Anda di halaman 1dari 36

OTOT RANGKA

Oleh: dr. Mariana Sutopo


Pembimbing: dr. M. Aryadi Arsyad, MBiomedSc, PhD
PENDAHULUAN
 Otot adalah jaringan peka
rangsang
 Mencetuskan mekanisme
kontraksi tubuh
 Mengubah energi listrik menjadi
kimiawi
 Mengandung protein kontraktil
TIPE-TIPE OTOT
1. Otot Skeletal
› Berserat otot, memilliki
banyak inti, persarafan
motorik somatik (volunter),
melekat pada tulang.
2. Otot Polos
› Tidak berserat otot,
memiliki 1 inti di tengah,
persarafan otonom,
terdapat pada organ dalam.
3. Otot Jantung
› Berserat otot, memiliki 1
inti, persarafan otonom.
ANATOMI-FISIOLOGI OTOT
RANGKA
 ± 40 % dari seluruh tubuh adalah otot rangka
 Semua otot rangka dibentuk oleh sejumlah
serat otot dengan diameter berkisar 10-18
mikrometer
 Pada sebagian besar otot, serat-seratnya
membentang di seluruh panjang otot
TIPE OTOT RANGKA
1. TIPE 1
› Tipe lambat, warna merah tua, tahan lama, kekuatan kecil, metabolisme aerob
(banyak kapiler dan mitokondria, memerlukan oksigen, diameter kecil).
2. TIPE 2A
› Tipe cepat, warna merah pucat, tahan lama, kekuatan sedang, metabolisme aerob dan
anaerob (banyak kapiler dan mitokondria, dengan dan tanpa oksigen, diameter
sedang).
3. TIPE 2B
› Tipe cepat, warna putih, tidak tahan lama, metabolisme anaerob (sedikit kapiler dan
mitokondria, glikolisis, diameter besar).
STRUKTUR SERAT OTOT

1. Sarkolema
› Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu
sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
› Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang
fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada
3. Miofibril
› Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
› Miofilamen adalah benang-benang/filamen
halus yang berasal dari miofibril
SARKOLEMA
› Merupakan membran sel dari serat otot
› Sarkolema terdiri dari membran sel yang sebenarnya yg
disebut membran plasma dan sebuah lapisan luar yg
terdiri dari satu lapisan tipis bahan polisakarida yang
mengandung sejumlah serat kolagen tipis
› Pada ujung serat otot, lapisan permukaan sarkolema
tersebut bersatu dengan serat tendon, kemudian serat
tendon berkumpul untuk menjadi berkas yang
membentuk tendon otot dan selanjutnya menyisip ke
dalam tulang
SARKOPLASMA

› Miofibril-miofibril terpendam dalam serat otot di


dalam suatu matriks yg disebut sarkoplasma.
› Mengandung kalium, magnesium, fosfat, enzim-
enzim protein, serta mitokondria dalam jumlah
banyak. Mitokondria membentuk adenosin
trifosfat (ATP) sebagai sumber energi untuk otot
yg berkontraksi.
RETIKULUM SARKOPLASMIK

› Merupakan retikulum endoplasma di dalam sarkoplasma.


› Semakin cepat kontraksi suatu otot, maka semakin banyak
retikulum sarkoplasmik, yang menunjukkan bahwa struktur
ini penting untuk menimbulkan kontraksi otot yang cepat.
MIOFIBRIL
 1 Serat otot, tdd: ribuan miofibril
 1 miofibril:
› Aktin & miosin (protein kontraksi)
› Troponin & tropomiosin (protein
pengatur)
› Titin & nebulin (protein asessoris
besar)
 Titin  molekul elastis (protein
terbesar)
 Nebulin  penyanggah aktin
 Setiap serat otot mengandung beberapa ratus
sampai beberapa ribu miofibril
 Setiap miofibril, yang terletak berdampingan,
memiliki sekitar 1500 filamen miosin dan 3000
filamen aktin, yang merupakan molekul protein
polimer besar yang bertanggung jawab untuk
kontraksi otot
 Filamen miosin dan aktin sebagian saling bertautan
sehingga menyebabkan miofibril memiliki pita
terang dan gelap berselang-seling
Anatomi Fisiologi Otot Rangka
 Pita I :
› Merupakan pita terang yang hanya mengandung filamen aktin
› Bersifat isotropik terhadap cahaya yang dipolarisasikan
 Pita A:
› Merupakan pita-pita gelap yang mengandung filamen miosin,
serta ujung-ujung filamen aktin tempat mereka menumpang tindih
miosin
› Bersifat anisotropik terhadap cahaya yang dipolarisasikan
 Jembatan penyeberangan:
› Merupakan penonjolan-penonjolan kecil dari samping filamen
miosin, di sepanjang seluruh permukaan filamen kecuali bagian
tengah
› Interaksi antara jembatan penyeberangan dengan filamen aktin
menyebabkan kontraksi
Anatomi Fisiologi Otot Rangka
 Lempeng Z :
› Terdiri dari protein filamentosa, berbeda dari filamen aktin dan
miosin, berjalan menyilang melewati miofibril dan juga
menyilang dari satu miofibril ke miofibril lainnya, melekatkan
miofibril satu dengan yang lain di sepanjang serat otot
 Sarkomer
› Bagian miofibril (atau seluruh serat otot) yang terletak di antara
dua lempeng Z yg berurutan
› Bila serat otot dlm keadaan normal, panjang sarkomer dalam
keadaan istirahat teregang penuh kira-kira dua mikrometer. Pada
ukuran ini, sarkomer mampu menimbulkan daya kontraksi paling
besar
MEKANISME KONTRAKSI OTOT
Impuls listrik menyebar ke seluruh otot, sampai ke
miofibril melalui Tubulus T
Impuls di Tubulus T menyebabkan ion Ca2+ keluar
dari Retikulum Sarkoplasma
Ion Ca2+ yang sampai ke miofibril berikatan dengan
troponin C
Ikatan Ca2+ dan troponin C menyebabkan tropomiosin
bergeser dan binding site aktin untuk kepala miosin
yang ditempati tropomiosin terbuka
Aktin berikatan dengan kepala miosin yang
mengandung ATP-ase yang memecah ATP menjadi
ADP sehingga menghasilkan energi untuk
menggerakan aktin ke arah garis M (kontraksi)
 Demikian seterusnya sampai impuls listrik
berakhir dan ion Ca2+ dipompa kembali ke
retikulum sarkoplasma sehingga tidak terjadi
ikatan ion Ca2+ dengan troponin C . Troponin
dan tropomiosin kembali ke posisi masing-
masing sehingga memblok miosin berikatan
dengan aktin (relaksasi).
 Aktin berikatan dengan kepala miosin yang
mengandung ATP-ase yang memecah ATP
menjadi ADP sehingga menghasilkan energi
untuk menggerakan aktin ke arah garis M
(kontraksi)
Interaksi Filamen Miosin, Aktin dan Ion
Kalsium untuk Menimbulkan Kontraksi
 Diduga, bagian aktif pd filamen aktin normal dr otot yg
sedang relaksasi akan dihambat, atau scr fisik ditutupi oleh
kompleks troponin-tropomiosin  tdk terjadi perlekatan dgn
kepala filamen miosin  tdk terjadi kontraksi
 Tetapi, bila ion kalsium bergabung dgn troponin C (msg2
troponin C berikatan dgn 4 ion kalsium), kompleks troponin
ini diduga mengalami perubahan bentuk yg menarik
tropomiosin dan memindahkannya lbh dalam ke lekukan
antara 2 untai aktin  bagian aktif dr aktin terbuka  terjadi
kontraksi
=====> HIPOTESA
Interaksi Filamen Miosin, Aktin dan Ion
Kalsium untuk Menimbulkan Kontraksi

