Anda di halaman 1dari 2

TUJUAN KHUSUS :

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan definisi dan fungsi sistem musculoskeletal
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan mekanisme kontraksi otot
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan Hukum All or None
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan metabolisme otot & tulang

PENDAHULUAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal merupakan sistem otot rangka atau otot yang melekat pada tulang
yang terdiri atas otot-otot serat lintang yang sifat gerakannya dapat diatur (volunter) yang
secara umum berfungsi sebagai berikut:
(1) menyelenggarakan pergerakan bagian-bagian tubuh atau berjalan;
(2) mempertahankan sikap tertentu karena adanya kontraksi otot secara lokal yang
memungkinkan kita mengambil sikap berdiri, duduk, jongkok, dan sikap lainnya;
(3) menghasilkan panas karena proses-proses kimia dalam otot yang dapat digunakan untuk
mempertahankan suhu tubuh. Otot skeletal secara volunter dikendalikan oleh saraf pusat dan
perifer (Guyton & Hall, 2008).
Otot skeletal atau otot lurik berperan dalam gerakan tubuh dan produksi panas. Otot
dihubungkan oleh tendon ke tulang, jaringan ikat, dan kulit. Otot tubuh tersusun oleh kelompok
sel otot yang terbungkus dalam jaringan fibrus dinamakan epimisium. Semakin banyak fasikuli
yang terdapat dalam otot semakin rinci gerakan yang ditimbulkan. Kelompok otot skeletal,
berdasarkan lokasinya terdiri dari kelompok otot leher, punggung, dada, bahu lengan atas,
lengan bawah, pantat, dasar panggul, paha atas, betis, dan kaki (Smeltzer, 2011).
Kontraksi otot skelet diakibatkan oleh kontraksi masing-masing sarkomer. Kontraksi sarkomer
disebabkan oleh interaksi antara miosin pada filamen tebal dan aktin dalam filamen tipis
dibantu dengan adanya kalsium. Ketika kadar kalsium dalam sarkomer menurun maka filamen
miosin dan aktin berhenti 9 berinteraksi dan sarkomer kembali ke panjang awal atau relaksasi.
Terdapat komunikasi antara sel saraf dan sel otot pada motor end plete. Neuron yang
mengatur aktivitas sel otot skelet disebut dengan lower motor neuron. Neuron ini berasal dari
kornu anterior korda spinalis (Smeltzer, 2011).
Ketika istirahat, ATP terikat pada sisi ATPase pada kepala miosin, dengan kekuatan hidrolisis
yang lambat. Miosin membutuhkan aktin sebagai kofaktor untuk memecah ATP dengan cepat
dan melepaskan energi. Otot yang sedang beristirahat miosin tidak dapat berhubungan dengan
aktin karena tempat pengikatan kepala miosin pada molekul aktin ditutupi oleh troponin-
tropomiosin. Apabila terdapat ion kaslium yang cukup tinggi, ion kalsium akan terikat pada
subunit TnC dari troponin. Konfigurasi sebagian dari ketiga subunit ini membawa molekul
tropomyosin lebih jauh kedalam untaian ganda aktin, sehingga aktin bebas berinteraksi dengan
miosin. Pengikatan ion kalsium berhubungan dengan ATP-miosin diubah menjadi kompleks yang
aktif. ATP dipecah menjadi ADP, Pi, dan energi yang dilepas. Karena aktin berikatan dengan miosin,
pergerakan kepala miosin akan menarik aktin melewati filamen miosin sehingga filamen tipis akan
tertarik jauh (Diantini, 2010).

Anda mungkin juga menyukai