Anda di halaman 1dari 8

INSUFISIENSI VENA KRONIS

DEFINISI
Kelainan yang meliputi telangiektasi, retikularis, varises, edema di pergelangan kaki, serta
perubahan kulit dan ulkus varikosum. Suatu keadaan yang menyatakan adanya gangguan
aliran darah vena (pada tungkai), di mana gangguan fungsi tersebut bertambah berat seiring
berjalan waktu.

ETIOLOGI
1. Kongenital
Aplasia, avulvia : katup yang seharusnya terbentuk di suatu segmen, ternyata
tidak terbentuk sama sekali
Dysplasia : pembentukannya tidak sempurna
Malformasi vena
Sindrom Klippel-Trenaunay
Kelainan lain
2. Primer, kelemahan intrinsic dari dinding katup
Elongasi, daun katup yang terlalu panjang
Floppy redundant, keadaan katup yang panjang melambai sehingga penutupan
tidak sempura, sehingga tidak dapat menahan aliran balik (refluks)
3. Sekunder, disebabkan oleh keadaaan patologik yang didapat, akibat adanya
penyumbatan thrombosis vena dalam yang menimbulkann gangguan kronis pada
katup vena dalam.

KLASIFIKASI
Berdasarkan ukuran besar diameter vena :
1. Varises vena saphena magna dan atau vena saphena parva
2. Varises percabangan dari vena saphena (varises retikularis)
3. Varises venula (telangiectasia) yang berukuran paling halus, diameter 1-2 cm
Klasifikasi Wildmer

Derajat I : dilatasi vena subkutan, cororna phlebectatica


Derajat II : daerah hiperpigmentasi atau depigmentasi dengan atau tanpa corona
phlebectatica
Derajat III : ulkus yang aktif atau sudahh sembuh

Klasifikasi Porter

Klas 0 : varises tanpa gejala

Klas 1 : varises ringan dnegan gejala/tanda-tanda pembengkakan pergelangan kaki


yang ringan sampai sedang, keluhan ringan (kaki terasa berat atau nyeri) dan dilatasi
vena subkutan
Klas 2 : varises tingkat sedang, dengan hiperpigmentasi kulir, pembengkakan sedang
dan fibrosis subkutan di daerah malleolus dan pretibial, tanpa ulkus, terdapat
pelebaran vena subkutan yang bersifat local atau regional
Klas 3 : varises berat, dengan nyeri di bagian distal yang berhubungan dengan ulkus
atau perubahan kulit berupa luka atau dermatitis dengen pembengkakan besar yang
berhubungan dengan system vena dalam karena kerusakan fungsi katup dengan atau
sumbatan kronis aliran darah pada vena dalam.

Klasifikasi CEAP

C (clinical classes) : tanda-tanda klinis klas 0-6, A bila asimtomatis, S bila


terdapat gejala
o Klas 1 : telangiectasia (vena kecil terletak intradermal, diameter kurang
dari 1 mm, tidak teraba menonjol, berwarna merah atau biru), vena
retikularis (subdermal, diameter3 mm, tidak teraba menonjol)
o Klas 2 : varises (melebar, berkelok-kelok, teraba menonjol, diameter >3
mm
o Klas 3 : terdapat pembengkakan tanpa perubahan kulit (pigmentasi, tanda
dermatitis)
o Klas 4 : tampak perubahan kulit
- 4A : pigmentasi, dermatitis/eksim vena (venous eczema), terjadi akibat
respon inflamasi yang dipengaruhi oleh transforming growth factor
- 4B : lipodermatosklerosis dan/atau atrophie blanche.
lipodermatosklerosis memperlihatkan adanya penebalan kulit, atrophie
blanche menunjukkan gambaran kulit pucat, atrofi, dikelilingi oleh
dilatasi kapiler-kapiler atau pigmentasi. Keduanya merupakan gejala
awal yang mengarah kepada terjadinya ulkus.
o Klas 5 : perubahan seperti pada klas 4 + ulkus yang sudah sembuh (tampak
mongering, mengecil, tertutup krusta, tanpa tepi kemerahan, tanpa edema
pada ulkus)
o Klas 6 : perubahan seperti klas 5 + ulkus yang masih aktif (basah, tepi
kemerahan, edema pada ulkus, cenderung melebar ukurannya)
E (etiology)
o Ec : kongenital
o Ep : primer
o Es : sekunder
A (anatomical segment)
o AS 1-5 : vena superfisial
o AD 6-16 : vena dalam
o AP 17-18 : vena perforator
P (patofisiologi)
o Pr : refluks

o Po : obstruksi
o Pr,o : kombinasi
Skor kecacatan
o 0 : pasien tidak mengalami kelumpuhan
o 1 : pasien mempunyai keluhan tetapi dapat bekerja seperti biasa tanpa bantuan terapi
kompresif
o 2 : pasien dapat bekerja seperti biasanya bila menggunakan bantuan terapi kompresif
dan atau elevasi tungkai
o 3 : pasien tidak dapat bekerja walaupun dengan bantuan terapi kompresif dan atau
elevasi tungkai

FAKTOR RISIKO

Riwayat varises pada keluarga


Umur
Perempuan (5-6 x kali lebih sering)
Obesitas
Kehamilan >2x
Pengguna pil atau suntikan hormone dalam KB
Terbiasa bekerja dalam posisi berdiri tegak > 6 jam sehari

