Anda di halaman 1dari 63

PERISTIWA REFLEK, GERAK &

POSTUR TUBUH

Dr. akhmad kusairi


I. FUNGSI 3 MACAM OTOT
1. OTOT RANGKA
Mrpk otot yang bertaut pada tulang yang berperan
dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh
Berkontraksi menurut kemauan kita (termasuk otot
sadar)

2. OTOT POLOS
Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing
dan dibagian tengahnya menggelembung.
Mempunyai satu inti sel.
Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe
tah otak, oleh karena itu otot polos disebut sebagai
otot tak sadar.
Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah
otot saluran kemih, dan lain lain.
3. OTOT JANTUNG
Hanya terdapat pada jantung.
Strukturnya sama seperti otot
lurik, gelap terang secara
berselang seling dan terdapat
percabangan sel.

Kerja otot jantung tidak bisa


dikendalikan oleh kemauan kita,
tetapi bekerja sesuai dengan
gerak jantung.
II. YANG BERPERAN DALAM
KONTRAKSI OTOT
a. Actin
Tersusun dari tiga protein:

1. F-aktin fibrosa
Terbentuk dari 2 rantai globular G-aktin

2. Molekul tropomiosin
Membentuk filamen yg memanjnag melebihi
subunit aktin & melapisi sisi yg berkaitan
dgn crossbridge miosin

3. Molekul troponin
Berikatan dgn molekul tropomiosin &
menstabilkan posisi penghalang pada
molekul tropomiosin
b. Miosin
Terbentuk dari 2 rantai protein berat
yg identik & 2 pasang rantai ringan

1. Bag ekor rantai yg berat berpilin


satu sama lain dgn dua kepala
protein globular (crossbridge),
menonjol di salah satu ujungnya

2. Crossbridge menghubungkan
filamen tebal ke filamen tipis

3. Beberapa ratus molekul miosin


tersusun dlm setiap filamen tebal
dgn ekor cambuknya yg saling
bertumpang tindih & kepala
globularnya menghadap ke
ujungnya.
MIOFILAMEN
Filamen tipis : actin
 actin
 troponin (suatu protein yang berbentuk globular
yang tersusun atas 3 subunit )
 tropomyosin (suatu molekul yang panjangnya bisa
mencapai 40 nm)

Filamen tebal : myosin


 head/ kepala
 hinge/ leher (engsel)
 rod/ tubuh (batang)
Protein penyusun filamen
c. Peranan Ion ca ++

- Jika kalsium (ca++) tdk ada, tropomiosin


dan troponin mencegah terjadinya ikatan
antara aktin dan miosin

- Jika kalsium (ca++) ada, maka


reorganisasi troponin-tropomiosin
memungkinkan terjadinya hub antara
aktin dan miosin
Langkah-langkah kontraksi
• Pelepasan muatan dari neuron motorik
• Pelepasan transmitter/asetilkholin pada
lempeng ujung motorik/motor end plate.
• Pembangkitan potensial lempeng ujung
• Pembangkitan potensial aksi pada serabut
otot
• Penyebaran depolarisasi ke dalam
sepanjang saluran
• Pembebasan ion Ca+ dari reticulum
sarkoplasma dan difusi Ca++ ke filament
kasar dan halus.
• Pengikatan Ca++ pada troponin C
membebaskan daerah pengikatan myosin
pada aktin.
• Pembentukan ikatan melintang antara aktin
dan myosin dan pergeserkan pada filament
kasar, yang menyebabkan pemendekkan
Langkah-langkah relaksasi
• Ca++ dipompa kembali masuk ke dalam
reticulum sarcoplasma.
• Pembebasan Ca++ dari tropin
• Penghentian interaksi antara aktin dan
myosin
Untuk memahami mekanisme kontraksi otot, mari kita perhatikan bagian
sarkomer berikut :

Garis horizontal tebal adalah filamen tebal dan garis tipis merupakan filamen tipis. Setiap
sarkomer akan dibatasi oleh dua buah garis Z, pada tengah-tengah sarkomer terdapat
bagian saling tumpang tindih yang disebut pita A. Tepat di tengah-tengah pita A terdapat
bagian yang hanya terdapat filamen tebal saja yang disebut zona H, dan di tengah-tengah
zona H terdapat garis M (tidak ada pada gambar di atas). Pada bagian ujung sarkomer
terdapat bagian yang hanya terdiri dari filamen tipis dan garis Z, bagian ini disebut pita I.
Mekanisme kontraksi otot disebut dengan sliding filament model, karena berkaitan
dengan gerakan meluncur dari filamen tebal dan tipis. Sebelum sampai pada
penjelasan sliding filament model, perhatikanlah bagian sarkomer di bawah ini.
Filamen tebal digambarkan dengan garis tebal biru, sedangkan filament tipis
digambarkan dengan garis kuning.

Pada filamen tebal (miosin) terdapat bagian mirip kepala yang berfungsi mengait
filament tipis (aktin). Kaitan dari kepala miosin inilah yang menyebabkan terjadinya
gerakan meluncur (sliding) yang menimbulkan otot berkontraksi.
1 2

Kepala miosin akan


Pertama, kepala miosin menghidrolisis ATP menjadi
akan mengikat ATP sebagai ADP dan fosfat anorganik
sumber energi untuk dan menggunakan energi
terjadinya kontraksi. yang timbul dari pemecahan
ATP tersebut
3 4

Setelah mendapat energi dari Terjadi pelepasan ADP dan


ATP, kepala miosin akan fosfat anorganik yang
mengait (berikatan dengan) menyebabkan kepala miosin
aktin. bergerak sehingga
menggerakkan aktin.
5 5

Kepala miosin yang


menangkap ATP baru akan Mekanisme berulang kembali
menyebabkan kepala miosin ke awal
melapaskan diri dari aktin dan
siklus akan berulang kembali.
Jenis-jenis kontraksi
Kontraksi isotonis yaitu kontraksi yang
melawan beban tetap dengan
mendekatkan kedua ujung otot.
Sehingga ke dua otot sama-sama
menghasilkan tonus (otot menggadakan
pemendekkan).
Kontraksi isometric, yaitu kontraksi
tanpa pemendekkan yang nyata tetapi
terjadi penambahan tonus.
Energi untuk kontraksi otot
Energy untuk pengaktifan otot diperoleh
dari ATP yang tersedia didalam serabut
otot. ATP dipecah oleh enzim ATP-ase
menjadi ADP+P dan akibat pemecahan
tersebut akan menghasilkan energy.
Serabut otot menyusun ATP dari reaksi:
ADP + P + E——à ATP
d. Teori Kontraksi Otot

Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan


dalam keadaan yang relatif dari filamenfilamen aktin dan myosin.

Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua


garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak
bertambah banyak.

Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam


penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya
garis H.

Selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-
garis Z dan pita-pita A, setra lebar sarkomer menjadi berkurang
sehingga kontraksi terjadi.

Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk


membentuk komplek aktin-miosin.
Mekanisme kontraksi otot
Mekanisme kontraksi otot sehingga kita dapat
bergerak dimulai dari :
o pelepasan asetil kolin dari ujung serabut saraf
o Asetil kolin ini yang kemudian akan
merangsang ion kalsium yang berada di antara
sel otot
o Kmdian akan keluar dan menuju ke dalam otot
o sambil mengangkut troponin dan tropomiosin ke
aktin sehingga posisi aktin berubah dan
mempengaruhi filamen penghubungnya
o Akhirnya aktin dan miosin bertempelan
membentuk aktomiosin sehingga benang
sel menjadi pendek dan berkontraksi.
o Setelah terjadi kontraksi maka ion
kalsium akan masuk kembali kedalam
plasma sel sehingga ikatan aktin dan
miosin akan terputus.
o Pada saat inilah otot dikatakan
berelaksasi.
o Pada saat otot berkontraksi maka ototnya
akan menegang.
 Ketika otot menegang maka otot mempunyai
kekuatan dan gaya untuk melakukan suatu kerja.
 Otot dikatakan jdalam kondisi isotonik Jika
tegangan otot lebih besar dari beban sehingga
otot akan memendek.
 Tetapi jika tegangan otot lebih kecil dari
bebannya maka otot tidak akan memendek.
Keadaan inilah yang disebut dengan isometrik..
 Gaya atau kekuatan otot tergantung pada
panjang otot dan jumlah sarkomer aktin-
miosin yang berikatan
Jenis gerak
Antagonis (kerja yang berlawanan.)
• Kerja otot yang antagonis terjadi bila salah satu otot
berkontraksi, sedangkan otot yang lainnya relaksasi.
• Misalnya :
• Ekstensor dan fleksor ; gerak meluruskan dan
membengkokan.
• Depressor dan elevator ; gerak ke bawah dan ke atas.
• Supinator dan pronator ; gerak menengadah dan
menelungkup.
• Abduktor dan adduktor ; gerak menjauhkan dan
mendekatkan tungkai dari sumbu tubuh.
Sinergis (kerja yang bersamaan)
• Gerak beberapa otot yang searah
• Misalnya : pronator teres dan pronator
kuadratus terdapat pada lengan bawah
Yang berpengaruh dalam kontraksi otot
Treppe atau staircase effect, yaitu
meningkatnya kekuatan kontraksi
berulang kali pada suatu serabut otot
karena stimulasi berurutan berseling
beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan
karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam
serabut otot yang meningkatkan aktivitas
miofibril.
Summasi, berbeda dengan treppe, pada
summasi tiap otot berkontraksi dengan
kekuatan berbeda yang merupakan hasil
penjumlahan kontraksi dua jalan
(summasi unit motor berganda dan
summasi bergelombang).
Fatique adalah menurunnya kapasitas
bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
Tetani adalah peningkatan frekuensi
stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada
peningkatan tegangan kontraksi.
Rigor terjadi bila sebagian besar ATP
dalam otot telah dihabiskan, sehingga
kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke
RS melalui mekanisme pemompaan.
Mekanisme Kontraksi Otot
Isomatrik
Kontraksi yg terjadi saat otot membentuk daya
atau tegangan tanpa hrs memendek untuk
memindahkan suatu beban (otot dapat
berkontraksi tapi tidak menghasilkan gerakan )

Isotonik
Kontraksi yg terjadi saat otot memendek untuk
mengangkat atau memindahkan suatu beban (otot
yang dapat menghasilkan gerakan selama
kontraksi )
Isotonik & isomatrik dapat digunakan dalam terapi latihan

Isotonik Exercises Isometrik Exercises


KOMPONEN YANG MEMBENTUK
REFLEX
1. Receptor (Bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penerima rangsangan, yaitu indra)
2. Afferent / sensory nerve
3. Central nerve (Spinal cord / brain system)
4. Efferent / motoric nerve
5. Effector
Bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu
otot dan kelenjar : skeletal muscle, smooth muscle,
cardiac muscle, salivary gland, lacrimal gland,
gaster gland, intestinal gland, endocrine gland.
III. MEKANISME REFLEKS
Refleks adalah respon otomatis terhadap stimulus
tertentu yg menjalar pada rute yg disebut lengkung
refleks

Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu


yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan.
Misalnya bila kaki menginjak paku,secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan
berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui
makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa
disadari.
Semua lengkung refleks terdiri
dari komponen yg sama :

1. Reseptor → ujung distal dendrit

2. Jalur aferen → melintas di


sepanjang neuron sensorik
sampai otak/ medula spinalis

3. Bagian pusat → sisi sinaps yg


berlangsung dlm substansi abu2
SSP
4. Jalur eferen → yg merespon impuls eferen
sehingga menghasilkan aksi yg khas

5. Efektor → dpt berupa otot rangka, otot


jantung, otot polos, atau kelenjar yg
merespon
Mekanisme Refleks
Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme
jalannya impuls pada lutut yang dipukul
IV. AKTIVITAS REFLEKS
• Refleks yg paling simpel adalah refleks
peregangan
1. Monosimpatik : hanya ada sati sinaps yg terjadi
antara neuron sensorik & neuron motorik
2. Ipsilateral : kedua neuron berterminasi di sisi yg
sama pd tbh
3. Refleks patelar/ knee-jerk : merupakan salah atu
peregangan yg dipakai dlm pemeriksaan
neurologis
• Sebagian besar refleks (selain refleks
peregangan) adalah refleks polisinaptik/
multisinaptik
1. Refleks sentakan : terjadi akibat stimulus nyeri
2. Refleks ekstensor bersilangan : berkaitan erat
dgn refleks fleksor, merupakan ekstensi lengan
yg terjadi akibat fleksi lengan pada sisi
ipsilateral
Pada refleks yg lebih kompleks, sinyal
sensorik yg diterima dari mata, telinga,
kulit, atau reseptor sensorik lannya
diinteraksikan dgn unsur integratif dan
unsur motorik lainnya.
V. GERAKAN TUBUH
Gerakan merupakan kerjasama beberapa
sistem, atl :
Sistem syaraf : motorik somatik
Sistem muskuloskeletal :
• Otot rangka
• Tulang
• Sistem sendi
Sistem Syaraf
Sistem syaraf  gerakan : sistem syaraf motorik
somatik (SMS)

Sistem syaraf motorik somatis (SMS) terdiri atas 2


bagian:
• Pyramidal : gerakan halus, ketrampilan
• Extrapyramidal : gerakan kasar, postur
Pyramidal
Dari otak menuju medulla
spinalis

Menyilang :
• Otak kanan untuk anggota
gerak kiri
• Otak kiri untuk anggota
gerak kanan

Apabila rusak, dapat


mengakibatkan kelumpuhan
separuh badan
Kelumpuhan separuh badan
Extrapyramidal
Tidak menyilang

Melayani otot besar tubuh, mis:


• Otot penyangga kepala leher
• Otot dada, punggung dan paha

Jika rusak, maka :


• Tak mampu menegakan kepala
• Gangguan postur tubuh  tak mampu berdiri tegak
OTOT PENYANGGA
KEPALA & LEHER
OTOT DADA
OTOT
PUNGGUNG
OTOT PAHA
Hubungan saraf & otot

Saraf 
neurotransmiter 
ditangkap reseptor
khusus di otot

Otot merespon dengan


berkontraksi
Postur
Memberikan bentuk tubuh
Upaya tubuh untuk melawan berat
yang dipengaruhi gravitasi
Ditentukan terutama oleh
• Vertebrae
• Otot – otot besar tubuh : otot
punggung, paha, dll
• Sistem extrapyramidal

Anda mungkin juga menyukai