Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN PERTEMUAN

PENINGKATAN KOMPETENSI SDMK DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
TAHUN 2022

Hari : Selasa
Tanggal : 26 Juli 2022
Tempat : Aula Lantai IV Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat
Peserta Pertemuan : Perawat di Rumah Sakit, Puskesmas dan UPT di Wilayah
Kota Adm. Jakarta Pusat
Tema Pertemuan :Peningkatan Kompetensi Perawat di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan se- Jakarta Pusat

Hasil Pertemuan :
1. Penyakit jantung atau kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu di
dunia dengan persentase sekitar 16-17%. Sementara di Indonesia, sekitar 21%
penyebab kematian juga disebabkan oleh penyakit jantung. Selain menjadi penyebab
kematian nomor satu di dunia, penyakit jantung atau kardiovaskular juga masih
menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Setidaknya 18 juta jiwa di dunia
meninggal karena penyakit jantung dan kardiovaskular,
2. Penyebab nyeri dada sangat bervariasi. Namun, kondisi ini akan sangat berbahaya
bila disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti:

 Serangan jantung, akibat tersumbatnya seluruh aliran darah ke jantung


 Penyakit jantung koroner, akibat penyumbatan pembuluh darah yang menuju ke
jantung
 Kardiomiopati, yaitu penyakit akibat otot jantung yang lemah
 Diseksi aorta, yaitu robeknya lapisan dalam pembuluh nadi terbesar
 Miokarditis atau radang pada otot jantung
 Perikarditis atau radang pada membran yang melapisi jantung
 Endokarditis

3. Diagnosa Nyeri Dada


Untuk mengetahui penyebab nyeri dada, dokter akan menanyakan gejala yang
dialami dan penyakit lain yang mungkin diderita pasien. Setelah itu, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik dada, termasuk mendengarkan detak jantung dan
suara paru-paru menggunakan stetoskop. Selanjutnya, guna memastikan penyebab
nyeri dada, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

 Elektrokardiografi (EKG)
EKG bertujuan untuk mengetahui apakah nyeri dada disebabkan oleh serangan
jantung.
 Foto Rontgen dada
Pemeriksaan Rontgen dada dilakukan untuk melihat bentuk dan ukuran jantung,
serta mendeteksi gangguan di paru-paru, seperti paru-paru basah atau paru-
paru kolaps.
 Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar zat kimia dan enzim tertentu dalam
darah yang meningkat ketika terjadi serangan
 Ekokardiografi
Ekokardiografi dapat membantu dokter melihat bagian jantung secara detail dan
mengetahui fungsi pompa jantung.
 Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantung dilakukan untuk memeriksa penyumbatan pada pembuluh
darah
 Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk melihat kondisi saluran pencernaan. Pemeriksaan ini
dilakukan jika dokter menduga nyeri dada disebabkan oleh penyakit refluks asam
lambung.
 CT scan
CT scan dilakukan untuk memeriksa kemungkinan penggumpalan darah di paru-
paru (emboli paru) dan memastikan pembuluh darah arteri pasien tidak robek
(diseksi aorta).
 Tes fungsi paru
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah nyeri dada terkait dengan
gangguan di paru-paru.

4. EKG adalah alat untuk merekam aktivitas listrik jantung kita berupa aktivitas atrium
maupun vebtrikel. Kalau kamera merekam kejadian dengan hasil gambar, EKG
merekam aktivitas listrik jantung kita dengan pola "garis-garis". Aktivitas jantung
listrik yang normal artinya jantung berfungsi secara fisiologis, menjalankan fungsinya
sebagai pemompa "darah bersih" ke seluruh tubuh, dan memompa "darah kotor" ke
paru-paru untuk dibersihkan. Artinya juga, aktivitas jantung listrik yang normal adalah
pola yang sama yang didapatkan hampir lebih dari 90% hasil EKG pasien yang
sehat, tanpa keluhan penyakit jantung
5. Pertanyaan-pertanyan
a. Pertanyaan
Pak saya mau nanya, kalau ada orang tidak sadarkan diri sudah di RJP dan nadi
sudah ada, pernafasan juga sudah ada tetapi lemas. tindakan kita selanjutnya
apa ya pak?
Jawaban
RJP atau resusitasi paru jantung merupakan tindakan yang dilakukan sesegera
mungkin pada seseorang yang tidak sadar dan nadi tidak teraba. Prinsip dasar
dari RJP adalah dengan melakukan sesegera mungkin dan dengan interupsi
seminimal mungkin, pada penolong tidak terlatih berikan kompresi saaa tanpa
nafas buatan. Terkait pertanyaan tadi, jika nadi telah teraba maka RJP bisa
dihentikan. Selanjutnya dilakukan identifikasi dan tatalaksana penyebab henti
jantung dikombinasikan dengan penilaian kerusakan yang terjadi dan mengurangi
dampak buruk akibat henti jantung. Selain itu mengoptimalkan oksigenasi dan
ventilasi. Selanjutya support sirkulasi lalu tatalaksana lanjut paska henti jantung.

b. Pertanyaan
Ijin Pak mau tanya untuk kekurangan/dampak pada bagian tubuh lainnya dari
kejut jantung saat di gunakan untuk membantu jantung kembali berdetak apa
ya??
Jawaban
Tindakan kejut jantung merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan
pada keadaan emergency. Tidak semua kegawatdaruratan yang berhubungan
dengan jantung bisa dilakukan tindakan kejut jantung tersebut. Terdapat 2 jenis
tindakan kejut jantung, yaitu defibrilasi dan kardioversi. Yang mana kedua jenis
tindakan ini sama-sama menggunakan aliran listrik untuk mengembalikan irama
jantung. Saya tidak akan menjelaskan secara spesifik mengenai kelainan jantung
apa yang memerlukan tindakan kejut listrik tersebut. Menanggapi pertanyaan
yang anda berikan, dilakukannya tindakan kejut jantung dapat menimbulkan efek
atau komplikasi berupa gangguan irama jantung, atau terjadinya luka bakar
akibat adanya aliran listrik pada saat dilakukan prosedur kejut jantung
c. Pertanyaan
Apakah jika denyut nadi/pernafasan seseorang sudah 0/tidak ada respon, kita
lakukan CPR/teknik medis dapat memacu denyut nadi/pernafasan naik?
Jawaban
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan apabila menemukan orang dengan
henti jantung / tidak ada nadi adalah dengan mengaktifkan sistem emergensi dan
segera melakukan CPR sambil menunggu bantuan datang (dokter, perawat,
monitor, alat defib, dsb). Hal ini biasa dilakukan pada kasus henti jantung yang
tidak diketahui penyebabnya

Kesimpulan
1. Pelayanan kegawatdaruratan adalah hal yang sangat krusial di fasilitas pelayanan
kesehatan. sangatlah penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami proses
penyeakit dan bagaimana cara melakukan pengkajian pada kasus-kasus
kegawatdaruratan jantung
2. Para tenaga perawat kesehatan dihimbau agar semakain menambah wawasan
dalam pemakaian alat EKG dan membaca hasil EKG agar dapat berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain dengan maksimal.

Jakarta, 27 Juli 2022


Notulis
Pengelola SDM
Sudinkes Jakarta Pusat

Edward Lumban Raja


NIP. 19840210211011012

Anda mungkin juga menyukai