Anda di halaman 1dari 5

Nama : Septiana Indah Lestari

NIM : 170210104052
Kelas : B

Ringkasan Video
Setiap hari kita menggunakan otot untuk melakukan aktivitas. Dalam video ini, orang
tersebut menggunakan otot untuk bernafas, mengedarkan darah dan menggerakkan tangannya
untuk mencatat. Otot jantung dan otot polos bekerja secara tidak sadar. Sedangkan otot rangka
bekerja secara sadar. Otot rangka terdiri dari sekumpulan (satu bundle) serabut otot. Serabut otot
itu sendiri terdiri dari banyak sel panjang berbentuk silindris dengan beberapa inti. Otot akan
berkontraksi atau berelaksasi ketika mereka menerima rangsangan dari sistem saraf. Junction
neuromuscular atau ruang antara penerima rangsangan dan ujung saraf (junction) adalah tempat
pertukaran sinyal/rangsangan. Junction ini adalah tempat dimana terminal akson dan serabut otot
berhubungan. Serabut otot terdiri dari banyak miofibril dan miofibril ini terdiri dari satuan
kontraksi yang disebut sarkomer. Sarkomer satu berjalan berdampingan dengan sarkomer
lainnya di sepanjang miofibril. Setiap sarkomer terdiri dari protein filamen tipis dan filamen
tebal yang saling beraturan hingga terlihat seperti bergaris-garis. Otot berkontraksi saat filamen-
filamen ini saling bergeseran.
Filamen yang tebal bernama miosin, yang bertumpu pada pusat sarkomer dan tumpuan
ini disebut “M line”. Filamen tipis terdiri dari protein aktin, yang bertumpu pada “Z line” yang
berada pada bagian luar permukaan sarkomer. Karena aktin bertumpu pada Z line, sarkomer dari
kedua sisi ketika filamen aktin saling bergeseran dengan filamen miosin. Meskipun proses ini
disebut dengan "bergeser" namun sebenarnya filamen miosin menarik aktin sesuai panjangnya.
“Jembatan silang” yang berada pada miosin menempel pada filamen aktin kemudian
memaksanya memanjang. Proses ini dikenal sebagai “mekanisme pergeseran” ketika otot
berkontraksi.
Pada video ini, sarkomer memendek tanpa ditunjukkan perubahan panjang filamen
keseluruhan. Sebuah kontraksi dimulai ketika ikatan ATP dihidrolisis menjadi ADP dan fosfat
anorganik. Hal ini menyebabkan bagian kepala miosin bergerak dan dapat menempel untuk
mengikat aktin dan membentuk “jembatan silang”. Proses bergeraknya aktin oleh miosin ini
disebut “power stroke”, dan aktin bergerak menuju M line maka terjadilah pemendekan
sarkomer. ADP dan fosfat anorganik dihasilkan selama proses “power stroke”. Miosin tetap
menempel pada aktin hingga ada molekul ATP baru mengikat. Membebaskan ikatan miosin
sekaligus mengulang proses mengikat “jembatan silang” berikutnya hingga terjadi kelanjutan
kontraksi atau dapat juga tidak menempel sama sekali untuk membiarkan otot rileks. Kontraksi
otot dikendalikan oleh aktivitas kalsium. Filamen tipis aktin berhubungan erat dengan
pengaturan protein yang disebut troponin dan tropomyosin. Ketika suatu otot dalam keadaan
rikleks, trofomiosin mencegah terjadinya pengikatan jembatan silang pada aktin. ketika kadar ion
kalsium cukup tinggi dan tersedia ATP, ion kalsium berikatan dengan troponin yang
menggantikan tempat tropomiosin, memperlihatkan tempat pengikatan miosin pada aktin. Hal ini
memungkinkan terjadinya myosin menarik aktin dengan jembatan silang.
Ion kalsium banyak terkumpul di retikulum sarkoplasma dan dilepaskan sebagai bentuk
respon dari rangsangan sistem saraf ketika berkontraksi. Molekul neurotransmitter (pembawa
rangsangan) dilepaskan dari ujung neuron menuju reseptor kemudian terjadi depolarisasi pada
membran serat otot. impuls listrik mengalir ke tubulus dan membuka penyimpanan kalsium. ion
kalsium mengalir ke miofibril sehingga memicu kontraksi otot. saat aktin dan myosin bergeser
satu sama lain, seluruh sarkomer memendek dan hasilnya Z line bergerak mendekati M line.
ketika sarkoma dalam miofibril berkontraksi, seluruh serat otot akan memendek. ketika seluruh
serabut otot berkontraksi secara serempak, otot dapat menghasilkan kekuatan yang cukup untuk
menggerakkan anggota tubuh, memungkinkan untuk mencatat.

Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!


1. Jelaskan 3 fungsi ATP dalam kontraksi otot!
Jawab: ATP sangat berfungsi dalam kontraksi otot, yaitu

a. Mengendalikan otot di anggota tubuh

b. Transportasi membran, yaitu pengangkutan selektif molekul nutrisi dan mineral di


dinding saluran pencernaan. Khususnya seperti tubulus ginjal yang dapat menggunakan
hingga 80% ATP untuk mengoperasikan mekanisme transportasi membran selektifnya.

c. Kerja mekanik, yaitu untuk menunjang memompa darah ke seluruh tubuh, seperti pada
kontraksi otot jantung. Ataupun otot rangka yang mengerut ketika sedang melakukan
aktivitas fisik, seperti mengangkat benda.
d. Produksi panas, yaitu digunakan sebagai keperluan termoregulasi dan lainnya dari suhu
tinggi. Yang mana, pada sebagian organisime biasanya otot rangka dan jaringan
khususnya mengubah energy kimia ikatan menjadi panas.

