Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang

Pada penatalaksanaan penyakit jantung koroner dewasa ini telah banyak kemajuan, namun tetap
saja masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup penting terutama di negara-
negara berkembang seperti Indonesia penyakit jantung koroner ini merupakan penyebab
kematian nomor wahid.

Mengingat banyaknya jumlah penderita penyakit jantung koroner dan kerugian yang
ditimbulkan, maka diperlukan diagnosa yang lebih dini.

Tes Toleransi Latihan ( ETT ) merupakan salah satu cara utama untuk menegakkan diagnosa
pasien dengan penyakit jantung koroner khususnya dan penyakit jantung pada umumnya. Tes
Toleransi Latihan terutama ditujukan untuk menegakkan diagnosa secara dini sehingga
pencegahan dapat dilakukan, kematian dapat dihindari dan harapan kualitas hidup dapat
ditingkatkan.

Tes Toleransi Latihan adalah cara noninvasif untuk mengkaji berbagai aspek fungsi jantung,
dengan mengevaluasi aksi jantung selama dilakukan stress fisik, respon jantung terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen dapat ditentukan. Tes ini digunakan untuk berbagai keperluan
berikut seperti, membantu mendiagnosa penyebab nyeri dada, menentukan kapasitas fungsional
jantung setelah miokard infak atau pembedahan jantung, mengkaji efektivitas terapi pengobatan
antiangina dan antidisritmia, mengidentifikasi disritmia yang terjadi selama latihan fisik, dan
membantu mengembangkan latihan fisik selama rehabilitasi.

Definisi Treadmill Test

Tes toleransi latihan ( ETT ) adalah merekam aktivitas kelistrikan jantung selama latihan fisik
yang berdampak terhadap peningkatan kebutuhan oksigen pada jantung. Latihan fisik yang
dilakukan pasien dapat berupa pasien berjalanpada ban berjalan atau treadmill,

Treadmill Test adalah suatu tindakan untuk menguji efek aktivitas stress atau berlatih terhadap
jantung seseorang. Test ini memberi suatu pengertian umum tentang kesehatan jantung. Tes
beban dengan menggunakan treadmill adalah cara yang paling sering digunakan. Alat tersebut
berupa ban berjalan dengan kecepatan mulai 1-10 mil/jam. Sudut ban berjalan bisa diatur mulai
dari 0o sampai 20o seperti layaknya jalan yang mendaki. Klien dapat disuruh berjalan atau
berlari sesuai kecepatan ban dan mendatar atau mendaki sesuai besar sudut ban. Pada saat tes,
dipasang alat pantau tekanan darah dan EKG sadapan ganda.

Nama lain dari Treadmill test ini adalah:

a. Exercise ECG;

b. ECG - exercise treadmill;

c. EKG - exercise treadmill;

d. Stress ECG;

e. Exercise electrocardiography;

f. Stress test - exercise treadmill

Sebagaimana tubuh melakukan kerja keras selama latihan/test, hal ini juga membutuhkan
oksigen yang lebih banyak, sehingga memaksakan jantung untuk melakukan pompa lebih banyak
darah sesuai yang dibutuhkan. Test ini juga dapat menunjukkan jika suplay darah mulai
berkurang dalam arteri koroner.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan Treadmill Test ini adalah sebagai berikut:

a) Mencari diagnose penyebab sakit dada

b) Menilai fungsi jantung sesudah serangan infark atau pembedahan

c) Mendeteksi penyakit jantung koroner yang tidak/belum menimbulkan gejala (asimtomatik)

d) Mendeteksi aritmia yang timbul pada saat kerja fisik

e) Menilai hasil pengobatan dengan obat-obatan antiaritmia atau anti angina

Indikasi
Untuk menegakkan diagnosa PJK.

Untuk mengevaluasi keluhan : nyeri dada , sesak nafas dll.

Untuk mengevaluasi kapasitas kemampuan fungsional

Untuk mengevaluasi adanya disritmia.

Untuk mengevaluasi hasil pengobatan.

Untuk menentukan prognosa dari kelainan kardiovaskuler

Persiapan Tindakan Treadmill test ada 2 :

1. Persiapan untuk pasien

Malamnya tidur cukup

Sebaiknya dua jam sebelum dilakukan tindakan tidak boleh makan

Pada pagi harinya sebaiknya jangan olahraga dulu.

Untuk diagnostic sebaiknya obat-obatan kardiovaskuler (beta blocker) dihentikan sesuai dengan
perintah dokter.

Harus bawa surat consult dari dokter.

2. Persiapan Alat

Satu set alat treadmill

Kertas printer teradmill

Emergencytroly lengkap dan defibilator

Plester

Elektrode

Oksigen
Tensimeter dan stetoscpoe

jelly

Alkohol 70 % dan kassa non steril

Tissue/Handuk kecil

Celana, baju dan sepatu yang layak dipakai untuk treadmill.

Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan

Pasien di anamnesa dan menjelaskan tentang tata cara,maksud, manfaat dan resiko dari treadmill.

Menentukan target HR submaximal dan maximal (target HR max : 220 dikurang umur dan
submaximal adalah 85 % dari target HR max)

Pasien menandatangani formulir informed consent.

Pasien dipersilahkan ganti pakaian, celana dan sepatu treadmill yang telah disediakan.

Pasien berbaring denagn tenang di tempat tidur

Bersihkan tubuh pasien pada lokasi pemasangan electrode dengan menggunakan kassa alkohol.

Tempelkan electrode sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.

Sambungkan dengan kabel treadmill

Fiksasi electrode dengan sempurna

Masukkan data pasien ke alat treadmill

Ukur tekanan darah

Rekam EKG 12 leads

Jalankan alat treadmill dengan kecepatan sesuai dengan prosedur.

Setiap tiga menit speed dan elevation akan bertambah sesuai dengan prosedur yang sudah
ditentukan.
Pantau terus perubahan EKG dan keluhan pasien selama tets.

Rekam EKG 12 leads dan BP setiap tiga menit.

Hentikan test sesuai dengan prosedur.

Hal – hal yang harus diperhatikan :

tekanan darah,

heart rate,

irama jantung,

pernafasan,

perubahan EKG

ketidaknyamanan pasien pada dada.

Latihan dihentikan pada : pasien merasa tidak nyaman pada dada, nafas pendek, pusing,
kenaikan heart rate ( maksimal 85% dari rata HR ) ketidakteraturan irama jantung, perubahan
pada gambaran EKG.

Evaluasi Hasil

Hasil tes beban positif palsu dapat terjadi antara lain karena hiperventilasi, obat-obatan tertentu
dan gangguan keseimbangan elektrolit. Tes beban negative palsu dapat terjadi akibat penggunaan
obat-obat beta blocker dan nitrat.

Selanjutnya perawat melakukan evaluasi terhadap beberapa parameter berikut ini, antara lain:

a) Fase pemulihan setelah tes

Setelah mencapai kemampuan maksimal, pasien diminta untuk berhenti secara teratur. Setelah
alat treadmill berhenti secara sempurna, pasien tetap menggerakkan kakinya seperti sementara
berjalan di tempat dengan santai. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya perubahan
gambaran EKG. Setelah dianggap cukup, pasien duduk atau dapat pula berbaring. Perawat tetap
melakukan pengawasan dan observasi ketat terhadap rekaman 10 detik pertama setelah kaki
berhenti. Pengawasan paska test dilakukan selama 5 menit kadang-kadang bisa lebih, sampai
gejala atau gambaran perubahan EKG berkurang atau hilang.

b) Pemullihan denyut jantung

Denyut jantung atau frekuensi nadi akan berkurang dengan cepat setelah tes dihentikan. Apabila
berkurangnya denyut jantung < 20 kali/menit pada menit pertama dan kedua, maka ini menjadi
prediktor meningkatnya resiko kematian.

c) Tekanan darah

Tekanan darah sistolik seharusnya naik saat test berlangsung. Bila terjadi penurunan tekanan
darah dibawah tekanan darah sebelum test dilakukan, bisa menjadi kriteria yang perlu
diwaspadai. Bila terjadi aktivitas yang menyebabkan terjadinya hipotensi, maka dicurigai
terjadinya disfungsi ventrikel kiri, iskemia atau obstruksi aliran darah keluar. Peningkatan
tekanan darah yang cepat saat test berlangsung juga menjadi penilaian khusus pertanda adanya
kemungkinan timbulnya iskemia.

d) Interpretasi EKG

Depresi segmen ST menunjukkan adanya iskemia subendokardial. Digunakan gambaran pada


lead II, aVF dan V5. Gambaran EKG pada kemampuan maksimal (exercise maximal) dan masa
3 menit saat recovery menjadi waktu yang perlu diwaspadai.

Segmen ST elevasi menggambarkan terjadinya iskemia transmural yang bersifat aritmogenik,


bisa berhubungan dengan spasme dan lesi yang jelas pada arteri. Segmen ST depresi umumnya
berhubungan dengan adanya spasme maupun lokasi lesi.

http://keperawatanrespati.blogspot.com/2009/06/treadmil-bagi-penderita-jantung.html

http://khayreeah.blogspot.com/2012/05/uji-latih-beban-jantung-treadmill-test.html

Kesimpulan

Treadmill Test merupakan bagian dari Tes Toleransi Latihan dan jenis tindakan non invasive
untuk mengevaluasi kerja jantung.
Penting bagi perawat untuk memperhatikan persiapan sebelum melakukan treadmill test terutama
melakukan pengkajian awal terhadap tanda-tanda vital dan rekaman EKG untjuk mengevaluasi
perkembangannya sebelum, selama dan setelah tindakan. Apabila menunjukkan hal-hal yang
tidak diinginkan, perlu dipertimbangkan untuk menghentikan tindakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai