Anda di halaman 1dari 6

Fisiologi Otot Kerangka

Sel otot dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menimbulkan
potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Sel ini mengandung protein
kontraktil dan mempunyai mekanisme yang aktifkan oleh pontensial aksi. Serat otot kerangka
dibentuk oleh sejumlah serat yang diameternya berkisar 10-89 mikrrometer. Masing- masing
serat terbuat dari rangkaian subunit yang lebih kecil dan membentang di sepanjang otot. Sub-
unit ini meliputi:
1. Sarkolema: membran sel dari serat otot yang disebut plasma, yaitu lapisan tipis bahan
polisakarida yang mengandung erat kolagen tipis, pada ujungnya bersatu dengan serat
tendo yang menyisip pada tulang.
2. Miofibril: setiap myofibril memiliki 1500 filamen misin dan 3000 filamen aktin yang
merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi
otot.
3. Sarkoplasma: miofibril yang terpendam dalam serat otot terdiri dari unsur intraseluler
mengandung kalium, fosfat, dan enzim protein dalam jumlah besar berkontraksi
membutuhkan sejumlah besar adenosine trifosfat (ATP) yang dibentuk oleh
mitokondria.
4. Retikulum sarkoplasmik, mempunyai susunan khusus dalam pengaturan kontraksi
otot. Semakin cepat kontraksi otot semakin banyak retikulum endoplasma.

Kejadian listrik dan aliran oin otot kerangka yang mendasari sama dengan yang ada
dalam saraf. Potensial membrane istirahat 90 mV, potensial aksi berlangsung 2-4 m/detik
dihantarkan sepanjang serabut otot 5 m/detik, menghasilkan potensial aksi gabungan.
Membrane serabut otot normal nya dimulai pada lempeng akhir motorik struktur
khusus ujung saraf motorik potensial aksi sepanjang membrannya hampir menimbulkan
aliran di dalam serat. Untuk menimbulkan kontraksi, arus listik harus menembus di sekitar
miofibril yang terpisah penyebarannya ssepanjang tubulus transfersal yang menyebabkan
reticulum endoplasmic segera melepaskan ion kalsium ke sekitar mioibril dan ion kalsium ini
menimbulkam kontraksi.
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka
Serabut saraf motorik neuronmeninggalkan medulla spinalis mempersarafi berbagai
serabut otot, dinamakn unit motorik yang bereaksi dengan cepat. Setiap unit motorik
mempunyai relative banyak serabut saraf yang menuju ke tiap-tiap otot. Kerutan otot
memperkuat penyelenggaraan pergerakan otot, yang terjadi melalui dua cara, yaitu
meningkatkan jumlah unit motorik yang berkontraksi secara serentak dan meningkatkan
kecepatan kontraksi tiap unit motorik.
Unit motorik sangat bervariasi sehingga satu unit motorik mungkin lima puluh kali
lebih kuat dari unit motorik lainnya. Unit morotik kecil lebih mudah dirangsang daripada unit
motorik besar, karena ini di persarafi oleh serabut saraf lebih kecil yang badan selnya
terdapat didalam medulla spinalis yang kepekaannya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan
gradasi kepekaanya tinggi yang menyebabkan gradasi peregangan otot lama kontraksi, yang
lemah terjadi pada tingkat yang sangat kecil.
Sumasi gelombang menunjukkan beberapa kontraksi otot karena satu potensial akan
diikuti oleh kerutan otot yang berurutan pada berbagai frkuensi. Bila frekuensi mencapai
diatas 10/detik, kontraksi otot pertama belum selesai seluruhnya telah dimulai kontraksi
kedua. Pada kontraksi yang lebih cepat derajat sumasi kontraksi yang berurutan menjadi
semakin besar, Karena kontraksi yang berurutan timbul lebih awal setelah kontraksi
sebelumnya.
Bila otot dirangsang frekuensinya semakinbesar. Frekuensi akhirnya ketika kontraksi
yangberurutan bersatu dan tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Keadaan ini
dinamakan tetanisasi. Tetanisasi dsebabkan oleh sifat liar dan kekenyalan dari otot. Ketika
frekuensi kritis tercapai, peningkatan kecepatan perangsangan meningkatkan kekuatan
kontraksi. Pada fungsi otot normal sumasi motorik gelombang terjadi secara terpisah,
sebaliknya unit motorik lainnya terangsang secara singkron yaitu yang satu berkontraksi yang
lainnya berelaksasi.

Mekanisme Umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan berikut :
1. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat
saraf.
2. Setiap ujung syaraf menyekresi substansi neurotrasmiter yaitu asetilkolin dalam
jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka
saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membrane serat otot.
4. Terbukanya salur asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir
ke bagian dalam membrane serat otot pada titik terminal syaraf. Peristiwa ini
menimbulkan potensial aksi serat saraf.
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf
6. Potensial aksi akan menimbulkan dipolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam
serat otot tempat potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas
sejumlah ion kalsium yang disimpan dalam reticulum ke dalam miofibril
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan myosin
yang menyebabkan bergerak bersama-sama dan menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam reticulum
satu plasma, tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
Kedutan otot adalah potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang
diikuti oleh relaksasi yang diikuti oleh relaksai. Lamanya kedutan bervariasi sesuai dengan
jenis otot yang sedang diuji. Kontraksi itu sesuai dengan fungsi masing-masing otot, misalnya
pergerakan mata mempertahankan fiksasi mata.
Sebuah otot berkontraksi sangat cepat bila tidak melawan beban bila keadaan
kontraksi penuh dalam waktu 0,1 detik untuk otot rata-rata. Bila diberi beban kecepatan
kontraksi akan menurun secara progresif seiring dengan pertambahan beban. Bila otot
berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot melakukan kerja. Energi yang dipindahkan
dari otot kebeban eksternal (misalnya mengangkat benda), energi yang dibutuhkan untuk
melakukan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama kontraksi :
W = L x D
W= Hasil kerja
L = Beban
D = Jarak gerakan terhadap beban.
Mekanisme Molekuler Kontraksi Otot
Pada keadaan relaksasi, ujung-ujung filament aktin berasal dari dua lempeng yang
saling tumpang tindih pada waktu bersamaan menjadi lebih dekat dengan filament myosin.
Seama kontraksi kuat filament aktin dapat ditarik hingga ujung filament miosin menekuk
kontraksi otot yang terjadi karena mekanisme pergeseran filament. Proses yang menimbulkan
pemendekan meupakan peluncuran filament. Karena otot memendek, maka filament tipis dari
ujung sarkomer (kontraksi dari miofibril)saling mendekat.
ATP adalah sumber energy untuk kontraksi bila otot berkontraksi maka tiombul suatu
kerja yang memelukan energy. Sejumlah ATP dipecah membentuk ADP. Proses ini
berlangsung terus menerus sampai filament aktin menarik membrane dan menyentuh ujung
akhir filament miosin sampai beban pada otot menjadi terlalu besar.
Kontraksi otot memerlukan tenaga kimia sampai mekanik. Sumber cepat tenaga ini
memerlukan turunan fosfat organic yang kaya akan tenaga di dalam otot. Sumber akhir
merupakan metabolisme antara karbohidrat dan lipid. Hidrolisis ATP untuk memberikan
tenaga bagi kontraksi. Banyak tenaga sintesis ulang ATP dan fosforil keratin berasal dari
pemecahan glukosa menjadi CO2 dan H2O, suatu bagian lintasan metabolisme utama. Bila
ada oksigen yang adekuat maka piruvat memasuki siklus lintasan enzim pernapasan dan
dinamakan glikolisis anaerobic.
Secara termodinamik tenaga yang diberikan otot harus sama dengan tenaga yang
dikeluarkan dalam kerja yang dikeluarkan ddalam kerja yang dilakukan otot. Ikatan fosfat
kaya tenaga yang dibentuk untuk penggunaan panas. Bila kontraksi otot melawan beban
maka dikatakan otot melakukan kerja, berarti energy dipindahkan dari otot ke beban eksternal
untukmengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi dan mengimbangi tahanan pada