PATOFISIOLOGI
1. Komunikasi arteriovenosa
Pada keadaan adanya hubungan pendek (fistula) antara arteri dan vena, biasanya
terdapat arus turbulen dan peninggian tekanan vena yang mengakibatkan hipertensi
vena
2. Inkompetesi katup vena Saphena magna
Inkompetensi katup pada bagian proksimal dalam meningkatkan tekanan hidrostatik
dilatasi inkompetensi katup vena bagian distal
3. Inkompetensi vena perforator
4. Kerusakan struktur dinding vena
5. Teori fibrin-cuff
Deposit fibrin di sekeliling kapiler membentuk lapisan penghalang difusi oksigen
ke jaringan hipoksia kerusakan jaringan dan kulit
6. Teori aktivasi leukosit yang terperangkap
Sel leukosit netrofil terperangka di mikrosirkulasi vena aliran darah melambat
hipoksia dan netrofil aktif menghasilkan enzimm proteolititk dan radikal bebas
oksigen merusak sel-sel endothelium gangguan perfusi jaringan
7. Pembentukan ulkus
Makrosirkulasi

Kelainan katup vena superfisial kelainan pompa vena peningkatan


tekanan vena insufisiensi vena kronis ulkus vena kronis
Mikrosirkulasi
Stasis vena aliran darah berkurang dan perfusi oksigen ke jaringan
menurun
Adhesi leukosit pada endotel
Aliran darah melambat leukosit menepi berikatan dengan reseptor pada
permukaan endotel pembuluh darah adhesi leukosit aktivasi leukosit dan
sel endotel reaksi inflamasi permeabilitas kapiler meningkat,
melepaskan enzim proteolitik dan radikal bebas ekstravasasi dan merusak
jaringan dan membrane endotel kerusakan jaringan kronis

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri
Rasa pegal
Kaki terasa bengkak dan berat
Kejang otot betis, terutama pada malam hari
Kulit terasa gatal di daerah ankle
Perasaan mudah lelah apabila berdiri tegak lama dan berjalan-jalan
Telangiektasis, varises vena, lipodermatosklerosis
Pigmentasi, edema, eksim, ulserasi

Figure 2. Manifestations of CVI. A, Uncomplicated varicose


veins. B, Hyperpigmentation, dermatitis, and severe edema
likely resulting from combined lymphedema. C, Active and
healed venous ulcerations.

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Gejala-gejala, progresifitas, onset, keluhan pada kaki kontralateral, factor
predisposisi, factor pemberat dan peringan, riwayat penyakit yg diderita, riwayat
keluarga dengan varises
2. Pemeriksaan fisik
Edema, perubahan warna kulit, lipodermatosklerotik, ulkus
Tes Brodie Tredelenburg
Tes Perthes
3. Pemeriksaan penunjang
USG Doppler
Photophletysmography
Phlebography
Ambulatory Venous Pressure

DIAGNOSIS BANDING

Masalah vena akut, DVT


Masalah sistemik (edema), seperti kelainan hepar, ginjal, gagal jantung, kelainan
endokrin
Efek samping obat : NSAIDs, Ca channel blocker
Massa, soft tissue hematoma
Limfedema

TERAPI
Prinsip : usaha untuk memperlancar airan darah vena tungkai
1. Non-farmakologi
Elevasi tungkai, terutama seelah aktivitas, dengan posisi kaki setinggi jantung
Aktif bergerak dan tidak mempertahankan suatu posisi dalam waktu yang
lama
Mengurangi berat badan apabila berlebih
Menggunakan stoking atau pembalut elastis
Diet dengan banyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
Olahraga teratur
2. Farmakologi
Flebotropik : benzopirone (Coumarin, Dicoumarol), flavonoid (Ardium,
MPFF)
Limfotropik
Profibrinolitik
Anti-inflamasi

3.

4.

5.

6.

Anti radikal bebas


Inhibisi enzim lisosom
Antibiotic, bila terdapat luka yang terinfeksi
Terapi kompresi
Menggunakan pembalut elastis atau stoking, tidak terlalu longgar dan tidak terlalu
ketat, tidak perlu dipakai saat berbaring. Indikasi untuk mencegah edema, mengurangi
komplikasi perdarahan, rekanalisasi (paska skleroterapi), mempercepat penyembuhan
ulkus.
Skleroterapi
Injeksi cairan sklerosan (Polidocanol atau Na tetradecyl sulphate) dengan konsentrasi
0,5%, 1% (untuk varises dengan ukuran sampai 8 mm), 3% (pada vena yang lebih
besar). Mekanisme :
Cairan sklerosan mendorong keluar darah dari lumen inflamasi merusak sel
endotel dan dinding vena spasme dan konstriksi vena thrombosis akut pada
vena kolaps
Kontraindikasi :
Kasus sumbatan arteri tungkai
Imobilitas
Penyakit keganasan lanjut
Tromboflebitis akut
Hipersensitif
Varises yang besar dengan perforator yang besar sehingga kemungkinan besar
mudah terhubung dengan vena dalam
Terapi radiofrekuensi dan laser
Menimbulkan kerusakan dinding dan katup vena oleh pengaruh panas yang dihasilkan
arus listrik.
Terapi bedah
Dilakukan apabila terapi non-invasif dan less-invasif (skleroterapi) tidak berhasil.
High ligation, ligase pada segmen sapheno-femoral junction
Stripping , mengangkat varises vena saphena magna
Pengangkatan vena dengan insisi kecil (phlebectomy)

DAFTAR PUSTAKA
1. Hendro S. Yuwono. 2010. Ilmu Bedah Vaskular : Sains dan Pengalaman Praktis.
Bandung : Refika Aditama
2. Robert T. Eberhardt, Joseph D. Raffetto. 2005. Contemporary Reviews
in Cardiovascular Medicine : Chronic Venous Insufficiency. American
Heart Association.
3. Selti Rosani, Alexander Jayadi. 2014. Insufisiensi Vena Kronis in Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai