Anda di halaman 1dari 53

Fisiologi Sistem

Muskuloskeletal (Bagian I)

KONTRAKSI OTOT RANGKA

DEPARTEMEN FISIOLOGI
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2011
Pendahuluan

 Kira-kira 40% seluruh tubuh terdiri dari otot rangka


dan 10% nya adalah otot polos dan jantung.
Sistem Organ yang terkait dalam pergerakan

• Otot - Menggerakan tulang


• Rangka – Pergerakan tulang pada persendian
diatur oleh kerja otot
• Saraf – menghantarkan impuls keotot untuk
menghasilkan kontraksi
• Respirasi – menukar O2 dan CO2 antara darah
dan udara
• Sirkulasi – transpor O2 ke otot dan memindahkan
CO2.
Fungsi Otot Skelet

• Pergerakan tubuh
• Menghasilkan kekuatan
• Memproteksi tulang dan sendi
• Ketegangan pasif melawan peregangan
Serat otot (Muscle Fiber)

• extensibility : Kemampuan untuk meregang /


bertambah pajang
• elasticity : Kemampuan untuk kembali ke bentuk
semula setelah peregangan
• contractility : kemampuan untuk membangun
tegangan / kontraksi
• irritability : kemampuan untuk respon terhadap
stimulus
Anatomi Fisiologi Otot Rangka
Anatomi Fisiologi Otot Rangka

• Serat otot rangka


Semua otot rangka dibentuk sejumlah serat yang
diameternya berkisar 10-80 mikrometer, masing-
masing serat terbuat dari rangkaian subunit yang
lebih kecil.
Sebagian besar dari otot memiliki serat-2 ygmembentang
sepanjang otot.

Terdiri atas :
• Sarkolema
• Miofibril
• Sarkoplasma
• Retikulum sarkoplasmik
• Sarkolema : Membran sel dari serat otot.
Pada ujung serat otot, lapisan permukaan sarkolema
bersatu dengan serat tendon dan berkumpul menjadi
berkas untuk membentuk tendon.
• Miofibril
Miofibril terletak berdampingan memiliki sekitar 1500
filamen miosin dan 3000 filamen aktin, keduanya
merupakan molekul protein polimer besar yang
bertanggung jawab untuk kontraksi otot.

Filamen Aktin (filamen tipis) dan Miosin (filamen tebal)


memiliki pita terang dan gelap yang selang seling.
Dua protein lain yakni troponin dan tropomiosin, terletak
melintang di permukaan filamen tipis untuk mencegah
interaksi jembatan silang ini dalam keadaan istirahat.
Aktin dan Miosin
• Sarkoplasma
Miofibril terpendam dalam serat otot di dalam matrik.
Yang terdiri dari unsur intraselular. Cairan sarkoplasma
mengandung kalium, magnesium, fosfat, dan enzim
protein dalam jumlah besar.
• Retikulum Sarkoplasmik
Di dalam sarkoplasma juga terdapat banyak retikulum
endoplasma, yang di dalam serat otot disebut retikulum
sarkoplasmik. Retikulum ini mempunyai susunan khusus
yang penting dalam pengaturan kontraksi.
Semakin cepat kontraksi otot semakin banyak retikulum
sarkoplasmik.
Gambaran Mikroskopis Serat
Otot
 Pita I :
Mrpk pita terang yg hanya mengandung filamen aktin
Bersifat isotropik thdp cahaya yg dipolarisasikan

 Pita A :
Mrpk pita-pita gelap yg mengandung filamen miosin, serta ujung2
filamen aktin tempat mereka menumpang tindih miosin
Bersifat anisotropik thdp cahaya yg dipolarisasikan

 Lempeng Z :
Tdr dr protein filamentosa, berbeda dr filamen aktin dan miosin, berjalan
menyilang melewati miofibril dan juga menyilang dr satu miofibril ke miofibril
lainnya, melekatkan miofibril satu dgn yg lain di sepanjang serat otot
Gambaran Mikroskopis Serat
Otot
Muscle Contraction
Mekanisme Umum Kontraksi Otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam


urutan berikut :

1. Suatu potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf


motorik sampai ke ujungnya pada serat otot.
2. Pada setiap ujung, saraf mensekresi substansi neuro
transmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran
serat otot untuk membuka banyak saluran gerbang
asetilkolin melalui molekul protein dalam membran serat
otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan
sejumlah besar ion natrium untuk mengalir
kedalam membran serat otot pada titik terminal
saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi
dalam serat otot.
5. Potensial aksi berjalan disepanjang membran
serat otot dalam cara yang sama seperti potensial
aksi berjalan di sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran serat otot
dan juga berjalan secara dalam di dalam serat otot. Pada
tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum
sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang
telah disimpan dalam retikulum, kedalam miofibril.
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen
aktin dan miosin, yang menyebabkan bergerak bersama dan
menghasilkan proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali
kedalam retikulum sarkoplasma, tempat ion ini disimpan
sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi. Pengeluaran
ion kalsium dari miofibril menyebabkan kontraksi otot berhenti
Muscle Contraction
Mekanisme Asetilkolin pada
kontraksi
Mekanisme Kontraksi
Dua Jenis Utama Kontraksi : Isotonik
dan Isometrik

 kontraksi isotonik ketegangan otot tetap konstan ketika


panjang otot berubah.
 kontraksi isometrik otot dicegah untuk memendek,
sehingga terjadi pembentukan ketegangan pada
panjang otot yang konstan
ATP Sebagai Sumber Energi
Kontraksi
• ATP Sebagai Sumber Energi Kontraksi Peristiwa
Kimia Pada Pergerakan Kepala Miosin.
• Sejumlah besar ATP di pecah membantu ADP
selama proses kontraksi. Semakin hebat kerja
yang dilakukan otot, semakin besar jumlah ATP
yang dipecah, yang disebut “efek fenn.”
ATP Sebagai Sumber Energi Kontraksi
Mekanisme Penggunaan ATP
untuk Kontraksi

 ATP sebagai sumber energi untuk kontraksi.


 Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang
memerlukan energy.
 Di dalam otot, hidrolisis ATP ke ADP dilakukan oleh
pretein kontraktil miosin.
 Proses depolarisasi serabut otot dimulai dari potensial
aksi.
 Potensial aksi dihantarkan ke semua fibril di dalam
serabut melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis.
 Peristiwa inilah yang menyebabkan kontraksi.
Prinsip Penggunaan ATP untuk
kontraksi

 Sejumlah ATP di pecah membentuk ADP selama proses


kontraksi.
 Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan
semakin besar jumlah ATP yang dipecahkan.
 Proses ini akan berlangsung terus-menerus sampai
filamen aktin menarik membrane menyentuh ujung
akhir filamen miosin atau sampai beban pada otot
menjadi terlalu besar untuk terjadinya tarikan lebih
lanjut.
Mekanisme Peran ATP pada
Kontraksi Otot
Pembentukan Energi Pada Kontraksi Otot

• Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban,


dikatakan otot ini melakukan kerja. Hal ini berarti ada
energi yang dipindahkan dari otot kebeban eksternal.
Dalam perhitungan matematis, kerja ini didefinisikan oleh
persamaan :
W=LxD
• Keterangan :
W = hasil kerja
L = beban
D = jarak gerakan terhadap beban
Sumber ATP Untuk Kontraksi Otot

• ATP adalah sumber langsung; ATP disimpan di otot


hanya dalam waktu beberapa detik.
• Kreatin fosfat adalah sumber energi kedua ; dipecah
menjadi kreatin + fosfat + energi. Energi tersebut
digunakan untuk menyintesis lebih banyak ATP.
Beberapa kreatin diubah menjadi kretinin, yang harus
dikeluarkan melalui ginjal. Sebagian kreatin digunakan
unutk menyintesis ulang kreatin fosfat.
Lanjutan..

• Glikogen merupakan sumber energi yang paling banyak , dan mula


mula akan dipecah menjadi glukosa. Glukosa kemudian dipecah
kedalam proses respirasi sel.
Glukosa + O2  CO2 + H2O + ATP + panas
• ATP digunakan Unutk kontraksi Panas yang dihasilkan
mempengaruhi suhu tubuh H2O menjadi bagian cairan
intraseluler dan CO2 ahirnya akan di ekshalasi.
• Oksigen adalah bahan yang sangat penting dalam prases respirasi
sel. Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah akan
membawa oksigen menuju otot. Mioglobin menyimpan oksigen
dalam otot. Kedua bentuk protein ini mengandung besi, yang
memungkinkan keduanya mengikat oksigen.
Lanjutan….
Lanjutan…

 Devisit oksigen : serabut otot akan kekurangan oksigen


selama melakukan pekerjaan yg berat, dan glukosa
diubah menjadi asam laktat, yang akan menyebabkan
keletihan.
 Frekuensi pernapasan tetep tinggi setelah latihan untuk
mensuplai lebih banyak oksigen ke hati, yang mengubah
asam laktat kembali menjadi glukosa (proses ini
membutuhkan ATP).
Jenis serat otot rangka
berdasarkan karakteristiknya

• ST (Slow Twitch fiber/ Serabut otot lambat /Serat


oksidatif lambat/Tipe I)
• FT (Fast Twitch fiber/ Serabut otot cepat /tipe II), Tipe
IIa= serat oksidatif cepat, Tipe IIb= serat glikolitik cepat.
Perbedaan serat otot cepat dan
otot lambat
Serat cepat :
• Kebanyakan berupa serat besar
• Retikulum sarkoplasmik yang luas, sehingga dapat
dengan cepat melepaskan ion Ca ++
• Sejumlah besar enzim glikolitik
• Suplai darah yang tidak terlalu luas karena metabolisme
oksidatif tidak begitu penting
• Lebih sedikit mitokondria
Serat lambat:
• Serat-seratnya lebih kecil
• Dipersarafi oleh serat saraf yang lebih kecil
• Sistem pembuluh darah dan kapiler yang lebih luas
• Jumlah mitokondria yang banyak
• Serat-serat mengandung banyak mioglobin, yang
berguna untuk mengangkut oksigen dan disimpan serta
mepercepat transport oksigen ke mitokondria.
Lanjutan…

 Pada otot lambat mioglobin berwarna merah sehingga


dinamakan “otot merah”. Sedangkan otot cepat
kekurangan mioglobin sehingga dinamakan “otot putih”.
UNIT MOTOR

• Setiap motor neuron yang meninggalkan medula


spinalis akan mempersarafi banyak macam serat otot,
jumlahnya bergantung pada jenis otot.
• Semua serat otot yang dipersarafi oleh satu serat saraf
motor disebut “unit motor”.
SUMASI

Sumasi berarti penjumlahan kontraksi kedutan


otot-otot untuk meningkatkan intensitas seluruh
kontraksi otot.
Sumasi terjadi dalam dua cara :
• Dengan meningkatkan jumlah unit motor yang
berkontraksi secara bersama-sama, yang disebut
“sumasi serat multipel”.
• Dengan meningkatkan frekuensi kontrasksi, yang
disebut “sumasi frekuensi” dan dapat menimbulkan
tetanisasi.
Mechanogram
PERUBAHAN KEKUATAN PADA MULA
TIMBULNYA KONTRAKSI ”EFEK TANGGA”

 Bila sebuah otot mulai berkontraksi sesudah lama


beristirahat, kekuatan kontraksi permulaan mungkin ½
dari kekuatan, dan kemudian meningkat hingga garis
mendatar, suatu fenomena yang disebut “efek tangga”.
 Hal ini kemungkinan disebabkan peningkatan pelepasan
ion kalsium dari sitosol akibat pelepasan ion yang
semakin banyak dari retikulum sarkoplasmik pada setiap
potensial aksi otot, dan kegagalan untuk menangkap
kembali ion ini dengan segera.
KELELAHAN OTOT

• Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan


kedaan yang dikenal sebagai kelelahan otot.
• Kelelahan otot meningkat hampir berbanding langsung
dengan kecepatan penurunan pemecahan glikogen.
Faktor lain yang juga menyebabkan
kelelahan otot

 Ketidak mampuan proses kontraksi dan metabolik serat-


serat otot,
 Penurunan penyebaran sinyal saraf melalui hubungan
neuromuskular, serta
 Hambatan aliran darah yang menuju otot yang sedang
berkontraksi.
PENGUBAHAN BENTUK OTOT UNTUK PENYESUAIAN
FUNGSI

• Semua otot tubuh secara terus-menerus dibentuk


kembali untuk menyesuaikan fungsi-fungsi yang
dibutuhkan olehnya, baik berlangsung cepat atau dalam
beberapa minggu.
• Secara normal protein kontraktil otot dapat diganti
secara total sesingkat 2 minggu.
HIPERTROPI OTOT DAN ATROPI OTOT

• Bila masa total suatu otot menjadi membesar, peristiwa


ini disebut “hipertrofi otot”. Bila masanya menurun
disebut “atropi otot”.
Hipertropi otot

 Hipertropi otot disebabkan meningkatnya jumlah


filamen aktin dan miosin dalam setiap serat otot.
Peristiwa ini biasanya terjadi sebagai respon terhadap
suatu kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan
maksimal atau hampir maksimal
Atrofi Otot

 Bila suatu otot tidak digunakan dalam waktu yang lama


kecepatan pengahancuran protein kontraktil juga
jumlah miofibril yang timbul akan langsung lebih cepat
daripada kecepatan penggantiannya,karena itu terjadi
atropi.
HIPERPLASIA SERAT OTOT

• Pada pembentukan kekuatan otot yang kuat ekstrem,


selain proses hipertropi serat, telah diamati terjadi juga
peningkatan jumlah serat otot yang sesungguhnya.
Hipertrofi vs Hiperplasia
Lanjutan…
PENGARUH DENERVASI OTOT

• Bila suatu otot kehilangan suplai sarafnya, otot itu tidak


lagi menerima sinyal kontraksi.
• Dalam dua bulan segera mulai terjadi atropi otot,bila
lebih dari 3 bulan kemampuan fungsional otot menurun
dan setelah 1 sampai 2 tahun tidak lagi terjadi
pengembalian fungsi.
• Pada tahap akhir atropi sebagian besar otot akan
dirusak dan digantikan jaringan fibrosa dan cenderung
memendek selama berbulan-bulan yang disebut
kontraktur.
RIGOR MORTIS

• Berapa jam setelah kematian, semua


otot tubuh masuk kedalam keadaan
kontraktur yang disebut “rigor mortis”
yaitu otot berkontraksi dan menjadi
kaku meskipun tidak terdapat potesial
aksi.
• Kekakuan ini terjadi oleh karena
hilangnya semua ATP, yang dibutuhkan
untuk menyebabkan pemisahan
jembatan penyebrangan dari filamen
aktin selama proses relaksasi.
Thanks
Selamat Belajar...
Referensi:
Utama : Physiology by Guyton and Hall
Tambahan :Physiology by Sherwood, Anatomi dan Fisiologi Untuk
Paramedis by Evelyn C Pearce
Internet : http://alexandria.healthlibrary.ca Regulation of Muscle
Contraction and Force Output

Anda mungkin juga menyukai