waktu melakukan gerak.
Sifat otot dalam organisme utuh:
1. Efek denervasi: Otot berkontraksi terhadap repons rangsangan persarafan motoriknya.
Kerusakan persarafan ini menyebabkan atrofi otot, menyebabkan daya dapat
dirangsang abnormal pada otot.
2. Elektromiografi: aktivitas unit motorik dapat diteliti menggunakan elektromiografi
dengan proses perekaman aktivitas listrik otot pada osiloskop sinar katoda.
Jenis dan Karakteristik Kontraksi
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil, karena otot memunyai unsure
elastic dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil maka kontraksi timbul tanpa suatu
penuruanan berarti panjang otot keseluruhan, ini disebut ismotrik (anjang ukuran sama).
Kontraksi melawan beban tetap dengan pemendekan ujung otot dinamakan isotonic
(tegangan sama)
Sifat kontraksi dapat diperlihhatkan secara khusus dengan menimbulkan suatu kedutan otot
dengan cara memberikan rangsangan listrik seccara tiba-tiba ada sarraf otot atau melewatkan
rangsangan listrik singkat di seluruh otot. Hal ini akan menimbulkan kontraksi tunggal yang
mendadak berlangsung kurang dari satu detik. Kontraksi somatic adalah ketika otot
memendek selama berkontraksi, otot berkontraksi melawan transduser kekuatan tanpa
mengurangi panjang otot. Kontraksi isotonic adalah ketika otot memendek melawan beban
yang ada, misalnya otot sedang mengangkat beban yang berat.
Kelelahan Otot
Bila otot dalam keadaan istirahat biasanya sejumlah tegangan masih tetap ada. Tegangan ini
disebut tonus, merupakan hasil dari rendahnya kecepatan impuls saraf yang dijalarkan dari
saraf otak ke neuron motorik anterior.
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan kelelahan otot. Kelelahan
ini akibat ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut otot untuk
melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Saraf terus-menerus bekerja dengan baik.
Impuls saraf berjalan normal melalui hubungan otot dan saraf masuk ke dalam serabut otot.
Potensial aksinormal menyebar ke serabut-serabut otot tetapi kontraksi makin lama makin
lemah karena dalam serabut otot kekurangan ATP. Hambatan aliran darah yang menuju otot
yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hamper sempurrna dalam waktu
kurang dari satu menit karena kehilangan suplai zat gizi.
Hipertrofi dan Atrofi Otot
Semua otot tubuh secara terus menerus dibentuk kembali untuk menyesuaikan fungsi-fungsi
yang dibutuhkan. Proses perubahan bentuk ini sering terjadi dalam waktu beberapa minggu.
Beberapa perubahan bentuk otot:
1. Hipertrofi
Massa suatu otot menjadi besar akibat peningkatan jumlah filament aktin dan mioksin
dalam setiap serat otot. Peristiwa ini terjadi sebagai respon terhadap kontraksi yang
berlangsung pada kekuatan maksimal. Hipertrrofi otot meningkatkan daya gerak otot dan
mekanisme zat gizi untuk mempertahankan peningkatan daya gerak.
2. Atrofi otot
Atrofi otot adalah kondisi kebalikan dari hipertoffi otot. Ini terjadi setiap saat otot tidak
digerakkan. Hal ini dapat menurunkan ukuran otot sampai searuh ukuran normal. Jika
otot dipersarafi kembali selama 3-4 bulan biasanya fungsi seluruh otot kembali lagi
seperti semula. Massa otot menurun akibat otot tidak diggunakan dalam jangka waktu
yang lama. Kecepatan penghancuran protein kontraktil jumlah miofibril berlangsung
lebih cepat dari kecepatan pengganti.
3. Penentuan panjang otot
Bila otot diregang hingga panjangnya melebihi normal data menyebabkan hipertroffi
karena bertambahnya sarkomer sarkomer baru pada ujung serat otot yang melekat pada
tendo. Jika tetap memendek sarkomer pada ujung otot akan menghilang.
4. Hyperplasia serat otot
Pembentukan kekuatan otot yang ekstrim pada proses hipertrofi serat otot terjadi
peningkatan jumlah serat otot.

Anda mungkin juga menyukai