 µm = 1,3 µm
b. Sel bakteri koloni 2
Panjang 1 = 4 skala x 1 µm Diameter 1 = 2 skala x 1 µm
= 4 µm = 2 µm
Panjang 2 = 5 skala x 1 µm Diameter 2 = 2 skala x 1 µm
= 5 µm = 2 µm
Panjang 3 = 3 skala x 1 µm Diameter 3 = 2 skala x 1 µm
= 3 µm = 2 µm
Rerata panjang = 12 : 3 = 4
- Panjang sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi

= 4 x 1 µm = 4 µm
Rerata diameter = 6 : 3 = 2
- Diameter sel bakteri = Rerata x faktor kalibrasi
= 2 x 1 µm = 2 µm
I. PEMBAHASAN
1. Peneraan dan Pengukuran Sel Bakteri

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organism yang berukuran sangat


kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan
bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme
atau sering disebut mikroba atau jasad renik. Saat ini mikrobiologi sangat berekembang
luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, misalnya pertanian, industri, lingkungan,
kesehatan, lingkungan hidup, pangan bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009).
Pada praktikum kali ini kami menangkap dan menumbuhkan bakteri yang
berasal dari tempat pembuangan sampah FMIPA. Untuk mempelajari morfologi koloni
bakteri, perlu menangkap dan menumbuhkan pada medium lempeng terlebih dahulu.
Hal tersebut telah dijelaskan dalam literature, bahwa bakteri dapat diperoleh hampir di
setiap tempat, misalnya di udara, di antara helaian rambut, di sela-sela gigi dan
sebagainya. Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri perlu menangkap dan
menumbukan pada medium lempeng terlebih dahulu. Pada umumnya koloni bakteri
yang tertangkap pada medium lempeng ini akan tumbuh setelah kurang lebih 2x24
(Hastuti, 2018).
Pada praktikum pengukuran sel bakteri perlu dilakukan peneraan mikrometer
okuler terlebih dahulu dengan tujuan menetapkan nilai skala berdasarkan skala standart
yang sudah ada pada mikrometer objektif. Harga skala ini tidak sama antara mikroskop
yang satu dengan yang lain, sehingga jika telah menera harga skala mikrometer okuler
dengan dengan mikroskop tertentu maka untuk selanjutnya harus tetap memakai
mikroskop tersebut untuk tiap kegiatan pengukuran sel bakteri (Hastuti, 2018).
Menurut Purnomo (2005), pengukur sel menggunakah mikrometer okuler yang
memiliki garis-garis berjarak sama. Jarak antar garis dalam mikrometer okuler dapat
diukur menggunakan mikrometer obyektif yang berfungsi sebagai mistar pada proses
pengukuran mikroskopis. Oleh karena itu, mikroskop yang dilengkapi dengan
mikrometer okuler dapat digunakan dapat digunakan untuk mengukur panjang dan
lebar sel organisme lainnya.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada peneraan mikrometer okuler
kali ini dengan menggunakan mikroskop nomor 9 dan berdasarkan analisis data di atas
didapatkan hasil, yaitu pada perbesaran 400x, 1 skala mikrometer okuler berharga 1 µm
dan pada perbesaran 1000x, 1 skala mikrometer okuler berharga 2,5 µm. Perhitungan
tersebut sesuai dengan ketetapan yang ada pada buku panduan praktikum, bahwa harga
satu skala mikrometer objektif adalah sebesar 0,01 mm atau 1/1000 mm (Hastuti, 2018).
Peneraan skala dengan mikrometer okuler bertujuan untuk mempermudah
dalam penggunaan mikroskop yang melibatkan pengukuran panjang maupun diameter
suatu sel bakteri, karena setiap mikroskop mempunyai harga tera yang berbeda. Dan
peneraan mikrometer okuler ini harus dilakukan untuk setiap perbesaran yang ada pada
mikroskop karena akan mempengaruhi perbesaran sel bakteri yang akan didapatkan.
Hal ini juga berlaku untuk mikroskop dan mikrometer okuler berbeda yang digunakan,
karena setiap mikroskop memiliki resolusi yang berbeda meskipun hanya sedikit. Hal
tersebut juga didukung oleh teori yang menyatakan bahwa sebelum digunakan untuk
mengukur sel, mikrometer okuler terlebih dahulu harus ditera terhadap mikrometer
pentas (mikrometer obyektif) yang sudah memiliki skala yang pasti (Hadioetomo,
1985).
Setelah dilakukan peneraan, barulah bakteri dapat diamati ukuran tubuhnya.
Ukuran bakteri bervariasi baik diameter maupun panjangnya, namun pada umumnya
panjang bakteri sekitar 1-6 µm dengan diameter sekitar 0.7-1.5 µm (Tim Mikrobiologi
FK Universitas Brawijaya, 2003). Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop
cahaya perbesaran 1000x, 2 koloni bakteri pada medium lempeng berbentuk basil
(seperti batang) dan lebih tepatnya stereobasil yaitu sel-sel bakteri berbentuk batang
yang bergandeng membentuk rantai. Bakteri yang berbentuk basil, pengukuran
dilakukan dengan mengukur panjang dan diameter selnya.
Bakteri koloni pertama berbentuk basil, pengukuran dilakukan dengan 3 kali
pengulangan. Pengulangan dalam pengukuran sel bakteri bertujuan untuk mendapatkan
rata-rata ukuran bakteri dalam satu medium. Berdasarkan pengamatan didapat hasil
panjang bakteri adalah P1 = 4 µm, P2 = 6 µm, P3 = 5 µm, dengan diameter bakteri yaitu
D1 = 2µm, D2 = 1µm, D3 = 1 µm sehingga rata-rata panjang bakteri sebesar 5 µm dan
rata-rata diameter bakteri 1.3 µm.
Bakteri koloni kedua juga berbentuk basil, pengukuran dilakukan dengan 3 kali
pengulangan dan didapat hasil panjang bakteri adalah P1 = 4 µm, P2 = 5 µm, P3 = 3 µm,
dengan diameter bakteri yaitu D1 = 2µm, D2 = 2µm, D3 = 2 µm sehingga rata-rata
panjang bakteri sebesar 4 µm dan rata-rata diameter bakteri 2 µm. Hal ini sesuai dengan
yang dinyatakan oleh para tim mikrobiologi FK Universitas Brawijaya (2003) bahwa
Ukuran bakteri bervariasi baik diameter maupun panjangnya, namun pada umumnya
panjang bakteri sekitar 1-6 µm dengan diameter sekitar 0.7-1.5 µm.

2. Pewarnaan Bakteri Secara Gram


Dua jenis koloni bakteri yang diambil secara acak dari media lempeng diketahui
merupakan bakteri gram negatif dengan menunjukkan ciri bakteri berwarna merah.
Pewarnaan sel bakteri secara gram banyak digunakan dalam pengklasifikasian bakteri
gram positif dan gram negatif (Hastuti, 2018). Pewarnaan dilakukan dengan dua jenis
zat warna, yaitu amonium okasalat kristal violet dan safranin. Menurut Azizah (2014)
menyatakan bahwa pemberian amonium oksalat kristal violet berfungsi untuk
memberikan warna ungu pada dinding sel bakteri. Pemberian iodium untuk
memperkuat warna ungu dengan cara memperbesar kristal violet. Pemberian alkohol
berguna dalam melunturkan warna dan melarutkan lemak. Safranin berfungsi sebagai
pemberi warna merah pada dinding sel bakteri.
Perbedaan warna ini desebabkan oleh perbedaan struktur dan permeabilitas
diantara kedua kelompok dinding sel bakteri. Pewarnaan gram didasarkan pada
kemampuan bakteri dalam menahan pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan
warna primer tersebut dan menerima warna tandingan (safranin) (Jannah, dkk., 2017).
Bakteri gram positif akan menunjukkan warna ungu dan bakteri gram negatif akan
menunjukkan warna merah.
Menurut Pelczar dan Chan (2009), dinding sel bakteri gram negatif memiliki
dinding sel yang tipis (10-15nm) dan peptidoglikan dalam jumlah sedikit dengan
presentase lemak tinggi (11-24%) yang mampu menyerap warna merah hingga terlihat
kontras saat diamati di bawah mikroskop. Penggunaan kristal violet (warna ungu) yang
diserap oleh pori-pori pada peptodoglikan dinding sel tidak sempurna sehingga pada
pengamatan mikroskopis terlihat kurang kontras. Sedangkan bakteri gram positif
umumnya memiliki struktur dinding sel yang tebal (15-8 nm) dan petidiglikan yang
lebih banyak dengan sedikit lemak (1-4%) sehingga mampu mempertahankan zat
warna ungu.

J. KESIMPULAN
1. Peneraan skala mikrometer okuler dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40x10
diperoleh harga setiap satu skala mikrometer okuler sebesar 2,5 µm, sedangkan
peneraan dengan perbesaran 100x10 diperoleh harga setiap satu skala mikrometer
okuler sebesar 1 µm.
2. Pengukuran sel bakteri pada koloni 1 dengan bentuk basil diperoleh rata-rata panjang
bakteri sebesar 5 µm dengan rata-rata diamter sebesar 1,33 µm. Pada koloni bakteri 2
diperoleh rata-rata bakteri sebesar 4 µm dengan rata-rata diameter sel bakteri 2 µm.
3. Teknik pewarnaan secara gram menggunakan ammonium oksalat kristal violet sebagai
zat warna, larutan iodine sebagai pengikat warna, larutan alkohol 95% untuk membilas
atau melunturkan kelebihan zat warna dan safranin sebagai zat warna.
4. Hasil praktikum menunjukkan bakteri koloni 1 dan 2 memiliki sifat negatif dimana
ditandai dengan hasilnya yang berwarna merah

K. DAFTAR PUSTAKA

Azizah, A. 2014. Pewarnaan Secara Gram. Malang: Universitas Negeri Malang.


Campbell, Neil A. Jane B. Reece. 2009. Biology 8th Edition. San Francisco : Pearson
Benjamin Cummings.
Dwidjoseputro, 1990. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT. Gramedia
Hastuti, Sri Utami. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Hastuti, Sri Utami. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Jannah, S., Jalaluddin, M., Darmawi., Farida. & Aliza, D. 2017. Jumlah Koloni Bakteri
Selulolitik pada Sekum Ayam Kampung (Gallus domesticus). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Veteriner, Vol. 1, No. 3.
Kusnadi, dkk. 2003. Common textbook (Edisi revisi) Mikrobiologi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Pelczar, M.J. & Chan, E.C.S. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi Edisi 2. Penterjemah:
Hadioetomo, R.S., Imas, T. & Tjitrosomo, S.S. Jakarta: UI Press.
Purnomo, B. 2005. Bahan Bacaan Kuliah: Dasar-dasar Mikrobiologi. Bengkulu:
Universitas Bengkulu Press.
Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2003. Bakteriologi Medik.
Malang: Bayumedia Publishing.
Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.
L. DISKUSI

1. Mengapa terjadi perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara bakteri gram positif dan gram
negatif? Jelaskan proses kimiawi yang terjadi dalam proses pewarnaan gram!
Jawab: terjadi perbedaan reaksi dan warna antara bakteri gram positif dan gram negatif
karena adanya perbedaan susunan kimia dinding sel kedua bakteri tersebut. Munculnya
warna ungu pada bakteri gram positif karena pada dinding bakteri tersebut terdapat satu
jenis lapisan, yakni peptidoglikan yang relatif tebal (tersusun oleh banyak lapisan polimer
peptidoglikan). Sementara itu, pada bakteri gram negatif, dinding selnya tersusun oleh 2
lapisan, yakni lapisan luar yang tersusun oleh lipopolisakarida dan protein serta lapisan
dalam yang tersusun oleh peptidoglikan (hanya tersusun oleh 1 lapisan molekul). Kedua
lapisan dinding sel tersebut yang kemudian mengakibatkan bakteri gram negatif berwarna
merah. Pemberian alkohol, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar
permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel
menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif
dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes
dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk dan
didapatkan hasil sel berwarna ungu.
Secara umum, perbedaan susunan kimia dinding sel bakteri gram positif dannegatif
sebagai berikut:
Penyusun dinding Bakteri gram positif Bakteri gram negatif
Peptidoglikan 40-50% 5-20%
Asam teikoat Ada Tidak ada
Lipopolisakarida Tidak ada Ada
Protein 10% 60%
Lipid 2% 20%