2. Apa yang terjadi jika tiba – tiba ATP tidak tersedia saat sarcomere mulai memendek?
Jawab: Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat (ATP).
Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu
beberapa detik saja dan menyebabkan tiba-tiba ATP tidak tersedia. Pada dasarnya otot
vertebrata (manusia) mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa
kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk
membentuk ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat
dan lemak. Terjadinya kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot
aktin dan miosin yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim kontraksi yang dikenal
sebagai enzim ATP-ase. Jadi, ketika terjadi jika tiba – tiba ATP tidak tersedia saat sarcomere
mulai memendek akan digantikan dengan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat.

3. Bagaimana ATP dan Ca2+ berkontribusi dalam proses kontraksi dan relaksasi otot?
Jawab:
Kontraksi otot rangka digerakkan oleh impuls syaraf yang merangsang pelepasan Ca2+ dari
retikulum sarkoplasmik (jaringan khusus membran internal yang mirip dengan retikulum
endoplasma yang menyimpan ion Ca2+ dengan konsentrasi yang tinggi). Pelepasan Ca 2+ dari
retikulum sarkoplasmik meningkatkan konsentrasi Ca2+ di sitosol kira-kira dari 10 -27 menjadi
10-5 M. Berikut kerja retikulum sarkoplasma mengatur kadar ion Ca 2+ intraselular dalam otot
rangka:
 Dalam sarkoplasma otot yang tengah istirahat, kontraksi ion Ca2+ adalah 10-7 – 10-8
mol/L. Keadaan istirahat tercapai karena ion Ca2+ dipompakan ke dalam retikulum
sarkoplasma lewat kerja sistem pengangkutan aktif  yang dinamakan Ca2+
ATPase yang memulai relaksasi. Retikulum sarkoplasma merupakan jalinan kantong
membran yang halus. Di dalam retikulum sarko-
plasma, ion Ca2+ terikat pada protein pengikat Ca2+ yang spesifik yang disebut
kalsekuestrin. Sarkomer dikelilingi oleh membran yang dapat tereksitasi (sistem tubulus
T) yang tersusun dari saluran transversal (T) yang berhubungan erat dengan retikulum
sarkoplasma.
 Ketika membran sarkomer tereksitasi oleh impuls syaraf, sinyal yang ditimbulkan
disalur-kan ke dalam sistem tubulus T dan saluran pelepasan ion Ca2+ dalam retikulum
sarkoplasma di sekitarnya akan membuka dengan cepat serta melepaskan ion Ca 2+  ke
dalam sarkoplasma dari retikulum sarkoplasma. Konsentrasi ion Ca2+ dalam
sarkoplasma meningkat dengan cepat hingga 10-5 mol/L. Tempat pengikatan Ca2+ pada
TpC   dalam filamen tipis dengan cepat diduduki oleh Ca2+. Kompleks TpC-4 Ca2+
berinteraksi dengan Tpl dan TpT untuk mengubah interaksinya dengan tropomyosin ini.
Jadi, tropomyosin ini hanya keluar dari jalannya atau mengubah bentuk F aktin
sehingga kepala myosin ADP-Pi dapat berinteraksi dengan F aktin untuk mengawali
siklus kontraksi.
 Peningkatan konsentrasi ion Ca2+ memberi sinyal kontraksi otot melalui gerakan
prekursor  protein yang terikat pada filamen aktin: tropomyosin dan troponin.
Tropomyosin adalah protein serabut yang terikat di sepanjang alur filamen aktin.
Pada otot lurik, tiap molekul tropomyosin terikat pada troponin yang merupakan
komplek 3 polipeptida: troponin C (mengikat Ca 2+), troponin I (inhibitor),
dan troponin T (mengikat tropomyosin). Ketika konsentrasi Ca2+ rendah, kompleks
troponin dengan tropomyosin menghalangi kontraksi aktin dan myosin sehingga otot
tidak berkontraksi. Pada konsentrasi ion Ca2+ tinggi, Ca2+ terikat pada troponin C
menggeser  posisi kompleks dengan mengganti posisi inhibisi dan mengakibatkan
proses kontraksi terjadi.
Mekanisme Relaksasi Otot.
 Relaksasi terjadi jika:
a. Konsentrasi Ca2+ menurun hingga di bawah 10-7 mol/L sebagai akibat dari
pelepasannya kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ ATPase.
b. TpC-4 Ca2+ kehilangan Ca2+
c. Troponin lewat
interaksinya dengan tropomyosin menghambat interaksi selanjutnya kepala
myosin-F aktin.
d. Dengan adanya ATP kepala myosin terlepas dari F aktin.
Dengan demikian ion Ca2+
mengendalikan kontraksi otot lewat mekanisme alosterik yang diantarai di dalam
otot oleh TpC, Tpl, TpT, tropomyosin dan F aktin.

4. Mengapa suplai darah yang kaya oksigen penting dalam proses kontraksi otot?
Jawab: Karena dalam proses kontraksi otot membutuhkan ATP. ATP itu sendiri diperoleh
dari pasokan darah yang kaya oksigen. Dalam proses kontraksi otot ATP berfungsi sebagai
energi siap pakai. Energi ATP akan dibebaskan melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim
ATP-ase. Reaksinya sebagai berikut :

ATP -ase
ATP ADP + H3PO4 + energi untuk kontraksi + energi panas

Pada proses ini selain energi untuk kontraksi,dihasilkan jug energi panas, sehingga pada saat
terjadi aktivitas otot, suhu tubuh akan meningkat. Sehingga, hal tersebut darah yang kaya
oksigen sangat penting dalam proses kontraksi otot.

Anda mungkin juga menyukai