Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Urtikaria adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit
superfisial setempat dengan ukuran bervariasi sering dikelilingi oleh halo eritem yang
disertai rasa gatal atau panas. Ruam urtikaria cepat timbul dan hilang perlahan-lahan
dalam 1-24 jam.1 Sedangkan angioedema adalah urtikaria yang terjadi pada lapisan
dermis bagian bawah atau subkutis, sering mengenai wajah dan membran mukosa
seperti bibir, laring dan genetalia. Pada angioedema rasa nyeri lebih dominan daripada
gatal dan ruamnya hilang secara perlahan dalam 72 jam.2
Frekuensi urtikaria diperkirakan sebesar 20% dari seluruh populasi, dapat terjadi
pada semua umur namun lebih sering pada wanita dan biasanya pada usia 20-40 tahun.3
Sekitar 40% pasien urtikaria disertai angioedema, 50% hanya dengan urtikaria
sedangkan angioedema saja.sebesar 10%.4 Ada banyak faktor penyebab urtikaria dan
angioedema seperti toleransi terhadap makanan, infeksi, obat-obatan, trauma fisik dan
penyakit sistemik, namun 70-95% penyebabnya masih belum diketahui terutama pada
urtikaria kronik.3,5 Hal ini seringkali menimbulkan masalah fisik, psikis maupun sosial
dalam kehidupan penderita sehari-hari sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya.6
Penyebab urtikaria terbanyak adalah degranulasi sel mast dengan akibat
munculnya urtika dan kemerahan (flushing) karena lepasnya performed mediator,
histamin, juga newly formed mediator pada late phase cutaneous response. Pada anak,
hal ini terutama terjadi akibat paparan terhadap alergen. Sumber utama alergen yang
mencetuskan urtikaria dengan perantara IgE adalah makanan dan obat. Hal lain yang
dapat mencetuskan urtikaria/angioedema akut, dan juga sebagian urtikaria/angioedema
kronik adalah mekanisme non imunologik dan tidak melibatkan IgE. Dalam hal ini
terjadi pelepasan histamin, baik secara langsung, maupun akibat infeksi virus,
anafilatoksin, berbagai peptida, dan protein serta stimulus fisik. Pada urtikaria kronis
penyebab tersering adalah proses autoimun.
Urtikaria dan angioedema merupakan penyakit yang pengobatannya menitik
beratkan pada etiologinya sehingga dalam penegakan diagnosis sangat diperlukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang komprehensif untuk menentukan klasifikasi
serta pemeriksaan penunjang yang sesuai agar dapat memberikan edukasi dan terapi
yang tepat kepada pasien serta menghemat biaya yang harus dikeluarkan.3,7

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi urtikaria dan angioedema?
1.2.2 Bagaimana epidemiologi dari urtikaria dan angioedema?
1.2.3 Apa saja etiologi yang menyebabkan urtikaria dan angioedema?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi terjadinya urtikaria dan angioedema?
1.2.5 Bagaimana klasifikasi dari urtikaria dan angioedema
1.2.6 Bagaimana cara penegakkan diagnosis urtikaria dan angioedema?
1.2.7 Apa saja diagnose banding dari urtikaria dan angioedema?
1.2.8 Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan urtikaria dan angioedema?
1.2.9 Bagaimana prognosis pasien dengan urtikaria dan angioedema?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan memahami definisi urtikaria dan angioedema
1.3.2 Mengetahui dan memahami epidemiologi urtikaria dan angioedema
1.3.3 Mengetahui dan memahami etiologi urtikaria dan angioedema
1.3.4 Mengetahui dan memahami patofisiologi terjadinya urtikaria dan angioedema
1.3.5 Mengetahui dan memahami klasifikasi dari urtikaria dan angioedema
1.3.6 Mengetahui dan memahami cara penegakkan diagnosis urtikaria dan
angioedema
1.3.7 Mengetahui dan memahami diagnose banding urtikaria dan angioedema
1.3.8 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pasien dengan urtikaria dan
angioedema
1.3.9 Mengetahui dan memahami prognosis urtikaria dan angioedema
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu di
bidang kulit dan kelamin.
1.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmudi bidang kulit dan kelamin.

Anda mungkin juga menyukai