2. Tulislah hasil perhitungan peneraan harga skala mikrometer okuler pada perbesaran 40x
dan 1000x. Mengapa perlu dilakukan peneraan pada kedua macam perbesaran tersebut?
Jawab :
a. Peneraan mikrometer okuler dengan perbesaran 40x10 dan didapatkan harga skala
sebagai berikut :
20 lensa okuler = 5 skala objektif
= 5 x 0,01
= 0,05 mm
0,05
1 skala mikrometer okuler =
20
= 0,0025 x 1000
= 2,5 µm
Jadi, harga setiap satu skala mikrometer okuler pada mikroskop sebesar 2,5 µm
b. Peneraan mikrometer okuler dengan perbesaran 100x10 dan didapatkan harga skala
sebagai berikut :
10 lensa okuler = 1 skala objektif
= 1 x 0,01
= 0,01 mm
1 skala mikrometer okuler = 0,01/10
= 0,001 x 1000
= 1 µm
Jadi, harga setiap satu skala mikeometer okuler pada mikroskop sebesar 1 µm
Mengapa perlu dilakukan peneraan pada kedua macam perbesaran tersebut?
Hal ini dilakukan karena terdapat perbedaan resolusi untuk setiap mikroskop. Begitu pula
untuk setiap perbesaran yang terdapat pada mikroskop tersebut. Perbesaran 100x pada
lensa objektif mikroskop menampilkan hasil yang lebih jelas dan bersih dibandingkan
dengan perbesaran 40x. Oleh karena itu, perlu dilakukan peneraan untuk setiap perbesaran
mikroskop agar sel yang akan diamati dapat diukur sesuai dengan skala yang pasti dan
guna untuk mendapatkan nilai panjang, lebar maupun diameter sel bakteri dalam skala
mikrometer okuler.
3. Tulislah hasil pengukuran sel bakteri yang diamati dalam 3 ulangan, lalu hitunglah nilai
reratanya. Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter
selnya, sedang sel bakteri yang berbentuk kokus hanya diukue diameter sel saja?
Jawab :
Pengukuran panjang dan sel bakteri koloni 1 dengan perbesaran mikroskop 100x10:
A1 : 4 mm D1 : 2 mm
A2 : 6 mm D2 : 1 mm
A3 : 5 mm D3 : 1 mm
Rata-rata A : 5 mm x 1 µm = 5 µm Rata-rata D : 1,33 mm x 1 µm = 1,33 µm
Jadi, panjang sel bakteri pada medium agar lempeng (koloni 1) berdasarkan skala
mikrometer okuler sebesar 5 µm, sedangkan ukuran diameter sel bakteri pada medium
agar lempeng sebesar 1,33 µm

Pengukuran panjang dan sel bakteri koloni 2 dengan perbesaran miroskop 100x10:
A1 : 4 mm D1 : 2 mm
A2 : 5 mm D2 : 2 mm
A3 : 3 mm D3 : 2 mm
Rata-rata A : 4 mm x 1 µm = 4 µm Rata-rata D : 2 mm
Jadi, panjang sel bakteri pada medium agar lempeng (koloni 2) bedasarkan skala
mikrometer okuler sebesar 4 µm, sedangkan ukuran diameter sel bakteri pada medium
agar lempeng sebesar 2 mm
Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter selnya, sedang sel
bakteri yang berbentuk kokus hanya diukue diameter sel saja?
Sel bakteri berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter selnya, sedangkan sel
bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diameter sel saja karena pada sel bakteri
dengan bentuk basil atau batang memiliki bentuk atau ukuran yang berbeda antara panjang
dan lebarnya. Sedangkan pada kokus dari semua bidang pengukuran menunjukkan
diameter yang sama sehingga cukup dilakukan pengukuran pada diameternya saja.

M. LAMPIRAN

No Gambar Keterangan
Hasil peneraan perbesaran
40x10

1.

Hasil peneraan perbesaran


2.
100x10
Hasil pengamatan koloni 1
pengulangan 1

3.

Hasil pengamatan koloni 1


pengulangan 2

4.

Hasil pengamatan koloni 1


pengulangan 3

5.

Hasil pengamatan koloni 2


pengulangan 1

6.
Hasil pengamatan koloni 2
pengulangan 2 dan 3

7.

Anda mungkin juga menyukai