Anda di halaman 1dari 22

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERFORMANCE
OTOT RANGKA

OLEH :
Drs.H.Mustari Gani, SMPh.M.Pd
Muhammad Awal, SKM
A. DASAR FISIOLOGI
I. Sistem otot rangka
a. Morfologi ( Otot rangka tersusun dari serat-serat yang dikenal
dengan Building Bloks sistem. Hampir seluruh otot rangka berawal
dan berahir pada tendon. Otot rangka tersusun dr myofibril yg
terbagi atas beberapa filamen/serat , filamen tersebut terbentuk
dari protein kontraktil, yakni myosin, actin, tropomyosin dan
troponin.
b. Gambaran garis lintang, filamen dibagi atas dua jenis : yakni
filamen tipis dan filamen tebal :
Filamen tipis tersusun dr actin, tropomyosin dan troponin
Filamen tebal tersusun dr myosin yg terdiri dr senyawa protein yg
berkaitan dengan actin
c. Sistem sarkotubular.
serabut otot dikelilingi oleh struktur yang terbentuk dr
membran yg tanpak sebagai vesikel dan tubulus ini
membentuk sistem sarkotubular. (sistem T dan retikulum
sarkoplasma.
d. Dasar molekuler kontraksi
1. Prosesnya terjadi karena adanya pergeseran filament tipis
pada pilamen tebal.
2. Pergeseran selama kontraksi otot terjadi apabila kepal myosin
berikatan erat dgn actin dan lepas lagi dimana ini terjadi
berulang-ulang.
3. Tiap kepala myosin memiliki tempat untuk mengikat actin, di
belakang kepala terdapat celah untuk mengikat ATP.
II. Energi dan metabolisme otot
Hidrolisis ATP (adhenosin tripospat)
Pengurangan karbohidrat dan lipid
Posphorylkreatine
Kaku otot
Bila serabut otot kehabisan ATP dan posphorykreatine terjadi
rigor dimana kepala myosin melekat pd actin tetapi secara
tidak normal dlm arti terfixasi dan resisten
5. Pembentukan panas di otot merupakan faktor yg sangat
penting dlm metabolisme energi otot. Proses pembentukan
panas diotot terdiri dari :
a. Panas istirahat, merupakan manifestasi dr eksternal
proses metabolisme basal.
b. Panas awal, dihasilkan sbg kelebihan panas istirahat
selama kontraksi. Terdiri dari :
1. Panas aktifitas (panas yg dihasilkan otot pd saat
kontraksi).
2. Panas Pemendekan (panas yg timbul kerena beberapa
perubahan pd susunan otot selama otot memendek.
c. Panas pemulihan, panas yg dilepaskan melalui proses
metabolik yg mengembalikan otot pd keadaan
sebelum kontraksi.
d. Panas rileksasi, terjadi apabila otot yg berkontraksi
isotonik dikembalikan ke panjang semula.
Tahap kontraksi dan rileksasi otot
a. Tahap kontraksi
Terbentuknya potensial end-plate
Tercetusnya potensial aksi pd serabut otot
Penyebaran depolarisasi ke dlm tubulus T
Pelepasan Ca dr retikulum sarkoplasmik serta difusi Ca ke
filamen tebal dan filamen tipis.
Pengikatan Ca oleh troponim C membuka tempat
pengikatan myosin.
Pembentukan ikatan silang (cross lingk)
b. Tahap rileksasi
Ca dipompakan kembali di dlm retikulum sarkoplasmik
Pelepasan Ca dr tropponin
Penghentian interaksi antara aktin dan myosin
Tipe serabut otot
Terdapat dua tipe serabut otot yaitu :
1. Tipe I (slow twitch) disebut juga red muscle kerena
berwarna lebih gelap dr otot lainnya mis : otot-otot
postural, soleus dan otot-otot punggung yg panjang.
2. Tipe II (Fast twitch) disebut juga white muscle karena
berwarna lebih pucat, duarasi kontraksi lebih pendek
dan menghasilkan gerakan2 halus dgn keterampilan
gerak mis: otot gastrocnemeus, otot extra ocular dan
otot2 tangan.
Muscle strength, power & Endurance
Muscle strenght : Kekuatan maximal otot yg ditunjang
oleh area cross-sectional otot yg merupakan
kemampuan otot untuk menahan beban maksimal
disekitar axis sendi. Kekuatan otot skeletal manusia 3
-4 Kg/Cm pd area cross-sectional . Sedangkan kekuatan
otot skeletal manusia dewasa keseluruhan 2.2000 Kg.
Muscle power : merupakan kemampuan maksimal
otot untuk melakukan aktifitas/gerakan dgn beban
maksimal pd suatu waktu tertentu.
Muscle endurance : Kemampuan otot untuk
berkontraksi dlm waktu yang panjang.
Tipe kontraksi dan tipe kerja otot
a. Tipe Kontraksi otot
o Isostonik : Kontraski otot dgn beban konstan dr awak
sampai akhir gerakan.
o Isometrik atau statik kontraksi : Kontraksi otot dimana
tidak terjadi perubahan panjang otot (panjang tetap
beban dpt berubah)
b. Tipe kerja otot
Exentric : tipe kerja otot dimana kedua
ujung/perlengketan otot (orig0-insertio) saling
menjauh, dlm pengertian otot lebih memanjang.
Concentric : Tipe kerja otot dimana kedua
ujung/perlekatan otot (origo-insertio) saling mendekat
atau otot dlm keadaan lebih memendek.
Pattern (pola) Gerakan
Gerakan yg terjadi merupakan hasil kontraksi otot,
kekuatan kontraksi otot untuk melakukan sesuai dgn
arah /pola gerakan yg diinginkan dan di sadari tergantung
pd aktifitas fibers (serabut) otot.
Faktor2 yg menentukan pola gerakan optimal :
1. Aktifitas fiber
2. Tipe otot
3. Impuls(Brain Inpulse sampai ke crossbridge movement).
4. Stimulus sensoris
5. Proporioseptive
6. Struktur internal otot
7. Fisiologi sendi
B. MUSCLE WEAKNESS
Kelemahan otot dpt diartikan sbg ketidak mampuan
melakukan aktifitas yg dibutuhkan yg seharusnya dpt
dilakukan. Hal ini dipengaruhi oleh :
Motivasi
Kerusakan sentral nervus sistem
Pengaruh aferen periper pd path way
Trauma/Penyakit
Injury syaraf ferifer
Gangguan neuromuscular.
Atropi Otot

Keadaan dimana volume


/tropis otot mengecil oleh
karena berkurannya
serabut otot (muscle
fibers) baik serabut
kontraktil maupun
sarkoplasmik protein.
Atropi otot disebabkan
oleh disuse, immobilisasi,
trauma (otot, nerve, soft
tissue dan struktur tulang
atau sendi)
Muscle size & Strength
Metode Pengukuran dpt
dilakukan dgn dua cara :
1. Indirect Methode : dengan
mengukur sirkumferensia
otot (pd tungkai) dgn
menggunakan alat ukur.
2. Direct Method : Dgn
menggunakan CT Sean, MRI
dan Ultra sonograpi.
Reflex inhibisi pd patologis sendi
Refleks inhibisi terjadi pd stimulus afferent dr sekitar sendi
(refleks sendi) menghalangi aktifitas alpha motor neuron
pd AHC di spinal cord.
Hal ini terjadi karena adanya rasa nyeri atau perasaan takut
nyeri, yg menyebabkan pejalanan stimulus (afferent)
terhambat.
Sebab terjadinya inhibisi antara lain :
1. Pain/rasa sakit
2. Joint efusion
3. Intra articular pressure
4. Joint position
Pengaruh usia terhadap jaringan otot
1. Dengan bertambahnya usia, maka tampilan/
performance otot semakin berkurang, terutama pd
kekuatan dan kecepatan kontraksinya.
2. Menurunnya kekuatan/kemampuan jar. Otot
ditandai dgn semakin berkurannya cross sectional area
otot tersebut.
3. Terjadi pd usia diatas 30 th dan tanpak lebih nyata
pd usia diatas 50 th.
Respon terhadap training
Sangat tergantung dan ditentukan pd faktor2
fisiologis dan reaksi biochemical dlm otot, penyebab
kelemahan otot dan jenis latihan yg digunakan.
Mis: bila kelemahan otot disebabkan oleh disuse atropi
maka otot masih memberikan respon terhadap
latihan.
Kekuatan otot
Dengan metode latihan
Heavy Resisten and
Low Repetition akan
memacu pertumbuhan
serabut tipe II ,
meningkatkan jumlah
protein kontrakti.
Daya Tahan
(Endurance otot)
Dengan menggunakan
metode Low
Resistance & Higt
Repetition . Ini akan
lebih memacu serabut
otot tipe I dan
meningkatkan jumlah
protein sarkoplasmic.
C. Kelelahan (Fatique) otot

Dapat diartikan sebagai ketidak mampuan atau


kegagalan otot melakukan kontraksi
melawan/menahan eksternal force secara efektif dan
efisien.
Klasifikasi
NO FATIQUE KARAKTERISTIK
1 Central Impairment motor unit

2 Pheripheral Failure at distal motor nerve

3 Hight Frequency (HFF) Impairment Neuromuscular transmission

4 Low Frequensi (LFF) Failure Sarkolemma membrana


Penyebab Fatique
1. Proses Metabolisme
Hal ini berhubungan dgn penggunaan dan regenerasi
ATP sebagai energi metabolisme otot. Semakin tinggi
tingkat regenerasi ATP dan bila tidak diimbangi dgn
jumlah phosphorycreatin (PCR), akan menimbulkan
tingkat kelelahan yg tinggi disertai kontraktur dan
kerusakan jar. Otot.
2. Elektro physiological
Kelelahan yg terjadi tergantung pd tipe dan intensitas
kontraksi otot. Mis: stimulasi frekwensi tinggi akan
menyebabkan kegagalan pd transmisi Neuromuscular.
3. Penyakit kronis, disebabkan karena in aktifitas beberapa
serabut pd suatu periode waktu tertentu dgn berbagai
hambatan Mis: adanya nyeri, akibat reaksi implamasi dan
peningkatan aktifitas cardio pulmunal.
D. Peningkatan Performance Otot
Dlm melakukan aktifitas baik aktifitas sehari-hari
maupun aktifitas latihan untuk pemulihan
fungsi/kondisi otot, diperlukan tampilan optimal dari
otot.
Hal ini dpt dilakukan dgn pengguaan feed back seperti
rangsangan visual maupun penggunaan alat bantu
visual seperti vidio dll.
Selain itu perlu dihindari beberapa faktor yg
menghambat atau menurunkan performance dr otot
tersebut Mis: rasa nyeri, refleks inhibisi, kelelahan dll.

Anda mungkin juga menyukai