Anda di halaman 1dari 4

TUGAS REVIEW MATERI BIOFISIKA

OTOT DAN SISTEM KERJANYA

Nama : Muthi’ah Khairunnisa Sitompul

NIM: 210602110041

Kelas: Biologi B 2021

Dosen pengampu: Ibu. Fitriyah, S.Si, M.Si

Pendahuluan
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan organ lainnya,
contohnya saja otot. Salah satu jaringan pendukunhg aktivitas system organ adalah Otot. Otot dapat melekat
di tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang
bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari
seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein
kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin (Awik, 2004).

otot merupakan organ yang merubah energi kimia menjadi energi kalor dan mekanik. Struktur dan cara kerja
otot dikaji dalam biologi namun bergeraknya otot merupakan kajian fisika dan kimia.

Pembahasan
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi organisme. Gerak sel
terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang
panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangasangan maka miofibril akan memendek,
dengan kata lain sel oto akan memendekkan dirinya kearah tertentu. Otot merupakan jaringan pada tubuh
hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf.
Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang
tersusun dari protein kompleks , yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filameb-filamen
tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondriadi sekitar miofibil.
Konsep biofisika otot telah lama menjadi daya Tarik para ilmuwan biofisikawan, karena beberapa hal:
1. Kajian biofisika otot mendasari pengembangan dan pemahaman biomekanika otot yang lebih
kompleks untuk memecahkan beberapa persoalan bidang anatomi dan fisiologi
2. Sistem biomekanika otot didasari oleh konsep-konsep biofisika khas seperti resonansi tubuh,
kelenturan jaringan dan mekanika fluida
3. Perubahan kalor pada otot menjadi kanjian penting biokimia tubuh terutama yang berhubungan
dengan meknisme oksidasi didalam protoplasma
4. Mekanisme spesifik kontraksi otot dapat dipahami melalui penggunaan instrumen fisis, seperti
penggunaan sprektrofotometer untuk mengukur reaksi enzim dan perubahan kerapatan optik pada
otot.
5. Teknik elektroda mikro yang memungkinkan untuk pengukuran potensial listrik permukaan dan
lonjakan aksi yang mendahului sistem kontraksi
Jenis otot
1. Otot polos→terdapat di dinding organ-organ berongga dan saluran di dalam tubuh;
kontraksinya⇒mengatur aliran darah, gerakan makanan di sal cerna, aliran udara, aliran urin, dll
2. Otot jantung→hanya ada di dinding jantung; kontraksinya→memompa darah ke seluruh tubuh
3. Otot lurik/ Otot rangka (melekat pd tulang) →kontraksinya menyebabkan tulang bergerak⇒aktivitas
motorik. Otot rangka sbg penunjang homeostasis (mengunyah, menelan makanan, bernapas,
menghindari bahaya) dan Otot rangka untuk aktivitas non-homeostasis (menari, mengoperasikan
komputer, dll)

Sifat Khas Otot: kemampuan kontraksi dan relaksasi (karena otot disusun dengan protein kontraktil)
Struktur otot tentunya dilapisi jaringan ikat, ada tiga jenis:
1. Epimisium: bungkus yg terletak di luar muskulus. Pd makroanatomi: fascia profunda.
2. Perimisium: percabangan epimisium, merupakan sekat yg membungkus kesatuan otot yg lebih kecil.
Pd makroanatomi: fascia muscularis
3. Endomisium: percabangan perimisium, menyelubungi berkas otot yg lebih kecil. Dikenal dg:
myofibra (disusun oleh sinsitium sel otot.
Histogenesis dan regenerasi otot:
• HISTOGENESIS: BERASAL DARI MESODERM YANG BERDIFERENSIASI MENJADI
MIOBLAS SEBAGAI SEL INDUKNYA
• REGENERASI
– OTOT SKELET: MASIH MUNGKIN DARI MIOBLAS
– OTOT POLOS : SEL OTOT POLOS MITOSIS
– OTOT JANTUNG: SANGAT SULIT, KALAU ADA KERUSAKAN OTOT JANTUNG
BIASANYA DIGANTI OLEH JARINGAN PENGIKAT
Mekanisme kerja otot
Mekanisme kerja otot = perubahan energi yang melibatkan konsep fisiologi, kimia, dan fisika
Rangsangan otot: otot berkontraksi dan menegang krn diberikan gaya, maka menghasilkan gerak (usaha ).
Kontraksi otot stimuli nya bisa berupa mekanik , kimia, suhu, listrik. Sistem syaraf bekerja dalam kontraksi
otot ini
Kontraksi otot dapat diukur dengan alat kimograf ( untuk mengukur berbagai aktivitas fisiologi otot)
Sumber Energi Otot

 ATP + air --> ADP + asam fosfat + 1200 kal


 Fosfokreatin + ADP --> kreatin + ATP
 Oksidatif fosforilasi
40 ATP dari bahan dasar glukosa atau FFA. Membutuhkan oksigen; butuh waktu lama.
 Glikolisis
tanpa oksigen 4 ATP dan asam laktat; lebih cepat
Kelelahan Otot

 saat melakukan aktifitas otot menggunakan banyak energi dan oksigen


 Kelelahan: otot, neuromuskular junction, sistem saraf pusat
 Sering terjadi karena kelelahan otot: penumpukan asam laktat dan kehabisan energi
serta oksigen
 Dikenal mekanisme hutang oksigen, oleh karena itu pada masa pemulihan dibutuhkan oksigen untuk
oksidasi asam laktat menjadi asam piruvat, resintesis fosfokreatin dan membentuk ATP cadangan otot
Periode kontraksi pada Kontraksi Tunggal
Dapat dibagi menjadi 3 periode:
1. periode laten (periode tersembunyi) adalah waktu antara saat pemberian rangsang dengan
permulaan terjadinya rangsang, berlangsung selama 0,01 detik.
2. periode penegangan (kontraksi) adalah waktu berlangsungnya otot memendek
3. periode pengenduran (relaksasi) adalah lamanya waktu otot kembali pada bentuk dan ukuran
semula.

Kontraksi Otot – Hukum Starlin


1. Pada kontraksi otot berlaku Hukum Starlin: “kuat kontraksi otot berbanding lurus dengan panjang
awal otot tersebut”. Ini berarti bila otot diberi beban karena sifat otot dapat memanjang maka otot
akan sedikit memanjang sehingga kalau otot berkontraksi , kuat kontraksinya akan lebih besar.
2. Hukum Starlin jangan diartikan bahwa otot yang panjang kontraksinya lebih kuat daripada otot yang
pendek.
3. Bila otot melakukan kerja terus menerus  maka otot akan membesar (hipertropi). 
4. Otot yang mengalami hipertropi, diameter serabut otot meningkat dan jumlah zat yang terdapat dalam
otot bertambah. Sebaliknya otot yang tidak digunakan dapat menjadi kecil dan disebut artropi.
5. Hiperplasia  adalah membesarnya serabut otot yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah serabut
otot.
Produksi Panas/ Kalor pada Otot

 Otot secara kontinu menghasilkan panas sebagai hasil oksidasi pada saat istirahat dan aktif.
 Energi panas diperlukan untuk memelihara struktur dan derajat elektrokimia pada otot. Kalor juga
mengikuti fase kontraksi otot. Jika otot berkontraksi, maka akan terjadi dua fase produksi panas yaitu:
1) Panas inisial yaitu panas yang dihasilkan pada waktu periode laten
dan pada fase kontraksi
2) "Delayed heat" yaitu panas yang dihasilkan pada fase relaksasi dan
Setelahnya
 Kontraksi otot dapat terjadi dalam keadaan aerob dan anaerob.
 Jika tidak ada oksigen, panas yang dihasilkan sedikit dan dihasilkan asam laktat. Jika cukup oksigen
akan lebih banyak dihasilkan panas  dan asam laktat sangat rendah atau tidak ada. Dengan oksigen
terbatas, biasanya akan mudah lelah.
 Sebanyak seperlima asam laktat akan dioksidasi dan sisanya diubah menjadi glikogen.
 Selama kontraksi otot, panas inisial dihasilkan tergantung pada pemecahan ATP dan kreatin fosfat.
 Setelah relaksasi dan dalam keadaan tidak ada oksigen sejumlah kecil "delayed heat" dihasilkan dari
hasil pembentukan asam laktat dari glikogen.
 Jika ada oksigen cukup "delayed heat" dihasilkan dari oksidasi asam laktat.
Jenis Kontraksi otot
1. Kontraksi isometrik (Isometric contraction)
- Proses kontraksi yang menyebabkan pemendekan
panjang otot
- Tonus otot tidak berubah
- Terjadi pemendekan sarkomer
- Misal pada saat menenkuk siku untuk mengangkat
beban
2. Kontraksi isotonik (Isotonic contraction)
Jika otot dibebani dengan beban yang konstan dan dapat dilakukan dengan mudah untuk terjadi
konstraksi yang konstan maka konstraksi yang demikian disebut kontraksi isotonik. Jadi selama
kontraksi tekanan pada otot tetap konstan.contohnya saat mendorong beban.

Kimia otot
 Sumber energi dalam otot dapat dikatabolisme dari penguraian kreatin fosfat
 Simpanan kreatinfosfat dalam sel juga terbatas. Untuk itu diperlukan resintesis kreatin fosfat dengan
memanfaatkan cadangan makanan dalam otot yaitu glikogen.
 Glikogen dipecah untuk dapat menghasilkan glukosa dan selanjutnya melalui proses glikolisis akan
dihasilkan asam piruvat.
 ATP yang dihasilkan sedikit, dalam keadaan anaerob asam piruvat diubah menjadi asam laktat.
 Jika oksigen cukup, asam piruvat akan dioksidasi menghasilkan H2O, CO2 dan energi melalui daur
Kreb's.
 Pada arthropoda terdapat senyawa sejenis dengan kreatinfosfat yaitu argininfosfat, yang berfungsi
sama dengan kreatinfosfat. Argininfosfat tersebut luas pada hewan-hewan invertebrata antara
lain Molusca, Coelenterata, dan Echinodermata.
Sumber:

 Materi kuliah Biofisika Otot oleh Ibu Fitriyah, S.Si, M.Si.


 PPT Fisiologi Otot oleh Kuntarti, SKp, MBiomed :
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologiotot.pdf

Anda mungkin juga menyukai