 Segera setelah filamen aktin teraktifasi oleh ion


kalsium, kepala jembatan penyeberangan dr
filamen miosin tertarik ke bagian aktif dr filamen
aktin  terjadi kontraksi
=====>TEORI “RODA GIGI SEARAH”
(Teori “berjalan-jalan”)
Interaksi Filamen Miosin, Aktin dan Ion
Kalsium untuk Menimbulkan Kontraksi
 Teori “roda gigi searah” digambarkan sebagai brkt :
Bila kepala miosin melekat pd bag.aktif filamen aktin,
perlekatan ini scr serentak menyebabkan timbulnya kekuatan
intramolekular antara kepala dan lengan jembatan
penyeberangan, yg menyebabkan kepala miring ke arah
lengan dan menarik filamen aktin bersamanya. Miringnya
kepala miosin disebut power stroke. Kemudian, segera setelah
itu, kepala scr otomatis terlepas dr bag.aktif dan kembali ke
arah tegak lurusnya yg normal. Pd posisi ini, ia berkombinasi
dgn bag.aktif yg baru berikutnya sepanjang filamen aktin,
kmdn kepala miring lg dan menimbulkan power stroke yg
baru, dan begitu seterusnya. Sehingga ujung2 filamen aktin
tertarik ke bag,tengan filamen miosin.
Struktur Actin dan Miosin
ATP sebagai Sumber Energi Kontraksi

 Sejumlah besar ATP dipecah membentuk ADP


selama proses kontraksi. Semakin hebat kerja otot,
semakin besar jumlah ATP yg dipecah  Efek Fenn
 Proses :
1. Sebelum kontraksi mulai, kepala jembatan
penyeberangan berikatan dgn ATP. Aktifitas ATPase
dr kepala miosin segera memecah ATP menghasilkan
ADP dan Pi yg terikat pd kepala. Pd keadaan ini,
posisi kepala masih tegak lurus belum melekat pd
aktin
ATP sebagai Sumber Energi Kontraksi
2. Saat kompleks troponin-tropomiosin berikatan dgn
ion kalsium, bag.aktif pd filamen aktin menjadi tdk
tertutup, sehingga terjadi ikatan dgn kepala miosin
3. Ikatan ini menyebabkan perubahan kedudukan
kepala, yaitu kepala miring ke arah lengan jembatan
penyeberangan, sehingga memberikan power stroke
utk menarik filamen aktin. Energi yg mengaktifkan
power stroke adalah energi yg disimpan oleh
perubahan bentuk pd kepala bila molekul ATP telah
dipecahkan sebelumnya
ATP sebagai Sumber Energi Kontraksi
4. Sekali kepala jembatan penyeberangan miring,
menyebabkan pelepasan ADP dan Pi yg sebelumnya
melekat pd kepala, pd tempat pelepasan ADP, terikat
molekul ATP yg baru. Ikatan ini kemudian
menyebabkan terlepasnya kepala dr aktin.
5. Setelah kepala terlepas dr aktin, sebuah molekul ATP
yg baru, dipecah utk memulai siklus baru yg
menimbulkan power stroke.
6. Bila kepala beserta energi simpanan yg berasal dr
pemecahan ATP tsb, berikatan dgn bag.aktif yg baru
pd filamen aktin, sekali lagi terjadi power stroke.
Pembentukan Energi pada Kontraksi Otot

 Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu


beban, dikatakan otot ini melakukan kerja. Hal
ini berarti bahwa ada energi yg dipindahkan dr
otot ke beban eksternal.
W=LXD
W = hsl kerja
L = beban
D = jarak gerakan thdp beban
Pembentukan Energi pada Kontraksi Otot

 Sumber energi utk kontraksi adalah ATP


yg tdpt di dalam serat otot
 Konsentrasi : ± 4 milimolar, cukup utk
mempertahankan kontraksi penuh selama 1-2 detik.
 ATP juga berguna utk :
› Memompa kalsium dr sarkoplasma ke retikulum
sarkoplasmik setelah kontraksi berakhir
› Memompa ion2 natrium dan kalium melalui membran
serat otot utk mempertahankan lingkungan ionik yg cocok
utk pembentukan potensial aksi
Pembentukan Energi pada Kontraksi Otot
 Sumber energi yg digunakan utk menyusun kembali
kreatin fosfat dan ATP adalah glikogen di dlm sel
otot.
 Energi dr glikogen dihasilkan melalui mekanisme
glikolisis, yaitu pemecahan glikogen scr enzimatik
menjadi as.piruvat dan as.laktat serta pembebasan
energi.
 Proses glikolisis dpt berlangsung tanpa perlu
oksigen, dan kecepatan pembentukan ATP oleh
proses ini 2,5x lbh cepat dibandingkan dgn
kec.pembentukan ATP bila bhn makanan bereaksi
dgn oksigen.
 Glikolisis hanya mampu mempertahankan kontraksi
otot maksimum selama ± 1 menit.
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka

 Kekuatan maksimum dr kontraksi tetani sebuah otot


yg bekerja pd panjang otot normal rata2 antara 3 dan
4 kg per sentimeter persegi otot, atau 50 pound per
inci persegi.
 Bila sebuah otot mulai berkontraksi sesudah lama
beristirahat, kekuatan kontraksi permulaanya
mungkin separuh kekuatan 10 sampai 50 kedutan
ototnya kemudian. Artinya, kekuatan kontraksi
meningkat hingga garis mendatar  Efek Tangga
atau Treppe
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka

 Bila otot dlm keadaan istirahat, sejumlah tegangan


masih tetap ada  Tonus Otot
 Tonus otot mrpk hasil dr rendahnya kecepatan
impuls saraf yg berasal dr medulla spinalis. Impuls
saraf ini kemudian diatur sebagian oleh impuls yg
dijalarkan dr otak ke motoneuron anterior yg sesuai,
dan sebagian lagi oleh impuls yg berasal dr
gelendong otot yg terdapat di dlm otot itusendiri.
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka

 Kontraksi otot yg kuat dan lama dpt mengakibatkan


kelelahan otot
 Penelitian pd atlet, menunjukan hal ini berbanding
langsung dgn kecepatan penurunan glikogen otot.
Selain itu, hambatan aliran darah yg menuju ke otot
yg sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan
hampir sempurna selama 1 menit atau lebih, krn
kehilangan suplai makanan terutama oksigen.
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka
 Otot2 bekerja dgn menggunakan tegangan pd
tempat2 insersi di dlm tulang, dan tulang2 kemudian
membentuk berbagai jenis sistem pengungkit tubuh.
 Penelitian mengenai berbagai jenis otot, sistem
pengungkit, dan pergerakannya disebut Kinesiologi.
 Seluruh gerakan tubuh disebabkan oleh kontraksi
otot2 antagonis pd sisi sendi yg berlawanan, yg
berlangsung bersama-sama  koaktivasi dr otot
antagonis. Mekanisme ini dekindalikan oleh
mekanisme motorik otak dan medulla spinalis.
KELELAHAN OTOT

1. Kelelahan Sentral
› Berkurangnya jumlah motor unit
› Refleks proteksi

2. Kelelahan Perifer
› Ketersediaan energi untuk kontraksi
› Gangguan pada neuromuscular junction
› Gangguan pada sarkolema
› Gangguan perambatan impuls
› Gangguan elektrolit
ADAPTASI OTOT
 Peningkatan aktivitas otot akan
menambah jumlah serabut otot
(hipertrofi) dan kapasitas produksi
ATP.
 Aktivitas ringan akan meningkatkan
fungsi serat oksidatif, menambah
jumlah mitokondria dan kapiler.
 Aktivitas berat akan meningkatkan
kemampuan serat glikolitik, menambah
diameternya dengan meningkatkan
sistesis filamen aktin dan miosin dan
meningkatkan sintesis enzim glikolitik.
MOTOR UNIT
 Unit dasar kontraksi, tdd: bbrp serat otot + motor neuron
somatik
 Motor neuron mencetuskan potensial aksi  kontraksi 1
motor unit.
 1 motor neuron  bbrp otot; 1 serat otot dipersyarafi 1
neuron
 Otot kecil (gerak halus; tangan, wajah) 
1 motor unit = 3-5 serat otot
 Otot besar (gerak kasar; tungkai, trunkus) 
1 motor unit = 100an- 1000an serat otot
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai