Tonsilitis Difteri
Etio Kuman kokkus Corynebacterium diphteriae
MK Gejala sakit tidak berat, disfagia Gejala Sakit Berat, disfagia
Suhu Demam tinggi Subfebris
KGB Tidak membesar Membesar di submandibular
bisa smpai trbentuk bullneck
Pmx Hiperemi Hiperemi disertai
Tonsil pseudomembran
7. Ngitung audiometri
Audiometri adalah suatu metode pemeriksaan fungsi pendengaran dengan
menggunakan suatu alat yang dapat menghasilkan suara dengan berbagai frekuensi
dan kekuatan.Pemeriksaan ini kurang akurat jika digunakan pada seorang anak atau
orang yang tidak mengerti perintah, karena penggunaan alat ini mengharuskan pasien
untuk mengerti perintah saat mendengar suara. Pada orang yang tidak mengerti
perintah akan kebingungan sehingga hasilnya kurang baik. Pemeriksaan audiometri
ini penting untuk mengetahui penurunan ambang pendengaran karena biasanya orang
tidak akan mengeluh sampai ambang pendengarannya menurun drastis. Bagi orang-
orang yang bekerja pada daerah dengan tingkat kebisingan tinggi sebaiknya periksa
audiometri secara rutin, dan perusahaan yang mempekerjakan orang pada tingkat
kebisingan yang tinggi juga wajib memberikan pemeriksaan audiometri pada
karyawannya, karena penurunan ambang pendengaran pekerja semacam ini termasuk
dalam penyakit akibat kerja.
Sebenarnya ada 2 macam audiometri yakni audiometri nada murni(pure tone)
dan audiometri tutur. Audiometri nada murni hanya menggunakan nada yang telah
direkam dalam alat, sedangkan audiometri tutur dengan menggunakan suara tutur
kata-kata yang telah ditentukan. Saat ini audiometri nada murni yang paling banyak
dikerjakan diberbagai tempat karena lebih mudah dan objektif. Pada kesempatan ini
saya hanya akan membahas audiometri nada murni saja.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pasien masuk di dalam ruang kedap suara
dan mengenakan headset khusus, kemudian diminta menekan tombol jika mendengar
suara. Pada beberapa alat audiometri terbaru yang portable tidak memerlukan ruang
kedap suara headsetnya sudah cukup untuk menahan suara dari luar.
Hasil dari alat audiometri akan muncul berupa kertas dengan grafik yang
disebut audiogram. dari pembacaan audiogram inilah kita tahu apakah fungsi
pendengaran masih baik atau sudah berkurang bahkan hingga tuli. Audiogram
berbentuk seperti berikut:
Audiogram dasar yang paling sederhana berbentuk tabel untuk membentuk
grafik. Axis vertikal menunjukkan frekuensi suara yang diperdengarkan. Jika anda
bayangkan sebuah piano atau alat musik lain, tuts untuk nada terendah adalah suara
dengan frekuensi terendah. Axis horizontal adalah kekuatan suara yang
diperdengarkan dengan satuan desibel. Semakin keras suaranya semakin tinggi nilai
desibelnya. Sehingga jika suara-suara disekitar kita dimasukkan ke dalam audiogram
kurang lebih seperti ini: