Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas segala berkat dan
rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan Tugas Makalah Ilmu Faal yang membahas
mengenai Tes Kesegaran Jasmani dan EKG.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan kerjasama dari teman-teman sekelompok serta bimbingan dari
dosen hingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi dengan baik . Oleh karena
itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga
kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Teman-teman sekelompok yang telah bekerja sama dengan baik dan meluangkan
segenap waktu serta tenaganya dalam menyelesaikan tugas ini .
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Apabila ada hal-hal yang belum sempurna dalam upaya penulisan Tugas Makalah Ilmu
Faal ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saran dan kritik tetap kami harapkan
demi kemajuan kita bersama dalam menghasilkan calon-calon dokter yang berkompeten,
memiliki hati nurani dan sadar betul akan tugasnya.
Salam
Tim penyusun
Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan (Elektrokardiografi)
13
13
BAB II
METODE KERJA
14
2.1.2. Elektrocardiogram
16
14
2.2.2. Elektrocardiogram
16
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
19
3.2 Elektrokardiografi
21
BAB IV :
PEMBAHASAN
26
4.2 Elektrokardiografi
30
BAB I
Tes Kesegaran Jasmani dan EKG
Page
PENDAHULUAN
1.1
Page
Tes ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani secara aerobic
menggunakan cara sederhana dan peralatan minimal.
Untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran dengan cara lambat atau cara cepat.
1.1
elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat
pemeriksaan). Secara harafiah didefinisikan : elektro = berkaitan dengan elektronika, dan
kardio = berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung, kemudian gram, berarti
tulis / menulis. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan
repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Elektrokardiogram tidak
menilai kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat memberikan indikasi
menyeluruh atas naik-turunnya kontraktilitas jantung.
Ektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS
dan sebuah gelombang T.
Page
Page
Pada gambar A : proses depolarisasi, muatan positif di sisi dalam berwarna merah
dan muatan negatif di sisi luar juga berwarna merah, sedang berjalan ke kiri dan ke kanan
dan separuh bagian pertama dari serat sudah terdepolarisasi, sedangkan separuh sisanya
masih dalam keadaan repolarisasi. Oleh karena itu, elektroda kiri yang terletak di atas serat
berada dalam daerah yang bermuatan negatif di mana elektroda menyentuh bagian luar dari
serat dan elektroda kanan terletak dalam daerah yang bermuatan positif, keadaan ini akan
membuat alat pengukur merekam muatan positif.
Pada gambar B : proses depolarisasi telah menyebar ke seluruh serat otot dan
rekaman di sebelah kanan sudah kembali ke garis dasar nol lagi karena kedua elektroda
sekarang terletak pada daerah yang sama-sama bermuatan negatif.
Pada gambar C : proses repolarisasi dalam serat otot, di mana muatan positif telah
kembali ke sisi luar dari serat, proses ini telah melampaui setengah panjang serat dari kiri
ke kanan. Pada titik ini, elektroda kiri berada pada daerah bermuatan positif dan elektroda
kanan berada pada daerah yang bermuatan negatif. Maka rekaman yang ditunjukkan di
sebelah kanan akan menjadi negatif.
Pada gambar D : serat otot telah seluruhnya mengalami repolarisasi dan kedua
elektroda sekarang berada dalam daerah yang bermuatan positif sehingga tidak ada
potensial listrik yang dapat direkam di antara kedua elektroda ini. Jadi, pada rekaman yang
di sebelah kanan, sekali lagi potensial kembali menjadi nol.
Hubungan Antara Kontraksi Atrium dan Kontraksi Ventrikel Terhadap Gelombanggelombang dalam Elektrokardiogram
Sebelum kontraksi otot, proses depolarisasi harus menyebar ke seluruh otot untuk
mengawali proses kimiawi dari kontraksi.
Otot ventrikel mulai repolarisasi 0,20 detik sesudah permulaan gelombang
depolarisasi, namun kebanyakan berlangsung sampai 0,35 detik. Sehingga gelombang
normal T sering berupa gelombang yang memanjang. Namun tegangan gelombang T itu
sangant kecil dibandingkan dengan tegsngsn kompleks QRS, sebagian disebabkan oleh
perpanjangan proses repolarisasi.
Atrium berepolarisasi 0,15-0,20 detik sesudah terjadi gelombang P. Oleh karena itu,
gelombang T atrium biasanya tertutup oleh gelombang QRS yang lebih besar.
Tes Kesegaran Jasmani dan EKG
Page
denyut
jantung
dengan
mudah
ditentukan
dengan
bantuan
Page
Pada sandapan standart ini digunakan dua buah elektrode pencari. Jadi yang dicatat
dalam sandapan ini adalah perbedaan potensial antara dua tempat. Istilah bipolar berarti
bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal dari 2 elektroda yang terletak pada
bagian jantung yang berbeda, dalam hal ini anggota badan. Jadi sebuah sadapan bukan
merupakan sebuah kabel tunggal yang dihubungkan dari tubuh tapi merupakan gabungan
dari dua kabel dan elektrodanya untuk membuat sebuah sirkuit yang menyeluruh antara
tubuh dan elektrokardiograf.
Sandapan 1 atau L1. Sewaktu merekam sadapan anggota badan 1, ujung negatif
elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif pada lengan kiri.
Sandapan 2 atau L2. Sewaktu merekam sadapan anggota badan 2, ujung negatif
elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positifnya dihubungkan
dengan tungkai kiri.
Sandapan 3 atau L3. Sewaktu merekam sadapan anggota badan 3, ujung negatif
elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kiri dan ujung positifnya dihubungkan pada
tungkai kiri.
Hubungan ketiga sandapan ekstremitas bipolar dari Einthoven secara matematis
dapat dituliskan menjadi satu persamaan, yaitu:
Tes Kesegaran Jasmani dan EKG
Page
Sandapan I
= LA RA
Sandapan II
= LF RA
Sandapan III = LF LA
Segitiga Einthoven
Pada gambar di atas tampak sebuah segitiga yang digambarkan mengelilingi
jantung disebut segitiga Einthoven. Segitiga ini merupakan gambaran diagramatik yang
menunjukkan kedua lengan dan tungkai kiri membentuk puncak dari segitiga yang
mengelilingi jantung. Kedua puncak bagian atas segitiga itu menunjukkan titik-titik
dimana kedua lengan dihubungkan secara elektrik dengan cairan yang terdapat disekeliling
jantung dan puncak bawah merupakan titik di mana tungkai kiri berhubungan dengan
cairan.
Hukum Einthoven
Menyatakan bahwa bila setiap saat dapat dihitung besarnya potensial listrik yang
terdapat pada tiap dua dari ketiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial pada
sadapan ketiga dapat ditetapkan secara matematik hanya dengan menjumlahkan besar
kedua potensial yang pertama (tapi sewaktu menjumlahkan hendaknya benar-benar
diperhatikan letak tanda positif dan tanda negatif pada berbagai sadapan yang berbeda).
Page
Page 10
30 untuk sandapan VL
Page 11
+ 90 untuk sandapan VF
Ternyata dalam prakteknya kompleks EKG yang dicatat melalui unipolar limb
menurut sandapan dari Wilson ini sangat kecil. Pada tahun 1942, Goldberger menemukan
bahwa pemutusan hubungan elektroda-elektroda negative dengan sentral terminal akan
memperbesar 50% voltase pencatatan dari elktroda positif. Dengan demikian ketiga
sandapan ekstremitas unipolar yang dimodifikasi ini diberi tambahan huruf a
(augmented) yang saat ini dikenal sebagai sandapan aVL, sandapan aVR, dan sandapan
aVF.
dimana
letak
hambatan
dan
sampai
berapa
jauh
hambatan
1.2
Permasalahan (EKG)
1. Hitunglah frekuensi jantung dengan menggunakan RR interval. Tentukan
iramanya normal atau tidak.
2. Dari hantaran II, hitunglah lamanya:
a. P-R interval : awal gelombang P sampai awal QRS kompleks.
b. QRS kompleks : awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir
gelombang S.
c. Q-T interval : awal gelombang Q sampai akhir gelombang T.
Page 12
Dapat pula untuk mengetahui keadaan otot jantung, misalnya iskemia atau terdapat infark.
BAB II
METODE KERJA
Page 13
Cara cepat:
IKB
Page 14
Keterangan:
IKB = Indeks Kesanggupan Badan
Penilaian hasil:
Cara lambat: dibawah 55 = kurang
55 64
= sedang
65 79
= cukup
80 90
= baik
Diatas 90
= baik sekali
= sedang
Diatas 80
= baik
Catatan:
Untuk orang coba yang tidak mampu melakukan test selama lima menit
maka hasilnya harus dihubungkan dengan koreksi Clarke.
Dianjurkan diperhitungkan dengan rumus: CARTER & WINSMAN
Dx100
D : Duration (waktu)
P : Pulse (nadi) dari 1 menit sampai 1,5 menit
Penilaian hasil sama dengan IKB hasil cepat
Alat dan Bahan Praktikum
2.1.2. Elektrocardiogram
Tes Kesegaran Jasmani dan EKG
Page 15
1. Elektrokardiograf
2. Sandapan Bipolar
3. Sandapan Prekordial
4. Kapas
5. Alkohol
6. Pasta elektroda
Tata Kerja Praktikum
2.2.2. Elektrocardiogram
1. Persiapan alat elektrokardiografi dari Fukuda model FJC-710
Pada alat ini ada dua tombol untuk power. Sebelum percobaan
dimulai, kedua tombol harus dalam posisi mati. Pada alat Fukuda,
didapatkan tombol pengukur pilihan sandapan, digunakan untuk semua
sandapan tersebut di atas dengan cara memutar pengatur sandapan sesuai
dengan pencatatan yang akan dikerjakan.
Standarisasi dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan pencatatan
EKG. Hubungkan kabel penghubung antara EKG dan arus listrik umum
(PLN). Pasang kabel arde (grounding) dan jepitkan pada kran logam.
2. Persiapan penderita.
a) Orang coba diharuskan berbaring diatas dipan periksa dengan tenang.
Aktifitas otot lainnya akan menyebabkan gangguan dari EKG. (Baju
dan kaos dilepas)
b) Bersihkan dengan kapas alkohol bagian ventral dari kedua lengan
bawah dekat pergelangan tangan dan bagian anterolateral / medial dari
kedua tungkai bawah di dekat pergelangan kaki. Berilah sedikit pasta
electrode
di
berbagai
tempat
tersebut,
kemudian
pasanglah
elektrodanya.
c) Hubungkan kabel yang berasal dari elektrokardiografi dengan masing-
masing elektrodanya, yaitu kabel : RA, LA, RF, dan LF, masingTes Kesegaran Jasmani dan EKG
Page 16
Page 17
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
3.1
No.
1.
Nama
Denyut Nadi
Lama
Tes
Istirahat Segera
Hasil
mnt
mnt
mnt
Rio
66 x per 120x
82x
78x
60x
Fanta
mnt
menit
per
per
per
per
Sholeh
29
menit
Cepat Lambat
C&W
Score
Score
Score
19,73 20,22
67,69
9,83
64,365
dtk
2.
Novi
53
Kusumah detik
62 x per 124 x
98x
76 x
64 x
menit
per
per
per
per
menit
Iswanto
11,13
3.2 Elektrokardiografi
Page 18
Lead I
Lead II
Lead III
Page 19
aVR
aVL
aVF
Page 20
Sandapan V1
Sandapan V2
Sandapan V3
Page 21
Sandapan V4
Sandapan V5
Sandapan V6
= 4 mm
3. PR segmen
= 3 mm
= 0,12 det
4. QT interval
= 9 mm
= 0,36 det
5. ST segmen
= 2 mm
= 0,08 det
6. QRS kompleks
= 2 mm
= 0,08 det
BESAR VOLTAGE
LI
L II
L III
QRS
1 mm
1 mm
5,5 mm
2 mm
3 mm
4 mm
0,1 mv
0,1 mv
0,55 mv
0,2 mv
0,3 mv
0,4 mv
1 mm
0,5 mm
11 mm
1 mm
4 mm
9 mm
0,1 mv
0,05 mv
0,11 mv
0,1 mv
0,4 mv
0,9 mv
1 mm
1 mm
9 mm
1,5 mm
3 mm
5 mm
0,1 mv
0,1 mv
0,9 mv
0,15 mv
0,3 mv
0,5 mv
Normal
Right
Axis
Deviation
Normal
SANDAPAN BIPOLAR
P
LEAD I
LEAD II
LEAD
III
Q
1mm
1 mm
5,5 mm
2mm
3 mm
0,1mV
-0.1mV
0,55mV
-0,2 mV
0,3mV
1 mm
0,5 mm
11 mm
1 mm
4 mm
0,1mV
-0,05 mV
0,11mV
-0,1 mV
0,4 mV
1 mm
1 mm
9 mm
1,5 mm
3 mm
0,1mV
-0,1 mV
0,9 mV
-0,15 mV
0,3 mV
Page 23
SANDAPAN PRECORDIAL
P
V1
1 mm
1 Mm
-0,1 mV
0,1 mV
V2
V3
V4
V5
V6
4 mm
9 mm
3 mm
0,4 mV
-0,9 mV
0,3 mV
1 mm
0,6 mm
6 mm
14 mm
5 mm
0,1 mV
-0,06 mV
0,6 mV
-0,14 mV
0,5 mV
1 mm
0,5 mm
1,3 mm
5 mm
7 mm
0,1 mV
-0,05 mV
0,13 mV
-0,5 mV
0,7 mV
1 mm
5 mm
20 mm
20 mm
8 mm
0,1 mV
-0,5 mV
2 mV
-2 mV
0,8 mV
0,5 mm
10 mm
1,3 mm
1 mm
5 mm
0,05 mV
-1 mV
0,13 mV
-0,1 mV
0,5 mV
0.3 mm
1,2 mm
1 mm
3mm
4 mm
0,03mV
-0,12 mV
0,1 mV
-0,3 mV
0,4 mV
Page 24
BAB IV
PEMBAHASAN
koreksi Clarke dengan rumus CARTER & WINSMAN, karena keduanya tidak
mampu melakukan tes selama 5 menit. Dari hasil IKB yang diperoleh
menunjukkan bahwa Novi Kusumah Iswanto dan Rio Fanta Sholeh sama sama memiliki nilai IKB yang sedang.
Perbedaan hasil tes IKB ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut:
1.
Berat badan
Berat badan merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap kerja tes
seseorang. Dengan berat badan yang lebih besar, maka energi untuk
melakukan kerja pun pasti lebih besar daripada orang yang berat badannya
ringan.
2.
Page 25
3.
Nutrisi
Makanan yang banyak mengandung gizi dan kalori akan meningkatkan
kondisi badan untuk melakukan suatu kerja.
4.
Heart Failure
Bila ada gangguan pada jantung maka sistem sirkulasi akan terganggu
sehingga suplai oksigen didalam tubuh akan terganggu dan hal ini akan
berpengaruh langsung pada tes kesegaran jasmani.
5.
Suhu ruangan
Apabila suhu ruangan panas, maka orang akan cepat lelah. Ini disebabkan
karena peningkatan suhu akan meningkatkan metabolisme tubuh.
6.
Latihan
Pada orang yang kurang terlatih akan memilik denyut nadi yang lebih
cepat daripada orang yang sering berlatih. Sehingga bilas dilakukan tes ini,
bagi orang biasa, denyut nadinya akan meningkat dengan cepat dan perlu
waktu yang lama untuk kembali pada denyut nadi normal.
4.1.2
Elektrokardiografi
Page 26
Lead III = 1 mm
Normal = < 2,5 mm
Hasil percobaan = normal
Page 27
c.
Page 28
Prosedur: Pengujian ini dilakukan cepat segera setelah antara 816 jam. Sebuah pengukuran glukosa darah puasa dilakukan segera
sebelum ujian. Jika tingkat ini lebih besar dari 7,0 mmol / L, tes
ini biasanya tidak dilakukan sebagai penanda diabetes mellitus.
pasien tersebut kemudian diberi larutan glukosa untuk minum..
Orang dewasa diberi 75 gram glukosa, anak-anak diberikan
tergantung pada jumlah berat: 1,75 g / kg berat badan (sampai 75
gram maksimum). Pasien diinstruksikan untuk beristirahat, lalu
pengukuran glukosa darah diambil setelah 2 jam.
Page 29
4.2.2
Elektrokardiografi
Frekuensi jantung :
Lead I
Lead II =
Page 30
Lead III =
= 22 mm ( 0,88 det )
aVR
aVL
= 19 mm ( 0,76 det )
aVF
= 21 mm ( 0,84 det )
V1
= 23 mm ( 0,92 det )
V2
V3
= 23 mm ( 0,92 det )
V4
V5
= 21 mm ( 0,84 det )
V6
= 23 mm ( 0,92 det )
1.) A. PR interval: 4 mm
B. QRS kompleks: 2 mm
2 mm x 0,04 = 0,08 detik
Harga normal: 0,06 0,10 detik
Hasil percobaan: NORMAL
C. QT interval: 9 mm
9 mm x 0,04 = 0,36 detik
Harga normal: < 0,42 detik
Tes Kesegaran Jasmani dan EKG
Page 31
LEAD II
LEAD
III
Q
1mm
1 mm
5,5 mm
2mm
3 mm
0,1mV
-0.1mV
0,55mV
-0,2 mV
0,3mV
1 mm
0,5 mm
11 mm
1 mm
4 mm
0,1mV
-0,05 mV
0,11mV
-0,1 mV
0,4 mV
1 mm
1 mm
9 mm
1,5 mm
3 mm
0,1mV
-0,1 mV
0,9 mV
-0,15 mV
0,3 mV
SANDAPAN PRECORDIAL
P
V1
1 mm
2 mm
-0,1 mV
0,1 mV
V2
V3
4 mm
9 mm
3 mm
0,4 mV
-0,9 mV
0,3 mV
1 mm
0,6 mm
6 mm
14 mm
5 mm
0,1 mV
-0,06 mV
0,6 mV
-0,14 mV
0,5 mV
1 mm
0,5 mm
1,3 mm
5 mm
7 mm
0,1 mV
-0,05 mV
0,13 mV
-0,5 mV
0,7 mV
Page 32
V4
V5
V6
1 mm
5 mm
20 mm
20 mm
8 mm
0,1 mV
-0,5 mV
2 mV
-2 mV
0,8 mV
0,5 mm
10 mm
1,3 mm
1 mm
5 mm
0,05 mV
-1 mV
0,13 mV
-0,1 mV
0,5 mV
0.3 mm
1,2 mm
1 mm
3mm
4 mm
0,03mV
-0,12 mV
0,1 mV
-0,3 mV
0,4 mV
Jawab: II = I + III
0,9 = 0,4 + 0,5 0,9 = 0,9
Hasil = Terbukti
4.) Tentukan aksis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal).
L1 : R = +5,5
S = -0,2
= +5,3
aVF : R = +9
S = -0
= +9
+5,3
I
+
+
+9
Tes Kesegaran Jasmani dan EKG
aVF
Page 33
5.) Lihatlah gambar pada precordial lead (posisi jantung pada bidang horizontal),
apakah ada Counter Clock Wise Rotation atau Clock Wise Rotation?
Jawab : V2 : Counter Clock Wise Rotation
6.) Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah
masih
dalam batas normal?
Jawab : Normal. Karena sumbu QRS kompleks pada bidang frontal berada di
antara - 300 s/d + 900, dan sumbu QRS kompleks pada bidang
horizontal tidak ada kelainan / normal yaitu zona transisinya berada
antara V3 dan V4.
DAFTAR PUSTAKA
Page 34
Page 35