Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN DASAR TEORI Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh.

Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otottersebut melekat bergerak. Kontraksi otot yang menghasilkan panas penting untuk mengatur suhu.Karena kemampuan yang tinggi untuk kontraksi, sel-sel otot mampu memendek dan membentuktegangan yang memungkinkan mereka menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Sebagai respon terhadap sinyal listrik, otot mengubah energi kimia ATP menjadi energi mekanis yangdapat bekerja pada lingkungan. Otot digolongkan sebagai volunter atau involunter bergantung padaapakah dipersarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah pengaruh kesadaran atau oleh sistem saraf otonum dan tidak dibawah kontrol kesadaran. Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pengeluaran asetil kolin ( Ach) di neuromuscular junction antara ujung-ujung akhir neuron motorik dan sel otot. Salah satu ciri menonjol otot rangkaadalah banyaknya nukleus di sel otot, banyaknya mikokondria karena tingginya kebutuhan energisuatu jaringan seaktif otot rangka. Ciri struktural yang paling menonjol pada serat otot rangka adalahbanyaknya neofibril. Setiap nefibril terdiri dari susunan teratur unsur-unsur sitoskeleton yang sangatterorganisasi yaitu filamen tebal dan filamen tipis. Filamen tebal adalah susunan khusus dari proteinmiosin. Dalam filamen tebal tersebut, terdapat pita gelap ( anisotrop ) ato lebih dikenal dengan pita A.Didaerah yang lebih terang didalam bagian tengah pita A, terdapat filamen-filamen tipis yang tidakbertemu dikenal sebagai zona H. Pita terang ( isotorp I) hanya berisi filamen tipis. Garis tengah setiappita i yang memadat terlihat sebuah garis Z vertikal. Daerah antara dua garis Z disebut Sarkomer. Setiap serat otot dipersarafi oleh neuron motorik. Setiap serat otot memiliki ambang rangsang yangberbeda-beda. Oleh karena itu apabila seberkas otot dirangsang dalam arus tertentu yang relatif kecilmaka tidak dari semua myofilamen otot berkontraksi karena mempunyai batas treshold dan subthreshold yang berbeda-beda. Serat otot dalam keadaan relaksasi, tidak terjadi kontraksi. Aktin tidak mampu berikatan dengan jembatan silang karena posisi 2 jenis protein di dalam molekul aktin tropomiosin dan troponin. Molekultropomiosin adalah protein berbentuk benang disepanjang alur spiral aktin yang menutupi bagian-bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang, sehingga molekul ini menghambat interaksiyang akan menghasilkan kontraksi otot. Tropomiosin distabilisasi dalam posisi menghambat ini oleh molekul troponin, troponin adalah suatu kompleks protein yang terdiri dari 3 jenis polipeptida : Yang mengikat tropomiosin adalah troponin T Yang menghambat ikatan aktin dengan miosisn troponin I Yang berikatan dengan ion Ca2+ troponin C Urutan peristiwa yang terjadi pada kontraksi dan relaksasi otot rangka, tahap-tahap kontraksi: 1.Pelepasan muatan oleh ion motorik 2.Pelepasan transmitter (aseltilkolin) di end-plate motoric 3.Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik 4.Peningkatan konduktansi Na dan K di membrane end plate 5.Pembentukan potensial di end plate 6.Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot 7.Penyebaran depolarisasi ke dalam sepanjang tubulus T 8.Pelepasan Ca dari sisterna terminalis retikulum sarkoplasma serta difusi Ca ke filamen tebal dan tipis 9.Pengikatan Ca ke troponin C sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin 10.Pembentukan ikatan silang (cross linkage) antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipispada filamen tebal. Sehingga menghasilkan gerakan Pada tahap relaksasi: 1.Ca di pompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma 2.Pelepasan Ca dari troponin 3.Penghentian interaksi antara aktin dan myosin

Berdasar teori Sliding-filament Mekanisme filament-filamen tipis dikedua sisi sarkomer bergeser masuk kearah pusat pita A selama kontraksi. Keika bergeser kearah pusat tersebut, filament-filamentipis menarik garis-garis Z ke tempat filament-filament tersebut melekat mendekat satu sama lain,sehingga sarkomer memendek. Karena semua sarkomer diseluruh serat memendek secara simultan,keseluruhan serat menjadi lebih pendek dan terjadilah kontraksi otot. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN KONTRAKSI OTOT 1. Suhu Suhu meningkat suhu atau semakin menurun maka akan menyebabkan reaksi enzimatikterganggu dan terjadi denaturasi protein, hal ini menyebabkan kekuatan kontraksi menurun.Bilakekuatan kontraksi menurun terjadi penigkatan masa laten, masa kontraksi & masa relaksasipada mekanomiogram. Initial Length Panjang otot sebelum berkontraksi juga mempengaruhi kekuatan kontraksi otot. Untuk setiapserat otot terdapat panjang optimal.yg pada panjang tersebut dapat dicapai gaya maksimum padakontraksi tetanus berikutnya. Hubungan panjang-ketegangan ini dapat dijelaskan olehmekanisme pengglinciran filament pada kontraksi otot.

2.

3. Jenis Pembebanan a. Pembebanan langsing, beban diberikan langsung pd ujung otot yg bebas .Otot di regang sebelum berkontraksi b. Pembebanan tak langsung, Beban diberikan pd ujung otot yg terfiksasi dengan penumpu .Otot tidak diregang sebelum berkontraksi 4. Cara Perangsangan a, Rangsang langsung, rangsang langsung pd otot tidak melalui syaraf motoriknya. Serat otot yang berkontraksi adalah serat otot yg secara mekanik langsung dipengaruhi oleh stimulator. b. Rangsang tak langsung, perangsangan otot melalui syaraf motoriknya Semua serat otot dgnambang rangsang terendah dlm 1 motor unit akan berkontraksi. Berbagai faktor mempengaruhi tingkat ketegangan yang dapat dihasilkan. Faktor-faktor tersebut mencakup : 1.Frekuensi rangsangan 2.Panjang serat pada permulaan kontraksi 3.Tingkat kelelahan 4.Ketebalan serat

PRAKTIKUM FISIOLOGI : OTOT RANGKA 1 Tujuan Praktikum: 1. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum 2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot dengan berbagai macam kekuatan arus tunggal buka dan arus tunggal tutup serta mencatat saat pemberian rangsangan dengan menggunakan sinyal magnit. 3. Membuat pencatatan kontraksi otot (Mekanimiogram) pada kimograf dan memfiksasikannya. 4. Merangsang otot katak dengan beberapa macam kekuatan rangsangan yakni rangsangan: a. Bawah Rangsang (sub Treshold) b. Ambang (Treshold) c. Submaksimal d. Supramaksimal 5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap kekuatan kontraksi otot. Alat dan binatang percobaan: 1. Kimograf + Kertas + Perekat 2. Statip + Klem + Pencatat otot + Klem femur + Batang Kuningan 3. 2 buah sinyal magnit: a. 1 untuk mencatat waktu b. 1 untuk mencatat tanda rangsang 4. Stimulator induksi + Elektroda perangsang + Sakelar + Kawat-kawat listrik 5. Papan fuksasi + Jarum pentul + Penusuk katak + katak 6. Benang + Kapas + Gelang arloji 7. Botol plastic berisi larutan Ringer + Pipet + Waskom kecil TATA KERJA Hubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekanomiogram akibat kerutan otot 1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar 2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan letakanlah digelas arloji 3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar P.II.I.I Manakah yang harus diselesaikan lebih dahuku, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot? - Pemasangan Alat 4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kelarutan. P.II.I.2 Bila hasil pencatatan kotraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya? - Meningkatkan voltase P.II.I.3 Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki? - Memperhatikan pemberian larutan Ringer dan posisi elektroda perangsang 5. Pencatatan selalu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15 detik tiap perangsangan. Putarlah tromol sepanjang cm pada tiap kali sesudah pemberian rangsang tutup dan 2 cm pada tiap kali sesudah rangsang buka. P.II.I.4 Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat? - Agar otot dapat relaksasi dahulu sebelum di beri perangsangan berikutnya sehingga perangsangan dapat akurat dan tidak terjadi Tetanus Sempurna 6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut-turut dengan kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0.5 volt, sehingga didapatkan mekaniomogram sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal, maksimal, supramaksimal. P.II.I.5 Apa yang disebut rangsang bawah ambang (Subtreshold)? - Rangsangan yang diberikan kepada otot akan tetapi belum mampu menimbulkan kontraksi P.II.I.6 Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tetap walaupun voltase sama?

- Karena arus buka langsung merangsang otot menuju serat-seratnya, arus tetap tidak demikian P.II.I.7 Bagaimana kita dapat mebedakan rangsangan maksimal dengan supramaksimal? - Rangsangan maksimal didapat pada saat adanya peningkatan pada perangsangan dan tercapai ketingian maksimal dalam kontraksi. Rangsangan supramaksimal didapat ketika sudah tidak ada perubahan ketinggian pada saat penambahan voltase

HASIL PENGAMATAN Voltase 1 2 3 4 5 10 Ketinggian Jarum Penunjuk 0 0 0.5 1.1 1.4 1.4 Keterangan Subtreshold Subtreshold Treshold Submaksimal Maksimal Supramaksimal

Diskusi - Pada kekuatan arus 1V dan 2V otot tidak mengalami kontraksi - Otot katak mengalami kontraksi pada saat voltase dinaikan menjadi 3V - Ketika dinaikan menjadi 4V kontraksi ototpun meningkat - Pada Voltase 5V Kontraksi otot mencapai titik maksimum - Pada Voltase 10V tidak ada peningkata pada kontraksi otot 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1 2 3 4 5 10 Kontraksi

Kesimpulan: Kekutan otot rangka mempunyai ambang tersendiri untuk berkontraksi. Ambang itu tersendiri mempunyai nilai maksimum dan minimum. Kotraksi dari otot dapat diatur dengan peningkatan / penurunan arus yang diberikan. Apabila arus yang diberikan dibawah nilai minimum (subtreshold) maka tidak akan terjadi kontraksi. Namun, bila diberikan melewati batas maksimum (maksimal) maka tidak ada ada peningkatan kontraksi.

FISIOLOGI PRAKTIKUM 2 : OTOT RANGKA II Tujuan Praktikum: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan berbagai kekuatan rangsang Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi Menghitung kerja sediaan otot katak Mendemonstrasikan hubungan antara pembebanan dengan kerja otot Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan fleksor manusia dalam berbagai sikap tubuh

Alat dan bahan yang diperlukan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kimograf + Kertas + Perekat Statip + Klem + Pencatat otot + Klem femur + Batang Kuningan Stimulator induksi + Elektroda perangsang + Sakelar + Kawat-kawat listrik Papan fuksasi + Jarum pentul + Penusuk katak + katak Beban-beban dengan penggantungnya Benang + Kapas + Gelang arloji Botol plastic berisi larutan Ringer + Pipet + Waskom kecil + Gelas beker Dinamometer

TATA KERJA I. Pengaruh panjang awal (Initial Length) otot katak terhadap kekuatan kerutan 1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar 2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan letakanlah digelas arloji 3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar P.II.2.I Manakah yang harus diselesaikan lebih dahuku, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot? - Pemasangan Alat 4. Bebanilah otot dengan beban seberat 20 gram. Kendorkan sekrup penumpu sehingga terjadi pembebanan langsung. Dengan memutar tromol, buatlah garis panjang 10 cm dan tulislah: garis dasar 20 pada ujung akhir garis tersebut P.II.2.2 Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung? - Pembebanan yang diberikan pada otot bebas dimana sudah di regangkan sebelumnya. 5. Angkatlah seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Buatlah sekali garis sepanjang 10 cm tepat diatas garis yang pertama dan tulislah garis dasar 0 pada ujung akhir garis tersebut P.II.2.1 Mengapa setelah beban diangkat otot kembali ke panjang semula? - Karena otot mempunyai system Equilibrium Length sehingga dapat kembali ke posisi semula 6. Gantunglah lagi beban 20 gram dan dengan sekrup penumpu kembalikanlah ujung pencatat otot ke garis dasar 0, sehingga terjadi pembebanan tidak langsung P.II.2.4 apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung? - Pembebanan yang diberikan kepada otot yang terfiksasi pada penumpu dan tidak di regangkan sebelumnya 7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis dasar 0 carilah kekuatan rangsang faradic maksimal. Rangsangan diberikan paling lama 1 detik. Berilah waktu istirahat 30 detik sesudah setiap rangsang. P.II.2.5 Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?

- Agar ada waktu pada sel otot untuk kembali mengisi ATP pada sel dan tidak terjadi Tetanus sempurna P.II.2.6 Apa yang dimaksud dengan rangsangan faradic maksimal? - Faradic maksimal adalah suatu arus langsung yang mengganggu atau mempengaruhi atau menginduksi suatu zat durasi pendek sehingga zat tersebut dapat mencapai batas tertinggi untuk terinduksi maksimal 8. Gunakan selalu kekuatan rangsang faradic maksimal sub.6 untuk perangsangan selanjutnya 9. Putarlah tromol sejauh 1 cm setiap kali sesudah perangsangan. Carilah besar pembebanan yang pada perangsangan menghasilkan mekanomiogram setinggi 1 cm. Untuk percobaan selanjutnya tetap digunakan beban ini. 10. Putarlah tromol sejauh 2 cm dan catatlah sekali lagi mekanomiogram yang terakhir 11. Putarlah tromol sejauh 1 cm dan kemudian turunkanlah ujung pencatat otot sehingga terletak tepat ditengah-tengah antara garis dasar 20 dan garis dasar 0 (gunakan sekrup penumpu). Putarlah lagi tromol sejauh 1 cm dan ulangilah perangsangan dan pencatatan. P.II.2.7 Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut? - untuk membuktikan apakah panjang awal berpengaruh terhadap kontraksi otot. 12. Putarlah tromol sejauh 1 cm dan turunkanlah ujung pencatat otot sampai garis dasar 20, putar tromol lagi sejauh 1 cm dan ulangilah sekali lagi perangsangan dan pencatatan II. Pengaruh beban terhadap kerja otot. 1. Buatlah garis dasar 0 yang baru sepanjang mungkin. 2. Dengan menggunakan kekuatan rangsang sebesar ad.I.6 buatlah menanomiogram pada tromol yang diam. Pencatatan selalu dimulai pada garis dasar 0 dengan mengatur sekrup penumpu. 3. Ulangi perangsangan dan pencatatan, dimulai denan pembebanan 1- gram, sehingga dicapai beban maksimal. Setiap kali setelaj pecatatatn, putarlah tromol sepanjang 1 cm dan berilah otot istiraha selama 30 detik. P.II.2.8 Apa yang dimaksud dengan beban maksimal? - beban terbesar yang diberikan yang dapat membuat pencacatan kimograf yang paling tinggi 4. Hitunglah kerja sediaan otot pada setiap pembebanan yang saudara berikan P.II.2.9 Bagaimana saudara menghitung besar kerja sediaan otot? 5. Simpulkan pengaruh beban terhadap kerja otot. III. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusia. Untuk latihan ini disediakan sebuah alat dynamometer yang ada dasarnya terdiri atas meja dan timbangan pegas untuk mengukur kekuatan kerutan otot fleksor dan ekstensor pada manusia. Oleh karena hanya ada satu alat saja, maka alat tersebut harus dipakai secara bergilir per regu meja. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor. Suruh o.p duduk dipinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dan dengan tungkai bawahnya tergantung secara bebas. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hubungkanlah ban kulit tersebut dengan kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol Suruhlah o.p melururskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot ekstensor untuk tiap-tiap sikap berikut ini: a. Duduk tegak b. Duduk sambil mengbungkukan badan sejauh-jauhnya c. Berbaring telentang Mengukur kekuatan kerutan otot fleksor. Suruhlah o.p duduk dipinggir meja alat tersebut dengan menghadapi timbangan dan dengan tungkai bawah tergantung secara bebas. Pasanglah ban kulit seperti pada A.2 Suruhlah o.p membengkokan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan fleksor untuk tiap-tiap sikap seperto pada A.3 P.II.2.10 Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan ekstensor dan otot fleksor pada sika tesebut?

A. 1. 2. 3.

B. 1. 2. 3.

- ada karena sikap duduk, nunduk, dan tidur memberikantegangan kontraksi otot yang berbeda

HASIL PENGAMATAN

Posisi Fleksi Tegak Lurus Membungkuk Tidur

Wanita 9 4 5

Pria 19 9 8

Ekstensi

Tegak Lurus Membungkuk Tidur

15 7 22

34 18 38

DISKUSI - Kekuatan kontraksi otot fleksor paling tinggi adalah pada posisi Fleksi / nunduk (30), karena padaposisi nunduk otot sudah melakukan fleksi yang mendekat ke arah sumbu tubuh, oleh karena ituakan semakin besar juga kekuatan otot fleksornya. Sedangkan pada posisi Ekstensi / tidur ototcenderung bekerja lebih kecil (17). Terdapat pula perbedaan jangkauan otot kaki op dalam melakukan fleksor, hal ini karena dipengaruhi oleh jenis kelamin dari op dan juga kekuatan dan besar otot. - Kekuatan kontraksi otot ekstensor paling tinggi adalah pada posisi Ekstensi / tidur (40), karena pada posisi tidur otot tubuh berekstensi sehingga ketika kaki op ketik melakukan posisi ekstensi kontraksi ototpun akan lebih besar. Sedangkan sebaliknya pada posisi nunduk ketika otot melakukan posisi fleksi, kekuatan untuk posisi ekstensi juga akan cenderung lebih kecil. Kesimpulan - Setelah melakukan percobaan kami dapat menyimpulkan bahwa ekuatan dari otot fleksor maupunekstensor kaki dipengaruhi oleh posisi tubuh dimana dalam percobaan dilakukan posisi nunduk,duduk, tidur. Untuk otot fleksor akan berkontraksi secara maksimal ketika dalam posisi nunduk,sedangkan untuk otot ekstensor akan berkontraksi secara maksimal ketika dalam posisi tidur

DAFTAR PUSTAKA Muscle Physiology in Sherwood : Human Physiology from cell to systems 2004 ; p 257-301 The Muscular System http://en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Muscular_System

Anda mungkin juga menyukai