PENDAHULUAN
1.1
1.1.1
Kesegaran jasmani
Kesegaran Jasmani adalah mengukur kemampuan fungsi-onal maximal yang
dimiliki seseorang pada saat dilakukan pengukuran. Kemampuan fungsional diukur
dari besaran kemampuan gerak yang dapat dilakukan. Besaran kemampuan gerak
ditentukan oleh kemampuan tubuh menghasilkan daya (energi). Apabila tubuh dapat
menghasilkan daya dalam jumlah besar, maka ia pun dapat menghasilkan daya dalam
jumlah kecil, tetapi tidak berarti sebaliknya (jika daya yang dihasilkan oleh tubuh
dalam jumlah kecil/sedikit maka besaran kemampuan gerak tidak bisa menjadi
besar/tinggi)! Apabila kemampuan menghasilkan daya adalah besar, maka berarti ia
dapat mewujudkan gerak/kerja dengan intensitas yang besar dan durasi yang lama.
Sehingga timbullah istilah:
- anatomical fitness
- physiological fitness
- psychological fitness.
Seseorang dikatakan mempunyai anatomical fitness untuk melakukan suatu
usaha/kegiatan, apabila ia memenuhi persyaratan kelengkapan anggota-anggota tubuh
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu.
Seseorang dikatakan mempunyai physiological fitness untuk melakukan suatu
kegiatan, bila ia dapat melakukannya dengan tangkas dan dapat pulih (recovery)
kembali dengan cepat dari keadaan yang timbul sebagai akibat kegiatan tersebut.
Semua kegiatan memerlukan kekuatan otot, ketangkasan dan daya tahan walaupun
tidak sama untuk bermacam-macam kegiatan. Secara singkat physiological fitness
ialah kemampuan tubuh untuk berfungsi secara optimal.
Seseorang dikatakan mempunyai psychological fitness untuk melakukan suatu
kegiatan, bila ia mempunyai sifat-sifat mental yang diperlukan, misalnya kemauan
Page | 1
yang besar yang memungkinkan mengatasi atau tidak menghiraukan rasa yang tidak
menyenangkan, rasa sakit dan sebagainya sebagai akibat dari berlangsungnya kegiatan
tersebut.
Jenis tes lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran
jasmani:
-
Rego cycle
Treadmil
Page | 2
biomekanik dalam tiap individu yang dapat mempengaruhi hasil test, misalnya :orang
tinggi akan lebih di untungkan karena energy yang digunakan untuk melangkah naik
kebangku lebih sedikit dibandingkan oaring yang lebih pendek, demikian juga
perbedaan berat badan dapat mempengaruhi hasil test yang didapat.
Sedangkan kelebihan dari kesegaran jasmani adalah Peralatannya sederhana,
Mudah untuk dilakukan, dan dapat dikelola sendiri.
1.2
ELEKTROKARDIOGRAPHY
Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu
elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat
pemeriksaan). Secara harafiah didefinisikan : elektro = berkaitan dengan
elektronika, dan kardio = berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung, kemudian
gram, berarti tulis / menulis. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal
depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat
memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunya kontraktilitas jantung.
Kegunaan/ keuntungan menggunakan EKG antara lain :
EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada
infark otot jantung akut
EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres
jantung
Page | 4
Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata
vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan.
Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau
rerata vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di EKG,
yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor
listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B).
Ada 2 jenis sadapan, yaitu unipolar dan bipolar. EKG lama memiliki elektrode
tak berbeda di tengah segitiga Einthoven (yang bisa diserupakan dengan netral stop
kontak dinding) di potensial nol. Arah sadapan-sadapan ini berasal dari tengah
jantung yang mengarah ke luar secara radial dan termasuk sadapan (dada) prekordial
dan sadapan ekstremitas (VL, VR, dan VF). Sebaliknya, EKG baru memiliki kedua
elektrode itu di beberapa potensial dan arah elektrode yang berhubungan berasal dari
elektrode di potensial yang lebih rendah ke tinggi, mis., di sadapan ekstremitas I,
arahnya dari kiri ke kanan, yang termasuk sadapan ekstremitas adalah I, II, dan III.
Page | 5
A. Sadapan Ekstremitas
Sadapan bipolar standar (I, II, dan III) merupakan sadapan asli yang dipilih
oleh Einthoven untuk merekam potensial listrik pada bidang frontal. Elektrodaelektroda diletakkan pada lengan kiri ( LA = Left Arm), lengan kanan (RA = Right
Arm), dan tungkai kiri (LL = Left Leg). Sifat kontak dengan kulit harus dibuat
dengan melumuri kulit dengan gel elektroda. Sadapan LA, RS, dan LL kemudian
dilekatkan pada elektroda masing-masing. Dengan memutar tombol pilihan pada alat
perekam pada 1, 2, dan 3, akan terekam sadapan standar ( I, II, dan III).
Alat elektrokardiografi juga mempunyai elektroda, tungkai kanan (RL =
Right Leg), dan sadapan yang bertindak sebagai arde (ground) dan tidak
mempunyai peranan dalam pembentukan EKG.
Sadapan bipolar menyatakan selisih potensial listrik antara 2 tempat tertentu.
Hantaran I = Selisih potensial antara lengan kiri dan lengan kanan (LA-RA)
Hantaran II = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kanan (LL-RA)
Hantaran III = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kiri (LL-LA)
B. Sadapan Dasar
Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau) terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan
modern, yang disebut sebagai sadapan dasar yang menurut kesepakatan ditempatkan
di kaki kiri, meski secara teoritis dapat ditempatkan di manapun pada tubuh.
C. Sadapan Prekordial
Penempatan sadapan prekordial yang benar.
Sadapan prekordial V1 (merah), V2 (kuning), V3 (hijau), V4 (coklat), V5
(hitam), dan V6 (ungu) ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat
jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi. Terminal sentral Wilson
digunakan untuk elektrode negatif, dan sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar.
Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung di bidang horizontal. Sumbu
kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut sebagai sumbu Z.
Page | 6
Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan
V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri. Kompleks QRS negatif di
sadapan V1 dan positif di sadapan V6. Kompleks QRS harus menunjukkan peralihan
bertahap dari negatif ke positif antara sadapan V2 dan V4. Sadapan ekuifasik itu
disebut sebagai sadapan transisi. Saat terjadi lebih awal daripada sadapan V3,
peralihan ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi setelah sadapan V3,
peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir. Harus ada pertambahan bertahap pada
amplitudo gelombang R antara sadapan V1 dan V4. Ini dikenal sebagai progresi
gelombang R. Progresi gelombang R yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik,
karena dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalitas konduksi, infark otot jantung,
kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.
EKG sebaiknya direkam pada pasien yang berbaring di tempat tidur yang
nyaman atau pada meja yang cukup lebar untuk menyokong seluruh tubuh.
Pasien harus istirahat total untuk memastikan memperoleh gambar yang
memuaskan. Hal ini paling baik dengan menjelaskan tindakan terlebih dahulu
kepada pasien yang takut untuk menghilangkan ansietas. Gerakan atau kedutan
otot oleh pasien dapat merubah rekaman.
2.
Kontak yang baik harus terjadi antara kulit dan elektroda. Kontak yang jelek
dapat mengakibatkan rekaman suboptimal.
Page | 7
3.
4.
Pasien dan alat harus di arde dengan baik untuk menghindari gangguan arus
bolak-balik.
5.
Setiap peralatan elektronik yang kontak dengan pasien, misalnya pompa infus
intravena yang diatur secara elektrik dapat menimbulkan artefak pada EKG.
Page | 8
1.2
Permasalahan
a. Tes Kesegaran Jasmani
1. Bagaimana hasil indeks kesanggupan badan dari orang coba?
2. Bagaimana pengaruh keadaan orang coba dengan hasil dari indeks
kesanggupan badan ?
b. Elektrokardiografi
1. Bagaimana hasil dari elektrokardiogram, normal atau ada gangguan?
1.3
Tujuan
a. Tes Kesegaran Jasmani
Tes ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani secara aerobik
b.
BAB II
Page | 9
METODE KERJA
2.1
2.1.1
(untuk perempuan)
Stopwatch
Metronom
Tata Kerja :
Semua mahasiswa sebaiknya melakukan tes ini untuk mengetahui indeks tes
kesegaran jasmani msing-msing. Tentukan dulu frekuensi nadi istirahatnya.
1.
Orang coba berdiri menghadap bangku (yang tingginya berbeda untuk laki-laki
2.
Cara cepat :
55-64
= SEDANG
65-69
= CUKUP
80-90
= BAIK
Diatas 90
= BAIK SEKALI
Dibawah 50
50-80
Diatas 80
= KURANG
= SEDANG
= BAIK
Page | 10
CATATAN
Untuk orang coba yang tidak mampu melakukan tes selama 5 menit maka
hasilnya harus dihubungkan dengan koreksi dari Clarke.
Dianjurkan diperhitungkan dengan rumus : CARTER & WINSMAN
I.K.B = D x 100 + 0,22 ( 300 D)
5,5 x p
D : waktu
P: nadi dari 1 menit 1,5 menit
Penilaian hasil sama dengan IKB cara cepat.
Kelemahan tes ini adalah tidak memperhitungkan adanya perbedaan
biomekanik dalam tiap individu yang dapat mempengaruhi hasil tes,misalnya :
orang tinggi akan lebih diuntungkan karena energi yang digunakan untuk
melangkah naik ke bangku lebih sedikit dibanding orang yang lebih
pendek,demikian juga perbedaan berat badan dapat mempengaruhi hasil tes yang
didapat.
3.
4.
5.
2.2
ELEKTROKARDIOGRAFI
Tata Kerja
1.
Page | 12
PERTANYAAN :.
1.
2.
3.
5.
Tentukan axis dari QRS kompleks ( posisi jantung pada bdang frontal)
6.
Lihatah gambar pada prekordial leads ( posisi jantung pada bidang horizontal ),
apakah ada counter clock wise rotation atau clock wise rotation?
7.
Page | 13
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
3.1
Umur
: 19 tahun
Pukul
: 10.51
Nadi istirahat
= 96 x/menit
Nadi segera
= 122 x/menit
Nadi Pemulihan
1 1,5 menit
= 156 x/menit
2 2,5 menit
= 138 x/menit
3 3,5 menit
= 120 x/menit
Durasi
= 3 menit 19detik
= 199 detik
96 kali naik turun
Hasil Perhitungan:
Rumus Carter dan Weinsman
D = duration
P = pulse (nadi) dari 1 menit 1,5 menit
I .K.B =
= 45,413473
Percobaan II :
Nama
Umur
: 19 tahun
Pukul
: 11.11
Page | 15
I .K.B =
= 60,322511
3.2
Page | 16
1.
RR interval rata-rata =
2.
RR interval
3.
PR segmen
4.
QT interval
5.
ST segmen
6.
QRS kompleks
BESAR VOLTAGE :
LEAD I
P
1 mm
Q
0 mm
R
5 mm
S
-1 mm
T
1 mm
QRS komplek
4 mm
LEAD II
0,1 mV
2,5 mm
0 mV
0,5 mm
0,5 mV
9,5 mm
-0,1 mV
-1 mm
0,1 mV
2 mm
0,4 mV
9 mm
LEAD III
0,25 mV 0,05mV
1,5 mm 0 mm
0,95mV
5 mm
-0,1 mV
0 mm
0,2mV
0 mm
0,9 mV
5 mm
0,15mV
0,5 mV
0 mV
0 mV
0,5mV
0 mV
CATATAN :
1. Kecepatan kertas = 25 mm/det
2. Pada absis dibaca Skala Waktu, yaitu 0,04 detik/mm = 0,2 det/5mm
3. Pada ordinat dibaca Scala Voltage, yaitu 0,1 mV/mm = 1 mV/cm
PERTANYAAN
Page | 17
1. Adakah perbedaan di dalam penilaian indeks kesanggupan badan antara cara lambat
dengan cara cepat ?
2. Berapa orang di dalam kelompok saudara yang mempunyai indeks kesanggupan badan
termasuk baik/baik sekali/cukup/sedang/kurang ?
3. Sebutkan tes lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani ?
4. Buatlah daftar seperti di bawah ini guna melengkapi laporan saudara
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
mempengaruhi hasil tes menjadi bukan hasil dari sebenarnya orang coba. Karena
percobaan sebaiknya dilakukan saat kondisi stabil. Pada percobaan, orang coba
melakukan tes kesehatan jasmani dalam kondisi kurang baik. Karena orang coba
pertama sedang lesu dan orang coba kedua dalam keadaan lapar dan dehidrasi.
4.1.2 Elektrokardiografi
Hasil dari percobaan elektrokardiografi menunjukkan kondisi yang pada
umumnya normal, meskipun ada pada gelombang t hantaran III terdapat kelainan
yang menunjukkan indikasi insuffisien koroner. Letak jantung dalam posisi
normal. Terdapat Clok Wise Rotation. Selain itu telah dibuktikannya kebenaran
Einthoven yang menyatakan bahwa LII=LI+LIII.
4.2
Percobaan kami tidak menggunakan cara cepat maupun cara lambat, karena
durasi yang mampu dicapai maximal 3 menit 19 detik. Sedangkan untuk
memperoleh hasil cara lambat dan cara cepat orang coba harus mampu
melakukan tes selama 5 menit. Sehingga, untuk mendapatkan hasil digunakan
rumus CARTER &WINSMAN yang mempunyai nilai yang sama dengan cara
cepat. Oleh karena itu tidak ada perbedaan yang dapat dibandingkan indeks
kesanggupan badan antara cara lambat dan cepat.
2.
baik/baik
sekali/cukup/sedang/kurang
berjumlah
orang.
2. Illinois Agility
Juga disebut Illinois Agility Run, tes kebugaran fisik ini dirancang untuk
menentukan kelincahan. Kursus berjalan terdiri dari kerucut berbaris, dan
menetapkan menjalankan lagu yang crisscrosses sekitar kerucut. Hal ini
menentukan kemampuan Anda untuk dengan cepat mengubah arah lain saat
berjalan pada kecepatan tinggi.
3. Harvard Step Test
Juga tes untuk fungsi kardiovaskular, tes ini dapat dengan mudah diberikan
di rumah. Yang Anda butuhkan adalah sebuah bangku tinggi 12-inci atau
kotak untuk berdiri di atas, dan stopwatch. Selama tiga menit, cukup maju
dan turun panggung dengan kecepatan tetap. Kemudian waktu berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk detak jantung Anda untuk menormalkan.
Semakin pendek interval, semakin baik kondisi kardiovaskular Anda. Ini tes
kebugaran fisik juga dikenal sebagai Stres Jantung atau Jantung Endurance
Test Test.
4. Bunyi Pengujian
Tes ini juga dikenal sebagai Bleep Test atau Shuttle Run. Beberapa juga
menyebutnya sebagai Uji perintis atau 20 meter Shuttle Run Test. Untuk
memulai pengujian ini, kerucut ditempatkan 20 meter terpisah dari satu sama
lain. Anda kemudian jalankan ke dan dari setiap kerucut menurut dicatat
beep atau bleeps. Sebuah Bleep Test CD khusus mungkin diperlukan untuk
ini. Interval antara bleeps mendapatkan lebih pendek, sehingga
Page | 20
membutuhkan Anda untuk berjalan lebih cepat. Ini tes kebugaran fisik ini
umumnya digunakan untuk mengukur VO2 Max. Ini juga merupakan
indikasi dari daya tahan dan energi aerobik.
5. Vertikal Langsung
Ini adalah tes lain yang dapat Anda lakukan di rumah dengan persyaratan
yang sangat minim. Ini digunakan untuk menentukan kekuatan otot kaki. Hal
ini kadang-kadang disebut Lompatan vertikal atau Sargent Langsung bernama setelah perintis pendidikan Amerika fisik, Dudley Sargent. Untuk
melakukan pengujian, Anda mencoba untuk mencapai titik tertinggi di
dinding dengan melompat.
4.
DAFTAR HASIL TES KESEGARAN JASMANI
Lama
No
Nama
tes
(detik)
1.
2.
Indra
Mahendra
Daniyar
Yuanita
Denyut nadi
Istira
1-1,5
Segera
hat
mnt
(kali)
(kali)
(kali)
Hasil
2-2,5
3-3,5
mnt
mnt
(kali)
(kali)
Cepat
Score
Lamb
at
Score
C&W
Score
199
96
132
156
138
120
45,4
45,4
75
102
150
126
114
90
60,3
60,3
Elektrokardiografi
Hasil frekuensi jantung dengan menggunakan RR interval:
Heart rate = 1500
= 1500 = 93,75
RR int
16
Hasil dari fekuensi jantung menunjukkan batas normal karena normal dari
heart rate adalah 60-100 x/mnt
Lamanya hantaran :
- P-R interval menunjukkan hasil 0,156 detik dan tingginya 2 mm. Hal ini
menunjukkan tidak adanya kelainan pada orang coba karena normal besar
gelombang P adalah lebar kurang dari 0,11 dan tinggi kurang dari 2,5.
Page | 21
- QRS Kompleks menunjukkan hasil 0,084 dan tinggi 2,1 mm. Hal ini tidak
menunjukkan adanya kelainan dari depolarisasi ventrikel karena harga
normal dari QRS Kompleks adalah 0,06-0,10.
- Q-T Interval menunjukkan hasil 0,364 detik dan 9,1 mm. Hal ini
menunjukkan tidak adanya kelainan pada lamanya systole kareana normal
dari Q-T interval tidak lebih dari 0,42.
Sadapan precordial
V1 : p = 1 mm
q = 0 mm
r = 4,5 mm
s = -12,5 mm
t = 1 mm
V2: p = 1,5 mm
q = 0 mm
r = 9 mm
s =- 29 mm
t = 7 mm
V3: p = 1,5 mm
q = 0 mm
r = 7,5 mm
s = -13,5 mm
t = 5 mm
V4: p = 3 mm
q = -2,5 mm
r = 16 mm
s = -9 mm
t = 4,5 mm
V5: p = 1 mm
Page | 22
q = 0 mm
r = 13 mm
s = -2 mm
t = 2 mm
V6: p = 1 mm
q = 0 mm
r = 10mm
s = -1 mm
t = 1,5mm
Besar voltage puncak pada hantaran I adalah P = 0,1 mV (normal) , Q = 0
mV(normal ), R = 0,5 mV(normal), S = -0,1 mV, T = 0,1 mV(normal). Pada
hantaran II adalah P = 0,25 mV (normal) , Q = 0,05 mV(normal ), R = 0,95
mV(normal), S = -0,1 mV, T = 0,2 mV(normal). Pada hantaran III adalah P =
0,15mV (normal) , Q = 0 mV(normal ), R = 0,5 mV(normal), S = 0 mV, T =
0mV(insuffisiensi koroner).
Kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks:
LI = 4 mm
LII = 9 mm
LIII= 5 mm
LII = LI+LIII= 4mm+5 mm= 9 mm
Dari persamaan Einthoven menunjukkan bahwa jumlah dari lead 1 dan
lead 3 adalah lead 2.
Axis dari QRS Kompleks
-300
-6
aV
LI
+9
00
LI
Page | 23
10
15
20
10
V
V
15
20
Page | 24
orang coba masih dalam keadaan baik-baik saja, walaupun pada insuffisien
koroner yang ditunjukkan pada gelombang t pada hantaran kedua.
KEPUSTAKAAN
Guyton, Arthur C. Dan J.E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:EGC.
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta : EGC
http://www.fitday.com/fitness-articles/fitness/cardio/5-most-popular-physical-fitnesstests.html
Page | 25