Anda di halaman 1dari 11

Kram pada Otot Kaki

Bio Swadi Ghutama


10-2011-388
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk Jakarta Barat 1510
email : bioswadighutama@ymail.com

Pendahuluan
Pada manusia dan hewan lain, tulang merupakan alat gerak pasif karena tidak dapat
bergerak sendiri sedangkan otot merupakan alat gerak aktif karena dapat menggerakkan tulang.
Gangguan pada sistem gerak dapat terjadi jika ada gangguan pada tulang, persendian, atau otot.
Beberapa jenis gangguan pada otot adalah tetanus, kram, miastenia gravis, dan hernia inguinalis.
Keadaan otot yang mengalami rangsangan terus-menerus sehingga mengalami ketegangan sering
disebut dengan kram. Hal ini juga dapat terjadi pada orang yang terinfeksi bakteri Clostridium
tetani sehingga dikatakan mengalami tetanus. Kram atau spasme sering terjadi pada otot rangka,
atau sering disebut otot bercorak. Mereka dapat menyertai penyakit sistem motoris, penyakit
metabolik, seperti uremia, tetanus, dan kehabisan elektrolit, khususnya natrium, kalium, dan
kalsium. Kram otot timbul karena otot berkontraksi terlalu keras dan terus menerus sehingga otot
tidak bisa kembali ke keadaan semula untuk relaksasi. Daerah yang paling sering terkena kram
adalah otot betis di bawah dan belakang lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik
hingga menit dengan keparahan yang bervariasai. Kram otot sering dilaporkan terjadi di malam
hari dan dapat disebabkan oleh kadar gula dalam darah yang rendah. Dehidrasi dapat pula
menyebabkan kram. Pada umumnya penyebab kram tidak diketahui. Sementara para ahli
berpendapat bahwa kram terjadi ketika otot yang sudah dalam posisi mengkerut dirangsang
untuk berkontraksi.
Kram terjadi pada orang normal sesudah latihan berat, dan sewaktu malam. Hal ini juga
terjadi karena gangguan metabolik tertentu, seperti kehabisan natrium, kekurangan air yang
1

parah, dan dalam keadaan penyakit tertentu yang ada hubungannya dengan motor neurone. Zat
garam natrium menyusut sehabis banyak berkeringat. Keadaan ini tidak dapat diperbaiki hanya
dengan minum air saja. Bila tidak segera diperbaiki, keadaan ini akan menyebabkan kejang otot
atau kram, kehilangan tenaga, letih dan pingsan. Keadaan ini dapat dapat diperbaiki dengan
memberikan minum larutan encer NaCl atau makan tablet garam. Penyebab lainnya adalah
keracunan air misal, penderita yang terlalu banyak mendapat air tanpa pemberian natrium
sedangkan penderita tersebut tidak mampu membuang kelebihan air tersebut. Kadar natrium
dalam darah akan semakin menyusut dan penderita menjadi kejang-kejang. Ada beberapa cara
untuk menghilangkan kram terutama bila kram sudah tejadi, seperti pijitan atau perenggangan
otot atau juga stretching. Ada berbagai macam faktor yang berperan dalam terjadinya kram
seperti struktur anotomi dari tulang, otot, dan kulit, mekanisme otot berkontraksi, mekanisme
otot berelaksasi, dan metabolisme kerja otot. Semua faktor tersebut dapat mendekatkan dan
menjelaskan bagaimana otot bekerja dalam keadaan normal atau yang tidak normal seperti
kram.1-3

Pembahasan/Isi
Aktivitas motorik dari fungsi sistem pergerakan diatur oleh saraf, tulang, sendi, dan otot
yang terbentuk saling menunjang dalam suatu kerja sama untuk melakukan suatu kegiatan dan
pergerakan. Aktivitas volunter direncanakan oleh otak dan perintah dikirim ke otot melalui
sistem piramidal yang berhubungan dengan gerakan dan sikap. Otot merupakan suatu organ atau
alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Ini adalah sifat yang penting bagi organisme.
Jika sel otot mendapat rangsangan maka miofibril (berkas otot) akan memendek. Dengan kata
lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi).
Kontraksi Otot
Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabila ia mendapat rangsangan dari luar
berupa rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dll. Dalam keadaan sehari-hari
otot ini bekerja atau berkontraksi menurut pengaruh atau perintah dari susunan saraf pusat
motoris.4 Permulaan terjadinya kontraksi otot yaitu terjadinya potensial aksi menjalar di
sepanjang saraf motorik hingga ke ujung saraf dan mengeluarkan enzim untuk menghancurkan
vesikel pembungkung neurotransmitter yang melepas asetilkolin, yaitu golongan ester asetil dari
2

kolin. Asetilkolin bekerja pada suatu daerah di membran otot untuk membuka saluran bergerbang
asetilkolin, yang memungkinkan ion natrium mengalir ke dalam serat otot. Potensial aksi
berjalan disepanjang membran serat otot, dan menyebabkan retikulum sarkoplasma
membebaskan ion kalsium (Ca2+) yang telah tersimpan di retikulum ke dalam miofibril. Ion
kalsium memicu gaya-gaya tarik antara filamen aktin dan miosin, yang menyebabkan keduanya
saling bergeser (sliding). Ion kalsium ini masuk ke dalam otot mengangkut troponin dan
tropomiosin menuju aktin, sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi filamen penghubung.
Aktin tertarik mendekati miosin, sehingga aktin dan miosin berikatan membentuk aktomiosin.
Akibatnya benang (sel) menjadi pendek. Pada keadaan inilah otot sedang berkontraksi. Setelah
sepersekian detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion
ini disimpan sampai datang potensial aksi kembali. Pengeluaran ion kalsium dari miofibril ini
menyebabkan relaksasi.
Metabolisme otot
Kontraksi otot terjadi melalui mekanisme pergeseran filamen. Gaya-gaya mekanis yang
timbul oleh interaksi jembatan silang miosin dengan filamen aktin yang menyebabkan filamen
aktin bergeser ke dalam diantara filamen miosin. Pada keadaan istirahat, gaya-gaya ini terhambat
namun jika terdapat potensial aksi merambat di membran serat otot, retikulum sarkoplasma akan
membebaskan sejumlah besar ion kalsium, yang mengaktifkan gaya-gaya diantara filamen
miosin dan aktin yang kemudian memulai kontraksi.5
Siklus kontraksi dan relaksasi otot terdiri dari lima tahap :
1. Dalam fase relaksasi kontraksi otot, kepala S-1 pada miosin menghidrolisis ATP menjadi
ADP dan Pi, tetapi produk-produk ini tetap terikat. Kompleks ADP-Pi-miosin yang
terbentuk telah mengalami penguatan disebut konformasi berenergi-tinggi.
2. Ketika kontraksi otot distimulasi (melalui proses-proses yang melibatkan Ca 2+, troponin,
tropomiosin, dan aktin) aktin dapat diakses dan kepala S-1 miosin menemukannya,
mengikatnya, dan membentuk kompleks aktin-misoin-ADP-Pi.
3. Pembentukan kompleks ini mendorong pembebasan Pi, yang memicu power stroke. Hal
ini diikuti oleh pembebasan ADP dan disertai oleh perubahan konformasi mencolok di
kepala miosin dalam kaitannya dengan ekornya, yang menarik aktin sekitar 10 nm ke

arah pusat sarkomer. Ini adalah power stroke (kayuhan bertenaga). Miosin sekarang
dikatakan berada dalam keadaan berenergi rendah, yang ditunjukan sebagai aktin-miosin.
4. Molekul ATP lain mengikat kepala S-1, dan membentuk kompleks aktin-miosin-ATP.
5. Miosin-ATP memiliki afinitas yang rendah terhadap aktin sehingga aktin terlepas.
Langkah terakhir ini adalah komponen kunci pada relaksasi dan bergantung pada
pengikatan ATP dengan kompleks aktin-miosin. Kontraksi otot terdiri dari pengikatan dan
penglepasan bagian kepala globuler miosin dengan filamen F-aktin. Pengikatan diikuti
oleh perubahan interaksi aktin-miosin sehingga filamen aktin dan filamen miosin saling
bergeser. Interaksi tersebut perlu energi, secara tidak langsung dari hidrolisis ATP.
Hidrolisis ATP oleh miosin ATP ase dipercepat oleh ikatan kepala misoin dengan F-aktin.
Pengaturan kontraksi dan relaksasi otot
Pada semua sistem, Ca2+ berperan kunci dalam regulasi. Terdapat dua mekanisme umum
mengenai regualsi kontraksi otot, yaitu berbasis aktin dan berbasis miosin. Mekanisme aktin
bekerja pada otot rangka dan jantung sedangkan mekanisme miosin bekerja pada otot polos.
Berdasarkan mekanisme aktin, di dalam sarkoplasma otot yang sedang beristirahat konsentrasi
ion kalsiumnya rendah. Keadaan istirahat dicapai karena kalsium dipompa ke dalam retikulum
sarkoplasma melalui kerja suatu sistem transpor aktif yang disebut Ca2+ ATP ase yang memicu
relaksasi. Retikulum sarkoplasma adalah suatu jalinan kantung-kantung bermembran yang halus.
Di dalam sarkoplasma, kalsium terikat pada protein pengikat Ca 2+ spesifik yang disebut
kalsekuestrin. Sarkomer dikelilingi oleh suatu membran yang dapat tereksitasi dan terdiri dari
kanal-kanal melintang yang berkaitan erat dengan retikulum sarkoplasma. Jika sarkolema
tereksitasi oleh impuls syaraf, sinyal disalurkan ke dalam sistem tubulus T dan kanal pengeluaran
Ca2+ di retikulum sarkoplasma di dekatnya membuka, yang membebaskan Ca 2+ dari retikulum
sarkoplasma ke dalam sarkoplasma. Konsentrasi Ca2+ di sarkoplasma meningkat cepat hingga 105

mol/L. Tempat-tempat pengikatan Ca2+ di TpC (troponin C) pada filamen tipis dengan cepat

diisi oleh Ca2+. TpC-Ca2+ berinteraksi dengan TpI (troponin I) dan TpT (troponin T) untuk
mengubah interaksi troponin-troponin tersebut dengan tropomiosin. Dengan demikian,
tropomiosin tergeser atau mengubah konformasi F-aktin sehingga kepala miosin-ADP-Pi dapat
berinteraksi dengan F-aktin untuk memulai siklus kontraksi.

Relaksasi terjadi jika kadar Ca2+ sarkoplasma turun di bawah 10-7 mol/L akibat
resekuestrasinya ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ ATP ase. Oleh karena itu, TpC-4Ca2+
kehilangan kalsiumnya. Akibatnya, troponin, melalui interaksi dengan tropomiosin, menghambat
interaksi lebih lanjut kepala miosin dan F-aktin, san dengan adanya ATP, kepala miosin terlepas
dari F-aktin. Kontraksi otot adalah suatu keseimbangan dinamik perlekatan dan pembebasan
kepala miosin dari F-aktin, yang di atur secara detail melalui sistem syaraf. Ikatan aktin dan
miosin hanya berlangsung dalam waktu singkat. Apabila kepala miosin sudah mengikat ATP
kembali, ikatan tersebut akan segera terlepas. Akan tetapi, jika tidak tersedia cukup ATP, ikatan
aktin-miosin dapat menjadi stabil. Ikatan aktin-miosin yang stabil ini menyebabkan kontraksi
otot yang berkepanjangan. Keadaan ini biasa disebut kram otot. Jadi, kram otot dapat disebabkan
jika otot kekurangan ATP untuk melepas ikatan aktin dan miosin. Perangsangan syaraf motorik
yang diberikan terus-menerus juga dapat menimbulkan kontraksi otot berkepanjangan atau kram
otot.6,7
Anatomi Ekstremitas Inferior :
1.Tulang
Secara umum tulang pada tubuh manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tulang
keras dan tulang rawan. Berikut ini akan dibahas mengenai tulang-tulang tersebut secara
makroskopis.
1) Tulang : Merupakan bentuk jaringan ikat yang keras dan kaku yang membentuk
sebagian besar kerangka vertebrata yang lebih tinggi. Ada beberapa jenis tipe tulang.
a. Tulang spongiosa: Terdiri atas banyak trabekel/lempeng-lempeng yang saling
berhubungan. Trabekel terdiri dari lamel-lamel yang jumlahnya beragam, di
dalamnya terkandung lacuna yang ditempati osteosit dan system kanakuli yang
berhubungan.8,9
b. Tulang kompakta: Merupakan bagian dari tulang keras yang tersusun teratur
sesuai distribusi pembuluh darah yg memasoknya. Pembuluh darah di dalamnya
berjalan dalam saluran havers. Di dalam tulang kompakta ini juga terdapat saluran
yang menghubungkan permukaan dalam dan luar tulang, dengan saluran havers,
dan saluran havers satu dgn lainnya yang disebut dengan saluran volkmann. Di
tulang ini juga terdapat lamel general luar dan dalam serta lamel interstitial.8,9
5

c. Periosteum: Merupakan salah satu bagian pembentuk tulang yang permukaan


luarnya diliputi selubung fibrosa, kecuali pd permukaan sendi. Tulang ini tediri
dari dua lapisan, namun batasnya tidak jelas. Lapisan dalam tulang ini tediri dari
jaringan ikat fibrosa (ada pembuluh darah) dan lapisan dalam tediri dari jaringan
ikat longgar dan sedikit kolagen. Pada orang dewasa byk sel osteoprogenitor yang
aktif bermitosis membentuk tulang pada fraktur tulang. Yang mengikat
periosteum ke tulang disebut serat sharpey (serat kolagen yg menembus matriks
tulang).8,9
d. Endosteum: merupakan lapisan yang berupa jaringan retikular padat yg memiliki
kemampuan osteogenik dan hemopoetik. Lapisan ini terdapat pada permukaan
dalam tulang, atau dinding rongga sumsum tulang.8,9
2) Tulang rawan: Struktur tulang rawan secara makroskopis dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan tulang rawan fibrokartilago /
fibrosa.
a. Tulang rawan hialin: pada keadaan segar memiliki struktur yang bening putih
kebiruan dan licin, dan beberapa serat dapat terlihat, serta dapat tembus cahaya.
Letak dari tulang rawan hialin ini biasa terdapat pada dinding trakea, dan juga
terdapat pada seluruh kerangka fetus yang sedang mengalami proses
penulangan. (penulangan kondral). Tulang rawan hialin ini diliputi
perikondrium.10,11
b. Tulang rawan elastis: pada keadaan segar berwarna kuning keruh. Tulang
rawan ini banyak mengandung serat elastin dan mengandung sedikit serat
kolagen. Tulang rawan ini merupakan modifikasi dari tulang rawan hialin dan
juga diliputi oleh perikondrium. Tulang rawan elastic biasa ditemukan pada
telinga luar, epiglotis, tulang auditiva dan tulang laring.10,11
c. Tulang rawan fibrokartilago / fibrosa: memiliki penampilan seperti rantai
parallel kolagen berwarna merah muda terang. Ditemukan pada diskus
intervertebralis, simfisi pubis, dan juga pada tempat melekatnya tendo dan
ligament tertentu pada tulang. Tulang rwan ini tidak pernah terdapat tersendiri,
namun menyatu dengan tulang rawan hialin di dekatnya atau dengan jaringan
ikat padat fibrosa. Tulang rawan ini tidak memiliki perikondrium.10,11
Tulang ekstremitas inferior:

Gambar 1.

Tulang ekstremitas inferior.12

2.Otot
Pada

manusia

otot

dapat

digolongkan lagi menjadi tiga


bagian besar yang masing-masing memiliki fungsi khusus. Otot tersebut ialah otot rangka, otot
polos, dan otot jantung.
1) Otot rangka8,9
Otot rangka adalah spesialisasi kontraksi pada tubuh yang letaknya melekat pada tulang.
Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak, yang
memungkinkan tubuh melaksanakan barbagai aktivitas motorik. Otot rangka yang menunjang
homeostatis mencakup antara lain otot-otot yang penting dalam mengunyah, menelan makanan
dan otot-otot yang penting untuk bernapas. Otot rangka merupakan otot volunter yang artinya
otot ini dipersarafi oleh sistem saraf somatic dan dipengaruhi oleh kesadaran8,9
Secara umum suatu otot yang menempel pada tulang akan dibagi menjadi 2 yaitu origo
dan insertion. Origo berasal dari kata origin yang artinya asal, origo menempel pada otot tulang
tidak bergerak, sedangkan insertio menempel pada otot yang bergerak. Musculis formis adalah
otot berkepala satu, otot berserat sejajar. Musculus biceps adalah otot berkepala dua dengan otot
berserat sejajar. Musculus biventer berperut dua dan otot berserat sejajar. Musculus planus adalah
otot berkepala banyak dengan otot datar. Musculus intersectus adalah otot yang terbagi-bagi oleh
tendo antara dan memiliki otot berperut banyak. Musculus semipennatus adalah otot berserabut
satu sisi. Musculus pennatus adalah otot berserabut dua sisi.8,9
1) Otot polos

Otot polos secara umum terdapat di dinding organ-organ berongga dan saluran-saluran.
Kontraksi terkontrol otot polos bertanggung jawab untuk mengatur aliran darah melalui
pembuluh darah, gerakan makanan melalui saluran pencernaan, aliran udara melalui saluran
pernapasan, dan aliran urin keluar tubuh. Kontraksi otot ini menimbulkan tekanan pada dan
mengatur pergerakan maju isi struktur-struktur tersebut.8,9
Otot polos dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu otot polos viseral dan otot polos
multi-unit. Otot polos viseral terdapat di lapisan-lapisan penutup yang luas, contohnya adalah
jaringan otot dinding usus, uretter,dan uterus. Otot polos multi-unit tersusun dari unit-unit
tersendiri tanpa adanya jembatan antar membrane sel. Ditemukan pada berbagai struktur,
misalnya iris mata, yang dapat menghasilkan kontraksi halus dan bertahap. Dan tidak dapat
dikendalikan secara volunteer.8,9
2) Otot jantung
Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot ini memiliki serat bergaris-garis yang
sangat terorganisasi seperti otot rangka. Seperti otot polos unit tunggal , sebagian serat otot
jantung mampu menghasilkan potensial aksi, yang menyebar ke seluruh jantung melalui gap
junction.8,9
Otot jantung hanya terdapat di dinding jantung, yang kontraksinya memompa darah
penunjang kelangsungan hidup ke seluruh tubuh. Secara structural dan fungsional memiliki
kesamaan dengan otot rangka dan otot polos unit tunggal. Otot ini memiliki serat bergaris-garis
yang sangat terorganisasi seperti otot rangka.8,9
Anterior & Posterior Otot Ekstremitas Inferior:

Gambar 2. Otot pada ekstremitas inferior dari depan dan belakang.12


Terjadinya sliding filament theory disebabkan oleh proses sebagai berikut:
1) Adanya rangsangan pada motor neuron sehingga terjadi potensial aksi pada motor
neuron.
2) Asetilkolin dilepas ke asetilkolin reseptor.
3) Asetilkolin reseptor menerima rangsangan sehingga potensial aksi otot atau depolarisasi.
4) Ca++ pada sarkoplasmik reikulum dilepas ke sarkoplasma.
5) Ca++ terikat pada troponin C mengakibatkan ikatan aktin-miosin yang kuat.
6) Aktin-miosin bergeser dan memendek sehingga terjadi kontraksi.
7) Ketika ATP pada miosin telah habis terjadilah relaksasi.
9

Terdapat dua macam kontraksi pada otot, yaitu:8,9


a. Isometrik: yaitu otot yang mengalami kontraksi tetapi tidak mengalami perubahan
panjang atau pemendekan sama sekali.
Efisiensi mekanik otot yang mengalami kontraksi isometrik ini adalah 0%.
b. Isotonik: pada kontraksi jenis ini, otot mengalami perubahan panjang yaitu
memendek.
Efisiensi mekani untuk kontraksi isotonik ini berkisar hingga 50%.
Efek dari pijatan pada otot adalah untuk memberi darah kesempatan untuk mengalir ke
bagian otot yang membutuhkan atau ditujukan. Pijatan juga dapat melemaskan otot-otot yang
dalam keadaan tegang sebelum atau sesudah aktifitas. Efek dari peregangan otot atau stretching
adalah untuk membantu otot kembali ke posisi relaksasi apabila dalam keadaan kejang atau
kram. Peregangan otot ini sebaiknya dilakukan sebelum melakukan aktifitas yang berat karena
peregangan otot sudah membuat otot terbiasa dalam keadaan kontraksi-relaksasi.

Kesimpulan
Struktur dari bagian extremitas inferior pada manusia memiliki gabungan dari berbagai
jaringan, tulang, dan segala sesuatu yang menghubungkan kedua bagian tersebut. Dalam
pembahasan kali ini telah diketahui tulang dan otot secara makroskopis dan mikroskopis. Selain
itu, mekanisme dan metabolisme kerja otot juga merupakan suatu proses yang melibatkan
banyak faktor namun bekerja dalam suatu bagian sebagai kesatuan. Ekstremitas inferior
merupakan bagian yang menopang berat badan ketika berdiri dan sebagai bagian yang
membutuhkan tulang dan otot yang besar dar kuat lebih dari bagian lain pada tubuh.
Metabolisme dan mekanisme dari kerja otot mempunyai inti yang cukup sama yaitu untuk
mengikat aktin dengan myosin untuk terjadinya kontraksi dan sebaliknya, dengan melepasnya
mereka terjadinya relaksasi. Namun banyak kelainan yang dapat terjadi pada otot terumata
ekstremitas inferior. Dapat terjadinya kram atau kejang pada otot ketika melakukan aktifitas yang
berlebihan. Salah satu therapy apabila terjadi kram atau kejang apda otot adalah melakaukan

10

peregangan otot atau stretching, juga dengan pijitan dapat meralaksasi otot yang dalam keadaan
kontraksi dan tidak kembali.

Daftar Pustaka
1. Karmana O. Biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2008.h.92-110
2. Jon T. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2002
3. Pearce EC. Anatomi & fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2006
4. Syaifuddin H. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC; 2006
5. Guyton C, Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. 11th edition. Jakarta: EGC; 2010.h.46
6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. 27 th edition. Jakarta: EGC;
2009
7. Isnaeni W. Fisiologi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2006.h.104
8. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2008.
9. Guyton C, Hall JE. Human physiology and mechanisms of diseases. 3 rd edition. USA:
Mississippi; 2002.
10. Guyton C, Hall JE. Human physiology and mechanisms of diseases. 3 rd edition. USA:
Mississippi; 2002.
11. Tortora GJ, Kemnits CP, Jenkins GW. Anatomy and physiology. USA: John Wiley &
Sons; 2010.
12. Di unduh dari http://www.google.co.id/search?q=anatomi+tungkai+bawah, 16 Maret
2012.

11

Anda mungkin juga menyukai