2. Larings
Paresis vagus unilateral menimbulkan suara serak.
Yang paling sering dijumpai ; paresis postikus yaitu kelumpuhan otot
krikoaritenoideus posterior, yang menyebabkan abduksi pita suara terbatas.
Pita suara berabduksi sewaktu inspirasi dan beraduksi sewaktu fonasi dan batuk.
Pada pemeriksaan dengan laringoskopi dapat dilihat gerakan aduksi dan abduksi
pita suara.
Pemeriksaan pada laring terdiri atas :
Suara Bicara .
Apakah biasa, parau, tak bersuara (aphonia). karena plica vocalis disarafi o|eh
N. Vagus, sedang otot laring diinervasi oleh N. laryngeus. Pergerakan pita suara
dapat dilakukan menggunakan laryngoskopi
Proses Menelan
Apakah bisa ataukah sulit (disfagi).
Kedudukan Arkus Faring atau Uvula
Apakah arkus faring kanan dan kiri simetris atau tidak. Bila terjadi kelumpuhan
N. IX kiri maka arkus faring atau uvula akan tertarik ke kanan.
Vernet Rideu Phenomena
Cara Pemeriksaan:
Pasien disuruh buka mulut selebar-lebarnya dan disuruh mengucapkan
"aaaaaaa", saat mengucapkan "aaaaaaa" pada kedua sisi praktis sama dan
sebangun, ini ada|ah normal (Vernet Rideu Phenomena positip) Bila terdapat
kelumpuhan maka dinding belakang bergerak ke depan atau terangkat sehingga
mengecil, yang lumpuh akan tertinggal
Reflek Muntah
Menyentuhkan ujung spatel pada arcus faringeus atau uvula, sehingga akan
timbul refleks batuk atau muntah.
E. Klinik Gangguan N IX
Gangguan terhadap N IX akan menimbulkan:
Gangguan menelan
Gangguan pengecapan 1/3 belakang lidah
Gangguan perasaan protopatik di sekitar orofarings.
F. Klinik Gangguan N X
Lesi pada N X sebelum meninggalkan foramen jugulare menyebabkan paralysis
farings. Pada keadaan tersebut daya pendorong makanan ke arah esophagus hiIang,
sehingga farings tertimbun dengan lendir dan makanan, karena lesi vagus tersebut,
palatum mole, sfingter larings dan otot krikofaring ikut lumpuh yang menyebabkan
pasien tersedak ketika makan dan minum.
NERVUS HIPOGLOSSUS (N XII)
A. Anatomi N XII
Inti nervus hipoglosus berada di nukleus N Xll yang terletak dl samping dorsal
fasiculus longitudinalis medial, pada tingkat caudal medulla oblongata. Mengandung
serabut somato motorik yang menginervasi :
Otot extrinsik lidah : menggerakkan lidah
Otot intrinsik lidah : merubah bentuk lidah
Nervus Hipoglosus mensarafi semua otot intrinsik lidah dan otot stiloglosus,
hipoglosus dan genioglosus yang mengatur bentuk dan pergerakan lidah, kecuali otot
palatoglosus. Nervus Hipoglosus tidak ada hubungannya dengan fungsi pengecapan.
B. Pemeriksaan
Dilakukan saat lidah diam dan saat lidah digerakkan.
a. Saat Lidah Diam
Pasien diminta untuk membuka mulut kemudian kita lihat lidahnya.
Pada kelumpuhan unilateral yang bersifat UMN, pada lidah yang lumpuh
tidak tampak adanya atrofi dan fasikulasi, tampak seperti lidah orang
normal. .lika kelumpuhan unilateral bersifat LMN lidah tampak atrofi dan
fasikulasi pada lidah yang lumpuh.
b. Saat Lidah Digerakkan
Pasien diminta untuk mengeluarkan lidahnya. Pada kelumpuhan sesisi
lidah (unilateral) lidah akan menyimpang ke sisi yang lumpuh. Batas garis
tengah sebagai pembatas adalah di antara gigi insisivus. Sedangkan
kelumpuhan yang bilateral lidah tidak bisa digerakkan.
Untuk menilai kekuatan otot lidah, dengan cara : ujung jari pemeriksa
ditempatkan pada salah satu pipi pasien, kemudian pasien diminta
mendorong ujung jari tersebut dengan ujung lidahnya dan dibandingkan
kekuatan dorongan kanan dan kiri.
C. Penyebab
1. Infiltrasi karsinoma anaplastic dari nasofaring
2. Meningitis basalis tuberkulosa atau luetika
3. Fraktur basis kranii (traksi pada nervus hipoglosus)
4. Siringobulbi
5. Infeksi retrofaringeal